13 September |
Yohanes lahir pada sekitar tahun 347 di Antiokia. Ia adalah putera dari Secundus, yang merupakan seorang perwira tinggi di Syria, dan Anthusia. Yohanes kehilangan ayahnya tidak lama setelah ia lahir, sehingga ibunya yang masih sangat muda harus membesarkan Yohanes dan saudaranya seorang diri. Yohanes diberikan pendidikan pada sekolah terbaik di Antiokia dan juga diajarkan untuk salalu hidup saleh. Yohanes menjadi murid Andragatius, seorang filsuf, dan Libanius, seorang orator terkenal. Pada sekitar tahun 367, ia bertemu dengan uskup Antiokia, Meletius. Yohanes banyak belajar dari Meletius dan sekitar tiga tahun kemudian, ia dibaptis, dan juga ditahbiskan sebagai lektor. Yohanes kemudian masuk dalam komunitas pertapa di dekat Antiokia. Dua tahun kemudian, ia kembali ke Antiokia karena kesehatannya menurun. Di Antiokia ia kembali bertugas sebagai lektor, sebelum ia ditahbiskan menjadi diakon oleh Meletius. Pada sekitar tahun 386, Yohanes ditahbiskan sebagai Imam oleh Flavian, uskup Antiokia. Kemampuannya berpidato yang diperoleh dari Libanus menjadikannya seorang pengkotabah hebat yang didengar oleh umatnya. Pada masa ini juga, Yohanes menjadi seorang teolog yang menghasilkan karya-karya hebat dan sangat dikenal sampai ibukota Kekaisaran Byzantium. Bahkan dikisahkan bahwa ia memperoleh nama Krisostomus atau "mulut emas", karena kotbah-kotbahnya yang hebat. Yohanes diperkirakan oleh banyak pihak pada saat itu untuk menggantikan Flavian sebagai uskup Antiokia, tetapi pada 27 September 397, Nectarius, Uskup Konstantinopel meninggal, dan Keuskupannya diperebutkan banyak orang. Kaisar Areadius secara diam-diam memanggil Yohanes untuk datang ke Konstantinopel dan pada 26 Februari 398, ia ditahbiskan sebagai Uskup Konstantinopel oleh Theophilus, Uskup Alexandria. Hal pertama yang dilakukan Yohanes adalah melakukan rekonsiliasi hubungan antara Antiokia dengan Roma. Yohanes juga melakukan berbagai pembaruan dalam kehidupan para pelayan tertahbis, maupun umat beriman, terutama mengenai gaya hidup para bangsawan. Para umat terkesan dengan kotabh-kotbah Uskup baru mereka. Yohanes membantu orang-orang miskin, dan juga mendirikan sebuah rumah sakit melalui penghematan yang ia lakukan. Sebuah permintaan untuk sebuah gereja Arian oleh seorang perwira tinggi ditolak oleh Yohanes. Yohanes juga menurunkan enam orang uskup yang terlibat dalam simoni. Yohanes juga melawan teman-temannya, para biarawan Mesir, karena terpengaruh Origenisme. Banyak Uskup mulai tidak menyukainya, dan juga Ratu Eudoxia, yang merasa tersinggung karena kotbah Yohanes. Berbagai macam tuduhan diajukan dan sebuah sinode dipimpin Theophilus, Uskup Alexandria atas perintah Kaisar diadakan. Yohanes menolak untuk hadir karena yang menjadi hakim adalah musuh-musuhnya. Setelah panggilan ketiga, Yohanes diperintahkan untuk diturunkan sebagai Uskup Konstantinopel. Untuk menghindari pertumpahan darah, Yohanes mengikuti keinginan Kaisar untuk pergi diasingkan, tetapi karena takut akan memdapatkan hukuman dari Tuhan, Ratu Eudoxia membatalkan hukuman atas Yohanes, dan Yohanespun kembali memasuki kota dengan sambutan dari umatnya. Masalah kembali terjadi ketika Ratu meresmikan patung perak dirinya. Yohanes melakukan protes kepada prefek kota yang diteruskan kepada Ratu. Pada Malam Paskah tahun 404, Yohanes ditangkap saat melakukan Pembaptisan dan ia diasingkan untuk kedua kalinya. Turunnya Yohanes membuat Kekaisaran Barat dan Gereja Barat membela Yohanes. Paus Sto. Inosensius I bahkan memutuskan hubungan dengan Alexandria, Antiokia, dan Konstantinopel sampai dengan nama Yohanes kembali diakui. Para pengikut Yohanes juga mendapat penganiayaan dan bahkan diasingkan, kecuali mereka mau mengakui uskup baru pengganti Yohanes. Pada tahun 407, Yohanes diperintahkan untuk dibawa ke Pithyus dengan melakukan perjalanan panjang. Yohanes Krisostomus meninggal dunia pada 14 September 407, ketika ia sampai di Comanan di Pontus, karena kelelahan. Kata-kata terakhirnya adalah Doxa to theo panton eneken (Kemuliaan kepada Allah dalam segala hal). Sto. Yohanes Krisostomus diangkat sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Sto. Pius V pada tahun 1568.