Minggu Paskah II

Minggu Kerahiman Ilahi

Setelah Yesus wafat di salib, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Pada waktu Yesus datang itu Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian Yesus berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah!” Tomas menjawab kepada-Nya, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya, “Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini. Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya oleh imanmu itu kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya.


Sto. Vincensius Ferrer

5 April

Vicente Ferrer lahir pada 23 Januari 1350 di Valencia, Spanyol. Ia adalah putera dari William Stuart Ferrer, seorang bangsawan Skotlandia, dan Constantia Miguel. Vincensius memperoleh pendidikan di Valencia, dan ketika berusia empatbelas tahun, ia menyelesaikan pendidikan filsafatnya. Pada tahun 1367, Vincensius bergabung dengan Ordo Pengkotbah atau Dominikan. Vincensius dipindahkan ke rumah studi di Barcelona, dan setelah mengikrarkan kaulnya, pada tahun 1370, ia mengajar filsafat di Lerida. Pada tahun 1377, Vincensius melanjutkan pendidikan teologi di Toulouse, Perancis. Vincensius menarik perharian Kardinal Pedro de Luna, yang kemudian menahbiskannya. Kardinal de Luna berhasil meyakinkan Vincensius untuk mendukung Kepausan Avignon. Pada tahun 1385-1390, Vincensius mengajar teologi di Katedral Valencia. Ketika Kardinal de Luna terpilih menjadi Anti-Paus Benediktus XIII, ia membawa Vincensius ke Avignon. Vincensius diberi kedudukan sebagai bapa pengakuan Anti-Paus Benediktus XIII, tetapi menolak jabatan yang lebih tinggi, termasuk gelar Kardinal. Suatu ketika, Vincensius mengalami sakit demam yang cukup parah. Vincensius mendapat penampakan Yesus yang didampingi oleh Sto. Dominikus dan Sto. Fransiskus dari Assisi, dan Vincensius diminta untuk berkotbah tentang pertobatan dan akan pengadilan terakhir. Vincensius berusaha meyakinkan Anti-Paus Benediktus XIII, agar ia diperbolehkan pergi untuk berkotbah, dan baru pada tahun 1399, Vincensius diizinkan pergi. Vincensius pergi berkotbah mulai dari Spantol, Perancis, Italia, Jerman, Swiss, Belanda, Inggris, Skotlandia, dan Irlandia. Vincensius juga sempat berkotbah di Granada yang pada saat itu masih dikuasai oleh orang-orang Muslim. Dalam kotbahnya, Vincensius banyak menekankan tentang pengadilan terakhir, dan banyak orang bertobat setelah mendengar kotbah-kotbahnya. Diantara mereka yang mendengarkan kotbah Vincensius adalah Paulus dari Burgos, seorang Rabbi, yang kemudian bertobat dan menjadi Uskup, Sto. Bernardinus dari Siena, yang diramalkan oleh Vincensius akan melakukan karya besar, dan Alfonso Borja, yang kemudian menjadi Paus Kallistus III. Dalam kotbahnya, diyakini Vincensius memiliki karunia untuk berbicara dalam berbagai bahasa, karena Vincensius berbicara dalam bahasa Latin. Sebelum berkotbah, Vincensius selalu berdoa terlebih dahulu. Vincensius banyak melakukan mukjizat. Vincensius juga berusaha untuk menghentikan Skisma Barat, dengan berusaha membujuk Anti-Paus Benediktus XIII untuk mengundurkan diri. Vincensius selalu mempersembahkan Misa setiap hari. Vincensius Ferrer, O.P., meninggal dunia pada 5 April 1419 di Vannes, Brittany, Perancis. Pada 3 Juni 1455, ia dikanonisasi oleh Paus Kallistus III.


dari sumber:
http://www.catholic.org/
http://www.newadvent.org/
https://www.americancatholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.hidupkatolik.com/
http://www.imankatolik.or.id/

Sto. Isidorus dari Sevilla

4 April

Isidorus lahir pada sekitar tahun 560 di Cartagena, Spanyol. Ia adalah putera dari Severianus dan Theodora. Ia juga merupakan saudara dari Sto. Leander dari Sevilla, Sto. Fulgentius dari Ecija, dan Sta. Florentina dari Cartagena. Isidorus menerima pendidikannya di sekolah Katedral Sevilla. Ia juga dididik secarak keras oleh Sto. Leander, yang juga adalah Uskup Sevilla. Dalam waktu singkat, Isidorus berhasil menguasai bahasa Latin, Yunani, dan Ibrani, tetapi hal ini juga membuat Isidorus tidak tahan. Isidorus pergi melarikan diri, tetapi diperjalanan ia melihat bagaimana aliran air mampu mengikiskan sebuah batu, sehingga ia kembali bersemangat dan kembali belajar dengan Sto. Leander. Isidorus menjadi seorang imam yang bekerja sama dengan Sto. Leander. Ketika Sto. Leander meninggal dunia, Isidorus dipilih untuk menggantikannya. Sebagai Uskup, Isidorus sangat berkeinginan untuk mempertobatkan bangsa Visigoth yang terpengaruh Arianisme. Isidorus membuka konsili Sevilla II pada 13 November 619. Isidorus mengutuk keras para pejabat Gereja yang melakukan penganiayaan terhadap biara-biara. Isidorus membuka konsili nasional di Toledo pada 5 Desember 633, yang dihadiri oleh seluruh Uskup Spanyol. Isidorus meminta setiap Keuskupan untuk memiliki sebuah seminari. Banyak karya yang dibuat oleh Isidorus baik berupa kamus, ensiklopedia, maupun catatan sejarah, dan Isidorus juga yang memperkenalkan karya Aristoleles kepada umat di Spanyol. Isidorus melanjutkan dan menyelesaikan pekerjaan Sto. Leander dalam menyususn Ritus Mozarabik, yang sampai saat ini masih digunakan, khususnya di Toledo. Isidorus dari Sevilla meninggal dunia pada 4 April 636, di Sevilla, Spanyol. Pada tahun 1772, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Innocentius XIII.


dari sumber:
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.catholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.newadvent.org/

Kalender Orang Kudus