St. Perawan Maria Diangkat ke Surga

15 Agustus

Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus. Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.


dari sumber http://renunganpagi.blogspot.com/

Sto. Maksimilianus Maria Kolbe

14 Agustus

Raymond Kolbe lahir pada 7 Januari 1894 di Zdunska Wola, Polandia. Ia adalah putera dari Julius, seorang penjual buku yang kemudian menjadi tentara, dan Marianne Dabrowska, yang kemudian menjadi seorang biarawati Benediktin. Pada tahun 1906, ketika berusia duabelas tahun Raymond mendapat pengelihatan akan Bunda Maria yang datang membawa dua mahkota, putih dan merah yang melambangkan kemurnian dan kemartiran. Ketika diminta untuk memilih, Raymond memilih keduanya. Pada tahun 1907, Raymond dimasukan ke seminari Fransiskan di Lwow. Setelah sempat berkeinginan menjadi tentara, Raymond akhirnya memutuskan untuk masuk biara Fransiskan Konventual. Pada 4 September 1910, Raymond menjadi novis, dan pada 5 September 1911, ia mengikrarkan kaul pertamanya, sekaligus mengganti namanya menjadi Maksimilianus. Maksimilianus kemudian belajar filsafat dan Teologi di Roma. Pada 16 Oktober 1917, bersama dengan beberapa sahabatnya, Maksimilianus medirikan Milisi Maria tak Bernoda, yang memiliki tujuan mempertobatkan para pendosa, melawan ajaran sesat, terutama Freemasonry, meyebarkan Medali Wasiat, setra devosi kepada Bunda Maria. Maksimilianus ditahbiskan pada 28 April 1918, dan mulai berkarya dalam teologi Maria dikandung tanpa noda dosa, walaupun penyakit Tuberculosis mengganggu kesehatannya. Sekembalinya ke Polandia ia mendirikan biara Niepokalanow, yang diberkati pada 8 Desember 1927. Maksimilianus terus berkarya dengan menerbitkan, publikasi maupun majalah kepada umat. Pada tahun 1930, Maksimilianus pergi ke Jepang dan mendirikan biara di Nagasaki, yang masih ada sampai sekarang dan digunakan oleh Fransiskan. Pada tahun 1932, Maksimilianus meninggalkan Jepang menuju Malabar, India, dimana ia kembali mendirikan biara, yang tidak dapat bertahan. Pada tahun 1936, Maksimilianus kembali ke Polandia. Saat Jerman menguasai Polandia, Maksimilianus bersama para biarawan lainnya ditangkap pada 19 September 1939, tetapi kemudian dibebaskan pada 8 Desember. Maksimilianus kembali ke biara Niepokalanow dan mulai menampung para pengungsi Polandia, dan banyak dari mereka adalah orang-orang Yahudi. Maksimilianus juga tidak takut menerbitkan berbagai tulisan yang anti-Nazi. Maksimilianus kembali ditangkap pada 17 Februari 1941 dan ditahan di penjara Pawiak, Warsawa. Maksimilianus kemudian dipindahkan ke kamp Auschwitz pada 28 Mei 1941, dengan nomor tahanan 16670. Di dalam kamp ini, Maksimilianus masih melayani umatnya, termasuk dengan diam-diam merayakan Ekaristi. Ketika seorang tahanan bernama, Francis Gajowniczek hendak disiksa sampai mati, ia menagis sambil menyebut anak dan isterinya. Maksimilianus meminta kepada pimpinan tahanan untuk menggantikannya, dan permohonan itu dikabulkan. Selama tiga minggu, Maksimilianus dan beberapa tahanan lainnya dibiarkan kelaparan hingga mati, tetapi Maskimilianus termasuk sedikit dari yang bertahan hidup. Pada 14 Agustus 1941, Maksimilianus Maria Kolbe, O.F.M.Conv., meninggal dunia setelah disuntik mati menggunakan asam karbonat di Auschwitz, Polandia. Pada 17 Oktober 1971, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Paulus VI dan pada 10 Oktober 1982, ia dikanonisasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber:
http://www.imankatolik.or.id/
http://saints.sqpn.com/
http://ofm.or.id/
http://www.catholic.org/
http://www.catholicculture.org/

Martir dari Barbastro

13 Agustus

Pada masa perang saudara di Spanyol, terjadi gelombang penganiayaan terhadap umat Katolik di Spanyol. Di Barbastro, pada tahun 1936, sebanyak 51 biarawan Kongregasi Misionaris Claretian (CMF) menjadi martir karena iman mereka. Sebagian besar diri para martir adalah para seminarian yang berusia muda. Pada 25 Oktober 1992, mereka semua dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II. Mereka adalah:
  1. Bto. Felipe de Jesús Munárriz Azcona
  2. Bto. Juan Díaz Nosti
  3. Bto. Leontio Pérez Ramos
  4. Bto. Sebastiano Calvo Martínez
  5. Bto. Pedro Cunill Padrós
  6. Bto. José Pavón Bueno
  7. Bto. Nicasio Sierra Ucar
  8. Bto. Venceslás Maria Clarís Vilaregut
  9. Bto. Gregorio Chirivás Lacambra
  10. Bto. Segundo Maria Ortega García (priest)
  11. Bto. Javier Aloisius Bandrés Jiménez
  12. Bto. José Brengaret Pujol
  13. Bto. Antonillo Maria Calvo Calvo
  14. Bto. Tomás Capdevila Miró
  15. Bto. Esteban Casadevall Puig
  16. Bto. Eusebio Codina Millá
  17. Bto. Juan Codinachs Tuneu
  18. Bto. Antonio Maria Dalmau Rosich
  19. Bto. Juan Echarri Vique
  20. Bto. Pedro García Bernal
  21. Bto. Hilarius Maria Llorente Martín
  22. Bto. Raimondo Novich Rabionet
  23. Bto. José Maria Ormo Seró
  24. Bto. Salvatore Pigem Serra
  25. Bto. Teodoro Ruiz de Larrínaga Gacía
  26. Bto. Juan Sánchez Munárriz
  27. Bto. Manuel Torras Sais
  28. Bto. Alfonso Miquel Garriga
  29. Bto. Manuel Buil Lalueza
  30. Bto. Luigi Masferrer Vila
  31. Bto. José Maria Amorós Hernández
  32. Bto. José Maria Badía Mateu
  33. Bto. Juan Baixeras Berenguer
  34. Bto. José Maria Blasco Juan
  35. Bto. Rafael Briega Morales
  36. Bto. Aloisio Escalé Binefa
  37. Bto. José Figuero Beltrán
  38. Bto. Raimondo Illa Salvía
  39. Bto. Aloisio Lladó Teixidó
  40. Bto. Miguel Masip González
  41. Bto. Faustino Pérez García
  42. Bto. Sebastiano Riera Coromina
  43. Bto. Eduardo Ripoll Diego
  44. Bto. José Maria Ros Florensa
  45. Bto. Francisco Maria Roura Farró
  46. Bto. Alfonso Sorribes Teixidó
  47. Bto. Jesús Agustín Viela Ezcurdia
  48. Bto. Francisco Castán Messeguer
  49. Bto. Manuel Martínez Jarauta
  50. Bto. Jacob Falgarona Vilanova
  51. Bto. Athanasio Vidaurreta Labra

dari sumber http://www.claretianformation.com/ dan http://www.gcatholic.org/

Kalender Orang Kudus