Pages

Sto. Ignasius dari Loyola

31 Juli

Inigo Lopez de Loyola lahir pada tahun 1491 di Loyola, Guipuzcoa, Spanyol. Ia adalah putera dari Don Beltran Yanez de Onez y Loyola dan Marina Saenz de Lieona y Balda. Ignasius sejak muda sudah bekerja pada rumah tangga Juan Velasquez de Cuellar dan di istana Raja Ferdinand dan Ratu Isabella. Ignasius kemudian menjadi seorang prajurit pada tahun 1517. Pada tahun 1521, Ignasius ikut dalam pertempuran di Pampeluna, dimana ia terkena tembakan meriam pada kakinya yang membuatnya cedera. Pada masa menyembuhan terhadap kakinya, Ignasius membaca buku Legenda Emas yang berisikan kisah orang-orang kudus, dan buku Kehidupan Kristus. Ignasius merasa terpanggil dan berkeinginan untuk hidup lebih kudus. Ignasius pergi menuju biara Benediktin Montserrat, dimana setelah tiga hari, ia meletakan senjatanya di hadapan altar. Keesokan harinya, Ignasius meninggalkan biara setelah menerima Komuni. Ignasius kemudian bermeditasi di sebuah gua di Manresa. Tidak lama kemudian Ignasius memutuskan untuk pergi ke Tanah Suci untuk berziarah. Disana ia ditolak oleh para Fransiskan yang diberi tugas untuk menjaga tempat-tempat suci. Ignasius kembali ke Barcelona dan memulai pendidikannya. Pada tahun 1526, Ignasius memulai pendidikan filsafatnya di Universitas Alcala, tetapi karena berbagai masalah, ia pindah ke Universitas Salamanca, sebelum akhirnya pindah ke Universitas Paris pada tahun 1528. Di Paris, Ignasius memperoleh gelarnya dan juga bertemu dengan Sto. Fransiskus Xaverius, Sto. Petrus Faber, Alfonso Salmeron, Diego Laínez, Nicolás Bobadilla, dan Simon Rodrigues. Mereka semua kemudian mengucapkan kaul bersama pada 15 Agustus 1534 di Montmartre. Salah satu kaulnya adalah pergi ke Tanah Suci, tetapi kaul ini diubah menjadi kesetiaan kepada Paus, karena kondisi di Tanah Suci yang tidak memungkinkan. Pada 24 Juni 1437, Ignasius ditahbiskan sebagai imam. Sejak saat itu, Ignasius berupaya untuk memperoleh pengakuan terhadap kelompoknya yang kemudian ia beri nama Serikat Yesus/ Societas Iesu (S.J./S.I.). Pengakuan itu datang pada tahun 1540. Pada 19 April 1541, Ignasius terpilih sebagai Superior Jendral. Karya Serikat Yesus dering mendapat pertentangan, bahkan mereka sering diejek dengan sebutan Yesuit, yang pada hari ini terus mereka gunakan dengan bangga. Karya para Yesuit lebih banyak pada bidang pendidikan dengan mendirikan berbagai kolose, seperti di Roma dan Jerman. Ignasius juga turut berperan dalam Konsili Trente sebagai seorang teolog. Pada tahun 1551, kesehatan Ignasius mulai menurun. Ia mengajukan pengunduran diri, yang ditolak oleh Serikat Yesus. Ignasius dari Loyola, S.J., meninggal dunia pada 31 Juli 1556, di Roma, Italia. Pada 27 Juli 1609, ia dibeatifikasi oleh Paus Paulus V dan pada 12 Maret 1622, ia kanonisasi oleh Paus Gregorius XV.


Sto. Yustinus de Yakobis

30 Juli

Giustino Sebastiano Pasquale de Jacobis lahir pada 9 Oktober 1800 di San Fele, Luciana, Italia. Keluarganya pindah ke Napoli, dan ketika Yustinus berusia delapanbelas tahun, ia bergabung dengan Kongregasi Misi atau Vinsensian. Yustinus ditahbiskan sebagai seorang imam pada tahun 1824. Yustinus dikenal karena kemampuan kotbahnya, dan ia juga membantu mendirikan rumah Vinsensian di Monopoli. Yustinus kemudian ditunjuk sebagai superior di Lecce, dan pada tahun 1836, ia juga membantu merawat para penderita wabah kolera di Naples. Pada tahun 1839, Yustinus dikirim sebagai Prefek Apostolik ke Abyssinia, Ethiopia. Yustinus mempelajari bahasa daerah sekitar, sehingga mudah diterima oleh masyarakat. Karyanya mendapat perlawanan, terutama dari pihak Koptik Orthodox. Yustinus sempat ikut dalam delegasi yang menemui Patriark Koptik Alexandria, dan setelah Patriark memilih Salama sebagai Abuna atau Patriark untuk Ethiopia, Yustinus kembali ke Roma untuk melaporkannya kepada Paus. Sekembalinya dari Roma, Yustinus mendirikan kolose dan seminari di Gualla. Pada tahun 1846, Vikariat Apostolik di Galla berdiri, dan tidak lama kemudian, masa penganiayaan umat Katolik terjadi. Uskup William Massaia diusir. Pada 7 Januari 1849, Yustinus secara diam-diam ditahbiskan sebagai Uskup. Yustinus diberi kuasa untuk memberikan pelayanan Sakramen menggunakan Ritus Ethiopia, dan secara sembunyi-sembunyi ia menahbiskan duapuluh imam, mempertobatkan 5000 orang, dan membuka kembali Kolose di Guala. Ketika Kedaref Kassa naik takhta menjadi Raja Theodore II, ia kembali melakukan penganiayaan umat Katolik dengan mendukung Abuna Salama. Yustinus ditangkap dan dipenjara selama beberapa bulan, sebelum akhirnya dibebaskan. Ia kemudian melanjutkan misinya di sekitar Laut Merah. Yustinus de Yakobis, C.M., meninggal dunia pada 31 Juli 1860, di Halai, karena sakit demam dan kekurangan makan. Pada tahun 1939, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XII dan pada 26 Oktober 1975, ia dikanonisasi oleh Paus Bto. Paulus VI.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/http://catholic-hierarchy.org/, dan http://www.imankatolik.or.id/

Sto. Petrus Krisologus

30 Juli

Petrus lahir pada tahun 406 di Imola, Italia. Ia dibaptis, dididik, dan ditahbiskan sebagai Diakon oleh Cornelius, Uskup Imola. Ketika Uskup Ravenna meninggal, Petrus dan Cornelius pergi ke Roma bersama dengan calon pengganti Uskup Ravenna yang telah dipilih umat dan rohaniwan di Ravenna. Di Roma, Paus Sto. Sixtus III menunjuk Petrus sebagai Uskup Ravenna dan menahbiskannya sebagai Uskup. Umat dan rohaniwan di Ravenna menerima keputusan Paus. Petrus sangat dikagumi oleh Kaisar Valentinian III dan juga Paus Sto. Leo I. Terhadap Paganisme yang masih ada di Keuskupannya, Petrus berusaha mempertobatkan mereka, dan juga memperbaiki kebiasaan umat yang melakukan pelanggaran-pelanggaran, akibat pengaruh Paganisme. Homili-homilinya yang hebat membuatnya memperoleh nama Krisologus yang berarti kata-kata emas, dan homili-homilinya masih tersimpan sampai sekarang. Petrus melawan Eutyches dan ajaran sesat monofisitismenya yang juga meminta dukungan kepada Petrus. Petrus bahkan menyerukan kepada Eutyches untuk bertobat dan tidak melawan Paus. Petrus menerima Sto. Germanus dari Auxerre yang berkunjung ke Keuskupannya. Petrus mendirikan beberapa gereja dan menghiasi altar dalam Keuskupannya. Menjelang kematiannya, Petrus kembali ke Imola. Petrus Krisologus meninggal dunia pada tahun 450, di Imola, Italia. Pada tahun 1729, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Benediktus XIII.


Sta. Marta

29 Juli

Marta adalah saudara dari Sta. Maria Mgdalena dan Sto. Lazarus. Ia dan saudara-saudaranya tinggal di Betania. Dikisahkan Marta dan keluarganya memiliki hubungan yang cukup akrab dengan Yesus. Hal ini terlihat ketika Yesus mendengar bahwa Sto. Lazarus sakit, Ia tidak langsung mengunjungi Marta dan Sta. Maria Magdalena. Ketika Sto. Lazarus meninggal dunia karena sakitnya, Marta dikisahkan dalam Injil menyambut Yesus dan meyakini bahwa Yesus adalah Meisas, Putera Allah, sebelum kemudian Yesus membangkitkan Sto. Lazarus dari kematiannya. Dikisahkan juga dalam Injil, ketika Yesus mengunjungi rumahnya, Marta sibuk melayaninya sementara Sta. Maria berdiam diri untuk mendengarkan Yesus. Dikisahkan setelah kenaikan Yesus, Marta, Sta. Maria, dan Sto. Lazarus diusir oleh orang-orang Yahudi. Sebuah tradisi mengisahkan, setelah kenaikan Yesus ke surga, Marta, Sta. Maria, dan Sto. Lazarus pergi berlayar. Kapal mereka karam, tetapi mereka berhasil sampai di Marseilles, Perancis. Marta membantu menyebarkan Injil di Perancis sampai pada kematiannya. Tradisi lain mengisahkan, Marta menyebarkan Injil sampai ke Siprus. Marta meninggal dunia sekitar tahun 80.


dari sumber:
http://imankatolik.or.id/
http://www.catholicculture.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.newadvent.org/
http://www.catholicnewsagency.com/
http://www.catholic.org/
http://en.wikipedia.org/

Minggu Biasa XVII

Tahun C
 
Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-muridnya.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami, sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” Lalu kata-Nya kepada mereka, “Jika di antara kamu ada yang tengah malam pergi ke rumah seorang sahabat dan berkata kepadanya, ‘Saudara, pinjami aku tiga buah roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku, dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya’, masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab, ‘Jangan mengganggu aku; pintu sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur. Aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepadamu’. Aku berkata kepadamu: Sekalipun dia tidak mau bangun dan tidak mau memberikan sesuatu meskipun ia itu sahabatnya, namun karena sikap sahabatnya yang tidak malu-malu itu, pasti ia akan bangun dan memberikan apa yang dia perlukan. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk akan dibukakan pintu. Bapa manakah di antara kamu, yang memberi anaknya sebuah batu kalau anak itu minta roti? Atau seekor ulat, kalau anaknya minta ikan? Atau kalajengking, kalau yang diminta telur? Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya.”
 
 

Bta. Maria Magdalena Martinengo

27 Juli

Margarita Martinengo da Barco lahir pada 5 Oktober 1687 di Brescia, Italia. Ia adalah puteri Fidelis, seorang bangsawan yang terpandang. Ibunya meninggal dunia ketika Margarita berusia lima bulan yang juga berdampak pada perkembangan Margarita. Margarita kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Ordo St. Klara Kapusin pada usia 17/18 tahun di Santa Maria della Neve. Maria Magdalena sangat menyukai kegiatan-kegiata yang dilakukan biaranya, terutama melalui doa, meditasi, dan kunjungan pada tabernakel. Maria Magdalena membimbing para novis saat menjadi magistra, dan para biarawati saat menjadi abdis, melalui sikap hidupnya. Namanya menjadi dikenal dan banyak orang mencarinya untuk meminta nasehat. Maria Magdalena Martinengo, O.S.C.Cap., meninggal dunia pada 27 Juli 1737. Pada 3 Juni 1900, ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII.


dari sumber http://saints.sqpn.com/, http://www.roman-catholic-saints.com/, http://www.catholicnewsagency.com/, dan http://ofm.or.id/

Bto. Titus Brandsma

27 Juli

Anno Sjoera Brandsma lahir pada 23 Februari 1881 di Oegeklooster, Friesland, Belanda. Ia adalah putera dari Titus Brandsma dan Tjitsje Postma. Tiga saudaranya menjadi biarawati dan seorang lainnya menjadi biarawan Fransiskan. Anno menempuh pendidikan di seminari menengah Fransiskan dan memperoleh panggilan "pendek". Karena kesehatannya yang kurang baik, Anno dikeluarkan, dan ia dengan berat hati menerima keputusan itu. Anno kemudian bergabung dengan Ordo Karmel di Boxmeer, Belanda. Anno memilih nama ayahnya, Titus, dan mengucapkan kaul sementara-nya pada 1899. Titus menunjukan talentanya dalam jurnalisme dan juga menulis. Titus mampu berbahasa Italia, Frisian, Belanda, Inggris, dan juga mampu membaca bahasa Spanyol. Ia menerjemahkan karya Sta. Teresa dari Avila ke bahasa Belanda dan dipublikasikan pada tahun 1901. Titus ditahbiskan menjadi imam pada 17 Juni 1905, dan pada 25 Oktober 1909, ia menyelesaikan studi filsafatnya di Universitas Kepausan Gregoriana. Titus kemudian mengajar di seminari Karmelit di Oss, dan kemudian ia juga menjadi editor surat kabar lokal pada tahun 1919. Titus turut menjadi pengajar di Universitas Katolik di Nijmegen, dan ia mengajar filsafat serta hidup mistik pada tahun 1923. Ia menjadi superior bagi rumah mahasiswa Karmelit. Titus menjadi pembimbing spiritual yang terkenal. Pada tahun 1932, ia ditunjuk sebagai presiden universitas, dan pada tahun 1935 menjadi penasehat bagi para jurnalis Katolik. Titus sempat berpergian ke Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan Amerika Serikat dalam melakukan karyanya. Titus menentang dalam tulisannya terhadap hukup perkawinan yang anti-Yahudi. Hal ini menjadi awal perlawanannya terhadap Nazi. Ia mengecap para penulis Katolik yang mempromosikan Nazi. Ketika Nazi menguasai Belanda, Titus ditangkap pada 19 Januari 1942. Ia dimasukan kedalam kamp konsentrasi Dachau, dimana ia disiksa setiap harinya, tetapi ia menunujukan kasih yang sangat besar, bahkan ia mengajak seluruh penghuni kamp untuk mendoakan para penjaga yang menyiksa mereka. Titus kemudian dijadikan kelinci percobaan untuk eksperimen. Titus Brandsma, O.Carm disuntik mati sebagai martir pada 26 Juli 1942, di Dachau, Bavaria, Jerman. Ia diberikan suntikan oleh seorang perawat yang berapostasi meninggalkan Gereja. Titus kemudian dikremasi, sehingga tidak ada relikui yang tersisa. Pada 9 November 1984, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


Sta. Anna

26 Juli

Anna adalah isteri dari Sto. Yoakim. Sampai dengan masa tuanya, mereka belum dikaruniai anak. Pada suatu hari, seorang malaikat datang kepada Anna dan berpesan bahwa ia akan mengandung. Anna melahirkan Sta. Maria, dan ketika Sta. Maria berusia tiga tahun, ia dan Sto. Yoakim mempersembahkannya kepada Allah. Sta. Maria kelak mengandung dan melahirkan Yesus. Makam Sto. Yoakim dan Sta. Anna ditemukan di Yerusalem pada tahun 1889 Kisah hidup Sto. Anna tidak dikisahkan dalam Kitab Suci tetapi dalam kitab-kitab Apokrif lain.


dari sumber:
http://www.newadvent.org/
http://www.imankatolik.or.id/
http://saints.sqpn.com/
http://www.ewtn.com/

Sto. Yoakim

26 Juli

Yoakim berasal dari Galileia. Ia menikah dengan Sta. Anna, tetapi sampai dihari tuanya, mereka tidak dikaruniai anak. Dikisahkan ketika ia sedang tidak berada di rumahnya, seorang malaikat datang dan memberitahukannya bahwa Sta. Anna akan mengandung. Yoakim dan Sta. Anna memperoleh seorang anak perempuan yang diberi nama Sta. Maria. Ketika Sta. Maria berusia tiga tahun, mereka mempersembahkannya kepada Allah. Sta. Maria kelak mengandung dan melahirkan Yesus. Makam Sto. Yoakim dan Sta. Anna ditemukan di Yerusalem pada tahun 1889 Kisah hidup Sto. Yoakim tidak dikisahkan dalam Kitab Suci tetapi dalam kitab-kitab Apokrif lain.


dari sumber:
http://www.newadvent.org/
http://www.imankatolik.or.id/
http://saints.sqpn.com/
http://www.ewtn.com/

St. Yakobus

25 Juli

Sekali peristiwa, menjelang kepergian Yesus ke Yerusalem, datanglah Ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu. Kata Yesus, “Apa yang kaukehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta! Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada dua bersaudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Sto. Yakobus

25 Juli

Yakobus adalah satu dari ke-12 rasul Kristus. Ia juga dikenal dengan sebutan Yakobus Besar atau Tua untuk membedakannya dengan Sto. Yakobus Alfeus atau Yakobus Muda atau Kecil. Yakobus adalah anak dari Zebedeus dan Sta. Maria Salome. Ia juga merupakan saudara dari Sto. Yohanes Rasul. Seperti Sto. Petrus yang dibawa oleh saudaranya, Sto. Andreas, Yakobus juga dibawa oleh Sto. Yohanes, saudaranya untuk menjadi murid Yesus. Mereka menjadi saksi mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus. Setelah Pentakosta, Yakobus dipercayai menyebarkan Injil di Samaria, Yudea, bahkan sampai Spanyol. Yakobus merupakan rasul pertama yang menjadi martir Kristus. Yakobus meninggal dunia pada tahun 44 di Yerusalem setelah ia ditusuk dengan sebuah pedang oleh Raja Herodes Agripa.


dari sumber:
http://www.newadvent.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.imankatolik.or.id/

Martir dari Guadalajara

24 Juli

Pada masa penganiayaan terhadap Gereja Katolik di Meksiko, tiga orang biarawati Karmel Tak Berkasut menjadi martir pada 24 Juli 1936 di Guadalajara, Meksiko. Pada 29 Maret 1987, mereka dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II. Mereka adalah:


  1. Bta. Maria Pilar dari St. Fransiskus Borgia (Jacoba Martinez Garcia)
  2. Bta. Teresa dari Kanak-Kanak Yesus (Eusebia Garcia)
  3. Bta. Maria Angeles dari St. Yoseph (Marciana Valtierra Tordesillas)

Sto. Sharbel Makhluf

24 Juli

Youssef Antoun Makhlouf lahir pada 8 Mei 1828 di Beqa-Kafra, Libanon. Ia adalah putera dari Antoun Zaroun Maklouf dan Brigitta Chidiac, sebuah keluarga Katolik Maronit. Ayahnya meninggal ketika Youssef berusia tiga tahun, lalu ibunya membesarkannya seorang diri, sebelum akhirnya menikah lagi dengan Lahoud Ibrahim yang kemudian menjadi imam di paroki mereka. Youssef belajar dasar-dasar budaya Arab dan Syria di sekolah di desanya. Kesalehannya membuatnya dipanggil dengan sebutan "santo" oleh orang-orang di desanya. Yosef kemudian pergi ke biara Balatide, St. Maron di Annaya dan bergabung dengan Ordo Maronit Libanon atau Baladites (O.L.M.). Ia memilih nama Charbel, yang diambil dari salah seorang martir dari abad ke-2 yang menjadi martir di Antiokia. Pada tanggal 23 Juli 1859, ia ditahbiskan menjadi seorang Imam Maronit oleh Mgr. Yosef El Marid, Vikaris Kepatriakan Maronit. Selama 16 tahun, Sharbel hidup di biara St. Maron, di Annaya. Pada tahun 1875, Tuhan menginspirasikannya untuk menjadi pertapa di pertapaan St. Petrus dan Paulus yang masih bagian dari biara St. Maron. Selama hidupnya ia selalu patuh dan taat kepada pimpinannya. Pada awal pertapaannya, pimpinanannya sempat tidak mengijinkannya, tetapi karena suatu mukjizat, Sharbel diijinkan oleh pimpinanannya. Pada 16 Desember 1898, Sharbel menderita penyakit hemiplegia. Charbel Maklouf, O.L.M., meninggal dunia pada tanggal 24 Desember 1898 di malam Natal dalam sebuah Misa yang tidak dapat ia selesaikan. Ketika akan dimakamkan, sebuah cahaya keluar dari makamnya. Kemudian jasadnya dipindahkan ke dalam peti khusus oleh pihak Kepatriarkan Maronit. Banyak yang mengatakan ini tanda dari Tuhan, dan tidak hanya itu, banyak mukjizat terjadi di makamnya, maupun di biara Annaya. Ribuan orang bahkan berkunjung ke biara Annaya untuk memohon berkat dari Sharbel. Pada tahun 1950, ketika peti jenazah Charbel dibuka, didapati bahwa jenazahnya tidak rusak, dan penyelidikan terhadapnya mulai dilakukan. Pada 5 Desember 1965, ia dibeatifikasi, dan pada 9 Oktober 1977, ia dikanonisasi oleh Paus Bto. Paulus VI.


dari sumber:
http://www.saintcharbel-annaya.com/
http://saints.sqpn.com/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.catholicculture.org/

Bto. Niceforus

24 Juli

Vincente Díez Tejerina lahir pada 17 Februari 1893 di Herreruela, Caceres, Spanyol. Ia menjadi seorang imam Kongregasi Passionis dengan nama Niceforus dari Yesus dan Maria. Niceforus sempat pergi ke Meksiko, namun ia mendapatkan penganiayaan dan diusir. Pada masa perang saudara di Spanyol, terjadi gelombang anti-klerus. Niceforus pada saat itu menjabat sebagai superior provinsial. Pada 21 Juli 1936, Niceforus bersama beberapa imam Passionis lainnya sedang mendampingi para calon imam Passionis di biara Santo Cristo de la Luz, Daimiel, Spanyol. Setelah mereka semua menerima Sakramen Tobat, mereka merayakkan Ekaristi. Setelah itu biara mereka diserang dan mereka semua ditangkap. Pada 23 Juli 1936, Niceforus dari Yesus dan Maria, C.P., meninggal dunia sebagai martir bersama dengan Bto. Jose dari Hati Kudus, Bto. Epiphano dari St. Mikael, Bto. Abilio dari Salib, Bto. Zacharias dari Sakramen Mahakudus, dan Bto. Fulgentio dari Hati Maria, di Manzanares, Spanyol. Pada 1 Oktober 1989, ia dibeatifikasi bersama dengan duapuluh lima Martir Passionis dari Spanyol lainnya oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://en.wikipedia.org/, http://www.passionists.com/, http://www.passionistnuns.org/, http://passionistcharism.wordpress.com/, http://www.gcatholic.com/, dan http://www.catholic.org/

Bto. Yohanes Soreth

24 Juli

Yohanes Soreth lahir pada tahun 1394 di Caen, Normandia. Ia bergabung dengan Ordo Karmel di kotanya, dan ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1417. Yohanes kemudian belajar teologi di Paris, dan meraih lisensiat pada tahun 1437, dan gelarnya pada 26 Mei 1438. Yohanes tepilih sebagai provinsial Ordo Karmel untuk provinsi Perancis utara-tengah pada tahun 1440. Pada tahun 1451, Yohanes terpilih sebagai Prior Jendral Ordo Karmel. Yohanes melakukan reformasi dalam Ordo Karmel agar tetap pada tujuan awal Ordo. Pada tahun 1552, Paus Nikolaus V menerbitkan bulla Cum Nulla, yang mengakui biarawati Karmel serta Ordo Ketiga, yakni Karmelit awam. Yohanes bekerja keras untuk mempromosikan biarawati Karmel dan Karmelit Awam. Yohanes menuliskan komentar dan menerbitkan konstitusi baru pada tahun 1462. Keberaniannya ia tunjukan ketika pada tahun 1468 terjadi kekacauan di Liege, dimana rakyat yang marah menyerang gereja St. Kristoforus. Yohanes dengan berani mengambil Hosti yang berserakan dan membawanya ke gereja Karmelit. Yohanes juga merupakan pembimbing spiritual dari Bta. Francoise d'Amboise. Yohanes Soreth, O.Carm, meninggal dunia pada 25 Juli 1471 di Angers, Perancis. Pada tahun 1866, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Pius IX.


dari sumber http://www.karmelindonesia.org/, http://carmelnet.org/, http://saints.sqpn.com/, http://www.carmelites.ie/, dan http://www.carmelitereview.org/

Bta. Luisa dari Savoy

24 Juli

Luisa lahir pada 28 Desember 1461. Ia adalah puteri dari Bto. Amadeus IX dari Savoy, dan Yolande dari Valois merupakan sepupu dari Sta. Yoana dari Valois, serta keponakan Raja Louis XI dari Perancis. Sejak kecil ia sudah hidup penuh dengan doa dan matiraga. Luisa juga selalu berpuasa dari roti dan air, pada setiap vigili Pesta atau Hari Raya St. Perawan Maria. Pada tahun 1479, Luisa menikah dengan Pangeran Hugh dari Chalons. Luisa berusaha mengubah kehidupan orang-orang disekitarnya melalui sikap hidupnya. Ketika Luisa berusia duapuluh tujuh tahun, suaminya meninggal dunia. Luisa kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Klaris di Orbe, Swiss. Luisa dari Savoy, O.S.C., meninggal pada 24 Juli 1503 dalam usia 42 tahun. Pada tahun 1839, ia dibeatifikasi oleh Paus Gregorius XVI.


Sta. Birgitta

23 Juli

Birgitta atau Brigida atau Bridgit lahir pada sekitar tahun 1303 di Uppland, Swedia. Ia adalah puteri dari Birger Persson, gubernur Uppland, dan Ingeborg Bengtsdotter. Ia berasal dari keluarga kaya yang masih keturunan keluarga kerajaan dan masih memiliki hubungan dengan Sta. Ingrid dari Swedia. Birgitta sudah mendapat pengelihatan sejak ia berusia tujuh tahun. Ketika Birgitta berusia sepuluh tahun, ibunya meninggal dunia, sehingga ia diasuh oleh bibinya. Ketika Birgitta berusia tigabelas tahun, ia menikah dengan Ulf Gudmarsson, seorang Pangeran dari Narke. Dari perkawinannya, Birgitta dikaruniai delapan anak, empat laki-laki dan empat perempuan. Semua anaknya berhasil hidup, sesuatu yang sangat jarang terjadi pada masa itu. Salah satu puterinya adalah Sta. Katarina dari Swedia. Suatu ketika, Birgitta dipanggil untuk mengurus rumah tangga kerajaan oleh Raja Magnus Eriksson, sekaligus mengajari Ratu Blanche dari Namur yang belum terbiasa dengan kehidupan dan budaya negara barunya. Birgitta dan suaminya kemudian melakukan suatu peziarahan menuju Santiago di Campostela, dimana sepulang dari peziarahan, suaminya sakit keras. Setelah berhasil sembuh melalui perantaraan doa seorang Uskup, dan juga doa dari Birgitta, keduanya berhasil melanjutkan perjalanan kembali. Pada tahun 1344, Ulf Gudmarsson meninggal dunia di biara Sistersian di Alvastra. Setelah itu Birgitta terus mendoakan suaminya, dan setelah sempat bergabung dengan Ordo Ketiga St. Fransiskus, Birgitta merasakan panggilan Tuhan dan menjadi seorang biarawati Sistersian di Alvastra. Setelah itu ia mendapatkan pengelihatan dari Tuhan yang memintanya mendirikan Ordo baru, berikut dengan jubah, doa, maupun aturannya. Birgitta kemudian mendirikan Ordo Sanctissimi Salvatoris atau dikenal juga dengan sebutan Bridgettine atau Birgittine. Dengan bantuan Raja Magnus, Birgitta mendirikan Ordonya di Vadstena. Birgitta banyak mengalami pengelihatan, dan menjadi seorang mistikus seklaigus penulis. Pengakuan dari Paus untuk Ordonya sangatlah diharapkan oleh Birgitta, oleh sebab itu ia pindah ke Roma bersama dengan Sta. Katarina. Selain ingin memperoleh pengakuan, Birgitta juga membujuk para Paus untuk mengembalikan takhta Kepausan kembali ke Roma dari Avignon. Ordonya diakui oleh Paus Bto. Urbanus V dan Pauspun sempat kembali ke Roma, sebelum memutuskan mengembalikan Kepausan ke Avignon. Birgitta sempat melakukan peziarahan menuju Tanah Suci pada tahun 1373. Setelah kembali dari Tanah Suci, Birgitta dari Swedia, O.Ss.S., meninggal dunia pada 23 Juli 1373 di Roma, Italia. Ia kemudian dimakamkan di biara yang ia dirikan di Vadstena, Swedia. Pada 7 Oktober 1391, ia dikanonisasi oleh Paus Bonifasius IX.


Sta. Kunigunda

23 Juli

Kunigunda Kinga lahir pada 5 Maret 1224 di Esztergom, Hungaria. Ia adalah Puteri dari Raja Bela IV dan Maria Laskarina. Ia merupakan saudara dari Sta. Margaret dari Hungaria, dan Bta. Yolanda dari Polandia. Sta. Elisabeth dari Hungaria adalah bibinya, dan ia masih memiliki hubungan keluarga dengan Sta. Hedwig. Kunigunda menikah dengan Boleslaus V dari Krakow, yang kemudian menjadi Raja Polandia. Keduanya mengikrarkan kaul kemurnian dihadapan Uskup Krakow tidak lama setelah mereka menikah. Sebagai seorang Ratu, Kunigunda sering mengunjungi orang miskin dan orang sakit, serta membantu mereka. Bersama suaminya, Kunigunda mendirikan biara Klaris di Sandez Setelah kematian suaminya pada tahun 1279, rakyat Polandia menginginkan Kunigunda mengambil kekuasaan, tetapi Kunigunda memilih meninggalkan semua takhta serta harta kekayaannya, dan membagikannya kepada orang miskin. Kunigunda bergabung dengan biara Klaris yang ia dirikan dan menghabiskan sisa hidupnya dengan doa, pertobatan, serta karya-karya lainnya. Ia tidak mengijinkan seorangpun mengungkit masa lalunya, baik sebagai seorang Ratu, maupun pendiri biara. Kunigunda, O.S.C., meninggal dunia pada 24 Juli 1294 di biara Klaris di Sandez. Pada 11 Juni 1690, ia dibeatifikasi oleh Paus Alexander VIII, dan pada 16 Juni 1999, ia dikanonisasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


Sta. Maria Magdalena

22 Juli

Maria Magdalena atau Maria dari Magdala diyakini merupakan Maria saudara Sta. Martha dan Sto. Lazarus. Ia beberapa kali dikisahkan dalam Injil sebagai perempuan pendosa yang mencuci kaki Yesus dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya. Dalam Injil lain dikisahkan ia meminyaki Yesus dengan minyak yang mahal harganya. Maria berada pada kaki Salib saat Yesus disalibkan dan juga hadir dalam pemakaman-Nya. Maria menjadi saksi pertama kebangkitan Yesus. Setelah kenaikan Tuhan, kisah kehidupan Maria Magdalena tidak terlalu jelas. Ada yang mengatakan ia pergi ke Efesus bersama Bunda Maria dan meninggal disana. Ada juga yang mengatakan ia pergi bersama Sta. Martha, Sto. Lazarus, Sto. Maximin, Sto. Sidonius, Sera, dan relikui Sta. Anna ke Perancis. Disana Maria hidup kontemplatif di gua di Sainte-Baume. Dikisahkan juga bahwa malaikat memberikannya Ekaristi Kudus setiap hari dan pada saat menjelang kematianannya, para malaikat juga membawanya ke kapel St. Maximin dimana Maria menerima Viatikum. dan meninggal dunia saat berusia 72 tahun. Kedua tradisi mengklaim bahwa mereka memiliki relikui Sta. Maria Magdalena.


Sto. Laurensius dari Brindisi

21 Juli

Julius Caesar de Rossi. lahir pada 22 Juli 1559 di Brindisi, Naples, Italia. Ia adalah putera dari Guglielmo de Rossi dan Elisabetta Masella. Julis dididik oleh para biarawan Fransiskan Konventual, sampai dengan orangtuanya meninggal dunia, ketika ia berusia duabelas tahun, ia kemudian diasuh oleh pamannya. Julius pindah ke Venesia dan bersekolah di kolose St. Markus. Pada tahun 1575, Julius bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin, dan memperoleh nama Laurensius. Ia kemudian belajar filsafat dan teologi di Universitas Padua. Kemampuannya menguasai beragam bahasa seperti Perancis, Jerman, Spanyol, Bohemia, Ibrani, dan Yunani membuatnya dapat mempelajari Kitab Suci dalam bahasa aslinya. Dimasa Diakonatnya, ia sudah mulai berkotbah di Venice. Laurensius ditahbiskan sebagai imam ketika berusia duapuluh tiga tahun, dan mulai berkotbah di Italia Utara. Laurensius ditunjuk sebagai Definitor bagi ordonya di Roma. Paus Klement VIII kemudian menugaskannya menyebarkan Injil kepada orang-orang Yahudi, dan karena kemampuannya berbahasa Yahudi, Laurensius banyak meyakinkan orang-orang Yahudi dan mempertobatkan mereka. Disaat yang sama, Laurensius mendapat tugas dari ordonya untuk mendirikan biara di Jerman dan Austria bersama dengan Bto. Benediktus dari Urbino. Ajaran sesat Protestanisme sedikit mempersulit usahanya, tetapi Laurensius berhasil mendirikan biara di Vienna, Praha, Graz. Pada tahun 1601, Laurensius diminta Kaisar Rudolf II untuk menjadi Imam bagi para pasukan Kristen yang akan mengahadapi pasukan Turki di Hungaria. Dikisahkan bahwa ia memimpin pasukan merebut kota Székesfehérvár, dimana pasukannya hanya membawa Rosario dan berhasil mengalahkan pasukan Turki. Pada tahun 1602, Laurensius ditunjuk sebagai Vikaris Jendral Ordo Fransiskan Kapusin, yang pada saat itu jabatan ini setingkat dengan Superior Jendral. Laurensius mengundurkan diri pada tahun 1605, dan tidak bersedia dipilih kembali sebagai Vikaris Jendral. Ia kemudian ditugaskan Paus pergi ke Jerman, untuk melawan ajaran sesat yang berkembang dengan menggunakan hasil Konsili Trente. Oleh Kaisar Rudolf II, ia diminta ke Spanyol, untuk membujuk Raja Philip II untuk bergabung dalam Aliansi Liga Katolik. Usahanya berhasil, kemudian Laurensius ditunjuk sebagai Nuncio bagi Maximillian dari Bohemia. Pada saat yang sama, Laurensius menjadi Provinsia; Kapusin provinsi Tyrol dan Bavaria. Ia juga menjadi pembimbing spiritual pasukan Bavaria. Atas permintaan umat di Naples, untuk menghadap Raja Philip III, Laurensius pergi menuju Lisbon. Laurensius berhasil menemui Raja Philip III, dan menyampaikan protes rakyat Naples atas perlakuakan guburnur yang kejam. Setelah itu Laurensius kelelahan dan kondisinya menurun drastis. Laurensius dari Brindisi, O.F.M.Cap., meninggal dunia pada 22 Juli 1619, di Lisbon, Portugal. Pada 1 Juni 1783, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius VI, dan pada 8 Desember 1881, ia dikanonisasi oleh Paus Leo XIII. Pada tahun 1956, kumpulan homili, surat, dan tulisannya dikumpulkan oleh Ordo Kapusin, dan pada tahun 1959, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Sto. Yohanes XXIII.


Minggu Biasa XVI

Tahun C

Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara bernama Maria. Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Tetapi Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli bahwa saudariku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
 
 

Elia

20 Juli

Elia berasal dari Tisbe-Gilead. Kisahnya dimulai ketika Raja Ahab menikahi Izabel dan menyembah Baal. Kemarahan Allah diwujudkan dalam bencana kekeringan. Allah meminta Elia untuk pergi ke sungai Kerit dimana Allah mengirimkan makanan kepada Elia setiap harinya melalui burung-burung gagak. Setelah sungai Kerit mengering, Allah menyuruh Elia untuk pergi ke Sarfat. Disana ia tinggal dirumah janda yang anak perempuannya dibangkitkan melalui perantaraan Elia. Setelah tiga tuhun, Allah meminta Elia untuk menemui Raja Ahab. Dihadapan Raja, Elia menantang nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera di gunung Karmel. Dihadapan rakyat, Elia menantang para nabi itu untuk memohon kepada allah mereka untuk memberikan sebuah tanda, tetapi mereka semua tidak berhasil, dan ketika Elia meminta kepada Allah, turunlah api diatas mezbah Allah. Elia kemudian menangkap para nabi itu dan membunuh mereka di sungai Kison. Mengetahui bahwa ia akan dibunuh oleh Izabel, Elia pergi sampai Bersyeba, kemudian melanjutkan perjalanan selama empatpuluh hari menuju Gunung Horeb. Di gunung Horeb, Allah menyatakan dirinya kepada Elia dan memerintahkan Elia untuk mengurapi Hazael, Yehu, dan Elisa. Setelah memanggil Elisa untuk ikut dengannya, sekali lagi Elia menemui Raja Ahab, untuk menyampaikan Firman Allah. Setelah Raja Ahab meninggal, Ahazia penggantinya jatuh sakit dan meminta petunjuk dari Baal-Zebub. Elia menyampaikan Firman Allah kepada Ahazia melalui utusan Ahazia, sehingga Elia dipanggil raja melalui prajuritnya. Dua perwira dengan masing-masing lima puluh orang prajurit dimakan habis oleh api dari langit, sesuai nubuat Elia. Elia kemudian pergi menemui raja Ahazia, setelah perwira terakhir berlutut memohon kepadanya. Dihadapan Raja Ahazia, Elia menyampaikan Firman Allah dan Raja Ahazia meninggal dunia. Elia bersama Elisa pergi ke Betel, Yeriko, dan sungai Yordan, sebelum Allah membawa Elia ke surga menggunakan kereta berapi dengan kuda berapi dihadapan Elisa.


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI

Sto. Apollinaris dari Ravenna

20 Juli

Apollinaris lahir di Antiokia, Turki. Ia adalah murid dari Sto. Petrus, dan oleh Sto. Petrus sendiri, ia ditahbiskan sebagai Uskup Ravenna. Apollinaris banyak melakukan mukjizat dan kotbahnya banyak mempertobatkan orang, sehingga ia tidak disukai oleh para penganut Paganisme. Ia dipukuli dan hampir mati sebelum ditolong oleh seorang bangsawan bernama Bonifasius. Apollinaris menyembuhkannya dan membebaskan putrinya dari roh-roh jahat, melalui doanya. Apollinaris ditangkap kembali, dan kali ini ia dipaksa berjalan diatas bara yang menyala tanpa alas kaki, dimana Apollinaris tidak menagalami luka sama sekali. Ia diusir dari kota dan pergi menyebarkan Injil sampai di Aemilia. Dikisahkan ia membangkitkan puteri Rufinus, seorang bangsawan di daerah itu, sebelum akhirnya ia kembali ke Ravenna. Di Ravenna ia kembali ditangkap, disiksa, dan dilemparkan ke dalam ruang bawah tanah supaya kelaparan. Pada hari keempat ia dibawa menuju Yunani. Ia tetap berkotbah dan membuat mukjizat, dan akhirnya ia dikirim kembali ke Ravenna atas perintah para peramal. Di Ravenna, Kaisar Vesparian mengusir orang-orang Kristen, dan ketika meninggalkan kota, Apollinaris ditangkap dan dipukuli hingga meninggal dunia sebagai marir pada sekitar tahun 79. Relikuinya tersimpan di biara Benediktin di Ravenna.


Sta. Odilia

18 Juli

Odilia adalah putri dari seorang penguasa Inggris. Ia bersama dengan Sta. Ursula dan kelompok perawannya pergi dalam sebuah peziarahan, tetapi kapal mereka karam dan mereka ditangkap di Rheine, dan dibawa ke Cologne. Disana mereka membela iman Kristen dan keperawanan mereka dan mejadi martir. Pada 1287, Yoanes Novelan de Eppa, seorang bruder biara Salib Suci di Paris mendapat suatu penglihatan. Terdorong oleh penglihatan ini ia menuju ke Köln untuk mencari relikwi-relikwi Sta. Odilia. Setelah ditemukan, relikwi-relikwi Santa Odilia itu secara meriah dipindahkan ke biara induk Huy, Belgia. Dan sejak zaman itu, Sta. Odilia dihormati sebagai pelindung Ordo Salib Suci. Pada Revolusi Perancis, relikuinya dibawa ke Kerniel, Belgia dan tinggal disana selama beberapa tahun, sebulum akhirnya pada tahun 1949 dikembalikan untuk dirawat oleh Ordo Salib Suci.


Bta. Magdalena Albrici dari Como

17 Juli

Magdalena Albrici lahir pada sekitar tahun 1415 di Como, Lombardia. Ia adalah puteri dari keluarga bangsawan yang berkecukupan. Ketika Magdalena berusia duapuluh tahun, ia terpanggil untuk menjadi seorang biarawati, dan memutuskan untuk masuk biara Benediktin, sebelum ia berubah pikiran dan masuk biara St. Andrea yang lebih miskin, dan menerapkan aturan St. Agustinus. Magdalena kemudian terpilih menjadi abdis biara, dan banyak orang terpanggil untuk masuk biaranya. Magdalena kemudian merasa perlu untuk menjalin hubungan dan juga pengakuan dari Ordo Agustinian, dan hal ini ia lakukan sampai terjalin hubungan antara biaranya dengan Ordo Agustinian pada tahun 1455. Magdalena banyak dicari orang terutama oleh mereka yang membutuhkan bimbingan spiritual, dan Magdalenapun mendirikan biara lain dan mempromosikan ordo ketiga St. Agustinus. Magdalena mengabdikan dirinya merawat orang sakit, dan menghibur mereka yang membutuhkan pertolongan. Diakhir masa hidupnya, Magdalena mengalami sakit yang berkepanjangan, hingga pada tanggal 13 atau 15 Mei 1465, Magdalena Albrici, O.S.A., meninggal dunia. Pada 10 Desember 1907, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Pius X.


Bta. Teresa dari St. Agustinus

17 Juli

Madeleine-Claudine Ledoine lahir pada 22 September 1752 di Paris Perancis. Ia masuk biara Karmel Tak Berkasut dan memperoleh nama Teresa dari St. Agustinus. Kaulnya diikrarkan pada tanggal 16 atau 17 Mei 1775. Teresa kemudian diangkat juga sebagai prioress biara Karmel di Compiegne. Saat Revolusi Perancis terjadi, ia ditangkap bersama dengan biarawati Karmel lainnya, serta pelayan biara, pada 24 Juni 1794, dan pada 17 Juli tahun yang sama, Teresa dari St. Agustinus, O.C.D., dihukum mati dengan dipenggal menggunakan guillotine karena kesetiaanya pada Gereja, bersama para biarawati dan pelayan biara, di Place du Trone Renverse, atau sekarang dikenal dengan Place de la Nation, Paris, Perancis. Pada 27 Mei 1906, ia dan para Martir Karmel lainnya dibeatifikasi oleh Paus St. Pius X.


Sta. Maria Magdalena Postel

17 Juli

Julie Françoise Catherine lahir pada 28 November 1756 di Barfleur, Perancis. Yulia memperoleh pendidikan dari para biarawati Benediktin di Valognes. Ia kemudian membuka sekolah untuk anak-anak perempuan, tetapi revolusi perancis membuat sekolahnya ditutup. Pada masa itu, Yulia menentang para imam yang bersumpah setia kepada negara, dan menyembunyikan para imam yang dicari oleh pihak penguasa. Ketika terjadi kesepakatan antara Perancis dengan Vatikan, Yulia dapat kembali membuka sekolahnya. Ia kemudian mendirikan Kongregasi Biarawati Sekolah Kristen, yang saat ini dikenal sebagai Kongregasi St. Marie Madeleine Postel. Yulia mengganti namanya menjadi Marie Madeleine dan berkarya sebagai superior kongregasinya. Maria mendirikan biara di St. Sauveur le Vicomte, dan sejak saat itu, kongregasinya mulai berkembang pesat. Maria Magdalena Postel, meninggal dunia pada 16 Juli 1846 di St. Sauveur le Vicomte, Perancis. Pada tahun 1908, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Pius X, dan pada 24 Mei 1925, ia dikanonisasi oleh Paus Pius XI.


dari sumber http://www.catholic.org/, http://saints.sqpn.com/, http://www.imankatolik.or.id/, http://www.holyfamilyonline.com/, dan https://fr.wikipedia.org/

Sta. Perawan Maria dari Gunung Karmel

16 Juli

Sta. Perawan Maria dari Gunung Karmel tidak terlepas dari sejarah berdirinya Ordo Karmel. Dimulai dari Sto. Berthold dan para kelompok pertapa di gunung Karmel, yang meniru cara hidup nabi Elia. Perang dan penganiayaan membuat beberapa biarwan harus mengungsi ke wilayah Eropa. