Sto. Alfonsus Rodriguez

31 Oktober

Alonso Rodriguez lahir pada 25 Juli sekitar tahun 1532 di Segovia, Spanyol. Ia adalah putera dari Diego Rodriguez, seorang pedagang kain dan pakaian yang kaya. Ketika berusia sepuluh tahun, ia bertemu dengan Sto. Petrus Faber yang juga merupakan sahabat ayahnya. Sto. Petrus Faber mempersiapkan Alfonsus untuk menerima Komuni pertamanya. Bersama dengan saudaranya, Alfonsus dikirim untuk belajar di kolose Yesuit di Alcala. Kematian ayahnya yang mendadak membuatnya kembali kerumahnya dan mengurus usaha ayahnya. Alfonsus menikah dengan Maria Suarez ketika berusia duapuluh enam tahun. Keduanya dikaruniai seorang putera dan dua orang puteri. Satu demi satu keluarganya meninggal dunia dan usahanya juga menurun, membuat Alfonsus mencari bimbingan rohani dari seorang Yesuit. Hidupnya kemudian lebih diarahkan pada doa dan pertobatan sehingga ia ingin beralih pada kehidupan religius. Alfonsus meninggalkan semua yang ia miliki dan mencoba untuk bergabung dengan Serikat Yesus. Alfonsus ditolak karena usianya dan juga pendidikannya. Selama dua tahun Alfonsus mencoba untuk belajar kembali dan mendaftar kembali. Provinsial Yesuit menerimanya sebagai seorang bruder pada 31 Januari 1571 di Valencia, Spanyol. Alfonsus ditempatkan di Palma de Majorca sebagai seorang penjaga pintu. Ia selalu menyapa siapapun yang mengetuk pintu dengan keramahan dan senyum, seperti Tuhan sendiri yang mengetuk pintu. Ia bersahabat dengan Sto. Petrus Clavier yang juga sering meminta bimbingan dari Alfonsus. Alfonsus juga yang menyarankan Sto. Petrus Klaver untuk melakukan misi di Amerika Selatan. Alfonsus Rodriguez, S.J., meninggal dunia pada 31 Oktober 1617 di Palma de Majorca, Spanyol. Pada 29 Mei 1825, ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XII dan pada 15 Januari 1888, ia dikanonisasi oleh Paus Leo XIII.


Bto. Dominikus Collins

30 Oktober

Dominic Collins lahir pada tahun 1566 di Youghal, County Cork, Irlandia. Ia adalah putera dari John dan Felicity Collins, yang merupakan bangsawan Irlandia. Diskriminasi terhadap umat Katolik pada masa kekuasaan Ratu Elisabeth membuat Dominikus pergi meninggalkan Irlandia menuju Perancis. Dominikus bergabung dengan Liga Katolik sampai ia berpangkat Kapten. Setelah sembilan tahun di Perancis, Dominikus pindah ke Spanyol untuk melayani Raja Philip II. Dominikus kemudian menyadari bahwa menjadi tentara bukanlah panggilan hidupnya. Ia kemudian bertemu dengan Thomas White, seorang Yesuit yang berasal dari Irlandia. Dominikus mulai dikenalakan dengan Serikat Yesus. Dominikus berkeinginan untuk begabung degan Serikat Yesus dan diterima pada 8 Desember 1598. Masa Novisiatnya dilakukan dengan menolong korban wabah penyakit di Santiago de Compostela. Dominikus kemudian ditugaskan untuk menemani seorang imam Yesuit, James Archer, dalam misi ke Irlandia. Mereka berangkat pada September 1601 dan tiba di Irlandia pada bulan Desember. Mereka kemudian menuju Kastil Dunboy untuk melakukan pelayanan. Ketika James Archer kembali ke Spanyol, Kastil Dunboy dikepung tentara Inggris, yang kemudian berhasil merebut kastil ini. Dominikus ditangkap dan dibawa ke Cork untuk kemudian diinterogasi, bahkan ditawarkan berbagai hal seperti kebebasan dan jabatan jika Dominikus mau menyangkal imannya. Dominikus tetap berpegang teguh pada imannya, sehingga ia dihukum mati dengan digantung. Dominikus Collins, S.J., meninggal dunia pada 31 Oktober 1602 di Youghal, Cork, Irlandia. Pada 27 September 1992, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


Bto. Angelus dari Acri

30 September

Luke Anthony lahir pada 19 Oktober 1669 di Acri, Calabria, Italia. Ia adalah putera dari Francis Falcone, seorang peternak kambing, dan Diana Enrico, seorang pembuat roti. Pada tahun 1687, Luke berkeinginan untuk menjawab panggilan Tuhan dengan bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin. Dalam masa Postulan, Luke sempat dua kali keluar, sebelum pada akhirnya pada 12 November 1690, ia masuk untuk ketiga kalinya. Ia memasuki masa Novisiat, dengan menerima jubah Kapusin dan menerima nama baru, Angelus. Pada tahun 1700, Angelus ditahbiskan sebagai seorang imam. Keinginannya menjadi seorang pengkotbah besar membuatnya mempersiapkan diri dalam homili pertamanya. Tetapi keinginannya tidak terjadi karena Angelus kehilangan kata-kata yang hendak ia ucapkan dalam homili pertamanya. Angelus kemudian belajar untuk memberikan homili yang sederhana sesuai dengan Injil, serta menyerukan pertobatan. Berbagai devosi juga kerap dilakukannya seperti Jalan Salib, Adorasi, dan devosi kepada Bunda Maria. Angelus mendirikan biara di Acritania dan menjadi pembimbing selama beberapa tahun. Angelus dari Acri, O.F.M.Cap., meninggal dunia pada 30 Oktober 1739 di Acri, Italia. Pada 18 Desember 1825, ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XII.


Sto. Gaetano Errico

29 Oktober

Gaetano Errico lahir pada 19 Oktober 1791 di Secondigliano, Naples, Italia. Ia adalah putera dari Pasquale, seorang manajer pabrik pasta, dan Maria Marseglia, seorang penenun. Gaetano dikenal sebagai seorang anak yang rajin membantu ayahnya. Ketika berusia empatbelas tahun, Gaetano merasakan panggilan Tuhan untuk menjadi seorang imam. Gaetano melamar untuk bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin dan Kongregasi Redemptoris, tetapi ia tidak diterima karena alasan usia atau kesehatan. Gaetano kemudian bergabung dengan seminari diosesan Naples. Karena kesulitan keuangan, Gaetano tidak dapat tinggal di seminari, sehingga ia harus berjalan sejauh 8 km, dari rumahnya menuju seminari. Gaetano dikenal sebagai pribadi yang rajin mengikuti Perayaan Ekaristi setiap hari. Ia juga selalu membantu pekerjaan orangtuanya. Pada 23 September 1815, Gaetano ditahbiskan sebagai imam, dan ditugaskan sebagai guru selama duapuluh tahun. Gaetano kemudian menjadi pastor paroki St. Kosmas dan Damianus. Gaetano dikenal karena pelayanan dalam Sakramen Tobat. Gaetano mendapat sebuah penglihatan akan Sto. Alfonsus Maria de Liguori, yang menyampaikan pesan dari Tuhan agar ia mendirikan sebauah gereja dan kongregasi. Gaetano kemudian merencanakan mendirikan gereja di Secondigliano, dan rencananya ini mendapat sambutan dari umat setempat. Tetapi masalah mulai muncul, mulai dari dana, penolakan dari beberapa orang dan rekan. Pada akhirnya Gaetano berhasil mendirikan gereja yang dipersembahkan kepada St. Perawan Maria Berduka Cita. Gereja ini diberkati pada 9 Desember 1830. Gaetano kemudian juga menghias gereja ini dengan patung Bunda Maria Berdukacita karya Francesco Verzella, yang menarik peziarah untuk mengunjungi gereja ini. Setelah mendirikan gereja, Gaetano mendirikan sebuah rumah dan ia tinggal di rumah itu bersama dengan para bruder yang mengurus gereja. Gaetano kemudian mempersiapkan untuk mendirikan sebuah kongregasi. Dalam sebuah retreat, Tuhan memperlihatkan kepada Gaetano agar kongregasinya dipersembahkan kepada Hati Kudus Yesus dan Maria. Pada tahun 1833, Gaetano mendirikan Misionaris Hati Terkudus Yesus dan Hati Tak Bernoda Maria/ Congregatio Missionariorum a Sacris Cordibus Iesu et MariƦ (M.SS.CC.). Kongerasi ini memperoleh pengakuan pada 14 Maret 1836, dan pada 30 Juni 1838, memperoleh pengakuan dari Kongregasi Uskup. Pada 13 Mei 1840, Kongregasi ini memperoleh pengakuan Kerajaan, dan pada 7 Agustus 1846, Kongregasi ini memperoleh pengakuan dari Paus Bto. Pius IX, dan Gaetano menjadi Superior Jendral pertamanya. Gaetano Errico, M.SS.CC., meninggal dunia pada 29 Oktober 1860 di Secondigliano, Naples, Italia. Pada 14 April 2002, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II, dan pada 12 Oktober 2008, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.


