Martir Pertama di Roma

30 Juni

Kekristenan menyebar dengan cepat, bahkan sampai ke kota Roma. Dikisahkan akibat datangnya ajaran Kristen sempat membuat kekacauan terutama di kalangan orang-orang Yahudi di Roma, sampai Kaisar Claudius mengusir semua orang Yahudi. Pada tahun 64, ketika Kaisar Nero ingin memperluas istananya, ia membakar kota Roma, dan menyalahkan orang-orang Kristen sebagai penyebab kebakaran di kota Roma. Umat Kristen mulai ditangkap dan dihukum mati, ada yang di salib, dibakar, dan bahkan dijadikan makanan hewan buas. Diyakini juga, Sto. Petrus dan Sto. Paulus menjadi martir karena peristiwa ini.


dari sumber:
http://www.americancatholic.org/
http://www.catholic.org/
http://www.catholicnewsagency.com/
http://catholicsaints.info/

Bto. Raymundus Lullus

30 Juni

Raymundus Lullus lahir pada sekitar tahun 1234 di Palma, Majorca, Spanyol. Ia adalah putera dari seorang pemimpin militer dan seorang bangsawan Mojorca. Raymundus bekerja untuk Raja James I dari Aragon. Ia menikah dengan Blanca Picany pada tahun 1257, dan keduanya dikaruniai dua orang anak. Pada tahun 1263, Raymundus melakukan pertobatan setelah mendapat pengelihatan akan Yesus yang tersalib. Raymundus memutuskan untuk mengasingkan diri dan menjadi seorang pertapa. Ia kemudian bergabung dengan ordo ketiga St. Fransiskus dan merasa terpanggil untuk mempertobatkan orang-orang Muslim di Afrika Utara. Raymundus mempelajari bahasa Arab dan juga mempelajari filsafat serta budaya Arab. Ia mendirikan Kolose Trinitas di Majorca pada tahun 1276. Raymundus juga mencari dukungan untuk misinya, terutama dari Takhta Suci. Ia pergi mengelilingi Eropa untuk mencari dukungan dari kerajaan-kerajaan Eropa. Pada tahun 1292, Ia mulai berkotbah di Tunis, tetapi diusir tidak lama kemudian. Ia kemudian mengajar di Paris, sebelum akhirnya pada tahun 1306 pergi ke Bougie, dan ia kembali ditangkap dan diusir. Selama hidupnya Raymundus juga dikenal sebagai seorang mistikus. Ada sekitar 300 karyanya dalam teologi, filsafat, logika, dan juga puisi yang ditulis dalam bahasa Latin, Arab, dan Catalan. Ia juga dikenal sebagai seorang ahli kimia. Raymundus Lullus meninggal dunia di Tunisia. Ada yang mengatakan ia meninggal sekitar tahun 1315 di Tunis setelah dilempari batu, tetapi tidak ada bukti yang mendukung. Ada juga yang mengatakan ia meninggal tahun 1325 di Bougie, dan ada lagi yang mengatakan ia meninggal dalam perjalanan pulang dari Tunis. Raymundus dimakamkan di gereja San Francisco, Palma, Majorca, Spanyol. Pada tahun 1847, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Pius IX.


Minggu Biasa XIII

Tahun C

Ketika hampir genap waktunya diangkat ke surga, Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem. Maka diutus-Nya beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke sebuah desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata, “Tuhan, bolehkah kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” Tetapi Yesus berpaling dan menegur mereka, “Kamu tidak tahu apa yang kamu inginkan. Anak manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.” Lalu mereka pergi ke desa yang lain. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan, datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus, “Aku akan mengikuti Engkau ke mana pun Engkau pergi.” Yesus berkata kepadanya, “Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Lalu kepada seorang lain Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata, “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus menjawab, “Biarlah orang mati mengubur orang mati; tetapi engkau, pergilah, dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana. Dan seorang lain lagi berkata, “Tuhan, aku akan mengikuti Engkau, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”


dari sumber http://renunganpagi.blogspot.com/

St. Petrus dan St. Paulus

29 Juni

Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”


Sto. Petrus

29 Juni

Petrus adalah satu dari ke-12 rasul Kristus. Ia adalah Paus pertama Gereja Katolik yang dipilih langsung oleh Tuhan Yesus yang menjadi Paus pada tahun 33 sampai 64/67. Simon adalah putera Yunus atau Yohanes, dan saudara dari Sto. Andreas. lahir di Betsaida, Galilea. Seperti ayahnya, Simon adalah seorang nelayan. Pada mulanya, Simon bersama Sto. Andreas saudaranya, menjadi murid Sto. Yohanes Pembaptis. Oleh Sto. Andreas, Simon diperkenalkan kepada Yesus. Setelah bertemu dengan Simon, Yesus mengganti namanya menjadi Petrus atau Kefas yang artinya batu karang. Petrus menjadi saksi atas banyak mukjizat salah satunya adalah Yesus berjalan di atas air. Melihat Yesus berjalan di atas air, Petruspun mencobanya, tetapi karena imannya yang tidak kuat membuat ia jatuh. Iman Petrus sering kali lemah, tetapi Yesus tetap mempercayakan kepemimpinan bagi umat-Nya kepada Petrus. Dalam Injil, Yesus menunjuk Petrus untuk memimpin Gereja yang akan Ia dirikan, dan setelah kebangkitan-Nya, Yesus kembali mempercayakan umat-Nya kepada Petrus. Keutamaan Petrus terlihat dengan namanya yang selalu disebutkan paling awal diantara para rasul, selain itu nama Petrus paling banyak disebutkan dari gabungan ke-11 rasul lainnya dalam Kitab Suci. Sesudah kenaikan Yesus, Petrus menjadi pemimpin keduabelas rasul dan gembala kaum beriman di Yerusalem. Pada hari Pentakosta, Petrus yang berkhotbah di hadapan orang banyak dan memaklumkan misi Gereja. Dialah yang pertama kali mengadakan mukjizat penyembuhan. Petrus juga yang menerima wahyu bahwa kaum kafir harus dibaptis. Petrus pertama-tama mewartakan Injil di Yerusalem, dan merupakan pemimpin komunitas Kristen yang pertama. Ia mendirikan Gereja di Antiokia. Ia memimpin konsili Gereja Katolik yang pertama di Yerusalem di tahun 51, dimana ia berada dipihak Sto. Paulus menentang perlunya sunat. Ia menulis dua surat yang menjadi bagian dalam Kitab Suci, yaitu Surat Petrus 1 dan 2 kepada umat di Asia Kecil. Ia mendirikan pusat pengajarannya sebagai uskup di Roma dimana ia menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dan menjadi martir dengan cara disalibkan pada tahun 64 atau 67 selama penganiayaan oleh Kaisar Nero. Dikisahkan Petrus berusaha melarikan diri dari penganiayaan umat Kristen. Ketika ia tiba di gerbang keluar kota Roma, ia bertemu dengan Yesus dan bertanya dalam bahasa Latin, Quo Vadis, Domine atau Kemana Engkau pergi, Tuhan? Yesus menjawab bahwa Ia akan pergi ke Roma untuk disalibkan kembali. Akhirnya, Petrus kembali ke Roma dan memberikan kesaksian tentang imannya akan Yesus. Petrus akirnya ditangkap dan ketika mengetahui bahwa dirinya akan disalibkan, Petrus meminta untuk disalibkan terbalik karena ia merasa tidak pantas untuk disalibkan sama seperti Tuhan Yesus. Petrus meninggal dunia pada tahun 64/67 di Roma. Makam Sto. Petrus sempat menghilang atau tidak diketahui keberadaannya. Pada tahun 1939, ketika dilakukan penggalian untuk membuat makam bagi para Paus, secara tidak sengaja, para pekerja menemukan celah dan setelah ditelusuri, celah itu menghubungkan dengan Necropolis, dimana makam Sto. Petrus berada disana. Makam Sto. Petrus berada tepat dibawah altar Basilika Sto. Petrus, yang dibuat oleh Kaisar Konstantin menurut kepercayaan umat yang beredar pada tahun 315.


