Musa

4 September

Musa lahir di Gosyen, Mesir. Ia adalah putera Amram dan Yokhebed, yang merupakan keturunan Lewi. Musa merupakan saudara dari Harun dan Miryam. Musa lahir ditengah kondisi bangsa Israel tumbuh dan berkembang di Mesir. Jumlah bangsa Israel sangat banyak, sehingga raja Mesir memerintahkan untuk melemparkan semua anak laki-laki Israel ke sungai Nil. Setelah Musa lahir, ia disembunyikan oleh keluarganya selama tiga bulan. Ketika keluarganya sudah tidak mampu menyembunyikannya, ia diletakan pada sebuah peti dan diletakan di sungai Nil. Musa kemudian ditemukan dan kemudian dibesarkan oleh puteri Firaun. Suatu ketika setelah Musa dewasa, ia melihat seorang Mesir menganiaya seorang Ibrani. Secara diam-diam, Musa membunuh orang Mesir itu. Ketika masalah ini diketahui oleh orang Ibrani yang lain, Musa menjadi takut dan melarikan diri ke Midian. Musa kemudian menolong Rehuellah Zipora dan ia kemudian menikah dengannya. Dari pernikahannya, Musa dan Rehuel memperoleh dua orang anak, Gersom dan Eliazer. Ketika Musa berusia sekitar delapan puluh tahun, Tuhan mengutusnya untuk membebaskan bangsa Israel, ketika Musa sedang menggembalakan domba di gunung Horeb. Pada awalnya Musa ragu akan kepercayaan orang Israel dan kemampuan bicaranya, tetapi Tuhan meyakinkan Musa. Musa kemudian meminta Tuhan untuk mengutus orang lain yang membuat Tuhan murka, dan meminta Musa untuk mencari Harun, saudaranya. Musa kembali ke Mesir bersama isteri dan kedua puteranya. Kedatangan Musa disambut Harun, kemudian mereka menghadap para tua-tua Israel, dan mereka percaya. Musa dan Harun kemudian menghadap Firaun untuk meminta pembebasan bangsa Israel, tetapi Firaun menolaknya, sehingga Tuhan mengirimkan sepuluh tulah kepada bangsa Mesir untuk menunjukan kekuatan Tuhan. Setelah bangsa Israel dibebaskan oleh Firaun, Musa menajadi pemimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir. Melalui perantaraan Musa, Tuhan membukakan jalan bagi bangsa Israel menyeberangi laut Merah dan menghindari kejaran tentara Mesir. Musa menjadi penghubung antara Tuhan dan Bangsa Israel. Ia menjadi penyambung lidah Tuhan dalam menetapkan kesepuluh Perintah Allah, dan aturan-aturan peribadatan lainnya. Seringkali Musa menyampaikan keluhan bangsa Israel, dan juga meredakan murka Allah kepada bangsa Israel. Musa juga mendengarkan perkataan Yitro, mertuanya untuk menunjuk orang-orang cakap menjadi hakim. Selama empat puluh tahun Musa memimpin bangsa Israel mengembara di padang gurun. Terhadap bangsa-bangsa yang melawan Tuhan, dan bangsa Israel, Musa memimpin bangsa Israel menyerang mereka sesuai dengan perintah Allah. Pada suatu ketika, Musa menjadi tidak percaya dan tidak menghormati kekudusan Allah, sehingga Allah menghukumnya untuk tidak dapat memasuki tanah yang dijanjikan. Sebelum meninggal, Musa diizinkan oleh Allah untuk melihat tanah yang telah dijanjikan. Musa meninggal dunia ketika berusia 120 tahun di gunung Nebo.


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI

St. Bonifasius I

4 September

Paus Bonifasius I adalah Paus ke-42 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 418-422. Bonifasius berasal dari Roma dan ia merupakan putera seorang imam bernama Jocundus. Bonifasius ditahbiskan oleh Paus St. Damasus dan pada masa Paus St. Inosensius I, ia menjadi perwakilan Paus di Konstantinopel. Setelah kematian Paus St. Zosimus, Bonifasius terpilih sebagai Paus oleh suara terbanyak pada 28 Desember 418. Sementara itu sebagia kecil suara memili Diakon Agung Eulalius sebagai Paus pada 27 Desember 418. Keduanya diberkati bersamaan pada 29 Desember, Bonifasius di Basilika St. Marsellus, dan Eulalius di Basilika Lateran. Symmachus, Prefek Roma pada saat itu, mendukung Anti-Paus Eulalius dan melaporkan terpilihnya Eulalius kepada Kaisar Honorius di Ravenna. Kaisar kemudian mengakui Eulalius dan mengusir Paus Bonifasius dari Roma. Tetapi Kaisar kemudian mau mendengarkan pembelaan Paus Bonifasius dan berusaha menyelesaikan masalah ini dengan mengadakan sinode di Spoleto. Baik Paus Bonifasius maupun Anti-Paus Eulalius tidak diperbolehkan berada di kota Roma. Ketika paskah tiba, Anti-Paus Eulalius memaksa masuk kota Roma dan merayakan Paskah disana, sementara Paus Bonifasius merayakan Paskah di pemakaman St. Felisitas. Hal ini membuat Kaisar mengakui Paus Bonifasius sebagai Paus yang sebenarnya dan mengutuk Anti-Paus Eulalius. Eulalius kemudian menjadi seorang Uskup di Nepi atau di Campanian. Saat sakit keras, Paus Bonifasius memohon kepada Kaisar agar dibuat sebuah aturan, sehingga tidak terjadi lagi skisma dalam pemilihan seorang Paus, dan Kaisarpun menerbitkan hukum yang diminta. Paus Bonifasius harus menghadapi kembali permasalahan antara para Uskup di daerah Galia, yang sebelumnya sudah dihadapi Paus. St. Zosimus. Masalah juga muncul dari para Uskup di Afrika, dan Paus Bonifasius mengutus utasanya kepada mereka. Paus Bonifasius juga mendukung St. Agustinus dalam menghadapi ajaran sesat Pelagianisme. Permasalahan juga terjadi pada Gereja Timur dan masih masalah Gereja di daerah Illyricurn. Paus Bonifasius I meninggal pada 4 September 422 di Roma, dan dimakamkan di pemakaman Maximus di Via Salaria.


Kalender Orang Kudus