dari sumber http://www.vatican.va/http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/http://www.msscc.in/http://www.gcatholic.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Bto. Mikael Rua

29 Oktober

Michele Rua lahir pada 9 Juni 1837 du Valdocco, Turin, Italia. Ia adalah putera dari Giovanni Battista Rua, seorang supervisor pabrik senjata, dan Giovanna Maria Rua. Mikael bergabung dengan oratori yang didirikan oleh Sto. Yohanes Bosko, dan menjali salah seorang mendengarkan keinginannya Sto. Yohanes Bosko untuk mendirikan Kongregasi Salesian. Pada 29 Juli 1860, Mikael ditahbiskan menjadi imam, dan kemudian menjadi Rektor di kolose Mirabello pada tahun 1863. Ia kemudian menjadi vikaris di Valdocco dan selalu menemani Sto. Yohanes Bosko. Michaelis kemudian menjadi direktur Jendral tarekat Putri-Putri Maria Penolong Umat Kristiani. Atas permintaan Sto. Yohanes Bosko, pada tahun 1888, Paus Leo XIII menunjuknya menjadi pengganti Sto. Yohanes Bosko memimpin Kongregasi Salesian sebagai Rektor Mayor. Dibawah bimbingannya, Kongregasi Salesian Don Bosko berkembang dengan pesat diseluruh dunia. Ia selalu mengajarkan apa yang dikatakan maupun yang dilakukan oleh Sto. Yohanes Bosko. Mikael Rua, S.D.B., meninggal dunia pada 6 April 1910 di Turin, Italia. Pada 29 Oktober 1972, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Paulus VI.


Sto. Yudas Tadeus

28 Oktober

Yudas Tadeus adalah satu dari ke-12 rasul Kristus. Ia putera dari Alfeus Kleopas dan Maria. Ia juga adalah saudara dari Sto. Yakobus Alfeus dan Sto. Simon, dan juga diyakini masih memiliki hubungan saudara dengan Tuhan Yesus. Sebelum menjadi rasul, ia juga diyakini bekerja sebagai nelayan. Setelah hari Pentakosta, berbagai tradisi menyebutkan bahwa ia mewartakan Injil di Yudea, Samaria, Idumaea, Siria, Mesopotamia, Persia dan Libia. Menurut Eusebius, Yudas kembali ke Yerusalem pada tahun 62 dan membantu pemilihan saudaranya, Sto. Simon, sebagai Uskup Yerusalem menggantikan Sto. Yakobus Alfeus. Yudas juga menulis surat kepada Gereja-gereja di Timur, terutama kepada kaum Yahudi Kristen yang ditujukan untuk melawan pembangkangan kaum Simonian, Nikolait, dan Gnostik. Yudas dipercaya sebagai penulis Kitab Yudas. Ia juga mampu menyembuhkan orang dan mengusir setan. Menurut legenda ia mengunjungi Beirut dan Edessa dan kemungkinan menjadi martir di Persia bersama Sto. Simon, yang juga disebut orang Zealot. Kemartirannya diyakini akibat ia dipukul dengan sebuah kayu dan dipenggal.


Sto. Simon

28 Oktober

Simon adalah satu dari ke-12 rasul Kristus. Ia disebut sebagai orang Kanaan atau Zealot dalam Injil, karena menjalani hukum Yahudi dan hukum Kanaan secara ketat, tetapi Simon sendiri bukanlah berasa dari Kana atau anggota kelompok Zealot. Setelah hari Pentakosta Simon mewartakan Injil di berbagai tempat di Timur Tengah, terutama di Mesir dan Mesopotamia bersama dengan Sto. Yudas Tadeus. Menurut tradisi Latin, Simon meninggal dunia sebagai martir dengan cara digergaji tubuhnya dibelah dua di Persia. Beberapa sumber mengisahkan ia menjadi martir bersama Sto. Yudas Tadeus. Beberapa sumber juga menyamakannya dengan Sto. Simon, saudara Tuhan.  


St. Simon dan Yudas

28 Oktober

Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka itu ialah: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, Andreas saudara Simon, Yohanes dan Yakobus, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya, dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
 
 

Minggu Biasa XXX

Tahun C

Sekali peristiwa Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini! Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
 
 

Sto. Yohanes Ston

25 Oktober

John Stone adalah seorang biarawan Austin di Canterbury, Inggris. Saat Raja Henry VIII mengangkat dirinya menjadi pemimpin Gereja di Inggris, pada tahun 1538, banyak biarawan yang memberikan pengakuan terhadap Raja Henry sebagai kepala Gereja di Inggris, termasuk para biarawan Agustinian. Yohanes menolak mengakui Raja Henry sebagai kepala Gereja di Inggris, sehingga ia ditahan. Pada tahun 1539, ia diadili dan dijatuhi hukuman mati karena tuduhan penghianatan. Yohanes Ston, O.S.A., meninggal dunia pada 27 Desember 1539 di Dane John, Inggris. Pada 9 Desember 1886, ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII dan pada 25 Oktober 1970, ia dikanonisasi oleh Paus Bto. Paulus VI.


dari sumber http://midwestaugustinians.org/, http://augustinians.net/, http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/http://www.catholicculture.org/http://en.wikipedia.org/http://www.midwestaugustinians.org/http://www.newadvent.org/http://augustinians.net/, dan http://www.osa-west.org/

Sto. Aloisius Guanella

24 Oktober

Luigi Guanella lahir pada 9 Desember 1842 di Fraciscio di Campodolcino, Como, Italia. Ia adalah putera dari Lawrence Guanella dan Maria Guanella yang merupakan keluarga miskin. Pada 8 April 1852, Aloisius diperlihatkan oleh Bunda Maria, karya-karya yang akan ia kerjakan. Aloisius masuk seminari pada usia duabelas tahun, dan ditahbiskan pada 26 Mei 1866. Ia menjadi Imam di Savogno, dan juga seorang guru di sebuah sekolah dasar. Pada tahun 1875, Aloisius bekerja bersama Sto. Yohanes Bosko dalam menangani anak-anak yang tidak memiliki tempat tinggal. Pada tahun 1878, Aloisius kembali ke Como atas permintaan Uskup Como dan menjadi asisten di Tranona. Aloisisus mendirikan sebuah sekolah gratis, tetapi gelombang anti-Katolik membuat pemerintah menutup sekolahnya pada tahun 1881. Pemerintah mulai mengawasi Aloisius, bahkan atas tekanan pemerintah juga, Aloisius dipindahkan ke Olmo di Chiavenna. Tidak lama kemudian, Aloisius dipindahkan kembali ke Pianello Lario. Pada tahun 1882, Aloisius mulai berkarya dalam mendirikan Kongregasi Daughters of St. Mary of Providence. Aloisius berkarya bersama Bta. Clare Bosatta pada tahun 1886. Aloisius juga mulai mendirikan Kongrgasi Pelayan Kasih/ Congregatio Servorum a Charitate (S.C.), pada tahun 1908. Aloisius terus berkarya baik dalam tulisan-tulisannya, maupun sebagai seorang penasehat. Aloisius bersahabat dan juga sering memberikan nasehat dan bantuan kepada Bto. Andrea Carlo Ferrari dan Paus Sto. Pius X. Pada tahun 1912, Aloisius pergi menuju Amerika untuk memperluas karyanya. Pada tahun 1913, ia mendirikan Persaudaraan St. Yosef. Pada tahun 1915, ketika terjadi bencana gempa, Aloisius bergegas ikut pergi menolong dan membantu para korban. Setelah itu, kesehatannya mulai menurun, dan pada 27 September 1915, ia terserang stroke. Aloisius Guanella meninggal dunia pada 24 Oktober 1915 di Como, Italia. Pada 25 Oktober 1954, ia dibeatifikasi oleh Paus V. Paulus VI dan pada 23 Oktober 2011, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.