Sto. Paulus

29 Juni

Paulus lahir di Tarsus, Cilicia, pada sekitar tahun 3, dengan nama Saulus. Ayahnya adalah seorang Romawi, dan Saulus dididik sebagai seorang Yahudi yang taat dan fanatik. Saulus dikirim ke Yerusalem untuk belajar dari Gamaliel. Saulus sendiri merupakan seorang tukang tenda. Saulus menghadiri pengadilan saat kemartiran Sto. Stefanus. Saulus kemudian menjadi mengejar umat Kristen untuk kemudian  menganiaya mereka sampai suatu ketika Tuhan sendiri yang memilihnya dan mempertobatkannya di Damakus. Saat di mengejar umat Kristen di Damaskus, Saulus terjatuh dari kudanya dan dibutakan matanya oleh Tuhan. Tuhan menuntunnya dan mempertobatkannya. Melalui Ananias yang juga telah diminta oleh Tuhan, Saulus dibaptis dan kemudian dikenal dengan nama Paulus. Dari Damaskus, karya kerasulan Paulus dimulai, pertama menuju Antiokia sampai tiba di Yerusalem. Oleh Sto. Barnabas, Paulus diperkenalkan kepada para rasul. Di Yerusalem, Paulus mengikuti Konsili Yerusalem yang dipimpin oleh Sto. Petrus. Setelah Konsili berakhir, bersama dengan Silas dan Silvanus, Paulus melakukan perjalanan keduanya menuju Antiokia dan kemudian ke Tarsus. Paulus menyampaikan hasil konsili terutama mengenai masalah kewajiban sunat. Perjalanannya yang ketiga berpusat di Efesus yang ia tinggali selama tiga tahun. Di Kaisarea, Paulus dipenjara selama dua tahun, sebelum akhirnya ia sampai di Roma dan ia kembali di penjara. Dalam perjalanannya dan juga selama di penjara, Paulus menulis beberapa surat, Surat kepada Gereja di Roma, dua Surat kepada Gereja di Korintus, Surat kepada Gereja di Galatia, Surat kepada Gereja di Efesus, Surat kepada Gereja di Filipi, Surat kepada Gereja di Kolose, dua Surat kepada Gereja di Tesalonika, dua Surat kepada Timotius, Surat kepada Titus, dan Surat kepada Filemon, yang masuk dalam Kanon Kitab Suci, dan juga masih banyak surat-surat lainnya. Melalui surat-suratnya juga kita mengetahui bahwa Paulus bersahabat dengan banyak orang. Setelah dibebaskan dari penjara, Paulus pergi ke Spanyol, kemudian kembali ke timur, dan kembali lagi ke Roma. Di Roma ia ditangkap dan kali ini ia difitnah oleh orang-orang Yahudi dan iapun menjadi martir pada sekitar tahun 65 setelah dipenggal.


Sto. Ireneus

28 Juni
Ireneus lahir pada abad ke-2 dan diyakini berasal dari Asia Kecil. Ia kemudian belajar dari Sto. Polikarpus, murid Sto. Yohanes, di Smyrna. Ireneus kemudian diutus untuk pergi ke Lugdunum, Galia, atau saat ini Lyons, Perancis, dan disambut oleh Sto. Ponthius, Uskup Lyons. Ireneus kemudian diutus untuk menemui Paus Sto. Eleutherius, dan pada saat itu ia sudah menjadi seorang Imam. Ireneus mengantarkan surat kepada Paus Sto. Eleutherius mengenai ajaran sesat Montanisme. Kepergiannya ke Roma menghindarkannya dari penganiayaan oleh Kaisar Marcus Aurelius. Ireneus kemudian menggantikan Sto. Ponthius sebagai Uskup Lyons, karena meninggal sebagai martir pada masa penganiayaan Kaisar Marcus Aurelius. Ireneus kemudian melawan ajaran sesat Gnostisme melalui ajaran dan tulisannya. Ireneus berhasil menjadi sebuah pukulan telak untuk menekan ajaran sesat ini, terutama ketika karya-karyanya yang berbahasa Yunani diterjemahkan kedalam bahasa Latin. Ireneus juga mengutus Sto. Ferreolus dari Besancon dan Sto. Ferrutio dari Besancon untuk menyebarkan Injil. Ireneus kembali ke Roma, kali ini menemui Paus Sto. Viktor dan memintanya untuk mencabut ekskomunikasi bagi umat di Asia Kecil, karena masalah perayaan Paskah. Tidak diketahui kapan Ireneus meninggal, tetapi diyakini ia meninggal sebagai seorang martir. Relikuinya dimakamkan di gereja St. Yohanes, Lyons, tetapi kemudian dihancurkan oleh kaum Kalvinist pada tahun 1562.


dari sumber:
http://www.newadvent.org/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.catholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholicculture.org/

Sto. Sirillus dari Alexandria

27 Juni

Sirillus lahir pada sekitar tahun 376 di Alexandria, Mesir. Ia merupakan keponakan dari Theophilus, Uskup Alexandria. Sirillus ditahbiskan oleh pamannya sendiri, dan pada tahun 403, Sirillus menemani pamannya pergi ke Konstantinopel menghadiri sinode Oak, yang menurunkan Sto. Yohanes Krisostomus. Setelah Theophilus meninggal pada 15 Oktober 412, Sirillus ditahbiskan untuk menggantikan pamannya, sebagai Uskup Alexandria. Hal ini  dilakukan setelah mendapat perlawanan, bahkan sampai terjadi kerusuhan, dari Timotheus dan para pendukungnya. Sirillus kemudian mulai menekan dan juga menutup gereja-gereja milik penganut Novatianisme. Sirillus juga mengusir orang-orang Yahudi dari Alexandria, dan ia berselisih dengan gubernur Orestes. Ketika Nestorius, Uskup Konstantinopel, mulai mengajarkan ajaran sesat, Sirillus dengan giat melakukan perlawanan. Ia berkomunikasi dengan Paus Sto. Selestinus I membahas masalah ini, sampai akhirnya diadakan Konsili Efesus. Dalam Konsili Efesus, Sirillus berhadapan langsung dengan Nestorius, sampai dengan utusan kepausan datang mendukung Sirillus. Nestorius yang dikutuk dan diekskomunikasi oleh Konsili Efesus mendapat dukungan dari Uskup John dari Antiokia, yang membuat konsili tandingan, yang mengutuk Sirillus dan beberapa Uskup lainnya. Masalah ini kemudian dibawa kepada Kaisar yang secara mengejutkan menahan Sirillus dan Nestorius, sebelum pada akhirnya mengakui keputusan Konsili Efesus dan membebaskan Sirillus, serta menurunkan dan mengasingkan Nestorius. Sirillus juga dikenal akan tulisannya, yang salah satunya adalah apologia terhadap Kaisar Julian yang berapostasi. Sirillus dari Aleksandria meninggal dunia pada tahun 444 di Alexandria, Mesir. Pada tahun 1882, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Leo XIII.


Bta. Maria Magdalena Fontaine

26 Juni

Maria Magdalena Fontaine lahir pada tahun 1723 di Etepagny, Perancis. Pada tahun 1748 ia bergabung dengan Putri Kasih St. Vinsensius a Paulo, dan pada tahun 1767, ia menjadi superior untuk biara di Arras. Bersama dengan Bta. Teresa Fantou, Bta. Francoise Lanel, dan Bta. Joan Gerard, ia ditangkap pada Revolusi Perancis, pada tahun 1794, karena tidak mau bersumpah setia kepada negara. Mereka diadili dan dihukum mati dengan dipenggal menggunakan guillotin. Dikisahkan mereka menyanyikan Ave Maris Stella pada saat menuju tempat eksekusi. Sesaat sebelum dieksekusi, Maria Magdalena Fontaine meramalkan bahwa revolusi akan segera berakhir. Maria Magdalena Fontaine, D.C., meninggal dunia pada tahun 1794 di Cambrai, Perancis. Pada Juni 1920, mereka dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XV.


dari sumber http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.imankatolik.or.id/

Bta. Marguerite Rutan

26 Juni

Marguerite Rutan lahir pada 23 April 1726, di Metz, Peracis. Ia adalah puteri dari Charles Gaspard Rutan dan Marie Forat. Ia membantu usaha keluarganya sampai dengan berusia duapuluh satu tahun. Marguerite terpanggil untuk menolong orang-orang miskin. Marguerite memutuskan untuk bergabung dengan Kongregasi Putri Kasih St. Vinsensius a Paulo pada tahun 1756. Pada tahun 1799, Marguerite dipindahkan untuk berkarya di rumah sakit di Dax. Hubungan baik juga ia jalin bersama para penduduk. Marguerite kemudian menjadi direktur dan superior komunitasnya. Pada masa Revolusi Perancis, Marguerite ditangkap karena menolak bersumpah setia kepada negara. Ia kemudian dijatuhi hukuman mati dan dipenggal. Marguerite Rutan, D.C., meninggal dunia pada 9 April 1794 di Dax, Landes, Perancis. Pada 19 Juni 2011, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Angelo Amato.


dari sumber http://www.discerninghearts.com/, http://cmnewengland.org/, http://saints.sqpn.com/, dan http://www.gcatholic.org/

Sto. Yohanes Pembaptis

24 Juni - 29 Agustus

Yohanes lahir enam bulan sebelum kelahiran Yesus. Ia adalah putera dari Sto. Zakharias dan Sta. Elizabeth. Kelahiran Yohanes terjadi ketika kedua orangtuanya sudah berusia lanjut, dan kabar kehamilan Sta. Elizabeth diberitahukan sendiri oleh Sto. Gabriel, Malaikat Agung. Ketika masih di dalam kandungan, Sta. Perawan Maria datang mengunjungi St. Elizabeth, saudarinya, dan Yohanes melonjak kegirangan di dalam kandungan. Yohanes kemudian menjadi seorang pertapa di gurun di Yudea. Sekitar tahun 27, Yohanes mulai berkotbah dan menyerukan pertobatan. Ia mulai membaptis orang-orang berdosa yang mau bertobat. Banyak orang menjadi muridnya, termasuk Sto. Andreas dan Sto. Yohanes. Banyak orang menyangkanya sebagai Mesias, tetapi Yohanes sendiri menolaknya dan mengatakan bahwa ia hanya mempersiapkan jalan bagi Mesias. Suatu ketika datanglah Yesus yang minta untuk dibaptis, tetapi Yohanes menolaknya karena ia merasa tidak pantas, sebelum pada akhirnya Yohanes membaptis Yesus. Yohanes mengenali Yesus sebagai Mesias, walaupun sempat muncul keraguan dalam dirinya. Beberapa muridnya kemudian pergi mengkuti Yesus, karena merasa Yesus jauh lebih besar daripada Yohanes, dan bahkan Yohanes sendiri yang meminta mereka mengikuti Yesus. Yohanes kemudian memberikan teguran kepada Herodes Antipas yang menikahi Herodias, istri Filipus saudaranya. Herodes kemudian menangkapnya, tetapi tidak berani untuk membunuhnya, karena pengaruh Yohanes yang besar. Herodias yang sangat membenci Yohanes sangat ingin membunuhnya, dan kesempatan itu datang ketika Salome putrinya dijanjikan oleh Herodes apa saja yang ia inginkan. Herodias meminta kepada Salome untuk meminta kepala Yohanes Pembaptis. Pada sekitar tahun 30 di benteng Machaerus, Yohanes dipenggal, dan kepalanya diletakan dalam sebuah talam untuk diserahkan kepada putri Herodias. Yohanes kemudian dimakamkan di Sebaste, Samaria, sementara kepalaya disimpan oleh Herodias. Relikuinya berada di Gereja St. Silvester, Roma dan Amiens, Perancis.



Kelahiran St. Yohanes Pembaptis

24 Juni

Pada waktu itu, genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Tetapi Elisabet ibunya, berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Kata mereka kepadanya, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia untuk bertanya nama apa yang hendak ia berikan kepada anaknya itu. Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini, ”Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya, dan berkata, “Menjadi apakah anak itu nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia kemudian tinggal di padang gurun sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel .


Sto. Yosephus Cafasso

23 Juni
Giuseppe Cafasso lahir pada 15 Januari 1811 di Castelnuovo d'Asti, Piedmont, Italia. Ia adalah putera keluarga petani kaya. Ia juga merupakan paman dari Bto. Joseph Allamano. Yosephus memiliki cacat pada tulang belakangnya, yang juga membuatnya pincang. Hal ini tidak menyurutkan semangatnya untuk menjadi seorang imam. Yosephus belajar di seminari di Chieri dan pada tahun 1833, ia ditahbiskan sebagai Imam. Yosephus bertemu dengan Sto. Yohanes Bosko dan selalu memberikan bimbingan rohani dan semangat dalam karyanya.Yosephus bertugas sebagai dosen di Convitto Ecclesiastico di S. Francesco d'Assisi di Turin. Pada saat ini, Yosephus juga menjadi pembimbing rohani Sto. Yohanes Bosko. Yosephus kemudian menjadi rektor. Yosephus selalu mempromosikan devosi kepada Sakramen Mahakudus, dan menyukan agar menerima Komuni setiap hari. Yosephus melakukan perlawanan terhadap ajaran Jansenisme. Yosephus memberikan pelayanan kepada orang-orang yang dipenjara, dan banyak diantara mereka yang akan menghadapi hukuman mati. Ketika Sto. Yohanes Bosko mulai mendirikan Kongregasi Salesian, Yosephus ikut membantunya. Yosephus Cafasso meninggal dunia pada 23 Juni 1860 di Turin, Italia. Pada 3 Mei 1925, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 22 Juni 1947, ia dikanonisasi oleh Paus Pius XII.


dari sumber http://saints.sqpn.com/, http://www.catholic.org/, http://www.americancatholic.org/, http://www.sdb.org/, dan http://www.vatican.va/

Minggu Biasa XII

Tahun C

Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” Jawab mereka, “Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit.” Yesus bertanya lagi kepada mereka, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus, “Engkaulah Mesias dari Allah.” Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Yesus lalu berkata, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.”
 
 

Sto. Thomas More

22 Juni

Thomas More lahir pada 7 Februari 1478 di London, Inggris. Ia adalah putera dari Sir. John More, seorang hakim, dan Agnes Graunger. Sejak kecil ia sudah belajar dari Kardinal Morton, Uskup Agung Canterbury. Thomas menguasai bahasa Yunani, Latin, dan Perancis. Thomas kemudian belajar hukum di London. Pada tahun 1499 sampai 1503, Thomas More mengalami masalah dalam hal panggilan Tuhan untuk menjadi seorang Imam. Melalui Bapa Pengakuannya, John Colet, Thomas More memutuskan untuk meninggalkan panggilannya dan menjadi seorang pengacara. Thomas kemudian menikah dengan Jane Colt pada tahun 1505, dan mereka dikaruniai seorang putera dan tiga orang puteri. Tidak lama kemudian Jane meninggal dunia, dan Thomas kemudian menikah kembali pada tahun 1511 dengan seorang janda bernama Alice Middleton. Karirnya sebagai pengacara berkembang pesat, terutama melalui karya terbesarnya, Utopia. Thomas kemudian menggantikan Kardinal Wosley sebagai Kanselir Inggris pada Oktober 1529, dan menjadi awam pertama yang menempati posisi ini. Thomas melawan ajaran sesat Protestanisme yang mulai memasuki Inggris. Selain itu ia juga menentang keras perceraian Raja Henry dengan Ratu Katarina, dan keinginan Raja Henry untuk menjadi kepala Gereja di Inggris. Thomas mengundurkan diri pada Mei 1532 dan mengasingkan diri ke tempat terpencil. Setelah Acts of Succession diloloskan oleh parlemen Inggris pada Maret 1534, Thomas More bersama Uskup Sto. Yohanes Fisher menolak untuk bersumpah setia, sehingga mereka dipenjarakan di Tower Hill, London. Atas tuduhan penghianatan, Thomas More dijatuhi hukuman mati dan meninggal sebagai martir di Tower Hill, London, sembilan hari setelah Sto. Yohanes Fisher dihukum mati. Thomas More meninggal dunia pada 6 Juli 1535, di London, Inggris. Pada 29 Desember 1886, ia dibeatifikasi bersama dengan limapuluh empat martir Inggris lainnya oleh Paus Leo XIII, dan pada 19 Mei 1935, ia dikanonisasi oleh Paus Pius XI.


Sto. Yohanes Fisher

22 Juni

John Fisher lahir pada tahun 1468 di Beverley, Yorkshire, Inggris. Ia adalah putera dari Robert Fisher, seorang pedagang, dan Agnes. Yohanes belajar di Cambridge dan memperoleh gelar Sarjana pada tahun 1487, dan gelar Master pada tahun 1491. Ia kemudian menjadi seorang imam di Northallerton, dan dikenal karena kemampuan mengajarnya. Ia menjadi Proctor di Universitas Cambridge dan juga Bapa Pengakuan dari Lady Margaret Beaufort, ibu dari Raja Henry VII. Melalui pengaruh dan dukungan Lady Margaret, Yohanes melakukan banyak karya terutama dalam bidang pendidikan. Pada 14 Oktober 1504, Yohanes diangkat sebagai Uskup Rochester. Ia juga diangkat sebagai Kanselir Universitas Cambridge, serta pengajar Pangeran Henry (Raja Henry VIII). Yohanes dikenal akan kotbah-kotbahnya, termasuk ketika pemakaman Lady Margaret dan Raja Henry VII. Yohanes juga melakukan perlawanan terhadap ajaran Lutheranisme. Yohanes kemudian memperoleh tugas untuk menyelidiki validitas perkawinan antara Raja Henry VIII dan Ratu Katarina dari Aragon pada tahun 1527. Yohanes yang juga penasehat Ratu mendukung Ratu Katarina dan menolak keinginan Raja Henry yang ingin bercerai dari Ratu Katarina. Keputusan Yohanes membuat Raja Henry marah dan mulai mencari kesalahannya. Yohanes sempat ditahan beberapa bulan bersama dengan Uskup Bath dan Ely pada tahun 1531. Selain itu ia kembali ditahan pada Maret 1534, terkait masalah seorang biarawati dari Kent. Ketika Acts of Succecion disahkan oleh parlemen Inggris, Yohanes bersama Sto. Thomas More menolak untuk mengakui dan bersumpah setia, karena secara tidak langsung mengakui perceraian Raja Henry dengan Ratu Katarina dari Aragon dan perkawinan Raja Henry dengan Anne Boleyn, serta pengakuan Raja Henry sebagai kepala Gereja di Inggris. Yohanes dan Sto. Thomas More dipenjara di Tower of London pada 26 April 1534. Pada bulan Mei 1535, Paus Paulus III mengangkat Yohanes sebagai Kardinal-Imam St. Vitalis, dan hal ini membuat Raja Henry semakin marah. Yohanes dihukum mati atas tuduhan penghianatan. Kepalanya digantung dijembatan London selama dua minggu sebelum akhirnya dibuang. Yohanes Fisher meninggal dunia pada 22 Juni 1535 di London, Inggris. Pada 29 Desember 1886, ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII bersama dengan limapuluh empat martir Inggris lainnya, dan pada 19 Mei 1935, ia dikanonisasi oleh Paus Pius XI.


