St. Aidan dari Ferns

31 Januari

Aidan lahir pada sekitar tahun 550 di County Cavan, Irlandia. Ketika masih kecil ia sempat menjadi tawanan Raja Tinggi Irlandia, Áed mac Ainmuirech, tetapi kemudian ia dibebaskan. Setelah itu Aiden pergi ke Kilmuine, Wales untuk belajar pada St. David. Pada tahun 580, ia kembali ke Irlandia dan berkarya di Wexford. Aidan mendirikan 30 gereja dan beberapa biara. Karyanya mendapat pujian dari Raja Leinster, Bran Dubh. Aidan kemudian diangkat sebagai Uskup pertama Ferns. Aidan sering dipanggil Mogue atau Maedoc yang artinya Aidan yang tercinta/terkasih. Aidan meninggal pada 31 Januari 632 di Ferns, Irlandia. Sebuah katedral indah didirikan untuk menghormatinya.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/, dan http://en.wikipedia.org/

St. Marcella

31 Januari

Marcella lahir sekitar tahun 325 di Roma. Ia menikah dengan bangsawan kaya Roma, tetapi ia harus menjadi janda kurang dari satu tahun setelah menikah. Marcella kemudian menolak lamaran seorang anggota konsul benama Cerealis. Ia kemudian mendirikan sebuah kelompok religius wanita di istananya di bukit Aventine. Salah satu anggtonya adalah St. Lea dari Roma. Mereka semua berada dibawah bimbingan St. Hieronimus. Pada tahun 410, bangsa Goth menyerang Roma dan menangkap Marcella, karena ingin merampas hartanya. Marcella disiksa, kemudian dilepaskan ketika mereka mengetahui bahwa hartanya telah dibagikan kepada orang-orang miskin. Marcella meninggal pada bulan Agustus tahun yang sama akibat pengaruh penyiksaan tersebut.


dari sumber http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.imankatolik.or.id/

St. Felix IV

30 Januari

Paus Felix IV adalah Paus ke-54 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 526-530. Felix adalah putera dari Castorius dan lahir di Samnium. Pada 18 Mei 526, Paus St. Yohanes meninggal di dalam penjara akibat ditangkap oleh Raja Goth, Theodoric yang memiliki paham Arianisme. Felix yang pada saat itu adalah seorang kardinal, mendapat dukungan Theodoric untuk menggantikan Paus St. Yohanes. Para klerus dan awam mengikuti kemauan Raja dan memilih Felix sebagai Paus. Pada 12 Juli 526, Felix ditahbiskan sebagai Uskup Roma dan menjadi Paus Felix IV. Felix sangat memanfaatkan dukungan Raja untuk kepentingan Gereja. Setelah kematian Theodoric, Ratu Amalasutha mengeluarkan sebuah edikta yang memberikan kekuasaan kepada Paus untuk mengambil setiap kasus yang melibatkan umat dan klerus. Semua denda yang diterima oleh Paus kemudian dibagikan kepada orang-orang miskin. Kemudian Ratu juga memberikan Kuil Romulus yang kemudian diubah oleh Paus Felix IV menjadi gereja St. Kosmas dan Damianus. Paus Felix IV juga ambil bagian dalam pertengkaran semi-pelagianisme. Paus Felix IV mengeluarkan duapuluh lima seri "Capitula" yang membahas tentang Rahmat dan Kehendak Bebas. Pada tahun 529, Synode Orange meneribitkan Capitula ini sebagai kanon. Paus Felix IV juga menyetujui karya St. Kaisarius dari Arles dan menentang Faustus dari Riez. Paus Felix IV meninggal pada tahun 530 di Roma. Sebelum meninggal, ia memberikan palliumnya kepada Diakon Agungnya, Bonifasius, yang kemudian menyatakannya sebagai penggantinya kepada publik dan bagi siapa saja yang menolak akan memperoleh hukuman ekskomunikasi. Hal ini dilakukan Paus Felix IV, karena ia takut akan terjadi skisma akibat faksi-faksi politik yang ada.


B. Sebastianus Falvre

30 Januari

Sebastian Falvre lahir pada 9 Maret 1629 di Verduno, Keuskupan Alba. Sebastian lahir dari keluarga miskin dan rendah hati. Pada awalnya ia belajar dari para Yesuit di Turin, sebelum akhirnya ia bergabung dengan Konfederasi Oratori St. Filipus Neri pada 26 Mei 1651. Ia diterima oleh Pater Cambiani. Satu minggu setalah bergabung, ia ditahbiskan sebagai diakon dan pada 24 Februari 1652, ia ditahbiskan sebagai imam. Sebastian memperoleh gelar Doktor dalam bidang teologi pada tahun 1656. Karyanya diberikan kepada orang-orang miskin, dan tidak jarang Sebastian meminta orang-orang kaya mendermakan harta mereka. Bantuannya kepada orang miskin semakin besar ketika ia menjadi bapa pengakuan Keluarga Kerajaan. Sebastian memiliki devosi besar kepada kain kafan Turin, yang dipercaya merupakan gambar wajah Tuhan Yesus. Sebastian bahkan pernah memperbaikinya. Karyanya yang dikenal adalah Kompendium Doktrin Kristen yang menjadi bahan pengajaran yang utama sampai dengan Paus St. Pius X memperkenalkan Katekismus yang baru. Sebastian Falvre, C.O., meninggal pada 30 Januari 1710. Sebelum meninggal, ia sempat merayakan Misa dalam keadaan sakit, dan mendengar pengakuan beberapa orang. Ia dibeatifikasi pada 31 Agustus 1834 oleh Paus Gregorius XVI.


dari sumber http://www.liturgialatina.org/http://www.holyname.co.uk/http://www.oratoryschools.org/http://www.birmingham-oratory.org.uk/, dan http://www.oxfordoratory.org.uk/

St. Bathildis

30 Januari

Bathildis lahir sekitar tahun 630 di Inggris. Ketika ia masih kecil, ia diculik dan dibawa ke Neustria, Perancis. Ia dijual kepada pejabat istana Raja Clovis II. Bathilidis mengerjakan setiap pekerjaannya dan seiring berjalannya waktu, ia menarik perhatian Raja Clovis II. Pada awalnya ia ditunjung sebagai penanggung jawab rumah tangga, tetapi kemudian Raja Clovis II menikahinya pada tahu 649. Keduanya mempunyai tiga anak, Clotaire III, Childeric II, dan Thierry I yang kelak ketiganya akan menjadi Raja. Raja Clovis II meninggal pada tahun 655, ketika putera tertuanya, Clotaire III berusia lima tahun. Bathildis menjadi Ratu Neustria dan Burgundy sampai dengan puteranya dewasa. Selama menjadi Ratu, ia melindungi Gereja dan menolong orang-orang miskin. Ia juga melarang perdagangan orang-orang Kristen. Bathildis mendirikan biara Benediktin di Chelles,  begitu juga dengan biara St. Dennis dan sebuah biara di Corbie. Bathildis juga membantu karya dari St. Eligius. Ketika Clotaire III berusia limabelas tahun, Bathildis menyerahkan tahtanya kedapa anaknya dan ia pergi ke biara Chelles dan menghabiskan seluruh hidupnya berdoa dan merawat orang sakit. Bathildis meninggal pada 30 Januari 680.


dari sumber http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/http://www.imankatolik.or.id/, dan http://www.indocell.net/yesaya/

Minggu Biasa IV

Tahun B

Pada awal karya-Nya, Yesus beserta murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Orang-orang takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu, di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau, yakni Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya. "Apa ini? Suatu ajaran baru? Guru ini berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun Ia perintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Yesus ke segala penjuru di seluruh daerah Galilea.