Sto. Antonius Maria Claret

24 Oktober

Antoni Maria Clarey y Clara lahir pada 23 Desember 1807 di Sallent, Barcelona, Spanyol. Ia adalah putera seorang penenun, dan ikut bekerja sebagai penenun ketika muda. Antonius kemudian memutuskan untuk masuk seminari pada tahun 1829, dan ia ditahbiskan sebagai Imam pada tahun 1835. Antonius kemudian sempat berkarya di Sallent, sebelum pergi ke Roma untuk berkarya di Propaganda Fidei, dan mencoba bergabung dengan Serikat Yesus. Antonius mengundurkan diri dari novisiat Serikat Yesus karena kesehatannya yang terus menurun. Antonius kembali ke Spanyol dan berkarya di sebuah paroki. Antonius menuliskan sekitar 150 buku, dan ia kemudian memutuskan untuk menjadi misionaris di Kepulauan kanari pada tahun 1848. Antonius kemudian mendirikan Kongergasi Misionaris Putera-Puteri Hati Tak Bernoda Maria / Congregatio Missionariorum Filiorum Immaculati Cordis B.M.V. (C.M.F.) pada 16 Juli 1849. Pada 20 Mei 1850, Antonius ditunjuk sebagai Uskup Santiago de Cuba, Kuba. Oleh Paus Bto. Pius IX, Antonius dipanggil kembali ke Spanyol untuk melayani Ratu Isabella II sebagai bapa pengakuannya pada tahun 1857. Ketika Ratu Isabella diasingkan, Antonius mengikutinya pada tahun 1868. Pada tahun 1869 dan 1870, Antonius mengikuti Konsili Vatikan I. Antonius Maria Claret, C.M.F., meninggal dunia pada 24 Oktober 1870 di biara Sistersian di Fontfroide, Perancis. Pada 25 Februari 1934, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 7 Mei 1950, ia dikanonisasi oleh Paus Pius XII.


Sto. Gulielmus

23 Oktober

Gulielmus lahir di Perancis. Ia adalah putera sebuah keluarga bangsawan. Gulielmus menghabiskan masa mudanya dengan banyak perbuatan dosa. Ia kemudian betobat dan mengubah hidupnya mengikuti Yesus. Gulielmus melakukan peziarahan ke Spnyol, Roma, dan Tanah Suci. Setelah kembali dari peziarahannya, Gulielmus pergi ke Tuscany dan bergabung pada sebuah pertapaan. Disana ia juga memiliki harapan untuk mereformasi kehidupan para pertapa, tetapi ia gagal dan memutuskan untuk pergi ke sebuah pertapaan di Malavalle, Grossetto. Gulielmus menghabiskan sisa hidupnya dengan bertapa, berdoa, bermati raga, dan bertobat. Gulielmus meninggal dunia pada 10 Februari 1157 di Malavalle, Grossetto, Italia. Pada tahun 1202, ia dikanonisasi oleh Paus Innosensius III. Setelah itu, banyak orang mulai mengenal Gulielmus dan mengikuti cara hidupnya, sampai dengan seorang muridnya, Albert, mendirikan Ordo St. William, dan aturan hidup St. William. Ordo ini kemudian digabungkan ke dalam Ordo St. Agustinus.


dari sumber http://osa-west.org/, http://midwestaugustinians.org/, http://augustinians.net/, dan http://en.wikipedia.org/

Ursulin dari Valenciennes

23 Oktober

Revolusi Peransis mengakibatkan penganiayaan terhadap para kaum religius Gereja Katolik, dan tidak terkecuali para biarawati. Biarawati Ursulin telah berkarya di Valenciennes sebelumnya terpaksa mengungsi ke Mons, Belgia. Pada tahun 1793, mereka kembali ke Valenciennes, ketika kota itu dikuasai pasukan Austria. Ketika Perancis kembali menguasai kota Valenciennes, mereka memilih bertahan. Pada September 1794, sebelas biarawati Ursulin ditangkap dan lima diantara mereka diadili pada tanggal 17 Oktober 1794 dan dijatuhi hukuman mati. Lima hari kemudian, enam biarawati Ursulin yang tersisa, juga dihukum mati pada 23 Oktober 1794. Pada 13 Juni 1920, mereka semua dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XV. Mereka adalah:

  1. Bta. Louise Joseph Vannot (Marie Natalie Joseph dari St. Louis, O.S.U.)
  2. Bta. Jeanne Reine Prin (Marie Laurentine dari St. Stanislaus, O.S.U.)
  3. Bta. Hyacinthe Augustine Gabrielle Bourla (Marie Ursule Joseph dari St. Bernardinus, O.S.U.)
  4. Bta. Marie Genecieve Joseph Ducrez (Marie Louise dari St. Fransiskus, O.S.U.)
  5. Bta. Marie Madeleine Joseph Dejardins (Marie Augustine Clementine Joseph dari Hati Kudus Yesus, O.S.U.)
  6. Bta. Clotilde Joseph Paillot (Marie Clotilde Angele dari St. Fransiskus Borgia, O.S.U.)
  7. Bta. Marie Marguerite Joseph Leroux (Marie Scholastique dari St. Yakobus, O.S.U.)
  8. Bta. Anne-Joseph Leroux (Marie-Josephine, O.S.U.)
  9. Bta. Marie Lievine Lacroix (Marie Francoise, O.S.U.)
  10. Bta. Marie Augustine Erraux (Anne Marie Joseph, O.S.U.)
  11. Bta. Jeanne Louise Barre (Marie Cordule Joseph dari St. Dominikus, O.S.U.)


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/http://newsaints.faithweb.com/http://www.ursulines.co.uk/,
Butler's Lives of the Saints, Volume 10

Bto. Yohanes Yang Baik

23 Oktober

Yohanes Bono lahir pada tahun 1168 di Mantua, Italia. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil. dan ketika Yohanes berusia enambelas tahun, ia pergi meninggalkan ibunya. Suatu ketika ia terserang penyakit parah yang membuatnya merefleksikan cara hidupnya selama ini dan berjanji untuk mengubah hidupnya jika ia disembuhkan. Setelah sembuh, Yohanes memilih menjadi seorang pertapa di Bertinoro, sebelum ia pindah ke Butriolo. Hidupnya hanya diperuntukan untuk pertobatan dengan berdoa, berpuasa, dan bermatiraga. Banyak orang tertarik dengan cara hidupnya dan menjadi muridnya. Ordo Butriolo didirikan untuk menghimpun para pengikutnya. Karena tidak memiliki aturan, maka Gereja memberikan aturan Agustinian untuk diikuti ordo ini, sampai pada tahun 1256, Ordo ini bergabung dengan Ordo St. Agustinus. Pada Oktober 1249, Yohanes pergi bersama dua muridnya ke Mantua. Yohanes Yang Baik meninggal dunia ada 16 Oktober 1249 di Mantua, Italia. Pada tahun 1483, ia dibeatifikasi oleh Paus Sixtus IV.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.osa-west.org/http://www.midwestaugustinians.org/http://augustinians.net/

Sto. Yohanes dari Capestrano

23 Oktober

Yohanes lahir pada tahun 1386 di Capistrano, Abruzzi, Italia. Ia adalah putera seorang perwira Jerman yang meninggal dunia ketika Yohanes masih kecil. Yohanes memperoleh pendidikan hukum dari Universitas Perugia, dan bekerja sebagai pengacara. Yohanes kemudian diangkat menjadi gubernur Perugia oleh Raja Ladislaus dari Naples. Sebagai gubernur, Yohanes memerangi korupsi dan penyuapan. Yohanes sempat menikahi seorang wanita kaya Perugia, sebelum terjadi perang yang dalam usaha untuk mendamaikan, Yohanes ditangkap sebagai tahanan perang. Di dalam penjara, ia mengalami pengelihatan, dimana Sto. Fransiskus mendatanginya dan memintanya untuk menjadi seorang Fransiskan. Yohanes yang belum pernah bersetubuh dengan isterinya, memutuskan untuk membatalkan pernikahannya dan bergabung dengan Ordo Fransiskan. Bersama dengan Sto. Yakobus dari Marka, Yohanes menjadi murid Sto. Bernardinus dari Siena. Ketika menjadi diakon, Yohanes diberi izin untuk memberikan homili yang kemudian membuatnya dikenal. Pada tahun 1425, Yohanes ditahbiskan sebagai imam dan terus menerus menyerukan pertobatan. Ia juga mempromosikan devosi kepada Nama Suci Yesus, yang diajarakan oleh Sto. Bernardinus dari Siena. Yohanes dalam sebuah misi, menyembuhkan banyak orang dengan membuat Tanda Salib. Yohanes berusaha mendamaikan pihak-pihak yang berseteru dalam Ordo Fransiskan dan juga mereformasi Ordo. Pada tahun 1439, Yohanes diutus ke Milan dan Burgundy untuk menghadapi antipaus Felix V. Yohanes dikirm untuk melakukan misi di Perancis pada tahun 1446, sebelum kemudian ia menjadi nuncio untuk Austria, dimana ia melawan ajaran sesat Hussites. Ia sempat mengunjungi Polandia, Jerman, Bohemia, bahkan sampai Russia. Ketika pasukan Turki merebut Konstantinopel dan mengancam akan merebut Eropa, Yohanes diutus oleh Paus Kallistus II untuk menyerukan Perang Salib dan memimpin pasukan, yang pada pertempuran di Belgrade pada tahun 1456, berhasil mengalahkan pasukan Turki. Yohanes dari Capestrano, O.F.M., meninggal dunia pada 23 Oktober 1436 di Villach, Hungaria. Pada 19 Desember 1650, ia dibeatifikasi oleh Paus Innosensius X dan pada 16 Oktober 1690 ia dikanonisasi oleh Paus Alexander VIII. Sumber lain mengatakan bahwa Yohanes dibeatifikasi pada tahun 1694 oleh Paus Innosetius XI dan dikanonisasi pada tahun 1724 oleh Paus Benediktus XIII.


