St. Jeanne d'Arc

30 Mei

Jeanne d'Arc atau sering dikenal dengan nama Joan, lahir pada 6 Januari 1412 di Greux, Domremy, Perancis. Ia adalah putri dari Jacques d'Ark dan Isabelle Romee. Jeanne adalah anak terakhir dari lima bersaudara, dan sejak kecil sudah menunjukan kesalehan dalam hidup. Seperti gadis miskin pada umumnya dimasa itu, Jeanne tidak dapat membaca dan menulis. Pada tahun 1425, Jeanne mulai mendapatkan pengelihatan-pengelihatan. Ia berjumpa dengan St. Mikael, dan St. Margaret dari Antiokia dan St. Katarina dari Alexandria. Pada Mei 1428, Jeanne diminta untuk mencari Raja Perancis dan membantunya untuk kembali pada takhtanya. Jeanne kemudian pergi ke Vaucouleurs, dan bertemu dengan Robert Baudricourt. Pada awalnya Robert dan pasukannya menertawakan Jeanne, tetapi setelah Jeanne mengumumkan kekalahan pasukan Perancis di tempat lain, dan ternyata hal itu benar-benar terjadi, maka Robert membantu Jeanne untuk bertemu Charles VII di Chinon. Raja mencoba menguji Jeanne terlebih dahulu dengan meminta orang lain menyamar sebagai dirinya. Jeanne yang belum pernah melihat Raja Charles mengetahui bahwa orang yang ia temui bukanlah Raja. Maka Raja Charles VII mau menemuinya. Jeanne memberikan kabar dari Tuhan bahwa Raja Charles akan memperoleh kekuasaannya kembali. Raja mempercayai Jeanne, tetapi kemudian Jeanne dikirim ke Poitiers untuk diuji dihadapan para Uskup dan dokter. Para Uskup tidak menemukan ada yang salah dalam kata-kata Jeanne, sehingga merekapun memberikan persetujuan untuk mempekerjakan Jeanne. Jeanne meminta agar dicarikan pedang yang terkubur dibelakang altar St. Katarina dari Fierbois. Selain itu Jeanne juga meminta sebuah bendera dengan bertuliskan "Yesus, Maria" dan gambar Allah Bapa bersama malaikat-malaikat yang berlutut dihadapan-Nya, mempersembahkan fleur-de-lis. Sebelum memulai peperangannya, Jeanne meminta kepada tentara Inggris untuk mundur, tetapi kata-kata Jeanne tidak pernah didengar. Kemenangan pertama Jeanne di Orleans, walaupun melukai Jeanne karena tertusuk panah, membuka kemenangan demi kemenangan bagi Perancis. Pada 17 Juli 1429, Raja Charles VII dimahkotai dan berhasil mengambil kembali kekuasaannya. Jeanne yang awalnya ingin kembali ke rumahnya, dibujuk untuk kembali membela Perancis dan mengusir Inggris. Pada 24 Mei 1430, Jeanne mempertahankan kota Compiègne. Ketika bertempur diluar kota, Guillaume de Flavy panik dan menutup gerbang kota, sehingga Jeanne dan beberpa pasukannya terperangkap di luar kota. Jeanne ditangkap pasukan Burgundy yang pada saat itu bersekutu dengan Inggris. Oleh John dari Luxemburg, Jeanne dijual kepada Inggris. Inggris yang telah dipermalukan Jeanne mencari cara untuk menghukum Jeanne, terutama dengan alasan sihir dan kesesatan. Dengan dipimpin oleh Pierre Cauchon, Uskup Beauvais, yang mendukung Inggris. Jeanne sering kali dijebak dalam setiap pernyataan yang ia kelaurkam, disamping juga karena kurangnya pengetahuan yang ia miliki. Jeanne juga mendapat perlakuan tidak seperti seorang tahanan wanita atau tahanan Gereja. Jeanne dinyatakan bersalah atas sihir dan kesesatan pada 29 Mei 1431. Sebelum dihukum mati, Jeanne masih diberi kesempatan mengaku dosa dan menerima Komuni. Jeanne d'Arc meninggal pada 30 Mei 1431 setelah dibakar hidup-hidup di Rouen, Perancis. Abunya dibuang di Seine. Pada tahun 1456, pengadilan terhadap Jeanne dilakukan kembali, kali ini dengan mendapatkan perhatian khusus dari Takhta Suci. Dalam pengadilan kali ini, terbukti Jeanne tidak bersalah dan namanya dibersihkan. Pada 11 April 1905, Jeanne d'Arc dibeatifikasi oleh Paus St. Pius X, dan pada 16 Mei 1920, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XV.