Gelasius II

29 Januari

Paus Gelasius II adalah Paus ke-161 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 1118-1119. Nama aslinya adalah Giovanni Caetani atau sering disebut juga Yohanes (John atau Giovanni) dari Gaeta. Yohanes lahir pada sekitar tahun 1058 di Gaeta. Ia lahir dari keluarga bangsawan. Yohanes kemudian masuk biara Benediktin di Monte Cassino. Ia kemudian dibawa ke Roma oleh Paus B. Urbanus II untuk menjadi penasehat Tahta Suci. Saat itu ia adalah seorang diakon dan iapun diangkat sebagai kardinal diakon. Kardinal Yohanes sempat menjadi kepercayaan Paus Paskalis II, dan pada saat kematian Paus Paskalis II, ia terpilih sebagai Paus dan mengambil nama Gelasius II. Setelah terpilih, Paus Gelasius II mendapat serangan dari Cencius III Frangipani, karena Kaisar tidak menyetujui pemilihannya sebagai Paus. Paus Gelasius II ditahan, tetapi kemudian umat Roma memaksa dan berhasil membebaskannya. Paus Gelasius II kemudian pergi ke Gaeta dan pada 9 Maret 1118 ia ditahbiskan sebagai Imam dan kemudian sebagai Uskup, karena pada saat itu ia masih diakon. Kaisar Henry V memilih Uskup Agung Braga, Maurice Bourdin sebagai anti-paus Gregorius VIII. Henry V dan Gregorius VIII diekskomunikasi oleh Paus Gelasius II. Pada Juli 1118, Paus Gelasius II kembali mencoba memasuki kota Roma, tetapi ia mendapat perlawanan dari Frangipani, sehingga harus mengungsi ke Perancis. Paus Gelasius II meninggal pada 29 Januari 1119 di Cluny Perancis.


St. Gildas

29 Januari

Gildas lahir sekitar tahun 516 diperkirakan di Clydeside, Skotlandia. Ia lahir dari keluarga bangsawan Inggris. Ayahnya adalah Cau atau Nau. Saudaranya Huel atau Cuel dibunuh oleh Raja Arthur dan sepertinya Gildas memaafkan Raja Arthur atas masalah ini. Gildas dikirim ke Wales untuk memperoleh pendidikan dibawah St. Illtut. Ia bersahabat dengan St. Samson dari York dan St. Petrus Aurelian. Ia menjadi guru dari St. Finnian dari Clonard, St. Kenneth dari Wales, dan B. Bieuzy dari Britanny. Ia kemudian pindah ke Irlandia untuk belajar dan juga ditahbiskan sebagai seorang Imam. Ia sempat tinggal sebentar di Armagh, sebelum pergi ke utara Inggris untuk menyebarkan Injil. Ia kemudian kembali ke Irlandia memperkuat iman umat disana dan juga mendirikan gereja dan biara. Gildas kemudian melakukan peziarahan menuju Roma, dan saat ia kembali ia menjadi seorang pertapa di Pulau Rhuys, yang menarik banyak pengikut sehingga menjadi sebuah biara. Gildas sempat kemabli ke Inggris untuk berkotbah sebelum ia pensiun dan menghabiskan sisa hidupnya di Pulau Houat. Gildas meninggal sekitar tahun 570. Karyanya yang sangat dikenal adalah De excidio Britannae liber querulus (Kehancuran Britania).


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.imankatolik.or.id/http://www.indocell.net/yesaya/http://www.newadvent.org/, dan http://www.catholicnewsagency.com/

B. Karolus Agung

28 Januari

Karolus Agung atau lebih dikenal dengan Charlemagne lahir pada 2 April 742 di Aix-la-Chapelle, Jerman. Ia terlahir sebagai seorang pangeran, dari Bertha dan Pepin. Pada awalnya, ayahnya adalah mayor istana dibawah Raja Childeric III dan kemudian menjadi Raja pada tahun 751. Ia menggantikan ayahnya sebagai raja pada tahun 768. Karolus menikah pada awalnya dengan Desiderata pada tahun 770, dan pada tahun 771 pernikahan mereka dibatalkan. Pemabatalan ini membuat marah Desiderius, ayah dari Desiderata, yang kemudian berhasil dikalahkan di Pavia. Karolus kemudian menikahi Hildegardis dan dikaruniai sembilan anak. Karolus menikah lagi dengan Fastrada pada tahun 784 setelah kematian Hildegardis. Karolus juga berhasil mengalahkan bangsa Pagan di Saxon dan memberikan mereka pilihan untuk menerima Kristus atau mati pada tahun 785. Pada tahun 794, isterinya Fastrada meninggal dan iapun menikah kembali dengan Luitgard. Pada Hari Natal tahun 800, Karolus dimahkotai oleh Paus Leo III sebagai Kaisar Romawi. Karolus mendukung perkembangan pertanian, mengatur dan menyusun dasar-dasar hukum Franks, dan mereformasi pendidikan. Ia memajukan musik gereja, dan meletakan fondasi terhadap budaya musik modern. Karolus kemudian membagai kekaisarannya menjadi tiga untuk tiga orang puteranya pada tahun 806. Karolus meninggal pada 28 Januari 814 di Aachen. Ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XIV. Sebelumnya Karolus juga sudah dikanonisasi, hanya saja dilakukan oleh Anti-Paus Paskalis III dan hal ini tidak pernah diratifikasi oleh Gereja Katolik.


dari sumber http://saints.sqpn.com/ dan http://www.newadvent.org/

St. Vitalianus

27 Januari

Paus Vitalianus adalah Paus ke-76 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 657-672. Vitalianus berasal dari Segni, Campagna, dan merupakan putera dari Anastasius. Setelah Paus St. Eugenius I meninggal, Vitalianus terpilih sebagai Paus pada 2 Juni 657, dan di berkati pada 30 Juli 657. Paus Vitalianus ingin memperbaiki hubungan dengan Konstantinopel. Iapun mengirimkan berita pemilihan dirinya kepada Kaisar dan Patriark Petrus. Kaisar menyambut baik, dan kembali mengakui keutamaan Roma, dan mengirimkan codex Injil yang berlapiskan emas dan dihiasi batuan berharga. Sementara itu di Ravenna, Uskup Maurus melakukan skisma dengan memisahkan diri dari kesatuan dengan Gereja Katolik. Kaisar Konstans II mendukung Uskup Maurus, sementara itu Paus Vitalius mengekskomunikasi Maurus. Paus Vitaliuspun diekskomunikasi oleh Maurus. Pada tahun 663, Kaisar Konstans berkunjung ke Roma dan mendapat sambutan hangat dari Paus Vitalius. Pada tahun 667, Paus menerima banding dari Uskup Yohanes dari Lappa, yang diturunkan dalam sebuah sinode. Paus meminta agar biara Yohanes dikembalikan. Disaat yang sama, Paus meminta agar dua orang daikon di keluarkan, karena menikah setelah pentahbisan mereka. Pada tahun 668, Kaisar Konstans dibunuh di Syracuse, dan Paus Vitalianus mendukung Konstantin IV menjadi Kaisar, dan Paus Vitalianus mulai melancarkan usaha untuk memberantas Monotelitisme. Paus Vitalianus mendukung sinode di Whitby yang mengatur tanggal perayaan Paskah di Inggris. Ia juga menahbiskan St. Theodorus dari Tarsus, sebagai Uskup Agung Canterbury, dan mengirmnya bersama St. Adrian dari Canterbury ke Inggris. Paus Vitalianus meninggal pada 27 Januari 672, dan dimakamkan di Basilika St. Petrus.


Sta. Angela Merici

27 Januari

Angela Merici lahir pada 21 Maret 1474 di Desenzano, Italia. Ia adalah puteri dari Giovanni Merici dan Katharina Biancosi. Saat ia berusia sepuluh tahun, ia kehilangan kedua orangtuanya dan hanya memiliki seorang saudara perempuan. Ia kemudian diasuh oleh pamannya di Salo dan menjadi anak yang taat. Tidak lama kemudian, kakanya meninggal dunia secara mendadak, sebelum dapat menerima Sakramen Pengurapan. Angela menjadi takut akan keselamatan jiwa kakaknya. Ia kemudian bergabung dengan Ordo Ketiga St. Fransiskus dan menambah doanya demi keselamatan kakaknya. Melalui sebuah pengelihatan, Angela diberitahu bahwa kakaknya sudah bersama para kudus di surga. Ketika berusia duapuluh tahun, pamannya meninggal dunia, sehingga Angela memutuskan untuk kembali ke Desenzano. Disana ia mengubah rumahnya menjadi sebuah sekolah, dimana ia mengajarkan anak-anak perempuan disana dasar-dasar Kekristenan. Ia kemudian pindah ke Brescia untuk membuka sekolah yang sama. Pada tahun 1524, ia melakukan peziarahan di Tanah Suci. Tiba-tiba ia kehilangan pengelihatannya di Kreta. Walaupun begitu, Angela tetap melanjutkan perjalanannya. Ketika ia kembali, Angela memperoleh kembali pengelihatannya pada tempat yang sama ketika ia kehilangan pengelihatannya. Pada tahun 1525, Angela pergi ke Roma untuk memperoleh indulgensi dari Paus Klement VII. Paus bahkan meminta Angela untuk tinggal di Roma, tetapi Angela menolaknya dan kembali ke Brescia. Pada 25 November 1535, Angela memilih duabelas gadis dan mendirikan Ordo St. Ursula/ Ursulines (O.S.U.) pada sebuah rumah di dekat gereja St. Afra. Angela memimpin ordo ini selama lima tahun. Angela Merici, O.S.U., meninggal dunia pada 24 Januari 1540 di Brescia, Lombardia, Italia. Tubuhnya tidak mengalami kerusakan selama tigapuluh hari. Pada 30 April 1769, ia dibeatifikasi oleh Paus Klement XIII, dan pada 14 Mei 1807, ia dikanonisasi oleh Paus Pius VII.

Sto. Alberik dari Citeaux

26 Januari

Alberik adalah salah seorang biarawan di Collan, Chatillon-sur-Seine, Perancis. Setelah para biarawan dipimpin oleh Sto. Robertus dari Molesme, mereka pindah ke biara baru yang didirikan oleh Sto. Robertus di Molesme. Alberik menjadi Prior pada biara itu, dan ketika Sto. Robertus memutuskan untuk pergi meninggalkan biara itu karena biara sudah terkorupsi dengan hal-hal duniawi, ia ikut pergi meninggalkan biara itu. Bersama dengan Sto. Robertus dan Sto. Stefanus Harding, mereka mendirikan biara di Citeaux, dan Ordo Sistersian (O.Cist) pada 21 Maret 1098. Alberik menjadi Prior, sementara Sto. Robertus menjadi Abas. Pada tahun 1100, Sto. Robertus kembali ke biara Molesme karena ia sangat dibutuhkan oleh para biarawan di Molesme, sehingga Alberik menggantikannya sebagai Abas di biara Citeaux. Alberik dari Citeaux, O.Cist., meninggal dunia pada 26 Januari 1109, Citeaux, Perancis.


dari sumber http://en.wikipedia.org/, http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.imankatolik.or.id/

Sto. Robertus dari Molesmes

26 Januari

Robert lahir pada sekitar tahun 1029 di Troyes, Champagne, Perancis. Ia adalah putera dari keluarga bangsawan. Pada usia limabelas tahun, Robertus memutuskan bergabung dengan biara Benediktin di Moutier la Celle. Di biara ini, Robertus sempat menjabat sebagai Prior, sebelum ia kemudian ditunjuk menjadi Abas di biara St. Michael de Tonnere pada tahun 1068. Disini ia mencoba untuk melakukan pembaharuan, tetapi mendapat tentangan, selain itu ada beberapa hal lain yang membuat Robertus memutuskan untuk kembali ke Mountier la Celle. Pada tahun 1071, Robertus kemudian menjadi prior di biara St. Ayeul de Provins. Atas permintaan para pertapa dari Collan, Paus Sto. Gregorius VII menunjuk Robertus untuk menjadi Prior mereka. Robertus merasa lokasi pertapaan di Collan kurang cocok dan kemudian ia mendirikan biara di Molesme. Biara ini menjadi terkenal dan juga berkelimpahan harta. Robertus berusaha keras untuk mengatur biara ini, tetapi ia mendapat berbagai pertentangan. Robertus akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan biara ini bersama dengan Sto. Alberik dari Citeaux, Sto. Stefanus Harding, dan beberapa biarawan lainnya. Bersama dengan Sto. Alberik dan Sto. Stefanus, ia mendirikan biara di Citeaux, dan Ordo Sistersian (O.Cist) pada 21 Maret 1098. Robertus menjadi Abas untuk biara Citeaux dan Superior untuk Ordo Sistersian. Pada tahun 1100, Robertus diminta untuk kembali ke biara Molesmes oleh para biarawan Molesme. Robertus kembali menjadi Abas di Molesme dan mengadakan pembaharuan. Robertus dari Molesmes, O.Cist., meninggal dunia pada 21 Maret 1111 di Molesme, Perancis. Pada tahun 1222, ia dikanonisasi oleh Paus Honorius III.


dari sumber http://www.newadvent.org/, http://www.gcatholic.org/, http://en.wikipedia.org/ http://www.imankatolik.or.id/http://www.catholic.org/, dan http://saints.sqpn.com/

Sto. Stefanus Harding

26 Januari

Stephen Harding lahir pada sekitar tahun 1060 di Sherborne, Dorset, Inggris. Ia adalah putera sebuah keluarga bangsawan di Inggris. Sejak usia muda, Stefanus sudah ditempatkan di biara Benediktin Sherbourne. Kemudian Stefanus belajar ke Skotlandia dan kemudian ke Paris. Stefanus melakukan ziarah ke Roma dan dalam perjalanan pulang, ia bergabung dengan biara Molesme di Burgundy dan mendapat bimbingan dari Sto. Robertus dari Molesme. Stefanus kemudian meninggalkan Biara Molesme mengikuti Sto. Robertus yang pergi karena kehidupan biara yang sudah terkorupsi. Bersama dengan Sto. Robertus dan Sto. Alberik, mereka mendirikan biara di Citeaux dan Ordo Sistersian (O.Cist). Banyak biarawan dari Molesme yang ikut bergabung pada biara baru ini. Sto. Robertus menjadi Abas pertamanya, sementara Sto. Alberik menjadi Prior. Pada tahun 1100, Sto. Robertus diminta untuk kembali ke Molesme, sehingga Sto. Alberik menggantikannya sebagai Abas, dan Stefanus menjadi Prior. Pada tahun 1110, Sto. Alberik meninggal dunia, dan Stefanus diangkat menjadi Abas. Pada tahu 1112, Stefanus menerima Sto. Bernardus dari Clairvaux yang datang dan bergabung bersama dengan 30 orang pengikut yang lain. Stefanus kemudian mendirikan beberapa rumah biara Sistersian lain untuk menampung para biarawan. Pada tahun 1119, Stefanus menulis Carta Caritatis, yang merupakan dokumen penting bagi Ordo Sistersian. Pada tahun yang sama, Ordo ini mendapatkan pengakuan dari Paus Kallistus II. Pada tahun 1133, Stefanus mengundurkan diri sebagai pemimpin ordo, karena usia dan banyak hal yang sudah tidak dapat ia lakukan. Stefanus Harding, O.Cist., meninggal dunia pada 28 Maret 1134, di Citeaux, Perancis.Pada tahun 1623, ia dikanonisasi oleh Paus Urbanus VIII


dari sumber http://saints.sqpn.com/, http://www.catholic.org/, http://www.imankatolik.or.id/http://en.wikipedia.org/, dan http://www.newadvent.org/

St. Paula

26 Januari

Paula lahir di Roma pada 5 Mei 347. Paula lahir dalam keluarga bangsawan Romawi. Ia menikah dengan seorang senator bernama Toxotius dan memiliki lima orang anak, Toxotius, St. Blaesilla, Paulina, dan St. Eustakia, dan Rufina. Setelah suaminya meninggal pada tahu 379, Paula memberikan hartanya kepada orang-orang miskin. Ia bertemu dengan St. Hieronimus pada tahun 382 melalui St. Epiphanius dan St. Paulinus dari Antiokia. Ia juga berteman dengan St. Marcella. Kematian St. Blaesilla pada tahun 384 membuatnya sangat terpukul. Pada tahun 385, ia meninggalkan Roma bersama St. Eustakia menuju Tanah Suci. Mereka menetap di Bethlehem. Disana ia membangun gereja, dan biara-biara, yang kemudian ia pimpin. Dari sana ia mendukung dan membantu St. Hieronimus dalam menerjemahkan Kitab Suci. Paula meninggal pada 26 Januari 404, dan dimakamkan di gereja dimana Yesus dilahirkan.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/, dan http://www.imankatolik.or.id/

St. Messalina

24 Januari

Messalina adalah murid dari St. Felisianus, Uskup Foligno. Ketika St. Felisianus dipenjara, ia mengunjunginya dan menerima kerudung darinya. Ia kemudian menyatakan dirinya sebagai umat Kristen dan ditangkap. Ia dipaksa memberikan persembahan kepada dewa-dewa Pagan, dan karena menolak, ia dipukul hingga meniggal sebagai seorang martir di sekitar tahun 250-251.