Sto. Yohanes Paulus II

22 Oktober

Paus Yohanes Paulus II adalah Paus ke-264 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 1978-2005. Karol JĆ³zef Wojtyla lahir pada 18 Mei 1920 di Wadowice, Krakow, Polandia. Ia adalah putera pasangan Karol Wojtyla dan Emilia Kaczorowka. Ibunya meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang ketiga pada tahun 1929 dan ayahnya meninggal pada tahun 1941. Kakaknya bernama Edmund, seorang dokter, meninggal pada tahun 1932 dan adiknya, Olga meninggal sebelum dapat dilahirkan. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Marcin Wadowita di Wadowice, Karol masuk Universitas Jagiellonian, Krakow pada tahun 1938 dan juga belajar di sebuah sekolah drama. Pada tahun 1939, tentara Nazi menutup universitasnya, sehingga ia terpaksa bekerja disebuah tambang dan kemudian pabrik bahan kimia untuk dapat bertahan hidup dan menghindari deportasi menuju Jerman. Panggilan Tuhan mulai ia rasakan pada tahun 1942, dan Karol belajar di Seminari Krakow yang dijalankan sembunyi-sembunyi oleh Kardinal Adam Stefan Sapieha, Uskup Agung Krakow. Setelah Perang Dunia II berakhir, ia melanjutkan belajar di Seminari Tinggi Krakow, ketika dibuka kembali, dan ia belajar teologi di Universitas Jagiellonian. Karol ditahbiskan sebagai imam pada 1 November 1946 oleh Kardinal Sapieha. Tidak lama kemudian ia dikirim ke Roma dan menyelesaikan doktorat teologi pada tahun 1948. Pada masa liburannya ia melayani para imigran Polandia di Perancis, Belgia, dan Belanda. Pada tahun 1948, ia kembali ke Polandia dan berkarya di beberapa paroki dan juga melayani para mahasiswa. Pada tahun 1951, ia melanjutkan pendidikan dalam bidang filsafat dan teologi. Setelah menyelesaikan studinya, Karol menjadi pengajar di Seminari Tinggi Krakow dan Fakultas Teologi Lublin. Pada 4 Juli 1958, ia ditunjuk sebagai Uskup Auxiler Keuskupan Agung Krakow oleh Paus V. Pius XII. Karol ditahbiskan pada tanggal 28 September oleh Uskup Agung Eugeniusz Baziak. Pada 13 Januari 1964, ia diangkat sebagai Uskup Agung Krakow dan kemudian sebagai kardinal pada 26 Juni 1967, oleh Paus Bto. Paulus VI. Sebagai Uskup, Ia berpartisipasi pada Konsili Vatikan II dan membantu merumuskan Konstitusi Gaudium et Spes. Pada 16 Oktober 1978, Karol Kardinal Wojtyla terpilih sebagai Paus menggantikan Paus Yohanes Paulus I, dan mengambil nama Yohanes Paulus II atas saran dari Kardinal Wyszynski. Ia adalah Paus pertama yang berasal dari luar Italia setelah Paus Adrian V Sebagai Paus, ia banyak melakukan kunjungan ke berbagai negara di dunia. Kecintaannya pada Orang Muda menciptakan Hari Orang Muda Sedunia. Paus Yohanes Paulus II juga mengajak seluruh pemimpin agama untuk berdoa memohon perdamaian dunia di Assisi. Paus Yohanes Paulus II juga membangun komunikasi dengan umat Yahudi. Masa Kepausannya juga menjadi sebuah ancaman bagi pemerintah Komunis. Pada 13 Mei 1981, terjadi percobaan pembunuhan terhadapnya di lapangan St. Petrus oleh Mehmet Ali Agca. Paus selalu meyakini bahwa ia dilindungi oleh Bunda Maria, sehingga ia mempersembahkan peluru yang menembus tubuhnya kepada Sta. Perawan Maria dari Fatima. Masih banyak hal yang dilakukan semasa Kepausannya, seperti memperkenalkankan lima peristiwa cahaya, yang disusun oleh Sto. Georgius Preca, dalam devosi rosario, membeatifikasi 1338 orang terberkati dan mengkanonisasi 482 orang kudus, ia juga mengangakat Sta. Teresa dari Lisieux sebagai Pujangga Gereja pada tahun 1997, dan juga mempromosikan devosi kerahiman ilahi, yang juga sudah ia lakukan ketika menjadi Uskup Agung Krakow. Paus Yohanes Paulus II juga menetapkan Pesta Kerahiman Ilahi pada satu minggu setelah Hari Raya Paskah, pada tahun 2002. Paus Yohanes Paulus II meninggal dunia pada 2 April 2005, tepat pada vigili Pesta Kerahiman Ilahi, di Roma, Vatikan. Pada 1 Mei 2011, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, dan pada 27 April 2014, ia dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.


dari sumber:
http://www.indocell.net/yesaya
http://www.vatican.va/
sumber-sumber lainnya.

Sta. Ursula

21 Oktober

Ursula dikisahkan lahir pada sekitar abad ke-4 di Inggris. Ia merupakan puteri seorang Raja Inggris yang telah menjadi seorang Kristen. Kisah hidup Ursula dikatakan sebagai sebuah legenda. Banyak versi yang beredar dan juga kurangnya bukti pendukung membuat kisah hidupnya diragukan. Dikisahkan Ursula mempersembahkan dirinya kepada Tuhan dan berkeinginan menjaga keperawanannya. Suatu ketika, seorang Raja penganut Paganisme melamar Ursula untuk dinikahkan dengan puteranya. Banyak harta dipersiapkan bagi Ursula dan ayahnya, demikian juga dengan ancaman. Ursula kemudian mengajukan beberapa syarat dimana ia meminta sepuluh orang gadis bangsawan, untuk pergi menemaninya selama tiga tahun. Selama itu juga, ia meminta supaya putera Raja Pagan itu dibaptis dan mempraktekan hidup sebagai seorang Kristen. Dikisahkan juga bahwa setiap gadis-gadis yang menemani Ursula, membawa serta masing-masing 1000 gadis. (Kisah ini diragukan karena adanya penafsiran berbeda dari tulisan Latin pada sebuah kisahnya.) Syarat-Syarat ini diterima oleh Raja Pagan, dan Ursula pergi bersama gadis-gadisnya berlayar sampai Roma, dimana ia dikisahkan bertemu dengan Paus Cyriacus. (Kisah ini juga sangat diragukan, karena tidak ada Paus Cyriacus.) Dalam perjalanan ini juga, dikisahkan Ursula membawa rombongannya untuk menjadi seorang Kristen.  Ketika kembali melewati Cologne, rombongan Ursula diserang oleh bangsa Hun. Ursula dan rombongannya mempertahankan keperawanan mereka sehingga mereka dibunuh sebagai martir. Dalam kisah yang lain, Ursula pergi bersama gadis-gadisnya tetapi terdampar di Cologne, karena kapalnya karam. Disini mereka mati sebagai martir, mempertahankan keperawanan mereka.


Minggu Biasa XXIX

Tahun C

Sekali peristiwa Yesus menyampaikan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Ia berkata, “Di sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Dan di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, ‘Belalah hakku terhadap lawanku!’ Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya, ‘Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus-menerus datang dan akhirnya menyerang aku.” Lalu Tuhan berkata, “Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya, yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka! Akan tetapi, jika Anak manusia itu datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?”


dari sumber http://renunganpagi.blogspot.com/

Sto. Petrus dari Alcantara

19 Oktober

Peter Garavita lahir pada athun 1499 di Alcantara, Spanyol. Ia adalah putera dari Peter Garavita, seorang gubernur, dan ibunya adalah anggota keluarga bangsawan Sanabia. Petrus memperoleh pendidikan bahasa dan filsafat di Alcantara. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya pada bagian hukum negara dan Gereja di Universitas Salamanca. Pada tahun 1515, Petrus secara diam-diam memilih untuk bergabung dengan Ordo Fransiskan beraliran ketat di Manxaretes, Extremadura. Petrus kemudian ditugaskan untuk mendirikan komunitas baru di Badajoz, ketika ia berusia 22 tahun. Pada tahun 1524, Petrus ditahbiskan menjadi imam, dan pada tahun 1525, ia diangkat sebagai guardian biara di Robredillo. Petrus kemudian menjadi seorang pengkotabh yang cukup dikenal. Pada tahun 1538, Petrus ditunjuk sebagai Provinsial untuk Extremadura. Petrus berusaha untuk mereformasi provinsi yang ia pimpin. Pada tahun 1540, Petrus mengajukan sebuah aturan baru, tetapi mendapat banyak penolakan. Petrus memilih mundur dari posisinya dan bersama dengan Sto. Yohanes dari Avila mengasingkan diri ke pegunungan Arabida, Portugal. Beberapa orang biarawan datang dan bergabung dengan Petrus. Pada tahun 1553, Petrus kembali ke Spanyol, dan dua tahun kemudian ia melakukan perjalan menuju Roma dengan berjalan kaki. Di Roma, Petrus meminta izin kepada Paus Julius III untuk mendirikan sebuah biara baru di Spanyol dibawah pengawasan Ordo Fransiskan Konventual. Petrus memperoleh izin, dan Petrus memulai reformasi Alcantarine. Pada tahun 1561 menjadi provinsial untuk provinsi baru yang ia dirikan. Keberhasilan Petrus mendapat pujian dari Sto. Fransiskus Borgia. Petrus juga menjadi pembimbing rohani Sta. Teresa dari Avila, terutama ketika Sta. Teresa berusaha untuk mereformasi Ordo Karmel dan juga mendirikan sebuah biara baru. Petrus dari Alcantara, O.F.M. meninggal dunia pada 18 Oktober 1562 di Extremadura, Spanyol. Pada 18 April 1622, ia dibeatifikasi oleh Paus Gregorius XV, dan pada 28 April 1669, ia dikanonisasi oleh Paus Klement XI.

Dari sumber http://www.imankatolik.or.id/, http://saints.sqpn.com/, http://www.americancatholic.org/, http://www.newadvent.org/, http://www.catholic.org/, http://en.wikipedia.org/, dan http://ofm.or.id/

Sto. Isaac Jogues

19 Oktober

Isaac Jogues lahir pada 10 Januari 1607 di Orleans, Perancis. Ia bergabung dengan Serikat Yesus pada tahun 1624. Setelah ditahbiskan ia sempat menjadi pengajar sastra di Rouen, sebelum pada tahun 1636 di kirim sebagai misionaris ke Quebec, Kanada. Bersama dengan Sto. Rene Goupil, Isaac berkarya di tengah suku Huron dekat Great Lakes. Keduanya ditangkap dan disiksa oleh suku Mohawks di Osernenon. Sto. Rene Goupil meninggal dunia sebagai martir, sementara itu Isaac menjadi budak selama sekitar tiga belas bulan. Isaac diselamatkan oleh koloni Belanda yang membawanya ke New York sebelum kembali ke Perancis. Di Perancis, Isaac disambut seperti seorang pahlawan, tetapi satu hal yang ia inginkan adalah diizinkan mempersembahkan Misa, karena ia kehilangan dua jarinya selama disiksa. Paus Urbanus VIII, kemudian memberikan izin kepada Isaac. Isaac kembali ke Kanada pada tahun1644. Ia menjadi negosiator kepada suku Iroquois. Bersama dengan Sto. Jean de la Lande, Isaac mengunjungi kembali tempat dimana ia ditangkap dan disiksa, pada tahun 1646. Isaac berhasil menjalin persahabatan dengan suku Mohawks. Ketika Isaac berkunjung untuk ketiga kalinya, ia dituduh sebagai pembawa penyakit dan pembawa kelaparan. Isaac dan Sto. Jean de la Lande ditikam dengan tombak dan dipenggal. Isaac Jogues, S.J., meninggal dunia pada 18 Oktober 1646 di Osernenon, New York, Amerika Serikat. Pada 21 Juni 1925, ia dibeatifikasi, dan pada 29 Juni 1930, ia dikanonisasi oleh Paus Pius XI.


dari sumber:
http://imankatolik.or.id/
http://www.newadvent.org/
http://www.catholic.org/
http://www.ignatianspirituality.com/
https://www.americancatholic.org/
http://saints.sqpn.com/

Sto. Yohanes de Brebeuf

19 Oktober

Jean de Brebeud lahir pada 25 Maret 1593 di Conde Sur Vire, Normandia, Perancis. Yohanes bergabung dengan Serikat Yesus pada 8 November 1617. Penyakit Tuberculosis membuat Yohanes hampir dikeluarkan, tetapi ia tetap melanjutkan pendidikannya dengan hanya mengambil pelajaran yang diperlukan. Yohanes ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1622 di Pontoise. Yohanes kemudian dikirim menjadi misionaris ke Kanada, dan pada 19 Juni 1625, ia tiba di Quebec. Pada awalnya, Yohanes tinggal bersama suku Montagnais, kemudian ia diutus untuk berkarya di tengah suku Huron. Pada tahun 1629, Yohanes harus kembali ke Perancis, karena Inggris menguasai Kanada. Di Perancis Yohanes tetap berkarya sebagai pengkotbah dan pembimbing rohani. Pada tahun 1633, Yohanes kembali ke Kanada dan tetap berkarya di tengah suku Huron. Ketika wabah penyakit menjangkiti suku Huron, Yohanes dan para misionaris mendapat tuduhan sebagai pembawa penyakit. Yohanes tetap tinggal dan merawat mereka. Yohanes berhasil membaptis sekitar 7000 orang dan juga menuliskan katekismus serta kamus bahasa Huron. Perang antara Suku Huron dan Iroquois membawa dampak kepada para misionaris. Yohanes ditangkap bersama dengan Sto. Gabriel Lalement oleh suku Iroquois. Keduanya disiksa dengan kejam sampai dengan kemartiran mereka. Yohanes de Brebeuf, S.J., meninggal dunia pada 16 Maret 1649 di Georgian Bay, Kanada. Pada 21 Juni 1925, ia dibeatifikasi dan pada 29 Juni 1930, ia dikanonisasi oleh Paus Pius XI.


dari sumber:
http://imankatolik.or.id/
http://en.wikipedia.org/
http://www.newadvent.org/
http://www.catholic.org/
https://www.americancatholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.ignatianspirituality.com/

Sto. Paulus dari Salib

19 Oktober

Paolo Francesco Danei lahir pada 3 Januari 1694 di Ovada, Genoa, Italia. Ia adalah putera dari Luke Danei, seorang pedagang dan keturunan bangsawan, dan Anna Maria Massari. Paulus memperoleh pendidikan dari seorang imam di Cremonilo, Lomabardia. Ayahnya mempersiapkan Paulus untuk meneruskan usahanya, tetapi Paulus kemudian mendaftarkan diri menjadi tentara Venetian dalam menghadapi serangan bangsa Turki. Setelah menyelesaikan tugasnya, Paulus kembali ke kehidupannya dalam doa, dan pertobatan. Ia juga menolak untuk dinikahkan. Dikisahkan Paulus melihat penampakan Bunda Maria dengan jubah hitam dengan nama Yesus dan salib berwarna putih ditengahnya. Paulus diminta untuk mendirikan sebuah kongregasi. Setelah meminta bimbingan dari Mgr. Gastinara, Uskup Alessandria, Paulus mendapat dukungan bahwa apa yang ia lihat adalah benar. Paulus kemudian mulai medirikan Kongregasi Sengsara Yesus Kristus/ Congregatio Passionis Iesu Christi (C.P.) dengan bantuan adiknya, Giovanni Batista. Paulus mengganti namanya menjadi Paulus dari Salib. Pada tahun 1721, Paulus mencoba untuk meminta persetujuan terhadap aturan kongregasi barunya, tetapi di tolak, dan pada tahun 1725, Paus Benediktus XIII menerima aturan tersebut. Kongregasi Passionist mulai menerima novis, tetapi karena ketatnya aturan, banyak dari para novis yang mengundurkan diri. Pada tahun 1727, Paulus ditahbiskan menjadi imam oleh Paus Benediktus XIII. Paulus mengajukan perubahan aturan pada tahun 1741 dan 1746, dan disetujui oleh Paus Benediktus XIV. Pada kapitel pertamanya pada tahun 1747, Paulus terpilih menjadi Superior Jendral, walaupun ia sebenarnya tidak menginginkan posisi itu. Kongregasi Pasionist memperoleh aprobasi akhir pada tahun 1769 oleh Paus Klement XIV. Dua tahun kemudian, Paulus mulai mempersiapkan kongregasinya untuk menerima biarawati Pasionist. Paulus dari Salib, C.P., meninggal dunia pada 18 Oktober 1775 di Roma, Italia. Pada 1 Oktober 1852, ia dibeatifikasi dan pada 29 Juni 1867, ia dikanonisasi oleh Paus Bto. Pius IX.


dari sumber:
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholictradition.org/
http://www.catholic.org/
http://www.newadvent.org/
http://www.passionist.org/
http://www.catholicculture.org/
http://www.gcatholic.org/
http://imankatolik.or.id/

Sto. Lukas

18 Oktober

Lukas lahir di Antiokia, Syria. Ia diyakini adalah seorang putera dari sebuah keluarga Yunani. Tidak diketahui secara pasti, kapan Lukas menjadi pengikut Kristus. Lukas dikenal sebagai seorang dokter atau penyembuh. Ia diyakini mempelajari bidang kedokteran di Tarsus. Lukas kemudian menjadi dokter dalam sebuah kapal, sampai Ia bertemu dengan Sto. Paulus di Troas dan pergi bersamanya ke Neapolis sampai Filipi. Ia menemani Sto. Paulus dalam beberapa perjalannya menyebarkan Injil sampai mereka berpisah dan pada akhirnya bertemu kembali di Filipi atau Troas. Ketika Sto. Paulus dipenjara, Lukas dengan setia menemaninya. Lukas juga menuliskan Injil yang banyak mendapat pengaruh dari Sto. Paulus dalam penulisannya. Selain Injil, Lukas juga menuliskan Kisah Para Rasul yang menggambarkan keadaan Gereja pada awal Kekristenan. Lukas diyakini juga merupakan seorang pelukis. Setelah kemartiran Sto. Paulus, Lukas menyebarkan Injil sampai dengan ia meninggal pada sekitar tahun 74 di Yunani. Tidak diketahui secara pasti apakah Lukas meninggal sebagai martir atau tidak, tetapi banyak yang meyakini bahwa Lukas meninggal sebagai martir, karena Lukas merupakan seorang Penginjil.


St. Lukas

18 Oktober

Pada suatu hari Tuhan menunjuk tujuh puluh murid, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka, "Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian itu, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalu kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, 'Damai sejahtera bagi rumah ini.' Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, salammu itu akan kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ, dan katakanlah kepada mereka, 'Kerajaan Allah sudah dekat padamu'."


Sto. Ignasius Antiokia

17 Oktober

Ignasius lahir pada sekitar tahun 50 di Syria. Ia diyakini berasal dari keluarga penganut Paganisme, dan kemudian menjadi murid Sto. Yohanes. Ia kemudian diangakat sebagai Uskup Antiokia, dan pada masa penganiayaan oleh Kaisar Trajan, ia ditangkap bersama dengan orang-orang Kristen lainnya. Ignasius dibawa ke Roma dan dalam perjalanannya, ia menulis sekitar tujuh surat kepada para umatnya di Efesus, Magnesia, Tralles, Roma, Philadelphia, Symrna, dan juga kepada St. Polikarpus. Suratnya kepada umat di Symrna menjadi sumber tertua penggunaan kata Gereja Katolik. Di Roma, Ignasius menghadapi kemartirannya setelah ia dimasukan ke dalam arena yang berisi binatang-binatang buas yang menerkamnya. Ignasius dari Antiokia meninggal dunia pada sekitar tahun 107 di Roma, Italia. 


Sto. Gerardus Mayella

16 Oktober

Gerard Majella lahir pada 6 April 1726 di Muro Lucano, Italia. Ia adalah putera dari Dominic Majella dan Benedetta. Ayahnya meninggal ketika Gerardus masih berusia duabelas tahun, sehingga ia harus bekerja untuk memperoleh penghasilan bagi ibu dan saudaranya. Ia belajar menjadi penjahit, tetapi ia mendapatkan perlakuan kasar dari para pekerja. Setelah empat tahun belajar menjahit, Gerardus bekerja di rumah tangga Uskup Lacedonia, sampai dengan Uskup meninggal dunia. Pada tahun 1745, Gerardus kembali ke Muro dan membuka usaha jahit, yang penghasilannya ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan membantu orang-orang miskin. Pada tahun 1947, Gerardus memutuskan untuk hidup seperti Kristus. Ia mencoba untuk bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin, tetapi ditolak karena kesehatannya yang buruk, dan ia mencoba menjadi pertapa. Pada tahun 1749, para misionaris Kongregasi Redemptoris mulai berkarya di Muro, dan Gerardus sangat tertarik untuk bergabung. Ia mencoba mendaftar, tetapi ia kembali ditolak karena alasan kesehatan. Gerardus tidak menyerah dan ia memohon untuk dapat diterima. Gerardus akhirnya diterima dan menjalani masa novisiat di Deliceto. Pada 16 Juli 1752, Gerardus mengikrarkan kaul pertamanya. Gerardus melakukan semua pekerjaan yang diberikan pemimpinnya dengan baik. Penilaian awal yang diberikan kepadanya sebagai bruder yang tidak berguna segera terpatahkan melalui semua pekerjaan yang dilakukannya. Cobaan berat harus ia hadapi ketika pada tahun 1754, Gerardus dituduh melakukan dosa melanggar kemurnian dengan seorang gadis dimana Gerardus sering singgah dalam rumah keluarganya, ketika sedang melakukan misi. Terhadap hal ini, Gerardus hanya diam sampai Sto. Alfonsus Maria de Liguori memberikan hukuman berat dan mengurungnya. Tidak lama kemudian, muncul pengakuan yang menyatakan bahwa berita itu adalah rekayasa dan Gerardus tidak bersalah. Gerardus juga diketahui melakukan beberapa mukjizat dalam hidupnya. Ia juga dilaporkan melakukan bilokasi. Gerardus Mayella, C.Ss.R., meninggal dunia pada 16 Oktober 1755 di Coposele, Italia, karena sakit. Pada 29 Januari 1893, ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII, dan pada 11 Desember 1904, ia dikanonisasi oleh Paus Sto. Pius X.


Sta. Margarita Maria Alacoque

16 Oktober

Margarita Maria Alacoque lahir pada 22 Juli 1647 di L'Hautecour, Burgundy, Perancis. Ia adalah puteri dari Claude Alacoque dan Philiberte Lamyn. Sejak kecil ia sudah memiliki kecintaan kepada Sakramen Mahakudus dan ketika berusia tujuh tahun, ia sering melihat Yesus mengunjunginya dalam rupa, ketika Ia disiksa atau disalibkan. Margarita memperoleh pendidikan dari para biarawati Klaris di Charollesat. Margarita terserang penyakit rematik yang membuatnya harus terus beristirahat selama lima tahun. Dengan memohon melalui Bunda Maria, Margarita mempersembahkan dirinya untuk hidup religius. Devosinya kepada Sakramen Mahakudus menjadi semakin kuat, terutama setelah kematian ayahnya. Margarita kemudian bergabung dengan biara Visitasi di Paray le Monial, Perancis pada 26 Mei 1671 dan mengikrarkan kaul kekalnya pada 6 November 1672. Yesus kembali menampakan dirinya dan memilihnya untuk menyebarkan devosi kepada Hati Kudus Yesus. Tidak mudah baginya untuk menjalankan misi yang diberikan oleh Tuhan. Setelah meyakinkan superiornya, Margarita juga dibantu oleh Bapa Pengakuannya, Sto. Claude de la Colombiere dalam menyebarkan Devosi kepada Hati Kudus Yesus. Meskipun mendapatkan banyak pertentangan, pada akhirnya Devosi ini menjadi sangat dikenal dan diakui oleh Gereja. Pada tahun 1683, Margarita menjadi asisten dari superiornya. Ia juga mulai mengajarkan devosi ini kepada para novis dan mulai merayakan pesta Hati Kudus Yesus secara privat. Margarita Maria Alacoque meninggal dunia pada 17 Oktober 1690 di Paray le Monial, Perancis. Pada 18 September 1864, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Pius IX, dan pada 13 Mei 1920, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XV.

Sta. Hedwig

16 Oktober

Hedwig lahir pada tahun 1174 di Andechs, Bavaria, Jerman. Ia adalah puteri dari Berthold IV, dan juga merupakan bibi dari Sta. Elisabeth dari Hungaria. Ketika berusia duabelas tahun, Hedwig dinikahkan dengan Henry dari Silesia. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai 7 orang anak, dimana tiga diantaranya meninggal saat masih kecil. Hedwig membantu Henry dalam memerintah dan memiliki pengaruh yang besar. Hedwig mendukung pembangunan biara-biara, bahkan Henry juga mendirikan sebuah biara Sistersian di Trebnitz, dimana Gertrude, salah seorang puteri mereka bergabung dan kemudian menjadi abdis. Hedwig juga menjadi penyelamat Henry ketika ia tertangkap. Setelah kematian Henry pada tahun 1238, Hedwig bergabung dengan para biarawati di biara Sistersian di Trebnitz. Hedwing menerima jubah Sistersian dan tetap mengelola harta yang ia miliki untuk kemudian disumbangakan kepada mereka yang membutuhkan. Hedwig meninggal pada 15 Oktober 1243 di Trebnitz, Silesia, Polandia. Pada 26 Maret 1267, ia dikanonisasi oleh Paus Klement IV.

