11 November |
Martinus lahir pada sekitar tahun 316 di Sabaria, Pannonia, Hungaria. Ia adalah putera seorang perwira Romawi. Keluarga Martinus kemudian berpindah ke Pavia, dimana ia tumbuh dan berkembang. Ketika berusia sepuluh tahun, Martinus menjadi seorang katekumen.Ketika berusia limabelas tahun, Martinus menjadi tentara Romawi atas keinginan ayahnya. Dikisahkan pada suatu musim dingin di Amiens, Martinus berjumpa dengan seorang pengemis yang hampir telanjang. Martinus membelah jubahnya dan memberikan setengah dari jubahnya kepada pengemis itu. Walaupun ia ditertawakan orang-orang, pada malam hari Yesus menampakan diri kepada Martinus dengan membanggakan jubah yang diberikan Martinus. Martinus dibaptis ketika berusia delapanbelas tahun. Martinus kemudian dibebastugaskan setelah melalui serangkaian kesulitan, termasuk ketika ia memberanikan diri ditempatkan di baris terdepan dengan tangan kosong. Martinus kemudian pergi ke Poitiers dan menjadi murid Sto. Hilarius. Martinus kemudian ditahbiskan sebagai eksorsis. Ketika mengunjungi keluarganya di wilayah Lombardia, dikisahkan Martinus dirampok, dan berhasil mempertobatkan para perampoknya dengan mengajarkan tentang Allah. Martinus mendapati ibunya telah menjadi Kristen, tetapi tidak dengan ayahnya. Di sana ia mendapati ajaran sesat Arianisme yang sangat berkembang, dan bahkan Martinus mendapat penyiksaan atas imannya. Martinus kemudian mengetahui bahwa Sto. Hilarius telah diasingkan dari Poitiers, maka ia juga pergi menuju Pulau Gallinaria (Isola d'Albenga) dan hidup sebagai pertapa. Ketika Kaisar mengizinkan Sto. Hilarius kembali, maka Martinus kembali menemui Sto. Hilarius pada tahun 361. Martinus kemudian menjadi pertapa selama sepuluh tahun di Liguge. Kesuciannya menarik perhatian para biarawan yang mengikutinya. Kelak komunitas ini menjadi Biara Benediktin. Selain bertapa, Martinus juga berkotbah dan menyebarkan Injil. Ketika Uskup Tours meninggal dunia, umat mencari sosok Uskup yang suci dan mereka memilih Martinus. Tetapi karena mereka mengetahui bahwa Martinus akan menolak jabatan ini, maka mereka memperdayanya. Suatu hari seorang umat bernama Rusticius datang kepada Martinus memohon supaya ia mengunjungi isterinya yang sedang sakit. Tanpa menaruh curiga, Martinus pergi bersama dengannya ke Tours, dimana ia kemudian dipilih dan ditahbiskan sebagai Uskup Tours atas desakan umat. Martinus memilih untuk tinggal di sebuah sel biara di luar kota Tours, yang kemudian diikuti oleh beberapa pertapa, dan berdirilah biara Marmoutier. Sebagai Uskup, Martinus banyak mempertobatkan orang-orang yang masih menganut Paganisme. Banyak kuil-kuil ia ubah menjadi gereja. Martinus juga banyak melakukan mukjizat sejak sebelum menjadi Uskup, salah satunya adalah membangkitkan orang mati. Martinus sering menghadap Kaisar untuk memohon pengampunan dan pembebasan bagi para tahanan. Martinus walaupun melawan ajaran sesat Priscilianisme, tetapi ia menolak upaya menjatuhkan hukuman mati kepada para penganut dan penyebar ajaran sesat. Ia bahkan bertengkar dengan Uskup Ithacius terhadap masalah ini, sampai Kaisar harus turun tangan mendamaikan keduanya. Martinus sempat melakukan kunjungan ke Roma diakhir masa hidupnya. Setelah itu, Martinus berkunjung ke Candes, dimana ia mendapat serangan. Martinus meninggal dunia pada 8 November 397 di Candes, Tours, Perancis.