St. Felisianus dari Foligno

24 Januari

Felisianus lahir sekitar tahun 158-160 di Foligno, Italia. Ia adalah murid dari Paus St. Eleutherius pada saat menjadi misionaris. Felisianus kemudian ditahbiskan sebagai Uskup Foligno oleh Paus St. Viktor I di Roma pada sekitar tahun 204. Ia adalah Uskup pertama yang diberikan pallium tanda kekuasaan sebagai seorang Uskup Agung. Felisianus juga menahbiskan St. Valentinus dari Terni sebagai seorang Imam. Pada masa penganiayaan umat Kristen oleh Decius, Felisianus ditangkap dan disiksa. Ia meninggal sebagai seorang martir pada sekitar tahun 250-251 saat akan dibawa ke Roma. St. Messalina mengunjunginya di dalam penjara dan ia kemudian juga menjadi martir.


St. Felisianus

9 Juni

Felisianus adalah saudara dari St. Primus. Mereka adalah putera bangsawan Romawi yang bertobat menjadi Kristen. Mereka sering mengunjungi penjara untuk menemui sesama umat Kristen yang ditangkap karena iman mereka. Kemudian mereka ditangkap, dan karena tidak mau memberikan persembahan kepada dewa-dewa pagan, mereka disiksa. Karena tidak dapat menggoyahkan iman mereka, mereka kembali disiksa. Kemudian St. Primus dipenggal dan kepada Felisianus dikatakan bahwa Primus telah berapostasi. Mengetahui ini semua adalah kebohongan, Felisianus tetap pada pendiriannya dan dipenggal pada hari yang sama.


dari sumber http://www.catholic.org/http://www.imankatolik.or.id/, dan http://saints.sqpn.com/

St. Primus


9 Juni


Primus adalah saudara dari St. Felisianus. Mereka adalah putera bangsawan Romawi yang bertobat menjadi Kristen. Mereka sering mengunjungi penjara untuk menemui sesama umat Kristen yang ditangkap karena iman mereka. Kemudian mereka ditangkap, dan karena tidak mau memberikan persembahan kepada dewa-dewa pagan, mereka disiksa. Karena tidak dapat menggoyahkan iman mereka, mereka kembali disiksa. Kemudian Primus dipenggal dan kepada St. Felisianus dikatakan bahwa Primus telah berapostasi. Mengetahui ini semua adalah kebohongan, Felisianus tetap pada pendiriannya dan dipenggal pada hari yang sama.


dari sumber http://www.catholic.org/http://www.imankatolik.or.id/, dan http://saints.sqpn.com/

Pertunangan St. Perawan Maria

23 Januari

Pertunangan St. Perawan Maria sebelumnya pernah dirayakan sebagai sebuah Pesta, walaupun pada hari ini sudah tidak dirayakan kembali. Perayaan ini diambil dari kisah di Kitab Suci, dimana pada Injil Matius 1:18 menggunakan kata bertunangan dengan St. Yosef. Dalam doa Laudes Divinae, disebutkan St. Yosef sebagai mempelai yang amat suci, sehingga kita dapat melihat hubungan yang terjalin melalui pertunangan ini.

B. Hendrikus Suso, OP

23 Januari

Hendrikus lahir pada 21 Maret 1295 di Constance, Swabia, dengan nama Hendrikus von Berg. Ia kemudian mengganti namanya, mengikuti nama ibunya menjadi Hendrikus Suso. Pada usia tigabelas tahun, ia masuku Ordo Pewarta atau lebih dikenal dengan Dominikan. Setelah mengalami pertobatan besar, ia menjadi murid Meister Eckhart di Cologne pada tahun 1322-1325. Pada tahun 1236, Ia kembali ke Constance untuk mengajar teologi di sekolah biara Dominikan dan juga menuliskan beberapa buku spiritual. Pada tahun 1329, Eckhart dikutuk atas pengajarannya oleh Paus Yohanes XXII. Hendrikus membelanya dengan menerbitkan beberapa buku. Atas hal ini, ia ditahan dalam ruang bawah tanah. Hak mengajarnyapun dicabut oleh superiornya. Hendrikus terus menuliskan buku dengan menggunakan nama Amadus. Ia kemudian menjadi seorang pengkotbah di Swiss dan Rhine. Ia menjadi penasehat spiritual para Dominikan dan juga sebuah komunitas Sahabat-sahabat Allah(Gottesfreunde). Pada tahun 1343-1344, Suso menjadi pemimpin imam-imam Dominikan Konstance, yang tinggal di pengasingan Diessenhofen karena menolak mendukung Kaisar Louis dari Bavaria. Pada tahun 1349, ia dikirim ke Ulm untuk mewartakan dan membimbing umat dan kaul religius disana. Pada 23 Januari 1366, Hendrikus Suso, OP. meninggal di Ulm, Jerman. Pada tahun 1831 ia dibeatifikasi oleh Paus Gregorius XVI.


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/http://www.catholic.org/, dan http://saints.sqpn.com/

St. Ildephonsus

23 Januari

Ildephonsus lahir pada tahun 607 di Toledo, Spanyol. Ia berasal dari keluarga bangsawan, dan pamannya adal St. Euginius dari Toledo. Ia memperoleh pendidikan di Sevilla, dari St. Isidorus dari Sevilla. Ia medaftar dan menjadi biarawan Benediktin di Agalia, dekat Toledo dalam usia yang masih muda. Ia kemudian menjadi abbot pada biara itu. Pada tahun  653 dan 655, ia mengikuti Konsili Toledo. Pada tahun 657, ia menggantikan pamannya sebagai Uskup Agung Toledo. Ildephonsus dikenal akan akan devosinya kepada St. Perawan Maria. Pada tahun 667, Ildephonsus meninggal dunia.


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/http://saints.sqpn.com/http://catholic.org/, dan http://www.newadvent.org

St. Yohanes Penderma


23 Januari


Yohanes lahir di Siprus pada sekitar tahun 550. Ia berasal dari keluarga bangsawan, dan ayahnya adalah seorang gubernur. Ketika muda, ia menikah dan memiliki seorang anak. Anak dan isterinya kemudian meninggal karena wabah penyakit. Yohanes kemudian membaktikan hidupnya kepada Tuhan dan menjadi Imam. Pada tahun 608, ia menjadi Patriark Alexandria. Hal pertama yang dilakukannya adalah meminta daftar lengkap kaum miskin di Alexandria. Tercatat sekitar 7500 orang dan Yohanes membantu mereka semua. Yohanes memberikan waktu hari Rabu dan Jumat untuk menemui siapa saja yang ingin bertemu dengannya. Ketika tentara Persia menyerang Yerusalem, Yohanes mengirimkan bantuan berupa uang, barang-barang, dan juga pekerja yang akan membangun kembali Yerusalem. Pada akhirnya ia sendiri harus meninggalkan Alexandria, karena bangsa Persia akan menyerang Alexandria. Yohanes kembali ke kampung halamannya di Siprus. Pada 11 November 616, Yohanes meninggal di Siprus. Selama hidupnya Tuhan menganugrahkan kepadanya kemampuan untuk membuat mukjizat.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://catholic.org/http://www.imankatolik.or.id/, dan http://yesaya.indocell.net/

Minggu Biasa III

Tahun B

Sesudah Yohanes Pembaptis ditangkap, datanglah Yesus ke Galilea, memberitakan Injil Allah. Yesus memberitakan, "Waktunya telah genap. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka itu penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Mereka pun segera meninggalkan jalanya, dan mengikuti Yesus. Setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka, dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di atas perahu bersama orang-orang upahannya. Lalu mereka mengikuti Yesus.


dari sumber:

St. Fructuosus dari Tarragona


21 Januari


Fructuosus adalah Uskup Tarragona, Spanyol. Pada penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Valerian, ia ditangkap bersama dengan diakonnya, St. Augurius dan St Eulogius pada tahun 259 oleh seorang gubernur bernama Emilian. Ia bersama St. Augurius dan St. Eulogis menjadi martir karena menolak untuk memberikan persembahan kepada dewa-dewi Pagan. St. Agustinus menulis dan memuji ketiganya.