St. Felix I

30 Mei

Paus Felix I adalah Paus ke-26 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 269-274. Felis diyakini berasal dari Roma dan merupakan putera dari Konstantius. Tidak banyak yang diketahu mengenai kehidupan Felix sebelum menjadi Paus. Ia terpilih menjadi Paus menggantikan Paus St. Dionisius pada tahun 269. Tidak lama kemudian, laporan sinode Antiokia kepada Paus St. Dionisius tiba di Roma. Paus Felix menyetujui hasil sinode tentang penurunan Paulus dari Samosata dari jabatannya sebagai Uskup Antiokia, karena mengajarkan ajaran sesat mengenai Tritunggal. Paus Felix bahkan mengutuk ajaran sesat itu. Ketika Paulus dari Samosata menolak menyerahkan jabatannya kepada Domnus, Kaisar Aurelian meminta agar takhta Keuskupan diserahkan kepada Uskup yang bersatu penuh dengan Uskup Roma. Paus Felix juga mengajarkan untuk merayakan Misa di makam-makam para martir. Paus Felix juga diyakini mendirikan sebuah basilika. Paus Felix I meninggal pada tahun 274 dan dimakamkan di pemakaman St. Kallistus.


Pentakosta

Tahun B

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku." Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Roh Kebenaran datang, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang akan dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah kepunyaan-Ku, sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku."


dari sumber:
http://renunganpagi.blogspot.com/

Vigili Pentakosta

Sore Menjelang Hari Raya Pentakosta

Pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan Pondok Daun, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.


dari sumber:

St. Eleutherius

26 Mei

Paus Eleutherius adalah Paus ke-13 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 175-189.Eleutherius berasal dari Nicopolis, Yunani. Ia adalah putera dari Habundius. Eleutherius adalah seoraang diakon pada masa kepausan Paus St. Anisetus dan St. Soter. Setelah kematian Paus St. Soter, Eleutherius terpilih sebagai Paus pada tahun 175. Masa Kepausannya dimula dengan menerima surat dari Lucius, Raja Inggris, yang meminta menjadi pengikut Kristus. Paus Eleutherius kemudian mengirimkan Fugatius dan Damian ke Inggris untuk memberikan pengajaran kepada Raja dan orang-orang yang mau mengikuti Kristus. Setelah itu, Paus Eleutherius menerima St. Ireneus dari Lyon, yang memperingatkat Paus akan bahaya ajaran sesat Montanisme. Ada yang mengatakan Paus menganggap remeh ajaran sesat ini, tetapi ada juga yang mengatakan Paus Eleutherius melawan dengan keras ajaran sesat Montanisme beserta ajaran sesat Gnostisisme. Paus Eleutherius juga menghapuskan beberapa kebiasaan makan orang Yahudi bagi orang-orang Kristen. Selama masa Kepausan Eleutherius, Gereja berada dalam masa yang tenang dan damai. Paus Eleutherius meninggal dunia pada 24 Mei 189, dan diyakini sebagai seorang martir. Paus Eleutherius dimakamkan di bukit Vatikan.


St. Urbanus I

25 Mei

Paus Urbanus I adalah Paus ke-17 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 222-230. Urbanus berasal dari Romawi. Ia adalah putera dari Pontianus. Tidak banyak yang diketahui mengenai kehidupannya sebelum menjadi Paus. Setelah kematian Paus St. Kallistus, Urbanus terpilih menjadi Paus pada tahun 222. Skisma yang dilakukan St. Hippolitus masih terjadi pada masa Kepausan Urbanus, dan Paus Urbanus mengikuti apa yang telah dilakukan pendahulunya. Pada masa Kepausan Urbanus juga, Umat Kristen berada dalam keadaan damai pada masa pemerintahan Kaisar Alexander Severus. Paus Urbanus juga membaptis suami dan saudara ipar dari St. Caecilia. Paus Urbanus juga banyak mempertobatkan orang melalui kotbah-kotbahnya. Paus Urbanus juga membuat aturan mengenai persembahan kepada Allah yang hanya dapat dipergunakan untuk keperluan Gereja, kebaikan umat Kristen, dan orang-orang sakit. Paus Urbanus I meninggal pada 23 Mei 230 dan diyakini sebagai seorang martir.


Minggu Paskah VII

Tahun B

Dalam perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya, "Ya Bapa, yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku. Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang Aku datang kepada-Mu. Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia. Dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran."


St. Selestius V

19 Mei

Paus Selestinus V adalah Paus ke-192 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 1294. Pietro del Murronne, atau Petrus Morone, atau Petrus Selestinus lahir pada tahun 1210 di Isneria, Abruzzi, Italia. Petrus adalah anak kesebelas dari 12 bersaudara. Ayahnya meninggal ketika Petrus masih kecil sementara ibunya berusaha keras membesarkan semua anaknya. Ibu Petrus sering menanyakan pada anak-anaknya siapa yang ingin menjadi seorang kudus dan Petrus dengan berani menjawab bahwa ia akan menjadi seorang kudus. Pada usia tujuhbelas tahun, Petrus bergabung dengan biara Benediktin dan kemudian ditahbiskan sebagai Imam di Roma. Petrus memilih menjadi seorang pertapa dan mengahabiskan waktunya dengan berdoa dan membaca Kitab Suci di gunung Maiella. Petrus berpuasa setiap hari, kecuali pada hari Minggu. Banyak orang datang kepadanya karena ingin belajar darinya. Banyaknya orang yang belajar darinya membuat Petrus mendirikan Komunitas Roh Kudus dari Maiella. Komunitas ini kemudian berkembang menjadi Ordo Selestines, yang merupakan cabang dari Ordo Benediktin. Ordo ini diakui oleh Paus Urbanus IV pada tahun 1264. Setelah kematian Paus Nikolas IV, Gereja Katolik tidak memiliki Paus selama lebih dari dua tahun, karena para kardinal tidak memiliki suara bulat dalam pemilihan. Petrus kemudian menyurati mereka dan berkata bahwa Allah tidak senang atas penundaan yang terjadi. Kemudian para kardinal bersepakat untuk memilih Petrus, sebagai Paus. Petrus dengan sedih menerima jabatan sebagai Paus pada 5 Juli 1294 dengan nama Selestinus V. Paus Selestinus berupaya untuk mereformasi Gereja, tetapi sifat rendah hatinya, membuatnya sulit menolak permintaan seseorang, sehingga Paus Selestinus mudah dimanfaatkan. Karena hal ini, Paus Selestinus V memutuskan untuk mengundurkan diri. Paus Selestinus digantikan oleh Paus Bonifasius VIII pada 13 Desember 1294. Paus Bonifasius VIII takut akan terjadi skisma dengan memanfaatkan Paus Selestinus, sehingg ia mengurung Paus Selestinus di Kastil Fumone. Ada  yang mengatakan bahwa Paus Selestinus harus dikejar-kejar sampai ditangkap, tetapi ada juga yang mengatakan Paus Selestinus disembunyikan oleh Paus Bonifasius VIII atas alasan keselamatan. Di Kastil Fumone, Paus Selestinus hidup dalam doa kontemplasi dan pertobatan dalam ruangan yang dibuat mirip seperti biaranya. Paus Selestinus V, O.S.B., meninggal pada 19 Mei 1296 dan dimakamkan di gereja St. Agatha, Ferentino, Italia. Pada 5 Mei 1313, Paus Selestinus V dikanonisasi oleh Paus Klement V, dan makamnya dipindahkan ke gereja St. Maria di Collemaggio, Aquila, Italia.


Kenaikan Tuhan

Tahun B

Pada suatu hari Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati menampilkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan Yesus ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.


dari sumber:
http://renunganpagi.blogspot.com/

Minggu Paskah VI

Tahun B

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Ini perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."


