St. Sava

14 Januari

Sava adalah anak dari Raja Stefanus I, pendiri Dinasti Nemanydes, Serbia. Ia juga dikenal dengan nama Sabas. Ia lahir pada tahun 1176 dengan nama Rastko Nemanjic. Ketika ia berusia tujuhbelas tahun, ia pergi meninggalkan istana dan menjadi seorang biarawan di gunung Athos, Yunani. Pada tahun 1196, ayahnya memutuskan untuk turun tahta dan menjadi biarawan juga. Keduanya kemudian mendirikan biara Khilandrai di Chilanari, Gunung Athos, bagi para biarawan Serbia, dan Sava menjadi abbot. Pada tahun 1207, Sava diharuskan kembali ketika saudaranya, Stefanus II dan Vulkan bertengkar sampai terjadi perang saudara. Sava membawa banyak biarawan bersamanya dan ia juga mendirikan biara Studenista dan beberapa biara lainnya. Ia juga melakukan reformasi dibidang pendidikan di negaranya. Ia kemudian diangkat sebagai Uskup pertama Serbia oleh Kaisar Theodorus II Laskaris di Nikea dan ditahbiskan oleh Patriark Konstantinopel, Manuel I pada tahun 1219. Ia kemudian memahkotai saudaranya, Stefanus II sebagai Raja Serbia pada tahun 1222. Ia kemudian mendamaikan rakyat Serbia dan iapun banyak menerjemahkan karya religius kedalam bahasa Serbia. Setelah itu ia pergi ke Tanah Suci dan meninggal dalam perjalanan kembali ke Serbia. Sava meninggal pada 14 Januari 1235 di Tirnovo, Bulgaria.


St. Makrina Tua

14 Januari

Makrina Tua adalah nenek dari St. Basilius Agung, St. Gregorius dari Nyssa, St. Petrus dari Sebaste, dan St. Makrina Muda. Anak dan menantunya adalah St. Basilius Tua dan Se. Emmelia. Makrina Tua dipercayai sebagai pengasuh St. Basilius, ketika ia masih kecil. Ia adalah murid spiritual St. Gregorius Thaumaturgus. Pada masa penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Diokletian, Makarina Tua dan suaminya harus berkorban bersembunyi di dalam hutan di Pontus, Neokaisarea selama tujuh tahun dan terkadang mereka harus kelaparan karena ketiadaan makanan. Dari semua penderitaan yang mereka alami, mereka tidak pernah menghianati iman mereka. Makrina Tua meninggal pada tahun 340, setelah suaminya meninggal beberapa tahun sebelumnya. St. Basilius selalu mengaguminya. 


St. Feliks dari Nola

14 Januari

Feliks lahir di Nola, Italia pada abad ke-3. Ia adala putera dari Hermias, seorang tentara Syria yang  pensiun di Nola. Setelah kematian ayahnya, Feliks menjual semua harta yang ia miliki dan memberikannya kepada orang miskin dan memilih mengikuti panggilan Tuhan. Ia kemudian ditahbiskan sebagai imam dan bekerja dengan Uskup St. Maximus dari Nola. Pada masa penganiayaan Decius, St. Maximus melarikan diri ke gunung untuk menyelamatkan dirinya. Sementara itu, Feliks ditangkap dan disiksa karena imannya. Legenda mengatakan Feliks berhasil melarikan diri dari penjara setelah ditolong oleh malaikat, sehingga ia dapat mengunjungi St. Maximus yang saat itu sedang sakit. Mereka akhirnya kembali ke Nola, dan bersembunyi sampai dengan kematian Decius. Setelah kematian St. Maximus, umat memilih Feliks sebagai Uskup Nola, tetapi ia menolaknya dan memberikan jabatan itu kepada Quintus, seorang imam yang lebih senior dari padanya. Feliks kemudian bekerja sebgai petani pada tanah yang dimilikinya, dan memberikan kelebihan harta yang ia miliki kepada orang-orang miskin. Pada sekitar tahun 255, Feliks meninggal dunia dan dimakamkan di Nola. Banyak mukjizat terjadi pada makamnya. Sekitar seratus tahun kemudian, kisah hidupnya diceritakan kembali oleh Uskup St. Paulinus dari Nola dalam bentuk puisi, dan puisi inilah yang menjadi sumber kisah hidup St. Feliks sampai hari ini.


dari sumber http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.imankatolik.or.id/

Kalender Orang Kudus