St. Eulogius dari Tarragona

21 Januari

Eulogius adalah seorang diakon di Tarragona, Spanyol. Pada penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Valerian, ia ditangkap bersama dengan St. Fructuosus dan St Augurius pada tahun 259 oleh seorang gubernur bernama Emilian. Ia bersama St. Fructuosus dan St. Augurius menjadi martir karena menolak untuk memberikan persembahan kepada dewa-dewi Pagan. St. Agustinus menulis dan memuji ketiganya.


St. Augurius dari Tarragona

21 Januari

Augurius adalah seorang diakon di Tarragona, Spanyol. Pada penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Valerian, ia ditangkap bersama dengan St. Fructuosus dan St Eulogius pada tahun 259 oleh seorang gubernur bernama Emilian. Ia bersama St. Fructuosus dan St. Eulogis menjadi martir karena menolak untuk memberikan persembahan kepada dewa-dewi Pagan. St. Agustinus menulis dan memuji ketiganya.


Bto. Yohanes Pembaptis Triquerie

20 Januari

Yohanes Pembaptis Triquerie adalah seoran Imam Fransiskan Konventual di Lavel. Pada masa Revolusi Perancis, ia menolak untuk melakuan sumpah kesetiaan kepada negara, sehingga ia dibunuh dan menjadi martir Kristus bersama dengan delapanbelas orang lainnya. Mereka semua dikenal sebagai Martir dari Laval. Yohanes Pembaptis dari Triquerie, O.F.M.Conv., meninggal dunia pada tahun 1794 di Laval, Perancis. Pada 19 Juni 1955, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XII.


Bto. Siprianus Michael Tansi

20 Januari

Iwemmaduegbunam lahir pada September 1903 di Aguleri, Nigeria. Ia putera dari Tabansi dari Igboezunu-Aguleri dan Ejikwevi dari Nteje. Meskipun kedua orangtuanya bukanlah seorang Kristen, tetapi ia diserahkan untuk dididik oleh pamannya yang adalah seorang Kristen. Iwene dibaptis pada 7 Januari 1912 dan diberi nama Michael. Ia belajar di Onitsha dan Aguleri dan secara tidak sengaja, ia mengalami kebutaan pada mata kirinya ketika bermain dengan teman sekolanya. Iwene kemudian menjadi seorang guru di sekolah Tritunggal Mahakudus pada tahun 1920. Ia kemudian menjadi seorang kepala sekolah di sekolah St. Yosef pada tahun 1924. Satu tahun kemudian, Iwene memutuskan untuk masuk seminari St. Paulus pada tahun 1925. Ia ditahbiskan sebagai imam pada 19 Desember 1937 di Keuskupan Agung Onistha, Nigeria. Sejak tahun 1937 sampai dengan 1950, ia melayani sebagai pastor paroki di Nnewi, kemudian Dunukofia, Akpi/Ajilla, dan terakhir Aguleri. Salah satu karya pastoral yang dikenal adalah karya bersama para wanita yang akan menikah. Dengan berani juga, Iwene melawan budaya-budaya tidak bermoral umatnya. Iwene sering berjalan kaki atau bersepeda mengunjungi umatnya dari satu desa ke desa lainnya. Ia memberikan kotbah, katekese dan memusatkan kehidupan umatnya dalam doa. Iwene juga menghabiskan banyak waktunya untuk mendengarkan pengakuan dosa umatnya, bahkan sampai larut malam. Iwene kemudian memutuskan untuk menjadi seorang pertapa dan hal ini didukung oleh Uskupnya. Pada tahun 1950, ia berziarah ke Roma bersama dengan umatnya dan kemudian ia pergi ke Inggris. Iwene bergabung menjadi oblat biara Trapist Mount St. Bernard. Ia mengambil nama Siprianus dan ia sangat berjuang untuk beradaptasi dengan kehidupan barunya. Biaranya kemudian memutuskan untuk membuka cabang di Afrika sesuai dengan mimpi Iwene, tetapi karena berbagai alasan memutuskan untuk membuka di Kamerun, dan hal ini cukup membuat Iwene kecewa. Iwene ditunjuk sebagai pembimbing novis di biara di Kamerun, tetapi kesehatannya yang menurun membuat Iwene tidak dapat pergi. Siprianus Michael Iwene Tansi, O.C.S.O., meninggal dunia pada 20 Januari 1964, di Leicester, Inggris. Pada 22 Maret 1998, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://www.catholicculture.org/, http://www.mountsaintbernard.org/, http://www.ocso.org/, http://www.catholic.org/ dan http://saints.sqpn.com/

St. Eutimos Agung

20 Januari

Eutimos lahir pada tahun 378 di Melitine, Armenia. Tradisi mengatakan bahwa ia berasal dari keluarga yang kaya, dan sejak kecil ia sudah dididik oleh Uskup Oretus dari Melitine. St. Polyeuctus dari Melitine adalah sahabat keluarganya dan juga merupakan salah satu pembimbing spiritualnya. Pada sekitar tahun 396, ia ditahbiskan sebagai seorang imam. Ia juga sempat menjadi wakil Uskup untuk biara-biara di Keuskupan Melitine. Pada tahun 406, Eutimos memutuskan untuk menjadi seorang pertapa di biara kecil Pharan, dekat Yerusalem. Ia membuat keranjang dan hasil dari karyanya diberikan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan dari padanya. Ia kemudian pindah ke sebuah gua di Yeriko dan bertapa bersama Theoctistus. Ia hanya meninggalkan gua itu pada hari Sabtu dan Minggu. Banyak orang tertarik akan kehidupan keduanya dan menjadi muridnya. Mereka mendirikan sebuah biara dan Theoctistus menjadi abbot mereka, sementara Eutimos pergi untuk bertapa di sekitar Laut Mati. Eutimos kemudian menyembuhkan putera dari Sheikh Asbepetus, yang adalah seorang Arab. Sejak itu, banyak orang Arab yang bertobat dan menerima Kristus. Eutimos sampai membuat 15 biara-biara pertapaan kecil di Khan-el-Ahmar. Ia kemudian ditunjuk sebagai Uskup oleh Patriark St. Juvenal dari Yerusalem. Ia juga turut hadir pada Konsili Efesus pada tahun 431. Ia kemudian berusaha untuk mengembalikan Kaisar Eudoxia dan para pengikutnya dari ajaran sesat Monofisitisme. Ia menjadi guru dari St. Sabbas. Ia kemudian menarik diri dari kehidupan dunia. Eutimos meninggal pada 20 Januari 473.