Sto. Paulinus dari Nola

22 Juni

Pontius Meropius Anicius Paulinus lahir pada sekitar tahun 354 di Burdigala, Galia atau saat ini Bordeaux, Perancis. Ia adalah putera keluarga bangsawan Aquitania, dan memperoleh pendidikan dari seorang penyair bernama Ausonius. Paulinus kemudian dikenal sebagai seorang pengacara dan menjadi Gubernur Campania, dan disinilah ia mulai mengenal Sto. Felix dari Nola. Ia juga menikah dengan seorang bangsawan Kristen Spanyol bernama Therasia. Suatu ketika, Paulinus disembuhkan dari penyakit matanya oleh Sto. Martinus dari Tours, hingga pada akhirnya ia dibaptis bersama dengan saudaranya oleh Sto. Delphinus, Uskup Bordeaux. Kematian anak satu-satunya, serta tuduhan pembunuhan terhadap saudaranya, membuat Paulinus dan Therasia pergi ke Spanyol pada tahun 390, dan keduanya memutuskan untuk memasuki kehidupan monastik. Pada tahun 395, Paulinus ditahbiskan menjadi imam atas desakan umat dan Uskup Barcelona. Paulinus kemudian pergi kembali ke Nola dan mendirikan sebuah rumah sakit disamping gereja dimana Sto. Felix dimakamkan. Paulinus dan Therasia memberikan harta mereka untuk kesejahteraan umat di Nola. Mereka membantu pembangunan saluran air, dan Basilika di Nola. Pada tahun 409, Paulinus terpilih sebagai Uskup Nola. Paulinus tetap membantu orang-orang miskin di Keuskupannya dan juga bersahabat dengan Sto. Hieronimus, Sto. Agustinus, Sto. Ambrosius, dan juga Paus Sto. Anastasius I. Tulisan Paulinus juga menjadi contoh lagu perkawinan awal, selain itu masih banyak tulisan, puisi, dan karya-karya lain yang ia tuliskan. Paulinus dari Nola meninggal pada 22 Juni 431 di Sicily, Italia, dan dimakamkan di Katedral di Nola.


Sta. Yulia Billiart

22 Juni

Marie Rose Julie Billiart lahir pada 12 Juli 1751 di Cuvilly, Picardy, Perancis. Ia adalah puteri dari Jean Francois Billiart, seorang petani, dan Marie Louise Antoinette Debraine. Sejak kecil ia sudah sangat tertarik dengan pelajaran agama. Ia mempelajari katekismus dengan sendirinya dan mengajarkannya kepada teman-teman sebayanya. Pastor parokinya mengizinkannya menerima Komuni Pertama sebelum usia yang ditentukan. Yulia mengikrarkan kaul pribadi pada usia empatbelas tahun, dan mulai berkarya kepada orang-orang miskin. Ketika berusia duapuluh dua tahun, Yulia yang sedang duduk disamping ayahnya, menyaksikan percobaan pembunuhan kepada ayahnya. Hal ini membuatnya lumpuh dan pincang selama sekitar tigapuluh tahun. Selama kelumpuhannya, Yulia masih terus berdoa dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Selama Revolusi Perancis, Yulia menggunakan rumahnya untuk menyembunyikan para imam dan biarawan. Ia kemudian menjadi sasaran pihak pemerintah, sehingga Yulia harus dilarikan ke Compiegne, dan bersembunyi dari satu rumah ke rumah lainnya. Bersama dengan Françoise Blin de Bourdon, seorang bangsawan, Yulia membagikan keinginannya. Pada tahun 1803, mereka mendirikan Kongregasi Notre Dame de Namur, di Amiens, Perancis. Karya ini mendapat dukungan dari Uskup setempat dan bertujuan pada pendidikan anak-anak yang tidak mampu. Pada 1 Juni 1804, setelah menyelesaikan rangkaian novena, Yulia sembuh secara ajaib dari penyakitnya, dan ia mampu berjalan kembali. Yulia kemudian mengikrarkan kaulnya pada 15 Oktober 1804. Yulia kemudian menjadi superior jendral kongregasinya yang pertama. Yulia Billiart, S.N.D., meninggal dunia pada 8 April 1816 di Namur, Belgia. Pada 13 Mei 906, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Pius X, dan pada 22 Juni 1969, ia dikanonisasi oleh Paus Bto. Paulus VI.


Sto. Aloysius Gonzaga

21 Juni

Aloysius Gonzaga lahir pada 9 Maret 1568 di Catiglione delle Stivieri, Lombardia, Italia. Ia adalah putera dari Ferdinand Gonzaga yang masih merupakan seorang bangsawan dan pangeran di Kekaisaran Romawi. Aloysius masih merupakan saudara sepupu dari Bto. Rudolph Aquaviva. Aloysius sempat ditempatkan di rumah Francesco de Medici di Florence, ketika berusia delapan tahun. Saat itulah ia tertarik akan kehidupan religius, dan mengikrarkan kaul kemurnian secara pribadi. Ia menerima Komuni pertamanya dari Sto. Karolus Borromeus. Ayahnya ingin sekali agar Aloysius mengikuti jejaknya dalam dunia militer, tetapi Aloysius mengidap penyakit ginjal yang membuatnya tidak dapat beraktifitas seperti biasa. Hal ini sangat ia syukuri, karena ia dapat lebih banyak berdoa. Aloysius juga suka mengajarkan Katekismus kepada anak-anak miskin. Aloysius kemudian memutuskan untuk menjadi seorang Yesuit, setelah sebelumnya juga memiliki keinginan menjadi seorang Karmel tak Berkasut. Keinginan ini sangat ditentang oleh ayahnya, tetapi Aloysius membuat keputusan yang mengejutkan dengan menyerahkan seluruh harta yang merupakan haknya kepada adiknya. Aloysius masuk biara Yesuit di Roma, dan diterima oleh Pastor Claudius Aquacica. Aloysius mengikrarkan kaulnya pada 25 November 1587. Sto. Robertus Bellarminus merupakan bapa pengakuannya selama di seminari. Aloysius mempelajari filsafat dan teologi sampai ketika wabah kelaparan dan pes menyerang Italia. Ia membantu para penderita wabah bersama para seminaris lainnya, tetapi pada 3 Maret 1591, ia terserang penyakit. Sebelum meninggal, ia masih sempat menerima Sakramen Pengurapan dari Sto. Robertus Bellarminus. Aloysius Gonzaga, S.J., meninggal dunia pada 21 Juni 1591 di Roma, Italia. Setelah itu, St. Robertus Bellarminus menuliskan kisah hidupnya dan memperjuangkan kanonisasi terhadap Aloysius Gonzaga, hingga pada akhirnya pada tahun 1621, ia dibeatifikasi oleh Paus Gregorius XV, dan pada 31 Desember 1726, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIII.


dari sumber:
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.newadvent.org/
http://www.catholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholicculture.org/

