Sto. Simon Stock

16 Mei

Simon Stock lahir pada sekitar tahun 1165 di Kent, Inggris. Sejak berusia duabelas tahun, Simon diketahui sudah mualia bertapa dibawah batang pohon oak, sehingga diperkirakan dari peristiwa inilah ia memilik nama Stock. Banyak versi berbeda mengenai bagaimana Simon bergabung dengan Ordo Karmel, tetapi yang pasti, Simon sempat berziarah ke Roma dan Gunung Karmel, tetapi ia kembali ke Eropa ketika mereka diserang oleh orang-orang Muslim. Pada tahun 1247, Simon terpilih sebagai Prior Jendral Ordo Karmel. Dibawah kepemimpianannya, Ordo Karmel berkembang di Inggris, Eropa Barat dan Selatan. Ordo Karmel juga berkembang di kota-kota universitas, seperti Cambridge, Oxford, Paris, dan Bologna. Simon juga mengubah aturan hidup Ordo Karmel yang semula hanya sebagai pertapa ditambah juga dengan pewartaan di luar biara. Banyak komunitas yang tidak menyukai apa yang dilakukan Ordo Karmel, dan dikisahkan Simon didatangi oleh Bunda Maria yang memberikannya skapulir coklat sebagai jaminan keselamatan bagi pemakainya. Skapulir ini sampai hari ini digunakan oleh Ordo Karmel dan juga Tarekat-Tarekat yang masih berfamili ataupun berafiliasi dengan Ordo Karmel. Pada 13 Januari 1252, Paus Innosensius IV memberikan dukungan dan perlindungan atas karya-karya Ordo Karmel. Simon Stock, O.Carm., meninggal dunia pada 16 Mei 1265 di Bordeaux, Perancis. Secara resmi ia tidak pernah dikanonisasi, tetapi ia diperingati oleh Ordo Karmel dan peringatan ini kemudian mendapatkan pengakuan Takhta Suci.


Sta. Margaret dari Cortona

16 Mei

Margaret lahir pada tahun 1247 di Loviano, Tuscany. Ia adalah puteri seorang petani. Ibunya meninggal ketika Margaret berusia tujuh tahun, ayahnya kemudian menikah kembali, tetapi ibu tirinya tidak terlalu memperhatikannya. Margaret kemudian bertemu dengan seorang bangsawan muda dari Montepulciano. Ia lari bersamanya sampai berbuat cabul dan menghasilkan seorang anak. Pada tahun 1274, pemuda itu dibunuh oleh orang yang tidak dikenal. Setelah kematian kekasihnya, Margaret menyesali perbuatannya dan kembali ke rumah ayahnya. Ayahnya mengusirnya dan anaknya, sehingga ia pergi ke Cortona dan diterima pada sebuah Biara Fransiskan. Margaret dihadapkan pada berbagai cobaan tetapi ia berusaha untuk melawannya. Ia bahkan hendak memotong wajanya, tetapi ia berhasil dihentikan oleh Bruder Giunta. Margaret kemudian melayani orang-orang sakit, dan berusaha hidup untuk menebus dosa-dosanya. Pada tahun 1277, ia bergabung dengan Ordo Ketiga St. Fransiskus, dan memusatkan hidupnya untuk doa dan ekskatasi. Margaret juga mendapatkan pesan dari surga. Pada tahun 1286, ia berkarya merawat orang sakit dan miskin. Ia mengumpulkan beberapa orang dan membentuk sebuah komunitas, yang kemudian menjadi kongregasi Poverelle. Bersama mereka, ia mendirikan sebuah rumah sakit di Cortona. Margaret berkotbah untuk melawan dosa yang telah menjadi kebiasaan buruk. Ia memiliki devosi yang sangat besar pada Ekaristi dan Sengsara Tuhan, bahkan ia dapat meramalkan kematiannya. Puteranya kemudian bergabung dengan Ordo Fransiskan, dan kisah hidup Margaret dituliskan oleh Bruder Giunta Bevegnati. Margaret dari Cortona, T.O.F.S., meninggal pada 22 Februari 1297 di Cortona, Italia. Pada tahun 1515, ia dibeatifikasi oleh Paus Leo X, dan pada 16 Mei 1728, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIII.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.imankatolik.or.id/http://www.catholic.org/http://www.newadvent.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Sto. Andreas Bobola

16 Mei

Andrzej Bobola lahir pada 30 November 1591 di Sandomierz, Polandia. Ia adalah putera sebuah keluarga bangsawan Polandia. Andreas memperoleh pendidikan dari sekolah Yesuit di Sandomierz. Andreas memutuskan untuk bergabung dengan Serikat Yesus, dan ia diterima pada 31 Juli 1611 di Vilnius, Lithuania. Setelah menyelesaikan pendidikan filsafat dan teologi, Andreas ditahbiskan sebagai imam pada 12 Maret 1622. Andreas mendapat tugas menjadi pastor paroki di gereja Sto. Casimir, di Vilnius. Pada tahun 1630, Andreas menjadi superior komunitasnya di Brobuisk. Ketika terjadi wabah penyakit, Andreas ikut membantu mereka yang menderita. Andreas banyak mempertobatkan orang-orang Orthodox untuk kembali kepada Gereja Katolik, hal ini membuatnya tidak disukai. Andreas kemudian diungsikan menuju Pinsk, oleh seorang Pangeran Katolik. Ditempat inilah Andreas ditangkap setelah merayakan Misa pada 10 Mei 1657. Ia disiksa dan dibawa menuju Janow, dimana ia menerima mahkota kemartirannya. Dalam setiap siksaan yang ia terima, Andreas tetap bertahan pada imannya. Andreas Bobola, S.J., meninggal dunia pada 16 Mei 1657 di Janow, Lithuania. Pada 30 Oktober 1853, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Pius IX, dan pada 17 April 1938, ia dikanonisasi oleh Paus Pius XI. Makamnya sempat terlupakan, tetapi berhasil ditemukan kembali. Setelah diketemukan kembali, diketahui bahwa tubuh Andreas tidak mengalami kerusakan.


