Sto. Albertus dari Trapani

7 Agustus

Albertus degli Abati lahir pada sekitar tahun 1250 di Trapani, Sicilia, Italia. Ia adalah putera dari Benedict degli Abati dan Joan Palizi. Sebelum Albertus lahir, kedua orangtuanya berjanji untuk mempersembahkan anak laki-lakinya kepada Tuhan dan Bunda Maria dari Gunung Karmel. Albertus memperoleh pendidikan dari biara Karmel di Trapani. Albertus kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Karmel di Trapani. Ia ditahbiskan menjadi imam, dan menjadi pengkotbah Mendicant untuk Sicilia. Albertus banyak mempertobatkan orang, terutama di Sicilia, dan dikenal juga dengan nama Albertus dari Sicilia. Albertus kemudian di pindahkan ke Messina, dan menjadi Provinsial. Pada tahun 1301, ketika kota Messina diserang dan menghadapi ancaman kelaparan, umat meminta bantuan kepada Albertus yang kemudian mempersembahkan kurban Misa. Secara ajaib, tiga buah kapal yang berisi bantuan makanan berhasil masuk kota Messina. Diakhir hidupnya, Albertus mengasingkan diri pada sebuah pertapaan di Messina. Albertus dari Trapani, O.Carm., meninggal dunia pada sekitar tahun 1307 di Messina, Italia. Pada tahun 1454, peringatannya diakui oleh Paus Nikolaus V, dan pada 21 Mei 1476, ia dikanonisasi oleh Paus Sixtus IV.

Bto. Kasianus

7 Agustus

Cassian Lopes Netto lahir pada 14 Januari 1607 di Nates, Perancis. Ia adalah putera dari Juan Lopez Neto dan Guida d'Almeras, dan memiliki seorang saudara kembar perempuan. Keluarganya merupakan keluarga pedagang dari Portugal. Kasianus biasa juga dipanggil dengan sebutan Vasener. Ia bersekolah di kolose St. Klement dan ketika berusia sembilan tahun, ia sudah mengutarakan niatnya untuk menjadi seorang Kapusin. Vasener diterima sebagai novis di Angers ketika berusia limabelas atau enambelas tahun. Ia memperoleh jubah dan juga nama Kasianus. Ia kemudian belajar filsafat dan teologi di Rennes. Setelah ditahbiskan sebagai imam, wabah penyakit melanda Rennes pada sekitar tahun 1631-1632, dan Kasianus membantu para penderita wabah tanpa terluka sedikitpun. Kasianus kemudian dikirim ke Alexandria, Mesir pada tahun 1633 dan disanalah ia bertemu dengan Bto. Agatangelus. Misi mereka berjalan cukup baik, sampai mereka melanjutkan misi menuju Abyssina, Ethiopia. Mereka ditangkap karena hasutan seorang Lutheran bernama Pier Leone, kepada pihak Koptik. Pada tanggal 7 Agustus 1638, mereka diadili dan mereka membela iman Katolik mereka. Mereka dihukum mati dengan cara digantung, tetapi akhirnya mereka menjadi martir dengan cara dilempari batu. Kasianus, O.F.M.Cap., meninggal dunia pada 7 Agustus 1638 di Gondar, Ethiopia. Pada 1 Januari 1905, mereka dibeatifikasi oleh Paus Sto. Pius X.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.capdox.com/http://www.capuchin.org/, dan http://catholic.org/

Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya

6 Agustus

Tahun A

Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka tampak kepada mereka, Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengarlah suara yang berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!" Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh mereka sambil berkata, "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."


Tahun B

Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situlah mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini! Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dilakukannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara, "Inilah Anak-Ku terkasih, dengarkanlah Dia!" Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling, mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."


Tahun C

Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka tampak kepada mereka, Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengarlah suara yang berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!" Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh mereka sambil berkata, "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."


dari sumber:
http://renunganpagi.blogspot.com/

Kalender Orang Kudus