Sto. Eugenius dari Mazenod

21 Mei

Charles Joseph Eugène de Mazenod lahir pada 1 Agustus 1782 di Aix en Provence, Perancis. Ia adalah putera dari Charles Antoine de Mazenod, seorang bangsawan, dan Marie Rose Eugénie Joannis. Revolusi Perancis memaksa keluarga Eugenius mengungsi ke Italia. Di Italia, kehidupan keluarga Eugenius mengalami kesulitan. Mereka harus berpindah dari Turin, Venice, Naples, sampai Palermo. Eugenius hanya memperoleh pendidikan dari seorang Imam, Bartolo Zinelli, di Venice. Pada tahun 1802, Eugenius dapat kembali ke Perancis, tetapi orangtuanya memutuskan untuk berpisah. Eugenius kemudian merasakan panggilan Tuhan, dan memutuskan untuk bergabung dengan Seminari St. Sulpicius, di Paris. Pada 21 Desember 1811, ia ditahbiskan sebagai Imam di Amiens. Eugenius kembali ke Aix en Provence, dan berkarya bagi orang-orang yang membutuhkan kebutuhan spiritual. Melihat kondisi umat yang kurang beriman, Eugenius kemudian membentuk sebuah komunitas yang beraktifitas berdoa dan belajar. Kelompok ini didirikan pada 25 Januari 1816, dan menamakan diri Misionaris dari Provence, yang kemudian dikenal dengan Oblat Maria Imakulata/ Congregatio Missionariorum Oblatorum B.M.V. Immaculatæ (O.M.I.). Untuk menjaga komunitas barunya ini, Eugenius menghadap Paus untuk meminta pengakuan terhadap tarekatnya. Pada 17 Februari 1826, Paus Leo XII, memberikan pengakuan kepada Oblat Maria Imakulata. Eugenius kemudian dipilih sebagai Suerior Jendral Oblat. Ketika Paman Eugenius, Fortune, Charles de Mazenod ditunjuk sebagai Uskup Marseille, Eugenius ditunjuk sebagai Vikaris Jendralnya. Eugenius kemudian ditunjuk sebagai Uskup Auksiler Marseille, dan menerima tahbisan Uskup pada 14 Oktober 1832. Pada tahun 1837, Eugenius menggantikan pamannya sebagai Uskup Marseille. Eugenius meneruskan tugas pamannya, membangun Keuskupan Marseille, yang mengalami kemunduran akibat Revolusi Perancis. Eugenius membangun kembali Katedral Marseille, paroki-paroki, dan juga mengundang berbagai tarekat untuk berkarya di keuskupannya. Pada 2 Desember 1841, Eugenius mulai mengirimkan misionaris-misionaris Oblat Maria Imakulata ke Kanada. Dikisahkan Eugenius sempat diberi gelar kardinal, tetapi Eugenius terlebih dahulu meninggal dunia sebelum menerima gelar tersebut. Eugenius dari Mazenod, O.M.I., meninggal dunia pada 21 Mei 1861 di Marseille, Perancis. Pada 19 Oktober 1975, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Paulus VI, dan pada 3 Desember 1995, ia dikanonisasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://www.vatican.va/, http://saints.sqpn.com/, https://www.catholic.org/, http://www.gcatholic.org/, http://www.newadvent.org/, http://www.imankatolik.or.id/, http://yesaya.indocell.net/, dan http://fr.wikipedia.org/

Sto. Romualdus

19 Juni

Romualdus lahir sekitar tahun 950 di Ravenna, Italia. Ia adalah putera dari Sergius, seorang bangsawan. Pada masa mudanya, Romualdus menghabiskan hidupnya dengan segala kenikmatan duniawi. Hidupnya berubah ketika ayahnya membunuh seseorang dihadapan Romualdus, karena sebuah pertengkaran. Romualdus mengasingkan diri pada sebuah biara Benediktin, biara San Apollinare. Romualdus kemudian pergi menuju Venice, dan disana ia mendapatkan bimbingan dari abbas Marinus. Romualdus berkeliling Italia dan mendirikan beberpa biara. Salah satu biara yang ia dirikan adalah biara Camaldoli, sekarang merupakan rumah induk Ordo Camaldolese. Romualdus juga pernah mengalami kekeringan rohani, dan melalui doa serta mendengarkan mazmur, ia kembali merasakan kehadiran Tuhan didekatnya. Suatu ketika, Romualdus ingin pergi ke Hungaria, dan hal ini mendapat persetujuan dari Paus. Di dalam perjalanan ia jatuh sakit yang memaksanya untuk kembali. Romualdus dikisahkan juga pernah difitnah, tetapi ia mengahadapi hal itu tanpa memberikan perlawanan. Di akhir hidupnya, Romualdus menghabiskan sisa hidupnya di gunung Sitria, dan Val di Castro. Romualdus meninggal dunia pada 19 Juni 1027 di Val di Castro, Italia. Pada tahun 1582, ia dikanonisasi oleh Paus Gregorius XIII.


dari sumber:
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.newadvent.org/
http://www.americancatholic.org/
http://www.catholicculture.org/
http://www.catholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://en.wikipedia.org/

Sta. Lutgardis

16 Juni

Lutgardis lahir pada tahun 1182 di Tongren, Belgia. Ia adalah puteri seorang pengusaha. Dikisahkan Lutgardis sudah di pertunangkan di usianya yang masih sangat muda. Kesulitan dalam bisnis membuat ayahnya menghilangkan mahar pernikahannya, sehingga ia mengirim Lutgardis ke sebuah biara Benediktin di Sint Truiden, pada usia duabelas tahun. Lutgardis pada awalnya tidak memiliki ketertarikan akan kehidupan rohani, tetapi kemudian ia melihat penampakan Yesus yang menunjukan luka-lukanya. Lutgardis kemudian memiliki panggilan untuk menjadi seorang biarawati, dan ketika berusia duapuluh tahun, ia bergabung menjadi biarawati Benediktin. Lutgardis mengalami berbagai peristiwa ajaib, mulai dari melihat Yesus, melayang, sampai mengalami stigmata. Lutgardis sempat menjadi Prioress, tetapi selalu menolak ketika ditunjuk sebagai Abdis. Lutgardis kemudian memutuskan berpindah ke biara Sistersian di Aywieres, Belgia, dengan alasan aturan Ordo Benediktin kurang ketat. Lutgardis memiliki berbagai karunia, mulai dari penyembuhan, meramal, kebijakan, dan masih banyak lagi. Selama sebelas tahun terakhir dalam hidupnya, Lutgardis mengalami kebutaan. Lutgardis menganggap kebutaannya sebagai sebuah berkat, dan menghabiskan sisa hidupnya dengan berdoa untuk pertobatan orang-orang berdosa. Lutgardis, O.Cist., meninggal dunia pada 16 Juni 1246 di Aywieres, Belgia.


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/, http://www.catholicnewsagency.com/, http://www.catholic.org/, http://saints.sqpn.com/, dan http://en.wikipedia.org/

Sto. Yohanes Fransiskus Regis

16 Juni

Jean Francois Regis lahir pada 31 Januari 1597 di Font-Couverte, Narbonne, Languedoc, Perancis. Ia adalah putera dari Jean Regis dan Marguerite de Cugunhan, yang keduanya masih keturunan bangsawan. Fransiskus mendapat pendidikan di Kolose Yesuit di Beziers. Fransiskus tidak terlalu menyukai kehidupan duniawi, bahkan ketika hari libur ia memilih mengasingakn diri. Fransiskus memutuskan bergabung dengan Serikat Yesus, dan ia diterima pada novisiat di Toulouse pada 8 Desember 1616. Pada tahun 1618, ia dikirim untuk belajar retorika di Cahors selama satu tahun. Fransiskus kemudian dikirim untuk mengajar tata bahasa di Billom, kemudian ia belajar filsafat di skolastikat di Tournon sebelum ia kembali mengajar tata bahasa di Puy-en-Velay, dan Auch. Fransiskus kemudian belajar teologi pada tahun 1628. Ia ditahbiskan dan merayakan Misa pertamanya pada 15 Juni 1631. Fransiskus mulai berkarya dalam misi. Ia berkarya di Montpellier, mempertobatkan penganut Protestanisme, mengunjungi rumah sakit, membantu mereka yang mebutuhkan, melindungi wanita-wanita tuna susila yang mau berhenti dari pekerjaannya, dan mengajarkan ajaran Gereja. Ia kemudian memperluas karyanya ke le Vivarais, le Forez, dan le Velay. Atas karya-karyanya, banyak juga yang tidak menyukai Fransiskus, termasuk dari para imam lain. Fransiskus memiliki keinginan untuk bermisi ke Kanada tidak dikabulkan oleh pimpinanannya, dan ia dikirim dalam sebuah misi lain. Empat tahun terakhir dalam hidup Fransiskus dibaktikan dalam pelayanan terutama kepada para tahanan, orang sakit dan miskin. Banyak mujizat terjadi melalui perantaraannya. Frnasiskus juga sangat senang melayani pengakuan dosa umatnya. Beberapa hari sebelum kematiannya, Fransiskus mengetahui apa yang akan terjadi pada dirinya dan mempersiapkan diri, salah satunya dengan mengaku dosa. Fransiskus Regis, S.J., meninggal dunia pada 31 Desember 1640 di La Louvesc, Dauphine, Perancis. Pada 24 Mei 1716, ia dibeatifikasi oleh Paus Klement XI, dan pada 16 Juni 1737, ia dikanonisasi oleh Paus Klement XII.


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/, http://saints.sqpn.com/, http://www.catholicnewsagency.com/, http://www.americancatholic.org/, http://www.newadvent.org/

Minggu Biasa XI

Tahun C

Sekali peristiwa seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki Yesus dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, “Jika Dia ini nabi, mestinya Ia tahu bahwa wanita itu adalah orang yang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang Farisi itu, “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon, “Katakanlah, Guru!” “Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka hutang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara mereka yang akan lebih mengasihi dia? Jawab Simon, “Aku sangka yang mendapat penghapusan hutang lebih banyak.” Kata Yesus kepadanya, “Betul pendapatmu itu!” Dan sambil berpaling kepada wanita itu, Yesus berkata kepada Simon, “Engkau lihat wanita ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberi Aku air untuk membasuh kaki-Ku; tetapi wanita ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk, ia tidak henti-hentinya menciumi kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit pula ia berbuat kasih.” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosamu telah diampuni!” Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam hati, “Siapakah Dia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada wanita itu, “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” Tidak lama sesudah itu Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya menyertai Dia; juga beberapa wanita yang telah disembuhkannya dari roh-roh jahat atau berbagai macam penyakit, menyertai Dia. Mereka itu ialah: Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza, bendahara Herodes, Susana dan masih banyak lagi yang lain. Wanita-wanita ini melayani seluruh rombongan dengan harta kekayaan mereka.
 
 

Elisa

14 Juni

Elisa adalah putera Safat. Suatu ketika, ketika sedang membajak dengan lembu, Nabi Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa. Elisa meninggalkan lembunya dan berlari mengikuti Nabi Elia. Elisa sempat meminta izin untuk berpamitan dengan kedua orang tuanya, dan kemudian ia pergi mengikuti Nabi Elia sebagai pelayannya. Elisa menjadi saksi terangkatnya Nabi Elia ke surga. Ia mengambil jubah Nabi Elia dan menggunakannya untuk membelah sungai Yordan. Ketika para pengikut Nabi Elia meminta izin untuk mencari Nabi Elia, Elisa melarang mereka, tetapi karena didesak terus-menerus, ia mengizinkannya. DI Yeriko, Elisa menyehatkan mata air dengan menaburkan garam. Ketika di Betel, ia mengutuk anak-anak yang mencemoohnya. Elisa memberikan firman Tuhan kepada raja Israel, raja Yehuda, dan raja Edom, ketika mereka meminta petunjuk dalam memerangi bangsa Moab. Elisa membantu seorang janda yang mengalami kesulitan keuangan. Ketika berada di Sunem, Elisa memberitahu seorang wanita kaya yang mengundang dan mengizinkan ia tinggal, bahwa ia akan mengandung. Beberapa tahun kemudian, ketika anak itu lahir dan tumbuh besar, anak itu meninggal, dan wanita kaya itu mencari Elisa sampai gunung Karmel, dan Elisa bedoa kepada Tuhan yang membangkitkan anak itu kembali. Ketika akan terjadi bencana kelaparan, Elisa juga memberitahu perempuan itu untuk segera pergi. Ketika perwira raja Aram, Naaman, yang menderita kusta datang minta disembuhkan, Elisa menyuruhnya mandi tujuh kali di sunga Yordan. Ketika Naaman melakukan apa yang dikatakan Elisa, maka ia sembuh. Naaman kemudian hendak memberikan sesuatu kepada Elisa, Elisa menolaknya. Ketika rombongan Elisa sedang menebang kayu, mata kapak salah seorang jatuh ke dalam air, dan Elisa menegmbalikan mata kapak itu dengan melemparkan sepotong kayu. Ketika Elisa hendak ditangkap oleh pasukan Raja Aram, Elisa berdoa kepada Tuhan dan menggiring para pasukan yang hendak menagkapnya ke Samaria. Ketika Raja Israel hendak memenggal Elisa, Elisa menegtahui hal itu dan meramalkan kematian perwira raja. Ketika di Damsyik, Elisa meramalkan kesembuhan raja Benhadad, dan juga kematiannya dengan cara dibunuh. Menjelang kematiannya, Elisa jatuh sakit. Disaat itu, Elisa masih bertemu dengan Yoas, Raja Israel, dan meramalkan kemenangan Israel atas bangsa Aram di Afek. Setelah itu Elisa meninggal dunia.


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI

Bto. Gerardus dari Clairvaux

14 Juni

Gerardus adalah saudara dari Sto. Bernardus dari Clairvaux. Pada awalnya ia tidak tertarik pada kehidupan rohani, apalagi membiara seperti saudaranya. Ia memilih menjadi tentara, tetapi pada pertempuran di Grancy, ia terluka dan tertangkap. Pada saat itu ia mengbah pandangannya ingin hidup menjadi biarawan. Setelah terbebaskan secara ajaib, Ia menjadi biarawan Benediktin Sistersian di Citeaux. Ia juga bekerja bersama saudaranya, Sto. Bernardus untuk beberapa saat. Dalam perjalanan ke Roma pada tahun 1137, ia jatuh sakit di Viterbo, tetapi berhasil kembali ke Perancis. Gerardus meninggal satu tahun kemudian pada tahun 1138.


Sto. Antonius dari Padua

13 Juni

Fernando Martins de Bulhoes lahir pada 15 Agustus 1195 di Lisbon, Portugal. Ia adalah putera dari Vicente Martin Bulhoes dan Teresa Pais Taveira. Orangtuanya berasal dari keturunan bangsawan. Fernando memperoleh pendidikan di sekolah Katedral, dan pada tahun 1210, ia memutuskan untuk bergabung dengan Ordo St. Agustinus. Pada awalnya ia masuk biara St. Vinsensius di luar tembok kota, tetapi karena merasa terganggu oleh kunjungan keluarganya, ia memutuskan untuk pindah ke biara Santa Croce di Coimbra pada tahun 1212. Selama delapan tahun ia berdoa dan belajar Kitab Suci, dan tulisan para Bapa Gereja. Pada tahun 1220, Fernando melihat relikui Sto. Berardus dan para martir pertama Fransiskan, yang dibawa ke Coimbra. Fernando kemudian memutuskan untuk menjadi seorang Fransiskan dan meneruskan perjuangan Sto. Berardus untuk mempertobatkan orang-orang Muslim di Maroko. Fernando menerima jubah Fransiskan dari para Fransiskan yang berkunjung ke biara Santa Croche, dan setelah bergabung dengan Fransiskan, Fernando mengganti namanya menjadi Antonius. Setelah beberapa waktu, Antonius pergi menuju Maroko. Karena sakit, Antonius harus kembali, tetapi kapalnya karam dan terdampar di Sicilia. Setelah sehat, Antonius bergegas menuju Assisi untuk mengikuti kapitel general ordonya. Dalam pertemuan itu, Antonius masih sangat tidak dikenal. Ia kemudian dikirim ke sebuah biara dekat Forli. Ketika menjadi pendamping Provinsial dalam sebuah pentahbisan di Forli, Antonius diminta untuk memberikan homili, karena tidak ada yang bersedia melakukannya. Antonius memberikan homili yang sangat mendalam dan mengesankan semua orang. Antonius mulai dikenal karena homili-homilinya, bahkan Paus Gregorius IX memujinya. Antonius diutus untuk berhomili di Italia dan Perancis. Homili-homili Antonius juga digunakan untuk menghadapi ajaran-ajaran sesat. Dikisahkan juga ketika para penganut ajaran sesat tidak mau mendengarkan Antonius, maka ia menyampaikan homilinya kepada ikan-ikan yang mau mendengarkannya. Ada juga kisah seorang yang melihat Antonius menggendong Kanak-Kanak Yesus. Banyak mukjizat yang terjadi melalui perantaraan Antonius. Antonius sempat terpilih sebagai pejabat Provinsial Emilia, tetapi ia mengundurkan diri pada tahun 1230 dan menetap di Padua. Di Padua, Antonius memperbaiki kehidupan umat di kota itu dan membawa banyak perubahan dan nama kota ini selalu melekat pada nama Antonius. Pada masa pra-paskah tahun 1231, Antonius berkunjung ke Camposanpiero dan ia jatuh sakit. Sebelum meninggal, Antonius masih sempat kembali ke Padua. Antonius dari Padua, O.F.M., meninggal dunia pada 13 Juni 1231, di Padua, Italia. Pada 30 Mei 1232, ia dikanonisasi oleh Paus Gregorius IX, karena banyaknya mukjizat yang terjadi melalui perantaannya, dan sampai saat ini masih dikatakan sebagai kanonisasi tercepat. Pada 16 Januari 1946, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Pius XII. Terdapat sebuah kisah terkait dengan perlindungan Sto. Antonius terhadap barang-barang yang hilang, dimana ketika sebuah buku doa yang menjadi relikui berharga hilang, banyak umat berdoa melalui perantaraan Sto. Antonius, sampai seorang novis mengembalikan buku itu dan mengakui bahwa ia meminjamnya dan ia memperoleh pengelihatan akan Sto. Antonius yang marah terhadap dirinya. 


dari sumber:
http://ofm.or.id/
http://www.newadvent.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholic.org/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.catholicculture.org/
http://en.wikipedia.org/

Martir Polandia Perang Dunia II

12 Juni
 
Selama perang dunia II, banyak orang meninggal di Polandia-Jerman, termasuk orang-orang Katolik Polandia. 108 diantara orang-orang Katolik Polandia yang menjadi korban Perang Dunia II, dinyatakan sebagai Martir. Pada 13 Juni 1999, mereka dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II. Mereka adalah:
  1. Antoni Julian Nowowiejski
  2. Henryk Kaczorowski
  3. Anicet Koplinski
  4. Marianna Biernacka
  5. Mieczyslaw Bohatkiewicz
  6. Wladyslaw Mackowiak
  7. Stanislaw Pyrtek
  8. Maksymilian Binkiewicz
  9. Ludwik Gietyngier
  10. Antoni Beszta-Borowski
  11. Marian Gòrecki
  12. Bronislaw Komorowski
  13. Franciszek Rogaczewski
  14. Jan Nepomucen Chrzan
  15. Franciszek Dachtera
  16. Wladyslaw Demski
  17. Stanislaw Kubski
  18. Wladyslaw Màczkowski
  19. Marian Skrzypczak
  20. Aleksy Sobaszek
  21. Antoni Swiadek
  22. Franciszek Stryjas
  23. Jòzef Czempiel
  24. Emil Szramek
  25. Jòzef Pawlowski
  26. Piotr Edward Dankowski
  27. Wladyslaw Gòral
  28. Kazimierz Gostynski
  29. Stanislaw Mysakowski
  30. Zygmunt Pisarski
  31. Stanislaw Starowieyski
  32. Antoni Zawistowski
  33. Adam Bargielski
  34. Michal Piaszczynski
  35. Leon Wetmanski
  36. Marian Konopinski
  37. Jòzef Kut
  38. Wlodzimierz Laskowski
  39. Narcyz Putz
  40. Natalia Tulasiewicz
  41. Kazimierz Grelewski
  42. Stefan Grelewski
  43. Franciszek Roslaniec
  44. Boleslaw Strzelecki
  45. Kazimierz Sykulski
  46. Antoni Rewera
  47. Roman Archutowski
  48. Edward Detkens
  49. Michal Ozièblowski
  50. Zygmunt Sajna
  51. Michal Wozniak
  52. Tadeusz Dulny
  53. Edward Grzymala
  54. Henryk Hlebowicz
  55. Dominik Jèdrzejewski
  56. Bronislaw Kostkowski
  57. Jòzef Kurzawa
  58. Wincenty Matuszewski
  59. Leon Nowakowski
  60. Jòzef Straszewski
  61. Roman Sitko
  62. Wladyslaw Miegon
  63. Michal Czartoryski (Jan)
  64. Julia Rodzinska (Stanislava)
  65. Krystyn (Wojciech) Gondek
  66. Marcin (Jan) Oprzàdek
  67. Narcyz (Jan) Turchan
  68. Brunon Zembol (Jan)
  69. Fidelis Chojnacki (Hieronim)
  70. Symforian Ducki (Felix)
  71. Henryk Krzysztofik (Józef)
  72. Florian Stèpniak (Józef)
  73. Alfons Maria dari Roh Kudus Mazurek (Józef)
  74. Maria Teresa dari Kanak-Kanak Yesus Kowalska (Mieczyslawa)
  75. Jerzy Kaszyra
  76. Antoni Leszczewicz
  77. Wladyslaw Blàdzinski
  78. Wojciech Nierychlewski
  79. Jòzef Cebula (1902-1941)
  80. Maria Ewa dari Penyelenggaraan Noiszewska (Bogumila)
  81. Maria Marta dari Yesus Wolowska (Kazimiera)
  82. Franciszek Drzewiecki
  83. Jòzef Jankowski
  84. Jòzef Stanek
  85. Jòzef Kowalski
  86. Czeslaw Jòzwiak
  87. Edward Kazmierski
  88. Edward Klinik
  89. Jarogniew Wojciechowski
  90. Jòzef Zaplata
  91. Katarzyna Celestyna Faron
  92. Maria Antonina Kratochwil (Maria Anna)
  93. Maria Klemens dari Yesus Tersalib Staszewska (Elena)
  94. Grzegorz Fràckowiak (Boleslaw)
  95. Stanislaw Kubista
  96. Alojzy Liguda
  97. Ludwik Mzyk
  98. Alicja Kotowska
  99. Antonin Bajewski (Jan Eugeniusz)
  100. Pius Bartosik (Ludwik)
  101. Innocenty Guz (Jòzef Wojciech)
  102. Achilles Puchala (Jòzef)
  103. Herman Stèpien (Karol)
  104. Tymoteusz Trojanowski (Stanislaw Anton)
  105. Bonifacy Zlukowski (Piotr)
  106. Anastazy Pankiewicz (Jakub)

Bta. Florida

12 Juni

Lucrezia Elena Cevoli lahir pada 11 November 1685 di Pisa, Italia. Ia adalah puteri dari Curzio Cevoli dan Laura Silk. Ketika berusia tigabelas tahun, Lucrezia memperoleh pendidikan dari para biarawati Klaris, di biara St. Martin. Lucrezia kemudian memutuskan untuk mengikuti panggilan untuk menjadi seorang biarawati. Lucrezia bergabung dengan Ordo St. Klara Kapusin di Citta di Castello pada tahun 1703. Lucrezia mengganti namanya menjadi Florida, dan ia dibimbing oleh Sta. Veronika Yuliani. Florida mengikrarkan kaulnya pada 10 Juni 1705. Pada tahun 1716, ia ditunjuk sebagai Vikaris biara. Setelah kematian Sta. Veronika pada tahun 1727, Florida ditunjuk sebagai Abdis menggantikannya. Florida mendorong dan mempromosikan proses kanonisasi Sta. Veronika. Florida mendirikan sebuah biara ditempat asal Sta. Veronika, Mercatello, pada tahun 1753. Florida memiliki devosi terhadap Sengsara Tuhan Yesus. Florida, O.S.C.Cap., meninggal dunia pada 12 Juni 1767 di Citta di Castello, Italia. Pada 16 Mei 1993, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber: http://ofm.or.id/, http://www.catholic.org/, http://www.capdox.com/, http://www.capuchin.or.kr/, http://capuchins.org/, dan http://it.wikipedia.org/

Bto. Fransiskus Kesy

12 Juni

Franciszek Kesy lahir pada 13 November 1920 di Berlin, Jerman. Ia adalah putera dari Stanislaw dan Anna Pieczki. Keluarganya pindah ke Poznan, Polandia pada tahun 1921. Fransiskus menjadi aspiran pada seminari menengah Salesian. Ketika Jerman menguasai Polandia, Fransiskus tidak dapat meneruskan pendidikannya dan bekerja. Ia menghabiskan waktu luangnya pada oratori St. Yohanes Bosko, dimana iia betemu dan bersahabat dengan Bto. Edward Klinik, Bto. Jarogniew Wojciechowski, Bto. Czeslaw Jozwiak, dan Bto. Edward Kazmierski. Fransiskus hampir setiap hari menerima Komuni dan berdoa Rosario di sore hari. Pada 23 September 1940, ia ditangkap bersama teman-temannya dengan tuduhan mengikuti organisasi ilegal. Mereka dibawa ke kamp kematian, Benteng VII, dekat Poznan, dimana mereka disiksa. Pada 16 November 1940, mereka dipindahkan ke Wronki, dan pada tahun 1941, dipindahkan ke Berlin. Mereka dijatuhi hukuman mati karena dituduh berkhianat. Selama penyiksaan ini, mereka terus berdoa dan secara sembunyi-sembunyi memberi kabar kepada orang tua mereka. Fransiskus Kesy meninggal dunia pada 24 Agustus 1942 di Dresden, Jerman.  Pada 13 Juni 1999, mereka dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://pl.wikipedia.org/, dan http://www.sdb.org/

