28 September |
Pada 18 Oktober 1987, Paus Yohanes Paulus II mengkanonisasi 15 martir Jepang. Mereka adalah dua biarawati, tiga awam, dua bruder, dan sembilan imam. Mereka dibunuh antara tahun 1633-1637. Mereka adalah:
- Dominikus Ibanez de Erquicia
- Fransiskus Shoyemon - Ia adalah seorang Bruder Dominikan dari Jepang. Ia adalah pendamping Domingo Ibanez dalam karya kerasulannya. Ia ditangkap pada 1633, ia menerima habit Dominikan di penjara. Ia dibunuh bersama dengan bapa spiritualnya.
- Yakobus Kyushei Tomonaga
- Miguel Kurobioye
- Lukas Alonso - Ia adalah seorang imam Dominikan dari Spanyol, terlahir di Carrcendo, Spanyol. Ia adalah putra dari seorang Provinsional Dominikan Spanyol, ia bergabung dengan Provinsi Rosario Suci pada 1617, dan menjadi seorang misionaris. Setelah mengajar di St. Tomas dan berkotbah dii Cagayan, ia pergi ke Jepang pada 1623 dan berkarya disana dengan berhadapan dengan resiko besar dan keras selama sepuluh tahun. Ia ditangkap ketika berada di Osaka pada 1633 dan dibunuh di Nagasaki setelah disiksa.
- Matius Kohioye - Ia adalah seorang Bruder Dominikan dari Arima, Jepang. Ia adalah seorang katekis dan pembantu Pater Lukas Alonso. Iapun menjadi seorang novis Dominikan. Ia ditangkap di Osaka pada 1633, bertahan dari siksaan mengerikan tetapi tetap pada imannya kepada Kristus sampai kematiannya.
- Magdalena Nagasaki
- Marina Omura - Ia adalah biarawati Dominikan dari Jepang. Ia memasuku Ordo Ketiga pada 1626 dan sangat membantu misionaris. Ia ditangkap pada 1634 dan dipermalukan, dan setelah itu ia dibakar hidup-hidup.
- Yordan Ansalone - Ia adalah seorang imam Dominikan dari Italia. Ia lahir di S. Stefano Quizquina, Italia, putra dari seorang Provinsial Dominikan di Sisilia. Ia bergabung dengan Provinsi Rosario Suci. Di Filipina, ia bekarya atas orang miskin dan sakit. Ia pergi ke Jepang pada 1632 dan bekerja selama dua tahun. Ia ditangkap pada 1634 dan menjalani berbagai penyiksaan sebulum mati sebagai martir.
- Thomas Hioli Nism - Ia adalah seorang imam Dominikan dari Jepang. Ia adalah putra martir Kristen dari Hirado, murid pada Kolose Yesuit di Nagasaki. Ia beremigarsi ke Manila pada 1614 setelah diasingkan. Ia kemudian menjadi seorang misionaris Dominikan di Taiwan. Ia kemudian kembali ke Jepang, dimana ia berkotbah selama lima tahun. Ia ditangkap, disiksa, dan dihukum mati.
- Antonius Gonzales - Seorang imam Dominikan dari Spanyol. Ia lahir di Leon, Spanyol. Ia menjadi seorang Dominikan di negaranya, tetapi ia pindah ke Manila pada 1631, ia bergabung dengan Provinsi Rosario Suci. Ia mengajar pada St. Tomas dan kemudian menjadi rektor. Pada 1636 ia memimpin kelompok misionaris pergi ke Jepang, tetapi kemudan tertanggkap semuanya. Ia adalah orang dengan banyak doa dan matiraga. Setelah satu tahun ia meninggal di penjara setelah menahan segala siksaan yang diberikan.
- William Courtet - Lahir dari keluarga bangsawan di Serignan, Perancis. Ia menjadi anggota Reformasi Dominikan Kongregasi St. Louis tetapi kemudian bergabung dengan Provinsi Rosario Suci dan pergi ke Filipina dimana ia mengajar di St, Tomas dan kemudan pergi ke Jepang. Ia juga berakhir sebagai martir setelah dipenjara selama satu tahun, dan selama itu ia dapat menahan siksaan yang mengerikan.
- Michael Aozaraza - Seorang imam Dominikan dari Spanyol. Ia lahir di Onate, Spanyol dan menjadi anggota Provinsi Spanyol, tetapi kemudian berkgabung dengan Provinsi Rosario Suci. Ia berkarya dalam di Luzon, Filipina. Ia menolak berpaling dari imannya dan menerima dengan gembira berbagai penderitaan.
- Vincensius Shiwozuka - Ia adalah imam Dominikan dari Jepang. Ia anak dari keluarga Kristen, ia belajar di Kolose Yesuit dan juga menjadi seorang katekis. Ia diasingkan dari Jepang pada 1614. Ia kemudian menjadi imam di Manila dan berkarya diantara orang-orang Jepang yang diasingkan. Sebelum kembali ke tanah kelahirannya (1636) ia menerima habit Dominikan. Setelah satu tahun dipenjara, siksaan membuatnya berapostasi, tetapi ia kemudian kembali kepada imannya dan mari sebagai martir.
- Lazarus Kyoto - Seorang awam dari Jepang. Ia menderita lepra dan diasingkan menuju Filipina bersama dengan penderita lepra lainnya. Pada 1636 ia bergabung dengan Antonius Gonzales sebagai pemandu dan penerjemah. Karena tidak tahan dengan siksaan, Lazarus sempat apostasi(menyangkal) selama beberapa jam, tetapi kemudian ia menyesal dan mati untu Kristus bersama dengan yang lainnya.
- Laurensius Ruiz
dari sumber http://www.vatican.va/