Sta. Maria dari Yesus Tersalib

25 Agustus

Mariam Baouardy lahir pada 5 Januari 1846 di Abellin, Galileia, Israel. Ia adalah puteri dari Giries Bouardy dan Mariam Shahyn, keduanya adalah penganut Katolik Ritus Melkite Yunani. Ketika berusia dua tahun, Maria kehilangan kedua orangtuanya karena sakit. Ia kemudian diasuh oleh pamannya, dan berpisah dengan saudaranya, Boulos. Maria menerima Komuni pertamanya diusia tujuh tahun, sebelum kemudian ia dan keluarga pamannya berpindah ke Alexandria, Mesir. Ketika berusia tigabelas tahun, sesuai kebiasaan yang ada, Maria dijodohkan dengan saudar dari bibinya. Maria menolak perjodohan, karena keinginannya untuk menjadi mempelai Kristus, dan membuat pamannya sangat marah. Maria dijadikan pelayan dengan pekerjaan-pekerjaan yang sangat berat. Maria kemudian berteman dengan seorang pelayan Muslim yang berusaha agar Maria menyangkal imannya. Maria menolak keinginan temannya dan tetap memegang teguh imannya, sehingga membuat temannya marah dan menebas leher Maria, dan membuangnya. Maria mengalami mukjizat ketika ia ditolong dan dirawat selama empat minggu oleh seorang biarawati berjubah biru yang tidak dapat ia kenali. Menurut pemeriksaan dikemudian hari, diketahui luka yang dialami Maria, seharusnya sudah membunuhnya. Maria kemudian dibimbing menuju sebuah gereja dan biarawati itu meninggalkannya. Maria kemudian menyebut biarawati itu adalah Bunda Maria. Maria kemudian berusaha untuk bertemu dengan saudaranya, tetapi usahanya tidak berhasil. Ia kemudian bekerja sebagai pelayan, sampai ia mengikuti majikannya ke Marseille, Perancis. Maria kemudian berkeinginan untuk menjalani kehidupan religius. Pada tahun 1865, Maria bergabung dengan tarekat St. Joseph Apparation. Selama dua tahun, Maria menjalani masa postulan, tetapi kemudian Maria dikeluarkan, karena tidak diterima oleh komunitasnya. Kepala Novisiatnya, Muder Veronica, yang sedang menunggu izin dari Takhta Suci untuk berpindah kongregasi kemudian mengajak Maria untuk ikut bersamanya. Maria kemudian bergabung dengan Ordo Karmel Tak Berkasut di Pau, pada Juni 1867. Ia memperoleh nama baru, Maria dari Yesus Tersalib. Pada tahun 1867, Maria mengalami stigmata dengan kemunculan luka pada tangan, kaki, dan kepalanya, yang bahkan sampai mengeluarkan darah. Stigmata ini terjadi biasanya pada hari Jumat masa Pra-paskah , sampai dengan tahun 1876, ketia Maria meminta agar stigmatanya tidak terlihat. Pada tahun 1873, beberapa orang menyaksikan Maria melayang, sampai dengan diperintahkan oleh Muder Prioress untuk turun. Pada 24 Mei 1868, Maria kembali memperoleh kejadian mistik dengan mengeluarkan darah dari jantungnya, sampai mengotori pakaiannya. Selain peristiwa itu, Maria diberikan karunia-karunia lain, seperti meramal. Pada tahun 1870, Maria bersama beberapa biarawati lainnya dikirim ke Mangalore, India. Disana ia memnunjukan beberapa kejadian mistik lainnya, seperti bercahaya. Maria mengakhiri masa novisiatnya di Mangalore dengan mengikrarkan kaulnya, dan menurut pembimbing rohaninya, Maria diminta untuk kembali ke Perancis pada tahun 1872, karena menunjukan tanda-tanda kerasukan setan. Kembali ke Perancis, Maria kembali kepada kegiatan seperti biasa, dan ia juga membuat puisi. Maria kemudian mengajukan usul untuk bermisi ke Bethlehem. Banyak halangan yang menghadangnya, tetapi pada Takhta Suci memberikan izin. Pada 20 Agustus 1875, Mariam dan beberapa biarawati pergi menuju Bethlehem dan disambut oleh para Fransiskan. Mariam memilih lokasi biara melalui pesan yang ia terima dari Tuhan. Mariam memimpin para saudaranya, karena kemampuannya berbahasa Arab. Mariam kemudian berusaha melebarkan Misi ke Nazareth, dan Emmaus, dengan membeli tanah, dengan bantuan donatur, Berthe Dartigaux pada Agustus 1878. Ketika kembali ke Bethlehem, Maria yang ingin memberikan minum kepada para pekerja, terjatuh dan terluka. Maria dari Yesus Tersalib, O.C.D., meninggal dunia pada 26 Agustus 1878 di Bethlehem, Palestina. Pada 13 November 1983, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II, dan pada 17 Mei 2015, ia dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.