Bto. Hilarius Januszewski

12 Juni

Pawel Januszewski lahir pada 11 Juni 1907 di Krajenki, Polandia. Ia adalah putera dari Martin dan Marianne. Pada tahun 1915, keluraganya pindah ke Greblin, dimana Pawel memperoleh pendidikannya. Pawel melanjutkan pendidikannya di Suchary, tetapi kemudian ia harus meninggalkan pendidikannya karena masalah ekonomi. Pawel berhasil melanjutkan pendidikannya di tempat lain. Pada tahun 1927, Pawel memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Karmel. Ia menyelesaikan masa novisiatnya pada 30 Desember 1928, mengikrarkan kaulnya dan mengganti namanya menjadi Hilarius. Setelah menyelesaikan pendidikan filsafat di Krakow, Hilarius dikirim ke Collegio Internazionale Sant'Alberto, Roma. Pada 15 Juli 1934, Hilarius ditahbiskan sebagai imam. Ia kemudian memperoleh lectorate pada bidang teologi, dan menjadi siswa terbaik di Akademi St. Thomas. Pada tahun 1935, Hilarius kembali ke Krakow dan menjadi dosen teologi dogmatik, dan sejarah Gereja. Pada 1 November 1939, Hilarius ditunjuk sebagai prior untuk komunitasnya. Ketika Jerman menguasai Polandia, terjadilah perintah utuk menahan para imam dan biarawan/biarawati. Hilarius menawarkan diri untuk menggantikan seorang Karmelit yang sudah tua dan sakit-sakitan, sebagai tanggung jawabnya sebagai prior. Hilarius ditempatkan di penjara Montelupi, Krakow, kemudian dipindahkan ke kamp konsentrasi Sachsenchausen. Pada April 1941, Hilarius dipindahkan ke Kamp Konsentrasi Dachau. Di tempat ini, Hilarius banyak berdoa dan memberikan semangat. Ia bersama dengan Karmelit lainnya, termasuk diantaranya adalah Bto. Titus Brandsma, sering mengadakan doa bersama. Ketika wabah demam tifoid menyerang barak 25, sekelompok imam menawarkan diri untuk merawat mereka. Hilarius bergabung dengan kelompok ini, dan melayani para penderita selama 21 hari, karena ia tertular penyakit demam tifoid. Hilarius Januszewski meninggal dunia pada 25 Maret 1945 di Dachau, Bavaria, Jerman. Pada 13 Juni 1999, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://ocarm.org/, http://saints.sqpn.com/, http://www.hidupkatolik.com/, http://www.ocd.ie/, http://www.ocarm.pcn.net/, dan http://id.wikipedia.org/

Sto. Yohanes dari Sahagun

12 Juni

Yohanes Gonzales de Castrillo lahir pada tahun 1419 di Sahagun, Leon, Spanyol. Ia adalah putera dari John Gonzalez de Castrillo, dan Sancia Martinez. Yohanes memperoleh pendidikan dari para biarawan Benediktin di kota asalnya. Yohanes ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1445 oleh Uskup Burgos. Yohanes meninggalkan semua jabatan yang ia miliki kecuali menjadi imam di St. Agatha, dimana ia mempersembahkan Misa, berkotbah, dan mengajarkan Katekismus. Yohanes melnajutkan pendidikan Hukum Gereja dan Teologi setelah kematian Uskup Burgos di Universitas Salamanca. Setelah sembuh dari penyakitnya, Yohanes memutuskan untuk bergabung dengan Ordo St. Agustinus. Ia diterima pada 18 Juni 1463, dan mengikrarkan kaul kekalnya pada 28 Agustus 1464. Dalam tarekatnya, Yohanes memegang beberapa jabatan penting, seperti Prior pada biara di Salamanca, dan juga menjadi delegasi pada setiap diadakan kapitel provinsi. Yohanes juga dikenal sebagai seorang pengkotbah yang hebat. Ia tidak pernah takut mengajarkan kebenaran Injil, walaupun banyak orang yang tidak menyukainya. Seorang bangsawan dikisahkan membayar pembunuh untuk membunuh Yohanes, tetapi para pembunuh itu bertobat dan mengakui kesalahan mereka dihadapan Yohanes. Beberapa wanita yang tidak senang dengan kotabhnya bahkan melemparkannya dengan batu. Melalui kotbahnya juga Yohanes dikisahkan membawa perdamaian dan menghindarkan pertumpahan darah. Yohanes juga sangat dikenal memiliki devosi kepada Ekaristi, dan selalu merayakan Ekaristi setiap hari. Yohanes dari Sahagun meninggal dunia pada 11 Juni 1479 di Salamanca, Spanyol. Dikisahkan Yohanes meninggal dengan cara diracuni oleh seorang wanita yang tidak menyukai kotbahnya. Pada 19 Juni 1601, ia dibeatifikasi oleh Paus Klement VIII, dan pada 16 Oktober 1690, ia dikanonisasi oleh Paus Alexander VIII.


Bta. Yolenta

12 Juni

Jolenta Helena lahir pada sekitar tahun 1235 di Hungaria. Ia adalah Puteri dari Raja Bela IV dan Maria Laskarina. Ia merupakan saudara dari Sta. Margaret dari Hungaria, dan Sta. Kunigunda. Sta. Elisabeth dari Hungaria adalah bibinya, dan ia masih memiliki hubungan keluarga dengan Sta. Hedwig. Sejak kecil, Yolenta diasuh oleh Sta. Kunigunda di Polandia. Ketika beranjak dewasa, ia menikah dengan seorang bangsawan bernama Boleslaw. Keduanya dikaruniai tiga orang anak, Elisabeth, Hedwig, dan Anna. Yolenta dalam kehidupannya banyak membantu orang-orang miskin. Hal ini kemudian diikuti oleh suaminya, yang juga membantu dalam berbagai hal, termasuk membangun rumah sakit, biara, dan gereja. Setelah Boleslaw meninggal dunia, dan kedua puterinya menikah, Yolenta memutuskan untuk meninggalkan seluruh kehidupannya. Bersama dengan Anna, puterinya, Yolenta memutuskan untuk hidup di biara Klaris di Sandec. Yolenta menghabiskan banyak waktunya untuk berdoa. Ketika kekacauan terjadi akibat perang, Yolenta pergi dan mendirikan biara Klaris di Gniezno, Polandia. Yolenta kemudian ditunjuk sebagai abdis biara. Yolenta, O.S.C., meninggal dunia pada 11 Juni 1298 di Gniezno, Polandia. Pada 26 September 1867, kultusnya diakui oleh Paus Leo XII.


dari sumber http://www.franciscan-sfo.org/, http://www.americancatholic.org/, http://saints.sqpn.com/, http://en.wikipedia.org/, dan http://pl.wikipedia.org/

Bto. Laurensius Maria Salvi

12 Juni

Lorenzo Salvi lahir pada 30 Oktober 1782 di Roma, Italia. Ia memperoleh pendidikan dari para Yesuit di Kolose Romano, dan beberapa temannya adalah Sto. Kaspar del Bufalo, dan Paus Gregorius XVI. Suatu ketika, Laurensius sangat terkesan dengan kotbah Sto. Vinsensius Maria Strambi, dan kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Kongregasi Passionist. Laurensius diterima pada tahun 1801 di Novisiat di Monte Argentario. Ia memperoleh nama baru, Laurensius Maria dari St. Fransiskus Xaverius, dan mengikrarkan kaulnya pada 20 November 1802. Pada 29 Desember 1805, ia ditahbiskan menjadi imam. Ia mengagumi dan mengikuti langkah dari pendiri kongregasinya, Sto. Paulus dari Salib. Ketika terjadi penganiayaan terhadap rohaniwan oleh Napoleon, Laurensius harus mengungsi di rumah keluarganya. Setelah tujuh tahun, pada tahun 1815, Laurensius kembali dan menjadi Rektor untuk biara pusat St. Yohanes dan Paulus, dengan Bto. Dominic Barberi sebagai vikarisnya. Laurensius mengkotbahkan misi dan devosi kepada sengara Yesus. Ia juga menyebarkan devosi kepada Kanak-Kanak Yesus, melalui pekerjaan yang tidak mengenal lelah, dan tulisannya. Laurensius Maria Salvi, C.P., meninggal dunia pada 12 Juni 1856 di Capranica, Viterbo, Italia. Pada 1 Oktober 1989, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://www.passionists.com/, http://thepassionists.org/, http://www.passionistnuns.org/, http://www.catholic.org/, http://www.passionist.org/, http://saints.sqpn.com/, dan http://en.wikipedia.org/

Sto. Barnabas

11 Juni

Yosef lahir di Siprus. Ia adalah putera Yahudi keturunan suku Lewi. Tidak lama setelah Kenaikan Tuhan, Yosef menjadi seorang Kristen dan mengganti namanya menjadi Barnabas, dan ia juga menjual semua hartanya. Barnabas kemydian bertemu dengan Sto. Paulus yang telah bertobat dan memperkenalkannya kepada para rasul. Barnabas kemudian bersahabat dengan Sto. Paulus dan keduanya menyebarkan Injil terutama kepada orang-orang non Yahudi. Hal ini mendapat sedikit permasalahan yang diakhiri dengan diadakannya Konsili Yerusalem pada sekitar tahun 51. Barnabas juga bersahabat dengan Sto. Markus. Barnabas juga harus berpisah dengan Sto. Paulus akibat perbedaan pendapat di luar masalah keimanan. Barnabas banyak mempertobatkan orang, dan karena pengaruhnya, ia juga sering disebut sebagai seorang rasul. Barnabas meninggal dunia sekitar tahun 61 di Salamis sebagai martir.


Kalender Orang Kudus