Minggu Paskah IV

Tahun B

Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga; mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala! Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."


Sto. Petrus Chanel

28 April

Petrus Chanel lahir pada 12 Juli 1803 di Clet, Ain, Perancis. Ia adalah putera dari keluarga petani dan sejak kecil ia menjadi seorang pengembala. Kecerdasan dan kesalehannya menarik perhatian pastor paroki, Pastor Trompier, dan Petrus kemudian dikirim untuk belajar di seminari diosesan. Petrus ditahbiskan sebagai imam pada 1827 dan ditugaskan di paroki Crozet, yang sedang mengalami penurunan. Dalam tiga tahun, Petrus berhasil memulihkan paroki tersebut, tetapi Petrus sangat berkeinginan untuk melakukan karya misionaris. Pada 1831, ia bergabung dengan Serikat Maria/ Societas MariƦ/ Marianist (S.M.), yang belum lama berdiri. Oleh tarekatnya, Petrus ditugaskan untuk mengajar di seminari Belley selama lima tahun. Petrus kemudian ditugaskan dalam karya misionaris ke New Hebrides, Oceania, dan bertugas sebagai superior misi. Bersama para misionaris lainnya mereka tiba dan berpencar. Petrus berkarya di pulau Futuna dan kedatangannya disambut oleh Raja Niuliki, yang belum lama menghapuskan kanibalisme. Petrus banyak mempertobatkan orang, dan ia berhasil mempelajari bahasa setempat. Karya-karya Petrus menimbulkan sedikit ketakutan dalam diri Raja, karena pengaruh Petrus yang sangat kuat. Ketika putera raja ingin dibaptis, Raja Niuliki memerintahkan untuk membunuh Petrus. Petrus Chanel S.M., meninggal dunia sebagai martir pada 28 April 1841 di Pulau Futuna, New Hebrides. Lima bulan setelah kematiannya, seluruh pulau bertobat menjadi Kristen. Pada 17 November 1889, Petrus Chanel dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII, dan pada 12 Juni 1954, ia dikanonisasi oleh Paus V. Pius XII. Sto. Petrus Chanel merupakan martir pertama dalam Ordonya dan juga di Oceania.


St. Giovanni Battista Piamarta

26 April

Giovanni Battista Piamarta lahir di Brescia, Italia pada 26 November 1841 dan sudah diberikan pendidikan Kristen sejak dini. Ia masuk ke dalam seminari pada tahun 1860 dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1865. Giovanni  memfokuskan karyanya pada orang muda, pekerja, dan keluarga. Pada awalnya ia bekerja dengan sangat antusias bersama orang muda di paroki-paroki pedesaan dan kemudian di Brescia. Ia kemudian mendirikan Instituto Artigianelli, sebuah instistusi bagi anak-anak para buruh, yang pendiriannya dibantu oleh Mgr. Pietro Capretti. Tujuannya adalah memberikan pelatihan kepada anak-anak laki-laki mengenai kehidupan Kristen dan profesional untuk menghadapi komunitas industri baru. Ia juga mengatur lokakarya untuk kemampuan-kemampuan yang berbeda dan membuatkan penampungan bagi 100 anak-anak. Ia kemudian mendirikan Kongregasi Keluarga Kudus dari Nazareth / Congregazione della Sacra Famiglia di Nazareth del Beato Padre Piamarta (F.N.) pada tahun 1902 untuk meastikan semua karyanya akan terus berlanjut. Bersama ibunya, ia membuka jalan bagi sebuah kongregasi wanita, Pelayan-Pelayan Rendah Hati Allah. Giovanni Battista Piamarta, F.N., meninggal pada 25 April 1913 di Remedello, dihadapan para saudara-saudara seimannya. Pada 12 Oktober 1997, ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II dan pada 21 Oktober 2012 dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.


dari sumber http://www.ewtn.com/ dan http://it.wikipedia.org/

Minggu Paskah III

Tahun B

Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit segera kembali ke Yerusalem. Di sana mereka menceriterakan kepada saudara-saudara yang lain apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenal Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka, "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Mengapa kamu terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."Sambil berkata demikian Yesus memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih heran, berkatalah Yesus kepada mereka, "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Yesus mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Yesus berkata kepada mereka, "Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata Yesus kepada mereka, "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini."