dari sumber http://ocarm.org/, http://saints.sqpn.com/, http://www.ocd.ie/, http://carmelholyland.org/, http://www.gcatholic.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Minggu Biasa XXI

Tahun C

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kamu akan berdiri di luar, dan mengetuk-ngetuk pintu sambil berkata: Tuan, bukakan kami pintu! Tetapi Ia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kamu datang’. Maka kamu akan berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami’. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!” Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan ingatlah, ada orang yang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi terakhir.”
 
 

Sto. Yosef dari Calasanz

25 Agustus

Jose de Calasanz lahir pada 11 September 1556 di Calasanz, Peralta, Barbastro, Aragon, Spanyol. Ia adalah putera dari Pedro Calasanz dan Donna Maria Gastonia. Yosef memperoleh pendidikan di sebuah sekolah di Peralta, kemudian melanjutkan pendidikan di Estadila, kemudian Lerida, dan belajar teologi di Valencia dan Alcala de Henares. Ayahnya sangat menginginkan Yosef untuk menikah dan berkeluarga, tetapi Yosef menyadari panggilan Tuhan dalam dirinya dan memutuskan menjadi seorang imam. Yosef ditahbiskan pada 17 Desember 1583 oleh Mgr. Hugo Ambrose de Moncada, Uskup Urgel. Yosef kemudian ditempatkan sebagai imam di Keuskupan Albarracin sebagai seorang teolog, pengaku, pemeriksa sinode, prokurator untuk Uskup della Figuera. Ketika Uskup della Figuera dipindahkan ke Lerida, Yosef juga ikut pindah. Setelah kematian Uskup della Figuera, Yosef dipanggil oleh Uskup Urgel untuk menjadi Vikaris Jendral untuk wilayah Trempe. Melalui panggilan dari Tuhan dalam sebuah pengelihatan, Yosef pergi ke Roma pada tahun 1592. Di Roma ia bekerja pada Kardinal Ascanio Collona, sebagai penasehat teologis, dan juga pengajar bagi keponakannya. Yosef kemudian bergabung dengan Persaudaraan Doktrin Kristen yang mengumpulakan anak-anak dijalanan dan memberikan mereka pendidikan. Karena bayaran yang minim, tidak ada guru yang mau mengajarkan anak-anak itu, sehingga Yosef dengan dibantu dua orang imam lainnya  membuka sebuah sekolah gratis pada November 1957. Paus Klement VIII sampai Paus Paulus V memberikan bantuan terhadap karya Yosef. Pada tahun 1602, Yosef memindahkan tempat karyanya ke sebuah tempat yang lebih besar di San Andrea della Valle. Pada tahun 1612, sekolah ini kembali pindah ke istana Torres. Pada 25 Maret 1617, Yosef mendirikan Tarekat Imam-Imam Pengajar atau yang lebih dikenal dengan Piarist. Tarekat ini diakui pada tahun 1621 dengan nama Ordo Clericorum Regularium Pauperum Matris Dei Scholarum Piarum (Sch.P. / S.P.). Ordo ini terus berkembang, walaupun kedekatan Yosef dengan Galileo sempat sedikit mengganggu hubungan Ordo dengan Gereja. Pada akhir masa hidupnya, Yosef mendapatkan tuduhan tidak kompeten oleh penggantinya. Ia bahkan sempat dipermalukan di depan umum. Sebuah komisi kepausan menyelidiki masalah ini dan mengembalikan Yosef sebagai Superior Jendaral Piarist pada tahun 1645. Masalah internal terus terjadi sampai pada akhirnya Paus Innosensius X membubarkan Ordo Piarist pada tahun 1646. Yosef dari Calasanz Sch.P., meninggal dunia pada 25 Agustus 1648 di Roma, Italia. Delapan tahun kemudian, Ordonya kembali di organisasikan dan kembali berkarya. Pada 18 Agustus 1748, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XIV dan pada 16 Juli 1767, ia dikanonisasi oleh Paus Klement XIII.


dari sumber:
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.catholicculture.org/
http://yesaya.indocell.net/
http://saints.sqpn.com/
http://catholic.org/
http://www.gcatholic.com/
http://www.newadvent.org/

Kalender Orang Kudus