Minggu Biasa VI

Tahun B

Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, kata-Nya, "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

St. Gaudensius dari Verona

Gaudensius dikenal sebagai seorang Uskup Verona pada sekitar abad ke-5.Ia diketahui menghadiri Konsili Roma yang diadakan Paus St. Hilarius. Tidak ada lagi yang diketahui mengenai hidupnya. Gaudensius meninggal pada sekitar tahun 465. Relikuinya terdapat pada Basilika St. Stefanus di Verona.


dari sumber http://saints.sqpn.com/, Benedictine Monks;Book of the Saints (diakses dari: http://books.google.co.id/), dan Our Sunday's Visitors; Ecyclopedia of Saints (diakses dari:http://books.google.co.id/)

St. Marina Pertapa

12 Februari

Marina hidup pada sekitar abad ke-5 samapi 6 di sekitar Lebanon Utara. Nama aslinya adalah Miriam atau Maria. Ayahnya adalah seorang Kristen yang kaya, dan ibunya meniggal ketika Miriam masih kecil. Ketika ayahnya hendak menikahkannya dan pergi menjadi biarawan, Miriam menolaknya dan ingin ikut bersama ayahnya. Ia membuktikan keinginannya dangan menggati pakaiannya menjadi pakaian laki-laki dan mencukur habis rambutnya. Melihat apa yang dilakukan Miriam, ayahnya membatalkan niatnya untuk menikahkan Miriam dan keduanya pergi ke biara Qannoubine di Lembah Kadisha, dimana Miriam menyamar sebagai seorang laki-laki. Sejak saat itulah, ayahnya memanggilnya dengan nama Marina. Marina menghabiskan seluruh hidupnya di biara itu. Setelah ayahnya meninggal, Marina menggandakan puasa, doa, dan kehidupan bertapanya. Suatu ketika, abott biara menyuruh Mirina bersama tiga biarawan lainnya pergi ke kota untuk urusan biara. Ketika mereka menginap di penginapan, Marina dituduh penyetubuhi anak pemilik penginapan. Pemilik penginapan yang marah akhirnya mendatangi biara dan mengutuki para biarawan. Dihadapan abott, Marina tidak menyangkal tuduhan yang diberikan, sehingga ia dihukum untuk hidup di luar biara. Tidak lama kemudian anak pemilik penginapan itu melahirkan, dan pemilik penginapan memberikan bayi itu kepada Marina untuk dirawat olehnya. Selama itu juga, Marina meningkatkan puasa dan doanya. Para biarawanpun merasa iba dan memohon kepada abott untuk mengizinkannya kembali. Abottpun setuju dan Marina kembali masuk ke dalam biara. Anak yang ia asuh tumbuh besar dan juga menjadi biarawan di tempat itu. Marina melayani selama sekitar empatpuluh tahun. Pada suatu ketika ia mengalami sakit selama tiga hari dan pada akhirnya Marina meninggal dengan tenang pada 19 Juli 508. Pada saat hendak di ganti pakaiannya, barulah para biarawan dan abott mengetahui bahwa Marina adalah seorang wanita. Ketika hal itu disampaikan kepada pemilik penginapan, iapun meminta maaf dan menangis dihadapan jasad Marina.


dari sumber http://www.copticchurch.net/http://en.wikipedia.org/http://saints.sqpn.com/http://365rosaries.blogspot.com/http://www.catholic.org/, dan http://www.imankatolik.or.id/

Kalender Orang Kudus