Sto. Isidorus dari Sevilla

4 April

Isidorus lahir pada sekitar tahun 560 di Cartagena, Spanyol. Ia adalah putera dari Severianus dan Theodora. Ia juga merupakan saudara dari Sto. Leander dari Sevilla, Sto. Fulgentius dari Ecija, dan Sta. Florentina dari Cartagena. Isidorus menerima pendidikannya di sekolah Katedral Sevilla. Ia juga dididik secarak keras oleh Sto. Leander, yang juga adalah Uskup Sevilla. Dalam waktu singkat, Isidorus berhasil menguasai bahasa Latin, Yunani, dan Ibrani, tetapi hal ini juga membuat Isidorus tidak tahan. Isidorus pergi melarikan diri, tetapi diperjalanan ia melihat bagaimana aliran air mampu mengikiskan sebuah batu, sehingga ia kembali bersemangat dan kembali belajar dengan Sto. Leander. Isidorus menjadi seorang imam yang bekerja sama dengan Sto. Leander. Ketika Sto. Leander meninggal dunia, Isidorus dipilih untuk menggantikannya. Sebagai Uskup, Isidorus sangat berkeinginan untuk mempertobatkan bangsa Visigoth yang terpengaruh Arianisme. Isidorus membuka konsili Sevilla II pada 13 November 619. Isidorus mengutuk keras para pejabat Gereja yang melakukan penganiayaan terhadap biara-biara. Isidorus membuka konsili nasional di Toledo pada 5 Desember 633, yang dihadiri oleh seluruh Uskup Spanyol. Isidorus meminta setiap Keuskupan untuk memiliki sebuah seminari. Banyak karya yang dibuat oleh Isidorus baik berupa kamus, ensiklopedia, maupun catatan sejarah, dan Isidorus juga yang memperkenalkan karya Aristoleles kepada umat di Spanyol. Isidorus melanjutkan dan menyelesaikan pekerjaan Sto. Leander dalam menyususn Ritus Mozarabik, yang sampai saat ini masih digunakan, khususnya di Toledo. Isidorus dari Sevilla meninggal dunia pada 4 April 636, di Sevilla, Spanyol. Pada tahun 1772, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Innocentius XIII.


dari sumber:
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.catholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.newadvent.org/

Sto. Fransiskus dari Paola

2 April

Francesco lahir pada 27 Maret 1416 di Paola, Calabria, Italia. Ia adalah putera dari Giacomo dan Vienna d'Alessio. Kedua orangtuanya cukup lama mengharapkan kehadiran seorang anak, dan berdoa melalui perantaraan Sto. Fransiskus dari Assisi. Dikisahkan, ketika kecil, Fransiskus sempat sakit parah, dan orangtuanya berdoa melalui perantaraan Sto. Fransiskus dari Assisi. Fransiskus kecil sudah menunjukan sifat-sifat kekudusan. Ketika berusia tigabelas tahun, Fransiskus memutuskan untuk tinggal di sebuah biara Fransiskan. Satu tahun kemudian, ia dan orangtuanya pergi berziarah ke Assisi. Setelah itu, Fransiskus kembali ke Paola dan memutuskan untuk menjadi pertapa, pertama ia bertapa di tanah milik keluarganya, kemudian ia berpindah ke sebuah gua dekat pantai. Sekitar empat tahun kemudian, dua orang bergabung dengan Fransiskus dan mereka membuat tiga buah sel bagi pertapaannya dan sebuah kapel. Fransiskus meminta izin kepada Uskup Cosenza untuk mendirikan biara dan Fransiskus kemudian menamai kelompoknya dengan Pertapaan St. Fransiskus dari Assisi. Pertapaannya banyak menarik pengikut-pengikut baru. Komunitas Fransiskus memiliki sebuah kaul keempat, yakni berpantang dari produk-produk yang berasal dari hewan. Fransiskus kemudian mulai dikenal tidak hanya sebagai seorang pertapa, tetapi karena ia memiliki banyak karunia seperti meramal. Fransiskus meramalkan kota Otranto yang akan direbut oleh bangsa Turki dan akan direbut kembali oleh Raja Naples. Dikisahkan ketika Fransiskus hendak menyeberangi Selat Messina, seorang tukang perahu tidak bersedia membawanya, sehingga Fransiskus menggunakan jubah dan tongkatnya untuk menyeberang. Fransiskus dikisahkan dengan berani mengingatkan Raja Naples karena perbuatan-perbuatannya yang tidak baik, sehingga Fransiskus mendapatkan penganiayaan. Ketika Raja Louis XI sakit keras, ia mengirim utusan untuk meminta kehadiran Fransiskus, tetapi Fransiskus menolak permintaaanya, sampai Paus Sixtus IV meminta Fransiskus untuk pergi. Raja Louis XI meminta Fransiskus untuk menyembuhkannya, tetapi Fransiskus membimbing Raja Louis menghadapi kematian. Setelah Raja Louis meninggal dunia, Fransiskus diminta untuk tetap di Perancis oleh Raja Charles VIII. Raja mendirikan sebuah biara bagi Fransiskus di Plessis. Raja juga banyak meminta nasehat dari Fransiskus. Pada tahun 1474, tarekat yang didirikan oleh Fransiskus mendapatkan pengakuan dari Takhta Suci, dan Fransiskus mengubah namanya menjadi Ordo Minimi/ Ordo Minimorum (O.M.) pada tahun 1492. Fransiskus mendirikan ordo kedua bagi biarawati dan ordo ketiga bagi umat awam. Menjelang kematiannya, Fransiskus mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kematiannya. Satu hari sebelum kematiannya, ia mengumpulkan semua anggota komunitasnya dan memberikan pesan-pesan, serta menunjuk penggantinya. Fransiskus juga menerima Sakramen Mahakudus untuk terakhir kalinya. Fransiskus dari Paola, O.M., meninggal dunia pada 2 April 1507 di Plessis, Perancis. Pada tahun 1519, ia dikanonisasi oleh Paus Leo X. Pada tahun 1562, jasadnya yang tidak mengalami kerusakan dibakar oleh para pemberontak Protestan.