St. Julius I

12 April

Paus Julius I adalah Paus ke-35 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 337-352. Julius berasal dari Roma, dan merupakan putera dari Rusticus. Setelah kematian Paus St. Markus, Gereja tidak memiliki Paus selama selama empat bulan, sampai akhirnya pada 6 Februari 337, Julius terpilih menggantikannya. Masa kepausan Paus Julius diisi dengan pembelaannya kepada Uskup-Uskup Gereja Timur yang diturunkan oleh Gereja Timur yang saat itu terpengaruh oleh ajaran sesat Arianisme. Masalah semakin besar ketika Patriark Konstantinopel yang baru, Eusebius dari Nicomedia mendukung Arianisme. St. Athanasius yang pada awalnya memiliki uskup tandingan, Pistus, yang diangkat oleh Arianisme, harus kehilangan takhta Keuskupannya karena Georgius dari Cappadocia yang dipilih oleh Patriark Konstantinopel dan Arianisme memaksa menduduki takhta Keuskupan Alexandria. St. Athanasius dan Marcellus dari Ancyra, yang juga seorang Uskup yang kehilangan takhta Keuskupannya datang ke Roma. Paus Julius memanggil untuk diadakan sebuah sinode pada tahun 440 atau 441 dan mengundang baik dari pihak Eusebius dan penganut Arianisme untuk hadir, tetapi tidak satupun dari mereka hadir dalam sinode itu. Kaisar Konstans dari barat dan Konstantinus dari timur bersepaat untuk mengadakan sebuah sinode di Sardica pada tahun 342-343. Sinode ini merumuskan cara intervensi dari Kepausan atas masalah-masalah penurunan Uskup yang sah. St. Athanasius baru dapat kembali ke Keuskupannya setelah Georgius meninggal dunia, dan Paus Julius menuliskan surat kepada imam, diakon, dan umat beriman di Alexandria, untuk menyambut kembali dengan gembira Uskup mereka pada tahun 346. Paus juga mengembalikan Keuskupan kepada dua Uskup, Ursacius dari Singidunum dan Valens dari Mursia, yang oleh Sinode Sardica diturunkan karena menganut Arianisme. Kedua Uskup ini mengakui kesalahan mereka dan memberikan pernyataan iman mereka. Di Roma, Paus Julius mendirikan dua basilika, gereja tituler Julius (gereja St. Maria di Trastevere) dan Basilika Julia (gereja Duabelas Rasul). Paus Julius juga mendirikan tiga gereja diatas pemakaman, yang pertama di jalan menuju Porto, yang kedua di Via Aurelia, dan yang ketiga di Via Flaminia, tepatnya diatas makam St. Valentinus. Paus Julius I meninggal pada 12 April 352. Pada awalnya ia dimakamkan di katakombe Calepodius, sebelum dipindahkan ke gereja St. Maria di Trastevere.


Minggu Paskah

Sore

Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenali Dia. Yesus berkata kepada mereka, "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya, "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" Kata-Nya kepada mereka, "Apakah itu?" Jawab mereka, "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret! Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Dan beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat." Lalu Ia berkata kepada mereka, "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Sementara itu mereka mendekati kampung yang mereka tuju. Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka mendesak-Nya dengan sangat, "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka, dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain, "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan, dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita? Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, "Sungguh, Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua murid itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.


Vigili Paskah

Tahun B

Hari Sabat sudah lalu, Maria Magdalena, Maria ibunda Yakobus dan Salome membeli rempah-rempah untuk mengurapi jenazah Yesus. Pagi-pagi benar pada hari pertama dalam pekan, ketika matahari sudah terbit, mereka pergi ke makam. Mereka bertanya satu sama lain, "Siapakah yang akan menggulingkan batu dari pintu makam bagi kita?" Ketika mengangkat mata, mereka melihat batu sudah terguling. Batu itu sangat besar. Mereka masuk ke dalam makam dan melihat seorang pemuda duduk di sisi kanan. Ia memakai jubah putih. Mereka sangat terkejut. Pemuda itu berkata kepada mereka, "Jangan takut!" Kamu mencari Yesus dari Nazaret yang tersalib itu? Ia sudah bangkit dan tidak ada lagi di sini. Lihatlah tempat Ia dibaringkan. Pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan Petrus, bahwa Ia mendahului kamu ke Galilea. Di sana kamu akan melihat Dia, seperti telah dikatakan-Nya kepadamu." Setelah keluar berlarilah mereka meninggalkan makam, karena sangat ketakutan. Oleh karena sangat takutnya mereka tidak mengatakan sesuatu kepada siapa pun.