St. Gottfried

19 Januari

Gottfried lahir di Cappenberg, Jerman pada tahun 1097. Ia berhasa dari keluarga bangsawan kaya di Westphalia. Ia masih keturunan dari B. Karolus Agung melalui ayahnya, dan juga Duke Swabia melalui ibunya.  Ia kemudian menikah dengan seorang wanita bangsawan. Pada suatu ketika, Gottfried berubah menjadi lebih beriman karena sahabatnya, St. Norbertus dari Xanten. Gottfried bahkan mengubah kastilnya di Cappenburg menjadi biara Premonstratensians dan harus menghadapi tentangan dari keluarganya. Ia juga memberikan hartanya kepada St. Norbertus untuk dapat digunakan oleh Gereja. Ia dan saudaranya kemudian menjadi biarawan. Hal ini juga diikuti isteri dan dua saudara perempuannya yang menjadi biarawati pada sebuah biara yang ia dirikan. Gottfried juga membangun rumah sakit dan rumah-rumah lainnya. Pada 13 Januari 1127, ia meninggal dunia di biara Ilbenstadt, Jerman, ketika ia sedang belajar untuk dapat menjadi seorang imam.


dari sumber http://saints.sqpn.com/ dan http://www.imankatolik.or.id/

St. Gerlakus

19 Januari

Gerlakus lahir pada sekitar tahun 1100 di Valkenburg, Belanda. Ia adalah seorang prajurit yang bertobbat setelah kematian isterinya. Ia kemudian pergi ke Roma, dan kemudian ke Yerusalem untuk merawat orang-orang sakit dan juga menyumbangkan hartanya selama tujuh tahun. Ia kemudian hidup sebagai pertapa di sebuah pohon dekat tempat tinggalnya. Setiap minggu ia pergi ke Maastriht untuk menghormati relikui St. Gervace, dan ke Aachen untuk menghormati Bunda Maria. Ia juga bersahabat dengan St. Hildegardis. Pada 5 Januari 1170, ia mendapatkan pengelihatan tentang St. Gervace. Pada  antara tahun 1172-1177 Gerlakus meninggal di Houthem, Belanda. Ia tidak pernah dikanonisasi secara resmi.


B. Kristina Ciccarelli

18 Januari

Matthia Ciccarelli lahir pada 24 Februari 1481 di Luco, Italia. Ia adalah anak bungsu dari enam bersaudara keluarga Domenico de Pericolo. Sejak usia muda, ia sudah terpanggil untuk hidup religius. Pada tahun 1505 Ia bergabung dengan biara Agustinian di Biara St. Lucia, Aquila, Italia. Ia mengambil nama Kristina. Kehidupan Suster Kristina sebagai seorang biarawati sangat tersembunyi dan tidak pernah dibicarakan, tetapi orang-orang di Aquileia mulai mengetahui keindahan karyanya dan jalan hidup yang ia pilih. Meskipun hidup terasing dari dunia luar, Suster Kristina mengetahui kebutuhan orang-orang miskin disekitarnya. Ia dan beberapa suster lainnya dikirim untuk merawat mereka. Tuhan menganugrahkan Suster Kristina dengan banyak kemampuan. Pada Hari Raya Tubuh Kristus, ia terlihat melayang, dan gambaran Tubuh Kristus dalam piala emas terpancar dadanya. Kemudian sebuah pengelihatan pada hari Jumat Agung membuatnya mengalami Stigmata sampai dengan keesokan harinya. Ia juga diberikan kemampuan untuk melihat masa depan. Suster Kristina meninggal pada 18 Januari 1543 di Aquileia, Italia. Pada tahun 1841, Paus Gregorius XVI mengakui kultusnya dan membeatifikasinya.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.indocell.net/yesaya/ dan http://www.holyspiritinteractive.net/

B. Rosaline Villenueve

17 Januari

Rosaline lahir pada tahu 1267 di sebuah kastil di Villenueve, Perancis. Ia berasal dari keluarga bangsawan kuno, dan merupakan Puteri dari Count Arnaud. Sejak kecil Rosaline sudah menaruh perhatian yang besar kepada orang-orang miskin. Ia sering memberikan makanan-makanan mahal yang tersedia untuknya kepada para pengemis dan gelandangan disekitar kastilnya secara diam-diam. Pada suatu ketika, ayahnya mengetahui hal ini dan melarangnya untuk memberikan makanan kepada para pengemis dan gelandangan. Rosaline menurutinya, tetapi hal ini hanya bertahan satu minggu. Melihat para pengemis dan pelandangan menggerakan hatinya untuk melakukan tindakan yang sudah dilarang oleh ayahnya. Pada suatu malam, Rosaline dengan diam-diam membawa makanan dibalik celemek. Kali ini ia dipergoki oleh ayahnya dan memintanya untuk memperlihatkan apa yang ia bawa. Ketika Rosaline membuka celemeknya, semua berubah menjadi bunga mawar. Sejak saat itu, ayahnya memerintahkan juru masaknya untuk memberi makan semua orang di pintu kastilnya.

St. Sulpisius

17 Januari

Sulpisius lahir dari sebuah keluarga kaya. Sejak muda, ia sudah memilih untuk hidup selibat dan berkarya membantu orang-orang miskin. Pada tahun 624, ia menjadi Uskup Bourges. Ia juga menjadi guru spiritual St. Remacles. Kesalehan dan kecermatannya membuat ia mampu mempertobatkan semua orang di Keuskupannya, ini juga tidak lepas dari kesucian dan karya kasih yang ia lakukan. Ia juga dengan berani melawan menteri Raja Dagobert, Lullo, atas hak umatnya. Pada tahun 627, ia menghadiri Konsili Clichy. Pada akhir hidupnya, ia mengundurkan diri dari jabatan Uskup untuk dapat fokus pada pelayanan terhadap orang-orang miskin. Sulpisius meninggal pada tahun 647. Ia juga dikenal dengan nama Sulpice atau Pius.


St. Honoratus dari Fondi

Honoratus adalah seorang biarawan Benediktin pada abad ke-6. Ia mendirikan dan juga menjadi abbot pada sebuah biara di Fondi, Italia. Paus St. Gregorius Agung menuliskan kisah hidupnya.


dari sumber http://www.catholic.org/ dan http://saints.sqpn.com/

St. Honoratus dari Arles

16 Januari

Honoratus lahir sekitar tahun 350 di Lorraine, Galia. Ia adalah putera dari konsul Roma dan dibesarkan sebagai seorang kafir(Pagan). Ketika muda, ia bertobat dan menjadi seorang Kristen. Bersama saudaranya, St. Venantius dan temannya, St. Kaprasius, mereka belajar hidup monastik di Yunani, Mesir, dan Palestina. Kemudian ia kembali ke Perancis dan mendirikan Biara Lerins pada sekitar tahun 400. Ia kemudian menjadi abbot sampai dengan tahun 426, dimana ia dipaksa menjadi Uskup Arles. Ia juga merupakan guru dari St. Hilarius dari Arles yang juga bekerja sebagai sekretarisnya. Honoratus melawan dengan gigih ajaran sesat Arianisme dan Manicheanisme. Honoratus meninggal pada Januari 429. 


St. Accursio dari Maroko


16 Januari


Berardus, Petrus, Odo, Adjutus, dan Accursio adalah biarawan Fransiskan. Berardus, Petrus dan Odo adalah Imam, sementara Ajutus dan Accursio adalah bruder. Mereka ditugaskan oleh St. Fransiskus dari Asisi untuk menyebarkan Injil kepada orang-orang Moors. Dalam perjalanannya, mereka juga berkotbah di Italia, Aragon,  Coimbra, Sevilla, dan terakhir di tempat tujuan awal mereka, Maroko. Di Maroko, pada awalnya mereka diterima baik oleh Sultan, tetapi rakyat tidak menyukai mereka, sehingga mereka diusir. Tetapi mereka tetap kepada misi mereka dan kembali ke Maroko. Kali ini Sultan marah melihat kelakuan mereka dan pada 16 Januari 1220, mereka semua disiksa sampai mati dan menjadi martir Kristus. Kisah hidup mereka menginspirasi banyak misionaris Fransiskan, dan salah satunya adalah St. Antonius dari Padua. Pada tahun 1418, mereka semua dikanonisasi oleh Paus Sixtus IV.