Sta. Teresa dari Avila

15 Oktober

Teresa Sanchez Cepeda Davila y Ahumada lahir pada 28 Maret 1515 di Avila, Castile, Spanyol. Ia adalah puteri dari Don Alonso Sanchez de Cepeda dan Dona Beatriz Davila y Ahumada. Ibunya meninggal saat Teresa berusia empatbelas tahun. Ia juga sempat belajar dengan biarawati-biarawati Agustinian tetapi ia kembali ke rumahnya karena sakit. Ketika berusia tujuhbelas tahun, Teresa pergi diam-diam untuk bergabung dengan biara Inkarnasi, milik Ordo Karmelit di Avila. Teresa memperoleh nama baru, Teresa dari Yesus. Hal ini dilakukan karena ayahnya tidak setuju dengan keinginan Teresa untuk menjadi seorang biarawati. Teresa kemudian jatuh sakit, tetapi melalui perantaraan Sto. Yosef, ia berhasil sembuh, walaupun kesehatannya tidak benar-benar pulih. Teresa kemudian berlatih mempraktekan doa batin, tetapi beberapa umat yang mengunjungi biara sering memberikan komentar yang mengganggu ketenagan Teresa. Selain itu Teresa juga kerap mendapatkan pengelihatan dan banyak yang meragukannya. Salah seorang Bapa Pengakuannya bahkan mengatakan ini berasal dari iblis, tetapi kemudian setelah diperiksa oleh Sto. Fransiskus Borgia, dan Sto. Petrus Alcantara, bersama dengan beberapa orang Dominikan, Yesuit, serta imam-imam lain mengakui bahwa apa yang dialami Teresa berasal dari Allah. Teresa kemudian ingin mencari kehidupan yang lebih sempurna. Ia kemudian mendirikan biara St. Yosef dari Avila bersama beberapa biarawati yang menerapkan aturan awal Ordo Karmelit pada 24 Agustus 1562, dan menjadi awal berdirinya Ordo Karmel Tak Berkasut/ Ordo Fratrum Discalceatorum B.M.V. de Monte Carmelo (O.C.D.). Pada awalnya tindakan yang dilakukan Teresa mendapat banyak pertentangan, tetapi kedatangan Prior Jendral Karmelit, memberikan persetujuan atas karya baru Teresa dan mengijinkan biara bagi para biarawan dan biarawati. Banyak biara didirikan oleh Teresa dan banyak orang mengikutinya, walaupun banyak juga yang menentang. Pada 28 November 1568, bersama dengan Sto. Yohanes dari Salib, Teresa mulai melakukan reformasi bagi para biarawan Karmelit dengan biara pertama di Duruelo. Teresa juga sempat mendapat tekanan dari pihak penguasa dalam mendirikan biaranya. Ketika Teresa semakin tua dan memiliki masalah dengan kesehatannya, ia masih tetap mendirikan biara-biaranya. Teresa dari Avila, O.C.D., meninggal dunia pada 4 Oktober 1582, di Alba de Tormes, Salamanca, Spanyol. Pada 24 April 1614, ia dibeatifikasi oleh Paus Paulus V dan pada 12 Maret 1622, ia dikanonisasi oleh Paus Gregorius XV. Relikuinya disimpan di Alba. Tubuhnya tidak mengalami kerusakan dan jantungnya yang mengalami Transverberation atau luka tusukan juga diperlihatkan. Pada tahun 1970, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Bto. Paulus VI.


Sto. Kallistus I

14 Oktober

Paus Kallistus I adalah Paus ke-16 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 217-222. Tidak diketahui jelas mengenai kapan dan dimana ia dilahirkan. Kallistus diketahui sebagai seorang budak milik Carpophorus, seorang Kristen dalam rumah tangga Caesar. Oleh tuan-nya, Kallistus diberikan sejumlah uang yang kemudian digunakan Kallistus untuk membuka sebuah Bank. Usahanya hancur, dan ia melarikan diri. Carpophorus mengejarnya dan berhasil menangkapnya. Kallistus dihukum untuk bekerja, tetapi para depositornya memohon agar ia dibebaskan. Tidak lama kemudian Kallistus kembali membuat masalah dengan mengejek orang Yahudi di sinagoga. Kali ini ia dikirim untuk bekerja di tambang di Sardinia. Ketika para tahanan Kristen dibebaskan atas usaha Paus Sto. Victor, Kallistus ikut dibebaskan. Paus Sto. Victor kemudian memberikannya sejumlah uang dan mengirimnya ke Antium. Pada masa Kepausan Sto. Zephyrinus, Kallistus dipanggil kembali dan dipercayakan untuk mengurus sebuah pemakaman, yang kemudian dikenal dengan pemakaman Sto. Kallistus. Diperkirakan pada masa ini juga ia menjadi Diakon Agung dan membantu Paus Sto. Zephyrinus dalam hal melawan ajaran sesat. Setelah Paus Sto. Zephyrinus meninggal dunia, ia terpilih sebagai Paus pada sekitar tahun 217. Pada masa Kepausannya, Paus Kallistus mengampuni orang-orang yang pernah melakukan pembunuhan, perzinahan, dan percabulan, setelah mereka mengakukan dosa mereka dan menyesali dosa-dosa mereka. Mereka bahkan diperkenankan untuk kembali menerima Komuni. Selain itu, Paus juga mengizinkan perkawinan antara seorang bangsawan dengan seseorang dari kelas yang lebih rendah, bahkan budak sekalipun, dan juga perkawinan bagi para rohaniwan pada tingkatan terendah. Kepausan Kallistus mendapatkan pertentangan dari Sto. Hippolitus dan Tertulianus, tetapi mendapat dukungan dari Gereja. Sto. Hippolitus kemudian melakukan skisma dengan menjadi anti-paus, dan Tertulian menyebarkan ajaran sesat. Paus Kallistus meninggal pada sekitar tahun 222 dan diyakini meninggal sebagai seorang martir.


dari sumber:
http://www.newadvent.org/
http://www.catholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.indocell.net/yesaya

Sto. Yohanes Ogilvie

14 Oktober

John Ogilvie lahir pada tahun 1579 di Drum, Grampian, Skotlandia. Ia adalah putera dari Walter Ogilvie, seorang bangsawan Skotlandia. Sejak kecil, Yohanes dibesarkan dalam iman Kalvinisme. Yohanes melanjutkan pendidikannya ke daratan Eropa, dan disana ia menadapati banyak perdebatan antara Protestanisme dengan Gereja Katolik. Dengan melihat perdebatan, membaca Kitab Suci, dan mendengar semangat para martir, Yohanes meyakini kebenaran iman dalam Gereja Katolik. Ia kemudian diterima dalam Gereja Katolik pada tahun 1596 di Louvain, Belgia. Yohanes sempat melanjutkan pendidikannya bersama para Benediktin, dan kemudian bersama Yesuit. Yohanes memutuskan untuk bergabung dengan novisiat Serikat Yesus pada tahun 1599. Pada tahun 1610, Yohanes ditahbiskan sebagai imam di Paris, Perancis. Yohanes mendaftarkan diri untuk menjadi misionaris ke tanah kelahirannya, Skotlandia, walaupun banyak yang memperingatkan akan bahaya yang akan dihadapinya. Sementara menunggu izin, Yohanes bertugas di Rouen, dan pada tahun 1613, Yohanes memperoleh penugasan ke Skotlandia. Setibanya di Skotlandia, Yohanes mendapati para bangsawan sudah tidak tertarik untuk kembali menjadi seorang Katolik, seperti apa yang dibayangkannya. Yohanes sempat kembali ke Perancis untuk meminta petunjuk pada pimpinannya. Yohanes kemudian di kirim kembali ke Skotlandia dan mulai berkarya, pertama-tama di Edinburgh dan berhasil. Yohanes meneruskan karyanya ke Glasgow, tetapi disini ia dihianati oleh seseorang yang mengaku Katolik. Yohanes ditangkap dan disiksa untuk mengetahui orang-orang Katolik lainnya. Yohanes bahkan disiksa sampai tidak dapat tidur selama sembilan hari. Setelah melalui tiga persidangan, Yohanes tetap mengakui kesetiaannya kepada Paus dalam hal rohani, dan ia kemudian dinyatakan bersalah karena berhianat dan dijatuhi hukuman mati. Yohanes Ogilvie, S.J., meninggal dunia pada 10 Maret 1615 di Glasgow, Skotlandia. Pada 22 Desember 1929, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 17 Oktober 1976, ia dikanonisasi oleh Paus Bto. Paulus VI.


dari sumber http://saints.sqpn.com/, http://www.catholic.org/, http://www.americancatholic.org/, http://www.newadvent.org/, http://www.jesuitvocations.org.uk/, http://www.catholicnewsagency.com/, dan http://www.ucanews.com/

Bto. Gundisalvus dari Lagos

14 Oktober

Gonzalo lahir pada sekitar tahun 1360 di Lagos, Algarve, Portugal. Ia adalah putera dari seorang nelayan. Suatu hari Gundisalvus berkunjung ke sebuah gereja yang digembalakan oleh imam-imam Agustinian di Lisbon, dan ia menjadi tertarik untuk hidup sebagai biarawan. Gundisalvus memutuskan untuk bergabung dengan Ordo St. Agustinus di Lisbon pada tahun 1380. Setelah ditahbiskan sebagai Imam, Gundisalvus dikenal karena keahliannya dalam Teologi dan sebagai seorang pengkotbah. Ia selalu menolak menerima gelar "Master" terkait keahliannya. Perhatian Gundisalvus adalah mengajar anak-anak dan juga orang-orang yang tidak berpendidikan. Gundisalvus menjabat superior pada beberapa biara Agustinian sampai ia menjabat sebagai Prior biara Torres Vedras. Gundisalvus menghabiskan sepuluh tahun terakhir hidupnya untuk berkarya mengajar anak-anak dan juga membantu orang-orang miskin. Gundisalvus dari Lagos, O.S.A., meninggal dunia pada 15 Oktober 1422 di Torres Vedras, Faro, Portugal. Pada 23 Mei 1778, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius VI.


Bto. Honoratus Kosminski

13 Oktober

Waclaw Kozminski lahir pada 16 Oktober 1829 di Biala Podlaska, Polandia. Ia adalah purta dari Stefan Kozminski dan Aleksandra Kahlowa. Pendidikan dasarnya ia selesaikan di Plock dan ia melanjutkan pendidikannya pada bidang arsitektur di sekolah seni di Warsaw. Pengaruh atheisme di sekolah membuatnya kehilangan iman, dan pada April 1846, ia dipenjara karena masalah politik. Pada 15 Agustus 1846, Waclaw kembali mendapatkan kepercayaannya kepada Tuhan, dan pada 27 Maret 1847, ia dibebaskan dari penjara. Keputusan penting harus ia ambil, dan pada 21 Desember 1848, Waclaw memutuskan untuk bergabung dengan novisiat Kapusin di Lubartow. Setelah memperoleh jubah Kapusin, ia juga memperoleh nama Honoratus. Pada 27 Desember 1852, Honoratus ditahbiskan menjadi imam setelah menyelesaikan pendidikan filsafat dan teologinya. Honoratus dikenal sebagai seorang pemberi homili dan pembimbing spiritual yang baik. Ia selalu mempromosikan Ordo ketiga Fransiskan yang beranggotakan umat awam. Honoratus juga membantu Bta. Angela Truzkowska dalam mendirikan Kongregasi Felician. Selama pendudukan Rusia, Honoratus menolak untuk meninggalkan negaranya. Honoratus pindah ke kota Zakroczyn pada Januari 1863, dimana ia melanjutkan karyanya. Disini secara sembunyi-sembunyi, Honoratus mendirikan sekitar duapuluh lima Kongregasi biarawan maupun biarawati, yang seluruhnya disetujui Takhta Suci pada 21 Juni 1889. Honoratus juga menyerahkan dirinya sebagai pelayan Bunda Maria pada tahun 1867. Pada tahun 1892 Honoratus pindah ke Nowe-Miasto. Beberapa masalah terjadi pada beberapa Kongregasi yang ia dirikan, tetapi Honoratus tetap menyerukan ketaatan kepada Gereja Katolik. Honoratus Kozminski, O.F.M.Cap., meninggal dunia pada 16 Desember 1916 di Nowe-Miasto, Polandia. Pada 16 Oktober 1988, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://www.capuchin.org/http://seraphicsisters.org/http://www.catholic.org/, danhttp://www.capdox.com/

Minggu Biasa XXVIII

Tahun C

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Yesus lalu memandang mereka dan berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara dalam perjalanan, mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?” lalu Yesus berkata kepada orang itu, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”
 
 

Bta. Aleksandrina Maria da Costa

13 Oktober

Aleksandrina Maria da Costa lahir pada 30 Maret 1904 di Balasar, Oporto, Portugal. Ketika berusia duabelas tahun, Aleksandrina hampir meninggal dunia karena penyakit infeksi. Ketika berusia empatbelas tahun, pada Sabtu Suci tahun 1918, ketika sedang menjahit bersama dengan saudaranya, Deolinda, tiga orang menerobos masuk rumahnya dan mencoba untuk merampas kemurnian Aleksandrina. Aleksandrina kemudian melompat dari jendela yang mengakibatkannya cedera dan setelah beberapa tahun menjadi lumpuh. Aleksandrina beberapa kali memohon mukjizat kesembuhan sampai ia menyadari bahwa Tuhan memanggilnya untuk berkarya dalam kelupuhannya. Sejak 3 Oktober 1938, Aleksandrina mengalami sengsara Kristus setiap Jumat selama tiga jam. Hal ini ia alami sampai dengan 24 Maret 1942. Sejak 27 Maret 1942, Aleksandrina hanya menerima Hosti saja, dan tidak mengkonsumsi makanan lain setiap harinya, selama tigabelas tahun. Banyak dokter yang kemudian melakukan berbagai tes untuk menyelidiki fenomena ini. Seorang imam Salesian, Umberto Pasquale, yang juga merupakan pembimbing spiritualnya kemudian meminta saudara Aleksandrina untuk menulis buku harian berisi kata-kata Aleksandrina setiap harinya. Pada tahun 1944 Aleksandrina bergabung dengan Pekerja Salesian, dan juga mempersembahkan semua penderitaannya untuk keselamatan jiwa-jiwa dan kekudusan orang muda. Aleksandrina Maria da Costa meninggal dunia pada 13 Oktober 1955 di Balasar, Oporto, Portugal. Pada 25 April 2004, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.vatican.va/http://www.catholic.org/, dan Mukjizat Ekaristi.

Bta. Maria Teresa Fasce

12 Oktober

Maria Giovanna Fasce lahir pada 21 Desember 1881 di Torriglia, Genoa, Italia. Ia adalah puteri dari Eugenio Fasce dan Teresa Valente, dan memiliki panggilan Marrieta. Ketika berusia delapan tahun, Marrieta kehilangan ibunya dan diasuh oleh saudaranya, Luigi. Marrieta memperoleh pendidikan dengan baik, baik pengetahuan dan rohani. Ia juga mengajar katekismus kepada anak-anak dan selalu menyembunyikan Panggillan Tuhan dari keluarganya sampai ia merasa yakin. Bapa pengakuannya, Mariono Ferrielo, menjadi penyemangatnya untuk menanggapi Panggilan Tuhan, dan kanonisasi Sta. Rita dari Cascia menjadi faktor berpengaruh lainnya. Setelah menyatakan keinginannya untuk menjadi biarawati, saudara laki-lakinya sedikit menentang, tetapi Luigi mendukungnya. Marrieta mencoba untuk bergabung dengan biara Agustinian di Cascia, tetapi terus menerus ditolak, dengan alasan Marrieta tidak akan dapat bertahan dengan kehidupan biara yang berbeda dengan kehidupan di kota. Pada tahun 1906 ia akhirnya diterima setelah berkali-kali mencoba mendaftar. Pada malam Natal tahun yang sama, ia memperoleh jubah, mengikrarkan kaul dan memperoleh nama Teresa Elatta. Kehidupan di dalam biara tidaklah sesuai dengan apa yang ia bayangkan. Konflik-konflik mulai terjadi, seperti perseteruan antara biarawati yang baru bergabung dengan biarawati senior. Teresa kemudian memutuskan untuk merenungkan kembali setiap langkah yang telah ia tempuh dengan meninggalkan biara pada Juni 1910 dan pada Mei 1911, ia kembali. Teresa sadar bahwa ia harus bertindak, maka ia mengirim surat kepada superiornya mengenai kondisi di dalam biara. Pada tahun 1914, ia diangkat sebagai kepala novis, dan pada 1917, ia menjadi Vikaris. Pada 12 Agustus 1920 ia tepilih sebagai abdis. Teresa kemudian mulai memperbaharui doa, meditasi dan karya dari para biarawati sehingga menjadi contoh kehidupan Agustinian. Teresa membangun gereja besar yang ingin didedikasikan untuk menghormati Sta. Rita. Ia juga berusaha memperkenalkan Sta. Rita, pertama-tama dengan menerbitkan buletin Dalle Api alle Rose yang artinya Dari Lebah Kepada Mawar. Teresa kemudian mendirikan panti-asuhan puteri dan menyebut anak-anak asuhnya dengan sebutan lebah. Disamping karya-karyanya, Teresa juga memiliki beragam penyakit dalam tubuhnya, seperti tumor payudara kanan, asma, diabetes, dan masalah pernafasan. Ia juga terkena obesitas sehingga menyulitkannya bergerak. Maria Teresa Fasce, O.S.A., meninggal dunia pada 18 Januari 1947 dan dimakamkan di samping Sta. Rita. Pada 12 Oktober 1997, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://www.catholic.org/http://augustinians.net/http://www.osa-west.org/http://www.midwestaugustinians.org/, dan http://saints.sqpn.com/

Kalender Orang Kudus