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/, http://saints.sqpn.com/, http://magnificat.ca/, http://www.newadvent.org/, http://www.catholic.org/, http://www.catholicnewsagency.com/, dan http://en.wikipedia.org/

Sto. Possidius

16 Mei

Possidius lahir pada sekitar tahun 370 di Afrika Utara. Ia merupakan pengikut pertama biara Sto. Agustinus. Possidius kemudian ditunjuk sebagai Uskup Calama pada sekitar tahun 397. Hal ini mendapat perlawanan dari para pengikut Donatisme. Possidius bahkan selamat dari usaha pembunuhan yang dilakukan oleh para pengikut Donatisme. Sebanyak dua kali, Possidius pergi ke Italia untuk membela Gereja. Ia juga menghadiri konsili Kartago pada tahun 403, 407, dan ketika membahas ajaran sesat Donatisme pada tahun 411. Possidius juga menjalankan misi dari Kaisar Theodosius pada tahun 409 dan 410. Possidius mengikuti konsili Malevi pada tahun 416 dan Kartago pada tahun 419 yang membahas ajaran sesat Pelagianisme. Pada tahun 429, ketika kota Calama direbut bangsa Vandal, Possidius mengungsi ke Hippo, dimana ia menemani Sto. Agustinus sampai pada kematian Sto. Agustinus. Possidius kembali ke Calama, tetapi ia diusir pada tahun 437 oleh Raja Hunmeric, yang juga seorang Arian. Dalam pengasingannya, Possisius menyelesaikan biografi Sto. Agustinus yang sangat terkenal. Possidius meninggal dunia pada sekitar tahun 440 di Mirandola, Italia.


dari sumber http://augustinians.net/, http://midwestaugustinians.org/, http://osa-west.org/, http://saints.sqpn.com/, dan http://en.wikipedia.org/

Sto. Alipius

16 Mei

Alipius lahir pada pertengaha abad keempat di Thagaste, Afrika. Ia bertemu Sto. Agustinus ketika belajar di Kartago. Ia mengikuti Sto. Agustinus yang pergi ke Milan, dan bersama dengan Sto. Agustinus, Alipius bertobat dan dibaptis oleh Sto. Ambrosius pada tahun 387. Alipius membantu Sto. Agustinus mendirikan biaranya, dan menjadi pengikutnya yang pertama. Ketika Sto. Agustinus menjadi Uskup Hippo, tidak lama kemudian Alipius ditunjuk sebagai Uskup Thagaste. Suatu kali Alipus pergi ke timur dan bertemu dengan Sto. Hieronimus. Alipius mengikuti banyak konsili di Afrika, temasuk konsili Kartago pada tahun 411 yang membahas Donatisme. Ia mengikuti konsili Milevi (Numidia) dan menuliskan laporannya kepada Paus Sto. Innosensius. Alipius menentang ajaran sesat Pelagianisme. Alipius meninggal sekitar tahun 430. Pada tahun 1584, namanya dimasukan pada Martyrologium Romanum oleh Paus Gregorius XIII


dari sumber http://augustinians.net/, http://midwestaugustinians.org/, http://osa-west.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Sta. Gemma Galgani

16 Mei

Maria Gemma Umberta Pia Galgani lahir pada 12 Maret 1878 di Borgo Nuovo, Camigliano, Italia. Ia adalah puteri dari Henry Galgani, seorang apoteker, dan Aurelia. Ketika berusia tujuh tahun, ibunya meninggal dunia, kemudian ayahnya mengirim Gemma untuk belajar kepada para biarawati St. Zita. Kesehatannya yang buruk membuat Gemma harus meninggalkan pendidikannya. Ketika berusia delapanbelas tahun, ayahnya meninggal dunia, sehingga Gemma harus mengurus adik-adiknya. Ketika berusia duapuluh tahun, Gemma terserang penyakit TBC dan Meningitis. Gemma memperoleh mukjizat kesembuhan dari penyakitnya setelah berdoa melalui perantaraan Sto. Gabriel dari Bunda Berdukacita yang meminta Gemma untuk berdoa kepada Hati Kudus Yesus. Gemma ingin menjadi seorang biarawati Passionist, tetapi riwayat penyakitnya membuatnya tidak diterima. Gemma kemudian bergabung dengan ordo ketiga Passionist. Gemma mengalami pengelihatan akan kunjungan Bunda Maria serta Yesus. Ia memperoleh karunia stigmata yang muncul pada hari Kamis sampai dengan Jumat, dimana luka itu tertutup kembali. Ketika berusia duapuluh satu tahun, Gemma diterima untuk tinggal bersama keluarga Giannini. Gemma mendapatkan bimbingan rohani dari V. Germanus, C.P. Pengalaman-pengalaman mistik yang dialami Gemma tidak membuat hidupnya selalu damai dengan lingkungan disekitarnya. Gemma juga dikisahkan sering sekali berbicara dengan malaikat pelindungnya. Pada tahun 1902, kesehatan Gemma mulai menurun. Gemma Galgani meninggal dunia pada 11 April 1903 di Lucca, Italia. Pada 14 Mei 1933 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 2 Mei 1940, ia dikanonisasi oleh Paus V. Pius XII.


Kalender Orang Kudus