dari sumber:
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.hidupkatolik.com/
http://yesaya.indocell.net/
http://www.britannica.com/
http://www.marypages.com/
http://www.newadvent.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholicnewsagency.com/
https://www.americancatholic.org/
http://www.catholic.org/
http://www.gcatholic.org/

Sto. Nonius Alvares Pereira

1 April

Nuno Alvares Pereira lahir pada 24 Juni 1360 di Cernache do Bonjardim, Sertã, Castelo Branco, Portgual. Ia adalah putera dari Álvaro Gonçalves Pereira, seorang Ksatria Hospitalier, dan Iria Gonçalves do Carvalhal. Nonius lahir diluar pernikahan kedua orangtuanya, tetapi satu tahun setelah kelahirannya, ia memperoleh pengakuan termasuk dari pihak kerajaan, yang membuatnya dapat menerima pendidikan bagi anak-anak bangsawan. Ketika berusia tigabelas tahun, Nonius mengikuti jejak ayahnya dengan menjadi seorang Ksatria. Ketika berusia enambelas tahun, ia menikah dengan seorang janda, Leonor de Alvim. Dari pernikahannya ia dikaruniai dua orang putera, yang meninggal saat masih kecil, dan seorang puteri bernama Beatrice. Ketika terjadi perang antara Portugal dan Castilla, Nonius menjadi komandan perang bersama Raja Joao I, dan bahkan dalam kepemimpinannya, ia berhasil memenangkan pertempuran di Aljubarrota, yang mengakhiri perselisihan kedua negara. Dalam aktivitas militernya, Nonius tidak hanya mengandalkan kekuatan fisiknya, tetapi juga dengan kegiatan-kegiatan rohani. Ia sangat mencintai Ekaristi dan berdevosi kepada Bunda Maria, bahkan ia dikisahkan selalu berdoa sebelum berperang. Pada tahun 1387, Nonius kehilangan isterinya, Leonor, yang meninggal dunia. Setelah itu, Ia menolak untuk menikah kembali. Nonius banyak mendermakan kekayaannya kepada orang miskin, dan membangun biara dan gereja. Pada tahun 1423, setelah puterinya menikah dengan Alfonso, putera Raja Joao I, Nonius memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Karmel di Lisbon. Nonius mendapatkan nama baru, Nuno dari St. Maria. Ia ingin sekali pergi meninggalkan Portugal, tetapi atas desakan putera Raja, Nonius tetap tinggal di Portugal. Nonius melayani orang sebagai Bruder yang bertugas membuka pintu biara. Nonius dari St. Maria Alvares Pereira, O.Carm., meninggal dunia pada Minggu Paskah, 1 April 1431, di biara Karmel di Lisbon, Portugal. Pada 23 Desember 1918, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XV, dan pada 26 April 2009, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.


dari sumber: http://www.carmelia.net/, http://www.hidupkatolik.com/, http://ocarm.org/, http://www.vatican.va/, http://saints.sqpn.com/, http://www.gcatholic.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Kalender Orang Kudus