30 September |
Eusebius Hieronimus Sophronius lahir pada tahun 342 di Stridon, Dalmatia. Ada yang mengatakan bahwa ia merupakan putera dari keluarga Pagan, dan ada juga yang mengatakan ia putera dari keluarga Kristen. Ayahnya mengirimnya ke Roma, dan ia belajar hukum. Ia kemudian dibaptis oleh Paus Liberius pada sekitar tahun 360. Setelah tiga tahun berada di Roma, Hieronimus kembali ke rumahnya. Kemudian ia pergi ke Aquileia bersama Bonosus, temannya. Dari Aquileia, Hieronimus memulai perjalanan menuju timur, sampai ia tiba di Antiokia. Di Antiokia, ia belajar dari Apollinaris dari Laodicea, yang pada saat itu belum mengajarkan ajaran sesat. Hieronimus kemudian pergi ke gurun di Chalcis dan bertapa bersama kawan-kawannya. Selama empat tahun, Hieronimus bertahan dan melatih penyangkalan diri. Hieronimus juga mempelajari kebudayaan orang Ibrani. Pada tahun 380, Hieronimus pergi ke Konstantinopel dan belajar Kitab Suci dari Sto. Gregorius dari Nazianze. Oleh Paulinus dari Antiokia, Hieronimus ditahbiskan menjadi seorang imam. Dua tahun kemudian ia kembali ke Roma bersama dengan Paulinus dari Antiokia, untuk menghadiri sebuah konsili yang diadakan Paus Sto. Damasus, untuk menyelesaikan masalah skisma Antiokia. Hieronimus bertugas sebagai sekretaris dalam konsili itu, dan Paus Sto. Damasus kemudian menunjuknya sebagai sekretaris pribadinya setelah konsili itu berakhir. Paus St. Damasus kemudian memberikan sebuah tugas kepada Hieronimus, untuk merevisi Kitab-Kitab Perjanjian Baru bahasa Latin, dari bahasa aslinya, Yunani, dan juga Kitab Mazmur Latin. Ketika muncul ajaran sesat yang dikeluarkan oleh Helvidius, Hieronimus menuliskan buku mengenai keperwanan Maria. Hieronimus juga membentuk kelompok Kristen bersama beberapa wanita bangsawan Roma. Diantara mereka adalah Sta. Albina, Sta. Marcella, Sta. Asella, Sta. Melania tua, Sta. Paula, Sta. Eustakia, dan Sta. Blesilla. Setelah kematian Paus Sto. Damasus, hubungan Hieronimus dengan penggantinya kurang baik. Hieronimus juga tidak disukai oleh para penganut Paganisme dan orang-orang Kristen yang sangat toleran kepada mereka. Hieronimus kemudian memutuskan pergi meninggalkan Roma pada Agustus 385 menuju Tanah Suci. Di Tanah Suci, ia bergabung kembali dengan Sta. Paula dan Sta. Eustakia. Hieronimus mendirikan sebuah biara didekat Basilika Nativity di Bethlehem, dan penginapan bagi para peziarah. Hieronimus kembali menuliskan buku, kali ini untuk mengahadapi ajaran sesat yang diajarkan Jovinian. Hieronimus memberikan pembelaan terhadap ajaran Vigilantius, dan juga tentang penghormatan kepada relikui orang kudus. Ia juga menentang ajaran sesat Pelagianisme. Pada tahun 395-400, Hieronimus memberikan perlawanan terhadap ajaran sesat Origenisme. Hieronimus kemudian menerjemahkan Perjanjian Lama dari bahasa aslinya, Ibrani. Kitab Tobit dan Tambahan Kitab Daniel yang ditulis dalam bahasa Chaldaic tetap ia terjemahkan, walaupun ia sedikit mengalami kesulitan. Kitab Suci bahasa Latin yang diterjemahkan oleh Hieronimus dikenal dengan nama Vulgata dan sampai hari ini masih digunakan. Pukulan besar kepada Hieronimus terjadi ketika Sta. Paula meninggal dunia dan ketika ia mendengar kota Roma diserang oleh Alaric, Raja Gothic. Tidak lama setelah kematian Sta. Eustakia, Hieronimus meninggal dunia pada 30 September 420 di Bethlehem. Hieronimus dimakamkan di Basilika Nativity, Bethlehem dan pada abad ke-13 dipindahkan ke Basilika St. Maria Maggiore, Roma. Pada tahun 1295, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Bonifasius VIII.