dari sumber http://saints.sqpn.com/ dan http://www.indocell.net/yesaya/

St. Adjutus dari Maroko


16 Januari


Berardus, Petrus, Odo, Adjutus, dan Accursio adalah biarawan Fransiskan. Berardus, Petrus dan Odo adalah Imam, sementara Ajutus dan Accursio adalah bruder. Mereka ditugaskan oleh St. Fransiskus dari Asisi untuk menyebarkan Injil kepada orang-orang Moors. Dalam perjalanannya, mereka juga berkotbah di Italia, Aragon,  Coimbra, Sevilla, dan terakhir di tempat tujuan awal mereka, Maroko. Di Maroko, pada awalnya mereka diterima baik oleh Sultan, tetapi rakyat tidak menyukai mereka, sehingga mereka diusir. Tetapi mereka tetap kepada misi mereka dan kembali ke Maroko. Kali ini Sultan marah melihat kelakuan mereka dan pada 16 Januari 1220, mereka semua disiksa sampai mati dan menjadi martir Kristus. Kisah hidup mereka menginspirasi banyak misionaris Fransiskan, dan salah satunya adalah St. Antonius dari Padua. Pada tahun 1418, mereka semua dikanonisasi oleh Paus Sixtus IV.


dari sumber http://saints.sqpn.com/ dan http://www.indocell.net/yesaya/

St. Odo dari Maroko


16 Januari


Berardus, Petrus, Odo, Adjutus, dan Accursio adalah biarawan Fransiskan. Berardus, Petrus dan Odo adalah Imam, sementara Ajutus dan Accursio adalah bruder. Mereka ditugaskan oleh St. Fransiskus dari Asisi untuk menyebarkan Injil kepada orang-orang Moors. Dalam perjalanannya, mereka juga berkotbah di Italia, Aragon,  Coimbra, Sevilla, dan terakhir di tempat tujuan awal mereka, Maroko. Di Maroko, pada awalnya mereka diterima baik oleh Sultan, tetapi rakyat tidak menyukai mereka, sehingga mereka diusir. Tetapi mereka tetap kepada misi mereka dan kembali ke Maroko. Kali ini Sultan marah melihat kelakuan mereka dan pada 16 Januari 1220, mereka semua disiksa sampai mati dan menjadi martir Kristus. Kisah hidup mereka menginspirasi banyak misionaris Fransiskan, dan salah satunya adalah St. Antonius dari Padua. Pada tahun 1418, mereka semua dikanonisasi oleh Paus Sixtus IV. St. Odo biasa juga dikenal dengan nama St. Otto.


dari sumber http://saints.sqpn.com/ dan http://www.indocell.net/yesaya/

St. Petrus dari Maroko


16 Januari


Berardus, Petrus, Odo, Adjutus, dan Accursio adalah biarawan Fransiskan. Berardus, Petrus dan Odo adalah Imam, sementara Ajutus dan Accursio adalah bruder. Mereka ditugaskan oleh St. Fransiskus dari Asisi untuk menyebarkan Injil kepada orang-orang Moors. Dalam perjalanannya, mereka juga berkotbah di Italia, Aragon,  Coimbra, Sevilla, dan terakhir di tempat tujuan awal mereka, Maroko. Di Maroko, pada awalnya mereka diterima baik oleh Sultan, tetapi rakyat tidak menyukai mereka, sehingga mereka diusir. Tetapi mereka tetap kepada misi mereka dan kembali ke Maroko. Kali ini Sultan marah melihat kelakuan mereka dan pada 16 Januari 1220, mereka semua disiksa sampai mati dan menjadi martir Kristus. Kisah hidup mereka menginspirasi banyak misionaris Fransiskan, dan salah satunya adalah St. Antonius dari Padua. Pada tahun 1418, mereka semua dikanonisasi oleh Paus Sixtus IV.


dari sumber http://saints.sqpn.com/ dan http://www.indocell.net/yesaya/

St. Priscilla

16 Januari

Priscilla adalah isteri dari Manius Acilius Glabrio dan juga ibu dari seorang senator Roma, St. Pudens. Suaminya dihukum mati oleh Kaisar Domitian, kemungkinan besar dikarenakan ia adalah seorang Kristen. Tradisi mengatakan bahwa ia membiarkan St. Petrus menggunakan rumahnya di Via Salaria, sebagai pusat karya misionarisnya. Sebuah katakombe yang berada dibawah rumahnya dinamakan sesuai dengan namanya. Priscilla dipercaya meninggal sebagai martir pada sekitar tahun 98.


dari sumber http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.imankatolik.or.id/

Minggu Biasa II

Tahun B

Sekali peristiwa Yohanes berada di tempat ia membaptis orang di Sungai Yordan, sedang berbincang-bincang dengan dua orang muridnya. Ketika melihat Yesus lewat, Yohanes berkata, "Lihatlah Anak domba Allah!" Mendengar apa yang dikatakan Yohanes, kedua murid itu pergi mengikuti Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Melihat bahwa mereka mengikut Dia, Yesus lalu berkata kepada mereka, "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya, "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Yesus berkata kepada mereka, "Marilah, dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia. Waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari kedua murid yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya, "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." Lalu Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."


dari sumber:

St. Bonitus

15 Januari

Bonitus lahir di Auvergne, Perancis pada tahun 623. Ia menjadi penasehat Sigebert III dari Austrasia dan pernah ditunjuk sebagai gubernur Marseilles oleh Thierry III pada tahun 667. Pada tahun 689, ia diangkat sebagai Uskup Clermont, tetapi ia mengundukan diri setelah umat meragukan keabsahan pemilihannya. Ia kemudian memilih untuk hidup suci sebagai seorang pertapa di Biara Benediktin Maglieu di Clermont. Pada akhir hidupnya, ia melakukan peziarahan ke Roma, dan pada perjalanan pulang, ia meninggal dunia di Lyon pada tahun 706. St. Bonitus dikenal juga dengan nama Bonet.


dari sumber http://saints.sqpn.com/ dan http://www.catholic.org/

St. Ita

15 Januari

Ita lahir di Irlandia, dan masih memiliki darah keluarga kerajaan. Ketika hendak dinikahkan, ia menolak, dan pada akhirnya, ia memperoleh persetujuan dari ayahnya untuk dapat hidup selibat. Ia kemudian pindah ke Killeedy dan mendirikan sebuah biara di Hy Conaill, yang menarik perhatian banyak biarawati. Ia juga mendirikan sebuah sekolah untuk anak laki-laki, dan salah satu muridnya adalah St. Brendan. Kisah mukjizat yang terkenal darinya adalah ketika ia menyatukan kembali kepala dan tubuh dari seorang pria yang dipenggal. Ita meninggal pada tahun 570 dan sangat dihormati di Irlandia. St. Ita juga dikenal dengan nama Deirdre atau juga Mida.


dari sumber http://www.catholic.org/ dan http://www.catholic.org/

St. Makarius

15 Januari

Makrius lahir pada sekitar tahun 300 di Mesir. Pada mulanya ia adalah seorang pengembala di gurun daerah Skete. Ia kemudian dituduh menyerang seorang wanita, tetapi kemudian ia terbukti tidak bersalah. Ia kemudian menjadi murid St. Antonius dan mendirikan komunitas monastik di Skete, yang bertapa dan tidak mau menerima sesuatu yang menyenangkan keinginan duniawi. Ia ditahbiskan pada usia 40 tahun dan melayani ribuan orang. Ia kemudian melawan ajaran sesat Arianisme dan karenanya, ia diasingkan disebuah pulau keci bersama St. Makarius muda. Makarius kemudian kembali ke gurun dan dianggap sebagai pionir bagi para pertapa. Ia menghabiskan enam dekade dalam kehidupan liar. Makarius meninggal pada tahun 390. Ia dikenal juga dengan nama Makarius Tua atau Makarius/Makarios yang Agung.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.imankatolik.or.id/, dan http://www.catholic.org/

St. Sava

14 Januari

Sava adalah anak dari Raja Stefanus I, pendiri Dinasti Nemanydes, Serbia. Ia juga dikenal dengan nama Sabas. Ia lahir pada tahun 1176 dengan nama Rastko Nemanjic. Ketika ia berusia tujuhbelas tahun, ia pergi meninggalkan istana dan menjadi seorang biarawan di gunung Athos, Yunani. Pada tahun 1196, ayahnya memutuskan untuk turun tahta dan menjadi biarawan juga. Keduanya kemudian mendirikan biara Khilandrai di Chilanari, Gunung Athos, bagi para biarawan Serbia, dan Sava menjadi abbot. Pada tahun 1207, Sava diharuskan kembali ketika saudaranya, Stefanus II dan Vulkan bertengkar sampai terjadi perang saudara. Sava membawa banyak biarawan bersamanya dan ia juga mendirikan biara Studenista dan beberapa biara lainnya. Ia juga melakukan reformasi dibidang pendidikan di negaranya. Ia kemudian diangkat sebagai Uskup pertama Serbia oleh Kaisar Theodorus II Laskaris di Nikea dan ditahbiskan oleh Patriark Konstantinopel, Manuel I pada tahun 1219. Ia kemudian memahkotai saudaranya, Stefanus II sebagai Raja Serbia pada tahun 1222. Ia kemudian mendamaikan rakyat Serbia dan iapun banyak menerjemahkan karya religius kedalam bahasa Serbia. Setelah itu ia pergi ke Tanah Suci dan meninggal dalam perjalanan kembali ke Serbia. Sava meninggal pada 14 Januari 1235 di Tirnovo, Bulgaria.


