|
11 Januari |
Teodosius lahir di Kapadokia pada tahun 423. Ia berasal dari keluarga yang saleh dan ia sendiri mulai belajar sejak kecil. Ia juga sempat menjadi lektor dimasa mudanya. Ia kemudian mengikuti teladan Nabi Abraham dengan meninggalkan rumahnya untuk selalu mengikuti Tuhan. Ia melakukan perjalanan menuju Yerusalem dan ditengah perjalanan ia bertemu dengan St. Simeon Stylites yang sedang bertapa diatas tiangnya. St. SImeon mengenalinya karena kesuciannya dan mengundanya ke pilarnya untuk berdoa, memberikan berkat dan nasehat. Teodosius kemudian melanjutkan perjalanannya ke Yerusalem. Di Yerusalem, ia memohon bimbingan dari St. Longinus. Teodosius kemudian pergi bertapa di Yudea, dimana ia tinggal pada sebuah gua. Banyak orang yang mengikutinya, sehingga Teodosius membangun sebuah biara di Cathimus, untuk menampung mereka. Karena banyaknya pengikutnya, ia pun harus membagi mereka berdasarkan suku bangsanya, tetapi mereka semua tetap senang. Ia juga mendirikan rumah sakit disamping biaranya. Patriark Yerusalem kemudian menunjuknya sebagai pemimpin dari perkumpulan Cenobit. Ia juga penentang ajaran sesat Eutysianisme dan Monofisitisme. Kaisar Anastasius yang mendukung ajaran sesat Eutysianisme tidak senang dengan sikap Teodosius dan berusaha menyogoknya dengan uang agar Teodosius mau mengubah pikirannya. Teodosius membagikan uang yang diberikan Kaisar kepada orang-orang miskin dan ia berkotbah melawan ajaran sesat ini semakin keras. Anastasius kemudian menyingkirkan Teodosius dari jabatannya pada tahun 513, tetapi ketika Kaisar Yustinus berkuasa, Teodosius kembali menjabat sebagai pemimpin Cenobit. Pada tahun 529 Teodosius wafat setelah sebelumnya kesehatannya terus menurun. Teodosius wafat dalam usia 105 tahun.