Bto. Ludovikus Yosef Francois

2 September

Louis Joseph Francois lahir pada 3 Februari 1751 di Busigny, Nord, Perancis. Ia adalah putera sebuah keluarga petani. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Ludovikus memutuskan untuk bergabung dengan Kongregasi Misi pada 4 Oktober 1766. Setelah ditahbiskan menjadi Imam, Ludovikus ditugaskan untuk mengajar di seminari dan kemudian menjadi superior. Pada tahun1786, Ludovikus terpilih sebagai Sekretaris Jendral Kongregasi Misi. Ludovikus kemudian mulai dikenal sebagai seorang pengkotbah, bahkan beberapa kotbahnya ditulis dan diterbitkan. Pada tahun 1788, Ludovikus ditunjuk sebagai superior di seminari St. Firmin. Setelah satu tahun, gerakan Revolusi Perancis mulai terjadi. Ketika pemerintahan revolusi berusaha untuk melawan Gereja, Ludovikus berusaha melawan dan membela Gereja. Ketika pemerintah mengeluarkan aturan supaya para imam taat kepada hukum negara, bukan kepada Paus, Ludovikus menerbitkan pmflet-pamflet, yang berisikan mengapa ia tidak akan mengikuti peraturan tersebut, dan mengapa imam sebaiknya tidak melakukannya. Apologi Ludovikus ini dikenal dengan nama Mon Apologie. Ludovikus terus melakukan perlawanan pada saat pemerintah mengeluarkan peraturan yang bertentangan dengan hukum Gereja. Usaha Ludovikus berhasil ketika lebih banyak imam dan biarawan yang tidak bersedia untuk mengikuti peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Pada tahun 1792, seminari St. Firmin, sudah tidak memiliki seminaris, dan ruang-ruang kosong digunakan untuk menampung para imam yang mengungsi. Ketika Paris dikuasai oleh kelompok radikal pada 10 Agustus 1792, Seminari St. Firmin dijadikan sebuah penjara. Pada 2 September, terjadi pergerakan massa yang mulai menyerang tempat-tempat para imam ditahan. Ludovikus Yosef Francois, C.M., meninggal dunia pada 3 September 1792 di Seminari St. Firmin, Paris, Perancis. Pada 17 Oktober 1926, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI.


dari sumber http://famvin.org/http://www.patheos.com/, dan http://saints.sqpn.com/

Minggu Biasa XXII

Tahun C

Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Yesus lalu mengatakan perumpamaan ini, “Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu. Jangan-jangan orang yang mengundang engkau dan tamu itu datang dan berkata kepadamu, ‘Berikanlah tempat itu kepada orang ini’. Lalu dengan malu engkau harus pergi pindah ke tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu, ‘Sahabat, silakan duduk di depan’. Dengan demikian engkau akan mendapat kehormatan di mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.” Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang-Nya, “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”


Sta. Maria Margareta Redi

1 September

Anna Maria Redi lahir pada 15 Juli 1747 di Arezzo, Tuscany, Italia. Ia adalah puteri dari Ignatius Redi dan Camilla Billeti, sebuah keluarga bangsawan. Maria memperoleh pendidikan di biara St. Apollonia di Florence, Italia. Pada September 1763, Maria memperoleh pesan dari Sta. Teresa dari Avila untuk menjadi seorang Karmelit. Ketika berusia tujuhbelas tahun, Maria bergabung dengan Ordo Karmel Tak Berkasut di Florence pada 1 September 1764. Pada 11 Maret 1765, ia menerima jubah dan memperoleh nama Teresa Margareta dari Hati Kudus Yesus. Pada 12 Maret 1766, Margareta mengikrarkan kaul kekalnya. Pada awalnya Margareta berkarya di rumah sakit biara, dan memiliki karunia penyembuhan. Margareta juga memiliki karunia kontemplasi. Suatu ketika, Margareta mendengar ayat dari surat Sto. Yohanes, Allah adalah Kasih yang kemudian menjadi dasar panggilannya. Maria Margareta Redi, O.C.D., meninggal dunia pada 7 Maret 1770,  karena sakit perut yang sangat parah, di Florence, Italia. Pada 9 Juni 1929, ia dibeatifikasi, dan pada 19 Maret 1934 ia dikanonisasi, oleh Paus Pius XI.


dari sumber http://www.stteresamargaret.org/http://www.ocd.ie/http://www.catholic.org/http://www.carmelite.org.uk/http://saints.sqpn.com/http://ocarm.org/http://www.karmelindonesia.org/

Kalender Orang Kudus