St. Makrina Tua

14 Januari

Makrina Tua adalah nenek dari St. Basilius Agung, St. Gregorius dari Nyssa, St. Petrus dari Sebaste, dan St. Makrina Muda. Anak dan menantunya adalah St. Basilius Tua dan Se. Emmelia. Makrina Tua dipercayai sebagai pengasuh St. Basilius, ketika ia masih kecil. Ia adalah murid spiritual St. Gregorius Thaumaturgus. Pada masa penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Diokletian, Makarina Tua dan suaminya harus berkorban bersembunyi di dalam hutan di Pontus, Neokaisarea selama tujuh tahun dan terkadang mereka harus kelaparan karena ketiadaan makanan. Dari semua penderitaan yang mereka alami, mereka tidak pernah menghianati iman mereka. Makrina Tua meninggal pada tahun 340, setelah suaminya meninggal beberapa tahun sebelumnya. St. Basilius selalu mengaguminya. 


St. Feliks dari Nola

14 Januari

Feliks lahir di Nola, Italia pada abad ke-3. Ia adala putera dari Hermias, seorang tentara Syria yang  pensiun di Nola. Setelah kematian ayahnya, Feliks menjual semua harta yang ia miliki dan memberikannya kepada orang miskin dan memilih mengikuti panggilan Tuhan. Ia kemudian ditahbiskan sebagai imam dan bekerja dengan Uskup St. Maximus dari Nola. Pada masa penganiayaan Decius, St. Maximus melarikan diri ke gunung untuk menyelamatkan dirinya. Sementara itu, Feliks ditangkap dan disiksa karena imannya. Legenda mengatakan Feliks berhasil melarikan diri dari penjara setelah ditolong oleh malaikat, sehingga ia dapat mengunjungi St. Maximus yang saat itu sedang sakit. Mereka akhirnya kembali ke Nola, dan bersembunyi sampai dengan kematian Decius. Setelah kematian St. Maximus, umat memilih Feliks sebagai Uskup Nola, tetapi ia menolaknya dan memberikan jabatan itu kepada Quintus, seorang imam yang lebih senior dari padanya. Feliks kemudian bekerja sebgai petani pada tanah yang dimilikinya, dan memberikan kelebihan harta yang ia miliki kepada orang-orang miskin. Pada sekitar tahun 255, Feliks meninggal dunia dan dimakamkan di Nola. Banyak mukjizat terjadi pada makamnya. Sekitar seratus tahun kemudian, kisah hidupnya diceritakan kembali oleh Uskup St. Paulinus dari Nola dalam bentuk puisi, dan puisi inilah yang menjadi sumber kisah hidup St. Feliks sampai hari ini.


dari sumber http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.imankatolik.or.id/

St. Hilda

12 Januari

Hilda lahir pada tahun 614 di Northumbria, Inggris. Ia adalah puteri dari Hereric dan Breguswith. Ia juga saudara dari St. Hereswitha, dan juga cucu keponakan dari Raja St. Edwin dari Northumbria. Ia dibaptis pada saat berusia tigabelas tahun oleh St. Paulinus dari York. Pada usia tigapuluh tiga tahun, ia menjadi biarawati Benediktin di biara di Chelles, Perancis, dimana saudaranya sudah terlebih dahulu menjadi biarawati. Atas permintaan St. Aidan, ia kembali ke Northumbria dan menjadi abbess di Hartlepool. Ia kemudian menjadi abbess di dua biara di Streaneschalch, Whitby. Biara di Whitby yang ia pimpin sangat terkenal, sehingga Hilda juga dikenal sebagai Hilda dari Whitby. Pada tahun 664 Abbess Hilda berhasil mengusulkan tanggal Hari Raya Paskah dengan tata cara Romawi, dimana umumnya masih dilakukan dengan tata cara Liturgi Celtic. Hilda meninggal pada tahun 680, dan secara umum diperingati setiap tanggal 17 November.


St. Castulus


Modestus, Zoticus, Rogatus, dan Castulus adalah sebagain prajurit dari 50 prajurit yang menjadi martir di Afrika karena iman mereka kepada Kristus. Tidak ada lagi informasi mengenai kehidupan mereka yang masih ada sampai hari ini. 


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/, dan Book of Saints, Monks of Ramsgate

St. Rogatus


Modestus, Zoticus, Rogatus, dan Castulus adalah sebagain prajurit dari 50 prajurit yang menjadi martir di Afrika karena iman mereka kepada Kristus. Tidak ada lagi informasi mengenai kehidupan mereka yang masih ada sampai hari ini. 


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/, dan Book of Saints, Monks of Ramsgate

St. Zoticus


Modestus, Zoticus, Rogatus, dan Castulus adalah sebagain prajurit dari 50 prajurit yang menjadi martir di Afrika karena iman mereka kepada Kristus. Tidak ada lagi informasi mengenai kehidupan mereka yang masih ada sampai hari ini. 


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/, dan Book of Saints, Monks of Ramsgate

St. Modestus

Modestus, Zoticus, Rogatus, dan Castulus adalah sebagain prajurit dari 50 prajurit yang menjadi martir di Afrika karena iman mereka kepada Kristus. Tidak ada lagi informasi mengenai kehidupan mereka yang masih ada sampai hari ini. 


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/, dan Book of Saints, Monks of Ramsgate

St. Petrus Balsamus

Petrus Balsamus adalah seorang pemuda di Yudea yang ditangkap dan menjadi marti karena imannya. Ia dibaptis dengan nama Petrus dan karena tidak mau memberikan persembahan, ia ditangkap pada masa penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Maximinus. Ia diadili oleh Severus, yang kemudian percakapan keduanya menjadi literatur Kristen yang terkenal pada saat itu. Ia menjadi martir dengan cara disalibkan pada tahun 311. 


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/ dan http://saints.sqpn.com/

St. Alexander I

11 Januari

Paus Alexander I adalah Paus ke-6 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 105-115. Ia menjadi Paus menggantikan Paus St. Evaristus. Ia diyakini lahir di Roma. Sedikit yang diketahui mengenai kisah hidupnya. Ia dipercaya berhasil mempertobatkan petugas penjaranya, St. Quirinus dan puterinya, St. Balbina. Ia dipilih sebagai Paus pada sekitar tahun 105, dan ia dikenal sebagai orang yang mengajarkan agar setiap rumah diberkati dengan air dan garam. Paus Alexander juga yang mencetuskan rumusan kata-kata Liturgi Ekaristi, “Qui pridie quam pateritur” yang artinya, “Yang sehari sebelum Ia menderita.” Guna menyelaraskan liturgi dengan pesan terakhir Yesus, ia menginstruksikan agar anggur yang dipakai dalam Perayaan Ekaristi dicampur dengan sedikit air, sebagai lambang darah dan air dari lambung Yesus di kayu salib. Ia kemudian ditangkap pada masa penganiayaan Kristen oleh Kaisar Trajan. Ia dikisahkan berhasil mempertobatkan banyak orang dipenjara, yang kemudian dikenal sebagai para martir dari Ostia. Ia kemudian menjadi martir bersama dengan St. Eventius, dan St. Theodulus dengan cara dipenggal dan dibakar. Secara umum, Paus Alexander diperingati pada tanggal 3 Mei.


Kalender Orang Kudus