St. Yohanes dari Avila

10 Mei

Juan de Avila Jijon lahir pada 6 Januari 1499/1500 di Almodovar del Campo, Toledo, Castille, Spanyol. Ia adalah putera dari Alfonso de Avila dan Catherine Xixon, sebuah keluarga keturunan Yahudi yang telah menjadi Kristen. Ketika berusia empatbelas tahun, Yohanes dikirim untuk belajar Hukum di Universitas Salamanca. Satu tahun kemudian ia kembali ke rumahnya setelah merasakan panggilan Tuhan. Ia mempraktekan hidup saleh dan mengasingkan diri, sampai dengan seorang Fransiskan terkesan. Yohanes disarankan untuk belajar filsafat dan teologi di Universitas Alcala. Kematian orangtuanya membuat Yohanes mewarisi banyak harta, tetapi ia menjual semuanya dan membagikannya kepada orang miskin. Pada tahun 1526, Yohanes ditahbiskan sebagai imam, dan ia merayakan Ekaristi pertamanya di gereja dimana orangtuanya dimakamkan. Setelah itu Yohanes berkeinginan kuat untuk pergi ke Meksiko untuk menyebarkan Injil. Oleh sebab itu ia pergi ke Sevilla untuk mempersiapkan diri, tetapi seorang imam ditempat Yohanes tinggal bernama Hernando del Contreras sangat terkesan dengan kehidupan Yohanes, dan meminta kepada Uskup Sevilla, untuk menahannya. Yohanes diminta untuk menyebarkan Injil kembali di Andalusia, dimana kekuasaan Muslim baru saja berakhir. Setelah memikirkan dengan penuh pertimbangan, Yohanes setuju dan meninggalkan keinginannya pergi ke Amerika. Homili pertamanya membuat namanya dikenal, dan kebanyakan homilinya terkesan melakukan perlawanan terhadap orang-orang kaya dan berkuasa. Pada tahun 1532-1533, Yohanes ditahan oleh pihak inkuisisi karena dicurigai mengajarkan ajaran sesat. Saat ditahan ia tidak berhenti berkarya, bahkan menuliskan sebuah karyanya sampai ia dibebaskan dari segala tuduhan dan kembali berkarya ditengah umat. Yohanes berinkardinasi dengan Keuskupan Kordoba pada tahun 1535, dan mulai berhomili di Granada. Yohanes mendirikan beberapa kolose dan juga sebuah universitas dalam tujuannya melakuka reformasi terhadap kehidupan para rohaniwan di Spanyol. Yohanes menjadi pembimbing spiritual bagi banyak orang, diantaranya adalah St. Teresa dari Avila, St. Yohanes dari Salib, St. Fransiskus Borgia, St. Petrus dari Alcantara, dan lain-lain. Diakhir masa hidupnya, ia menyerahkan Universitas Bezza kepada Yesuit bahkan Yohanes berkeinginan untuk menjadi seorang Yesuit walaupun Tuhan tidak mengizinkannya. Ia menuliskan banyak surat diakhir hidupnya. Pada 10 Mei 1569, Yohanes dari Avila meninggal dunia di Montilla, Spanyol. Pada 4 April 1894 ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII, dan pada 31 Mei 1970, ia dikanonisasi oleh Paus Bto. Paulus VI. Pada 20 Agustus 2011. Pada 7 Oktober 2012, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Benediktus XVI.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.catholicculture.org/http://www.catholic.org/, dan http://www.newadvent.org/

St. Bonifasius IV

8 Mei

Paus Bonifasius IV adalah Paus ke-67 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 608-615. Bonifasius lahir sekitar tahun 550 di Valeria, Abruzzi, Italia. Ia adalah putera dari Yohanes, seorang dokter. Pada Kepausan St. Gregorius I, Bonifasius menjadi Diakon, dan juga bendahara. Bonifasius terpilih menjadi Paus pada akhir tahun 607 menggantikan Paus Bonifasius III, tetapi baru dapat diberkati pada 26 Agustus 608, setelah mendapat persetujuan Kaisar Phocas. Kaisar memberikan Paus Bonifasius IV Patheon, yang pada masa Kaisar Agrippa, digunakan untuk memberikan persembahan pada dewa-dewi Pagan. Paus mengubahnya menjadi gereja yang dipersembahkan kepada St. Perawan Maria Bunda Allah dan Para Martir. Banyak relikui para martir yang dipindahkan dari pemakaman-pemakaman menuju altar gereja ini. Paus juga menerima kunjungan Mellitus, Uskup pertama London. Paus memberikan dukungan untuk karya misi di Inggris dengan memberikan surat kepada Laurensius, Uskup Agung Canterbury, Raja Ethelbert, para klerus, dan para umat beriman. Paus Bonifasius IV sempat medapatkan teguran dari St. Columba dari Bobbio, terkait masalah pengakuan terhadap hasil Konsili Konstantinopel II. Pada masa kepausannya juga, terjadi bencana kelaparan, wabah penyakit, dan banjir. Pada akhir kehidupannya, Paus Bonifasius IV mengubah rumahnya menjadi biara dan tinggal disana. Ia membagi waktu antara tugas kepausan dan kehidupan sebagai seorang biarawan. Pada 8 Mei 615, Paus Bonifasius IV, O.S.B., meninggal dunia di Roma, dan dimakamkan di Basilika St. Petrus.


