|
17 September |
Hildegardis lahir pada tahun 1098 di Bockelheim, Jerman. Ia adalah puteri dari Hildebert, seorang prajurit, dan Mechtildis/Mathilda, yang merupakan keturunan bangsawan. Hildegardis sejak kecil sudah dipersembahkan kepada Gereja dan ditempatkan pada sebuah biara Benediktin untuk belajar. Ia diajar oleh Jutta dan mampu membaca dan menyanyikan Mazmur dalam bahasa Latin, tetapi ia tidak mampu menulis. Selain itu Hildegardis juga diberikan oleh Tuhan karunia pengelihatan sejak muda. Hildegardis kemudian menjadi biarawati Benediktin, dan setelah kematian Jutta pada 1136, Hildegardis menggantikannya sebagai superior biara. Banyak aspiran yang mendaftar pada masa kepemimpinannya. Hildegardis kemudian memutuskan untuk pindah ke tempat lain, yaitu di Rupertsburg, dekat Bingen. Dalam pengelihatannya, Tuhan meminta Hildegardis untuk menyebarkan pesan-pesannya. Setelah berkonsultasi dengan Bapa Pengakuannya, Hildegardis menuliskan pesan-pesan yang ia peroleh melalui pengelihatannya, dibantu oleh seorang biarawan, dan juga biarawati-biarawati lainnya. Setelah itu, tulisan itu diberikan kepada Uskup Mainz, Henry, dan mendapat pengakuan sebagai karya yang berasal dari Allah. Tidak sampai disitu, karya ini kemudian juga diberikan kepada Paus Eugenius III, dan setelah dilakukan penelitian, karya ini diberi imprimatur, dan dikenal dengan judul
Scivias. Sejak saat itu Hildegardis dikenal banyak orang, dan biaranya sering dikunjungi, baik para bangsawan, maupun para Uskup, termasuk juga Sta. Elizabeth dari Schonau. Selain
Scivias, Hildegardis juga menuliskan banyak karya lain terutama dalam bidang musik dan puisi. Pada tahun 1165, Hildegardis mendirikan biara di Eibingen. Ketika skisma Geraja Barat dan Timur terjadi, Hildegardis juga membantu umat yang kebingungan, dan melakukan perlawanan terhadap sekte Cathari. Diakhir masa hidupnya, Hildegardis mendapat masalah, terkait pemakaman seorang yang terekskomunikasi pada biaranya. Otoritas Gereja di Mainz memintanya untuk menyingkirkan jasad orang itu, tetapi Hildegardis menolaknya dengan alasan, bahwa oraang itu bertobat diakhir hidupnya. Atas keputusannya, biara Hildegardis mendapat hukuman interdik, yang juga diakui Uskup Mainz. Hildegardis kemudian berhasil membuat hukuman ini dicabut sebelum ia meninggal. Hildegardis dari Bingen, O.S.B., meninggal dunia pada 17 September 1179 di Rupertsburg, Bingen. Banyak mukjizat terjadi melalui perantaraannya, dan namanya masuk dalam
Martyrologium Romanum, walaupun Hildegardis tidak pernah dikanonisasi secara resmi. Pada 10 Mei 2012, ia dikanonisasi secara resmi Paus Benediktus XVI dan pada 7 Oktober 2012 ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja.