22 Oktober |
Yosef Giaccardo dilahirkan pada tanggal 13 Juni 1896 di Narzole, Italia. Kedua orangtuanya adalah petani yang giat bekerja. Yosef mewarisi kebiasaan-kebiasaan baik mereka, termasuk mencintai iman Katolik mereka. Yosef berdoa kepada Yesus dalam Sakramen Ekaristi dan kepada Bunda Maria. Ada padanya sebuah patung kecil Bunda Maria di atas sebuah rak di kamarnya. Yosef menjadi putera altar yang setia melayani dalam Misa Kudus. Demikianlah ia bertemu dengan seorang imam muda yang datang membantu di Gereja St Bernardus. Imam muda ini hendak mendirikan suatu ordo religius baru yang mengagumkan, yakni Serikat St Paulus. Nama imam muda ini ialah Yakobus Alberione. Yosef amat mengasihinya, sebaliknya sang imam juga amat terkesan pada Yosef. Ia membimbing Yosef dalam kehidupan rohani. Di kemudian hari, Yosef masuk seminari di Alba. Pada tahun 1917, ketika masih seorang seminaris, Yosef memohon ijin pada bapa uskup untuk meninggalkan seminari. Ia ingin menggabungkan diri pada ordo baru yang dibentuk P Alberione. Dengan berat hati bapa uskup mengijinkan Yosef meninggalkan seminari dan menggabungkan diri dalam Serikat St Paulus.
Yosef mengucapkan kaulnya pada tahun 1920. Ia memilih nama Timotius sesuai nama murid yang paling dikasihi St Paulus. Timotius Giaccardo ditahbiskan dua tahun kemudian sebagai imam pertama dalam kongregasi baru P Alberione. Ordo ini baru saja didirikan pada tahun 1914.
Panggilan khusus P Giaccardo sebagai seorang imam Pauline adalah menjadi seorang rasul media. Ia menulis, mengedit, mencetak dan menyebarluaskan Sabda Allah. Ia melakukan banyak tugas tanggung-jawab dengan gagah berani dan penuh kerendahan hati. Sebagian orang tidak paham akan karya kerasulan Serikat St Paulus dan Puteri-puteri St Paulus. Mereka heran bagaimana para imam, para biarawan dan biarawati dapat menjadi penerbit. Bagaimana mereka dapat mempergunakan media sebagai sarana untuk mewartakan Kabar Gembira? P Giaccardo membantu orang memahami panggilan mengagumkan kaum religius Pauline. Ia adalah juga seorang guru besar bagi para imam dan kaum religius yang terpanggil pada karya kerasulan baru ini. Ia melayani Tuhan di Italia utara dan di Roma. Ia menjadi rekan terdekat P Alberione. Sesungguhnya P Alberione menyebut B Timotius sebagai “yang paling setia dari yang setia”. Tetapi Timotius tidak menjadi penerus Pendiri Pauline sebagaimana diharapkan P Alberione. Timotius sakit parah karena leukemia. Ia wafat pada tanggal 24 Januari 1948. Ia dimaklumkan “beato” oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 22 Oktober 1990.