dari sumber:
http://renunganpagi.blogspot.com/

St. Sixtus I

6 April

Paus Sixtus I adalah Paus ke-7 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 115-125. Tidak banyak yang diketahui mengenai kehidupannya sebelum menjadi Paus. Sixtus lahir di Roma, dan diduga masih keturunan Yunani. Sixtus terpilih menjadi Paus menggantikan Paus Alexander I pada tahun 115. Paus Sixtus membuat tiga peraturan bagi yang dikenal selama masa Kepausannya. Pertama, tidak seorangpun selain Pelayan Tertahbis yang boleh menyetuh Bejana Suci. Kedua, setiap Uskup yang baru kembali dari Tahta Suci setelah dipanggil Paus, harus menunjukan atau mensosialisasikan Surat Apostolik kepada umat, atau ia tidak boleh diterima didalam Keuskupannya. Ketiga, para imam diwajibkan untuk mengucapkan madah Sanctus/Kudus setelah Prefasi bersama umat. Paus Sixtus I meninggal pada tahun 125, dan dipercaya meninggal sebagai martir selama masa penganiayaan oleh Kaisar Hadrian.


dari sumber http://www.catholic.org/http://www.newadvent.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.imankatolik.or.id/

St. Selestinus I

6 April

Paus Selestinus I adalah Paus ke-43 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 422-432. Selestinus berasal dari Campania, dan merupakan putera dari Priscus. Selestinus pernah tinggal bersama St. Ambrosius di Milan dan ia juga adalah seorang Diakon pada masa Kepausan St. Innocentius I. Setelah kematian Paus St. Bonifasius I, Selestinus terpilih sebagai Paus meggantikannya pada 10 September 422. Paus Selestinus bersahabat baik dengan St. Agustinus dan membantunya dalam kesulitan yang dihadapi St. Agustinus terhadap Antonius, Uskup Fessula, Afrika. Ajaran sesat semi-Pelagianisme mulai berkembang dan disamping itu, Manicheanisme, Donatisme, Novatianisme, dan Pelagianisme masih terus berkembang, dan semuanya mendapat perlawanan dari Paus Selestinus. Masalah di Galia dan Illyria masih terjadi pada masa Kepausan Selestinus. Masalah Gereja semakin bertambah besar, ketika Nestorius menjadi Uskup Konstantinopel. Pada awalnya Paus Selestinus mengakuinya sebagai Uskup, tetapi kemudian Nestorius mulai mengajarkan ajaran sesat yang kemudian dikenal dengan Nestorian. Paus Selestinus mengutus Uskup St. Sirilius dari Alexandria, untuk menyelidiki masalah ini. Paus Selestinus mengutuk Nestorian dalam sinode di Roma pada tahun 430 dan meengutus St. Sirilius untuk mengekskomunikasi dan menurunkan Nestorius. Paus Selestinus juga menerima mereka yang diekskomunikasi oleh Nestorius ke pangkuan Gereja. Atas masalah ini, Konsili Efesus diadakan, dan Paus Selestinus mengirimkan utusannya, Uskup Arcadius dan Projectus, dan seorang imam, Philippus. Paus Selestinus mengirimkan Palladius sebagai Uskup di Irlandia, dan kemudian mengutus St. Patrisius untuk menggantikannya pada tahun 431. Di Roma, Paus Selestinus membangun kembali gereja St. Maria di Trastevere yang sebelumnya rusak dalam penyerangan bangsa Gothic. Selain itu, gereja St. Sabina juga diperbaiki, dan Paus Selestinus memperindah pemakaman St. Priscilla dengan lukisan-lukisan tentang Konsili Efesus. Paus Selestinus meninggal pada 26 Juli 432, dan dimakamkan di pemakaman St. Priscilla. Jasadnya dipindahkan pada tahun 820 menuju gereja St. Prassede.


dari sumber http://www.newadvent.org/http://www.catholic.org/, dan http://en.wikipedia.org/

St. Pedro Calungsod

2 April

Pedro Calungsod lahir pada sekitar tahun 1654 di Ginatilan, Cebu, Filipina. Ia belajar dari para Yesuit di Visayas, sebuah daerah di Filipina. Ia dapat berbahasa Visayan, Spanyol, dan Chamorro. Ia juga mahir dalam menggambar dan mewarnai, bernyanyi, dan bekerja sebagai tukang kayu. Walaupun masih remaja, ia sudah menjadi seorang katekis yang berkarya bersama misionaris-misionaris Yesuit dari Spanyol. Ia berkarya di Chamarros, di Pulau Ladrones pada tahun 1668. Bersama dengan B. Diego Luis de San Vitores, mereka banyak membaptis penduduk lokal disana. Hal ini membuat beberapa orang kurang senang, dan mereka memfitnah keduanya dengan tuduhan meracuni penduduk. Pedro Calungsod dan B. Diego Luis de San Vitores dibunuh setelah membaptis seorang ibu dan bayinya pada 2 April 2672. Pada 5 Maret 2000, Pedro Calungsod dibeatifikasi oleh Paus St. Yohanes Paulus II dan pada 21 Oktober 2012, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.


dari sumber http://saints.sqpn.com/ dan http://www.catholic.org/

Minggu Palma (Mengenang)

Tahun B

Hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat, sebab mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat." Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus. Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: "Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Lalu mereka memarahi perempuan itu. Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia." Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid Yesus berkata kepada-Nya: "Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Lalu Ia menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kota; di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!" Maka berangkatlah kedua murid itu dan setibanya di kota, didapati mereka semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, datanglah Yesus bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Ketika mereka duduk di situ dan sedang makan, Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku, yaitu dia yang makan dengan Aku." Maka sedihlah hati mereka dan seorang demi seorang berkata kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" Ia menjawab: "Orang itu ialah salah seorang dari kamu yang dua belas ini, dia yang mencelupkan roti ke dalam satu pinggan dengan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah." Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai. Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea." Kata Petrus kepada-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali. Tetapi dengan lebih bersungguh-sungguh Petrus berkata: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua yang lainpun berkata demikian juga. Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa." Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah." Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki." Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah." Lalu Ia pergi lagi dan mengucapkan doa yang itu juga. Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawab apa yang harus mereka berikan kepada-Nya. Kemudian Ia kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat." Waktu Yesus masih berbicara, muncullah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat." Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Rabi," lalu mencium Dia. Maka mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. Salah seorang dari mereka yang ada di situ menghunus pedangnya, lalu menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. Kata Yesus kepada mereka: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi haruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri. Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya, tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang. Kemudian Yesus dibawa menghadap Imam Besar. Lalu semua imam kepala, tua-tua dan ahli Taurat berkumpul di situ. Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh, sampai ke dalam halaman Imam Besar, dan di sana ia duduk di antara pengawal-pengawal sambil berdiang dekat api. Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian terhadap Yesus supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya. Banyak juga orang yang mengucapkan kesaksian palsu terhadap Dia, tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai yang satu dengan yang lain. Lalu beberapa orang naik saksi melawan Dia dengan tuduhan palsu ini: "Kami sudah mendengar orang ini berkata: Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan manusia." Dalam hal inipun kesaksian mereka tidak sesuai yang satu dengan yang lain. Maka Imam Besar bangkit berdiri di tengah-tengah sidang dan bertanya kepada Yesus, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"

Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. Pilatus bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya." Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!" Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. Pilatus menjawab mereka dan bertanya: "Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?" Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?" Maka mereka berteriak lagi, katanya: "Salibkanlah Dia!" Lalu Pilatus berkata kepada mereka: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Salibkanlah Dia!" Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. (15-20b) Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: "Raja orang Yahudi". Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. (Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.") Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!" Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya." Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga. Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Lihat, Ia memanggil Elia." Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata: "Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia." Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!" Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome. Mereka semuanya telah mengikut Yesus dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea. Dan ada juga di situ banyak perempuan lain yang telah datang ke Yerusalem bersama-sama dengan Yesus. Sementara itu hari mulai malam, dan hari itu adalah hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat. Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah, memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan mayat itu kepada Yusuf. Yusufpun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu. Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses melihat di mana Yesus dibaringkan.


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI, gambari dari http://www.vatican.va/

Minggu Palma (Perarakan)

Tahun B

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini." Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?" Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka. Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"


dari sumber:
http://renunganpagi.blogspot.com/

St. Hugo dari Grenoble

1 April

Hugo lahir pada sekitar tahun 1053 di Chateauneuf, DauphinĆ©, Perancis. Ia adalah putera dari Odilo, seorang tentara yang kemudian menjadi biarawan Sistersian. Ibunya dikenal karena tobat dan dermanya. Hugo merupakan paman dari B. Hugo dari Bonnevaux. Hugo menjadi seorang kanonis di Katedral Valence ketika berusia duapuluh lima tahun. Pada tahun 1080 ia diangkat sebagai Uskup Grenoble dan ditahbiskan oleh Paus St. Gregorius VII. Usahanya untuk melakukan reformasi tidak berhasil, sehingga ia pensiun dari jabatannya dan menjadi seorang biarawan Benediktin di Chaise-Dieu di Auvergne, Perancis. Satu tahun kemudian, Paus St. Gregorius VII memerintahkannya untuk kembali ke Grenoble. Kali ini usahanya untuk memperbaiki kehidupan religius di Grenoble berhasil. Banyak orang hadir untuk mendengarkan kotbahnya, banyak orang miskin memperoleh pelayanannya. Hugo juga bersahabat dengan St. Bruno, dan iapun memberikan tanah untuk mendirikan biara Grande Chartreuse dan juga membantu St. Bruno mendirikan Ordo Kartusian (O.Cart). Hugo memberikan Sakramen Pengurapan kepada kedua orangtuanya, dan Hugo meninggal pada 1 April 1132 di Grenoble, Perancis. Pada 22 April 1134, Ia dikanonisasi oleh Paus Innocentius II.


Kalender Orang Kudus