St. Benediktus II

8 Mei

Paus Benediktus II adalah Paus ke-81 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 684-685. Benediktus berasal dari Roma, dan merupakan putera dari Yohanes. Ketika masih muda, ia dikirim untuk belajar di Schola Cantorum. Ia dikenal akan pengetahuannya terhadap Kitab Suci dan juga sebagai seorang penyanyi. Ia ditahbiskan sebagai seorang seorang imam dan dikenal karena kerendahan hatinya, kemurahan hatinya, dan kecintaannya kepada orang miskin. Ia melayani Paus St. Agatho dan Paus St. Leo II. Setelah kematian Paus St. Leo II, Benediktus terpilih sebagai penggantinya pada tahun 623, tetapi ia baru dapat diberkati setelah mendapat pengakuan dari Kaisar pada 26 Juni 684. Kemudian Paus Benediktus II berusaha membujuk Kaisar Konstantin IV Pogonatus untuk menghapus ketentuan pengakuan Kaisar atas pemilihan seorang Paus, dan usahanyapun berhasil. Paus Benediktus II juga mengadopsi dua putera Kaisar Konstantin IV. Paus Benediktus II melawan dengan keras ajaran sesat Monotelitisme dengan bekerja sama dengan Uskup-Uskup Spanyol. Paus banyak memperbaiki gereja-gereja di Roma dan juga mengajarkan para klerus untuk memberikan perhatian pada orang-orang miskin. Paus Benediktus II meninggal pada 8 Mei 685.


dari sumber http://www.newadvent.org/http://www.imankatolik.or.id/http://www.catholic.org/, dan http://saints.sqpn.com/

St. Rosa Venerini

7 Mei

Rosa Venerini lahir pada 9 Februari 1656 di Viterbo, Italia. Ia adalah puteri dari Geoffredo Venerini, seorang dokter, dan Marzia Zampichetti. Rosa memiliki tiga orang saudara lainnya, Domenico, Maria Maddalena, dan Orazio. Ketika masih berusia tujuh tahun, Rosa sempat berjanji untuk mempersembahkan hidupnya kepada Allah. Ketika beranjak dewasa, Rosa dihadapkan pada dua pilihan besar untuk menikah atau menjadi biarawati. Diceritakan bahwa Rosa sempat bertunangan tetapi setelah tunangannya meninggal, ia memilih untuk menjadi biarawati. Ayahnya menyarankan Rosa untuk masuk biara Dominikan St. Katarina, dan Rosapun mengikuti saran ayahnya pada tahun 1676. Disana ia belajar mendengar Tuhan melalui hening dan meditasi. Rosa hanya tinggal beberapa bulan saja karena ayahnya tiba-tiba meninggal dunia. Rosa kembali ke rumah untuk menemani ibunya. Kemudian Domenico dan ibunya meninggal dunia, dan Maria Maddalena menikah, sehingga Rosa tinggal bersama Orazio. Pada Mei 1684, Rosa mengumpulkan para gadis dan wanita disekitar rumahnya untuk mengajak mereka berdoa Rosario. Dari pembicaraan yang terjadi sebelum dan sesudah doa, Rosa menyadari bahwa para perempuan biasa seperti mereka kurang mendapat pendidikan dan kurang dalam hal spiritual. Rosa menyadari panggilannya dan pada 30 Agustus 1685, dengan izin Uskup Viterbo, Kardinal Urbano Sacchetti, Rosa bersama dua temannya, Gerolama Coluzzelli and Porzia Bacci, memulai sekolah mereka yang pertama yang juga merupakan sekolah publik untuk perempuan pertama di Italia. Penolakan dialami oleh Rosa tetapi pada akhirnya, karyanya memperoleh pengakuan baik dari Gereja maupun pemerintah. Kemudian Kardinal Mark Antonio Barbarigo, Uskup Montefiascone, mengundang Rosa untuk berkarya di Keuskupannya. Sejak tahun 1692 samapi dengan 1694, Rosa membuka sepuluh sekolah di Montefiascone dan desa-desa disekitar Danau Bolsena. Kardinal membantu Rosa dengan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan Rosa, sementara Rosa memberikan kesadaran pada keluarga-keluarga, melatih para guru dan mengatur sekolah-sekolah. Rosa kemudian mempercayakan sekolah-sekolahnya dibawah asuhan St. Lucia Filippini, sementara Rosa mencoba untuk berkarya di Lazio sampai ke Roma. Karya Rosa pertama di Roma pada tahun 1706 mengalami kegagalan. Pada 8 Desember 1713, Rosa memperoleh kepercayaan dari pemerintah setempat dan bersama Abate Degli Atti, Rosa membuka sekolahnya yang pertama di tengah kota Roma. Pada 24 Oktober 1716, Paus Klement XI mengunjungi sekolah Rosa dan menghadiri pelajarannya. Paus sangat terkesan dan memberikan pujian kepada Rosa. Sejak saat itu banyak Gubernur dan Kardinal yang meminta Rosa untuk berkarya di wilayah mereka. Pada 7 Mei 1728, Rosa Venerini meninggal dunia di Roma, Italia. Pada 4 Mei 1952, ia dibeatifikasi oleh Paus V. Pius XII, dan pada 15 Oktober 2006, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.


B. Gisela dari Hungaria

7 Mei

Gisela lahir sekitar tahun 985. Ia adalah puteri dari Henry II dari Bavaria dan Gisela dari Burgundy. Gisela merupakan saudara St. Henry II, Kaisar Romawi. Gisela menikah dengan St. Stefanus II, Raja Hungaria, sehingga iapun menjadi Ratu di Hungaria. Dari perkawinannya, ia mereka memperoleh seorang putera, St. Emerik dari Hungaria. Sebagai seorang Ratu, Gisela banyak beramal. Setelah St. Stefanus meninggal dunia, Gisela mengasingkan diri ke sebuah biara di Passau, Jerman. Ada cerita yang mengatakan bahwa Gisela sempat dipenjara karena menyebarkan Injil, sampai kemudian ia dibebaskan oleh Kaisar. Gisela dari Hungaria meninggal pada 7 Mei 1065 di Passau, Jerman. Pada tahun 1975, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Paulus VI.


Minggu Paskah V

Tahun B

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Akulah pokok anggur yang benar, dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam aku, ia dibuang ke luar seperti ranting yang menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak, dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

Martir dari Motril

Para biarawan ini menjadi martir di Motril, Granada, Spanyol, saat terjadi perang saudara. Mereka meninggal pada Juli-Agustus 1936. Mereka adalah:

1. B. Vincente Soler Munárriz
2. B. Manuel Martín Sierra
3. B. Julián Benigno Moreno Moreno
4. B. Leon Inchausti Minteguía
5. B. Deogracias Palcios del Río
6. B. José Rada Royo
7. B. Vincente Pinilla Ibáñez
8. B. José Ricardo Díez


dari sumber http://www.agustinosrecoletos.com/ dan http://www.gcatholic.com/

B. Vincent Soler

Vincent Soler y Munárriz lahir pada tahun 1864 di Spanyol. Ia adalah seorang Imam Agustinian. Pada tahun 1920, ia menjadi prior untuk biaranya. Kemudian terjadilah perang saudara di Spanyol, dimana terjadi gerakan anti-Katolik. Vincent Soler ditangkap di rumah temannya bersama dengan banyak orang lainnya. Dipenjarapun ia masih sempat melayani para penghuni penjara, terutama dalam hal Sakramen Tobat. Pada tahun 1936, ia bersama dengan lima imam Agustinian, seorang imam diosesan, dan seorang bruder Agustinian menjadi martir di Motril, Granada, Spanyol.  Vincent Soler y Munárriz, O.S.A., dibeatifikasi pada 7 Maret 1999 oleh Paus St. Yohanes Paulus II.


St. Angelus

5 Mei

Angelus lahir pada sekitar tahun 1145 di Yerusalem. Orangtuanya adalah orang Yahudi yang bertobat menjadi Kristen setalah memperoleh pengelihatan akan Bunda Maria. Angelus bergabung dengan ordo Karmelit ketika ia berusia delapanbelas tahun, bersama dengan saudara kembarnya. Kemudian ia menjadi seorang pertapa di gunung Karmel selama limat tahun, sampai Tuhan Yesus menampakan diri kepadanya dan memintanya untuk pergi ke Sicilia. Angelus mengikuti apa yang dipperintahkan Tuhan. Dalam perjalanannya, ia banyak mempertobatkan orang, termasuk orang-orang Yahudi di Sicilia dan Palermo. Ketika Angelus pergi ke Licata, ia juga berhasil mempertobatkan banyak orang, tetapi hal ini membuat seorang bernama Berengarius tidak senang. Suatu hari ketika berkotbah, Berengarius menikamnya dan Angelus meninggal pada sekitar tahun 1220 di Licata, Sicilia, Italia.


Kalender Orang Kudus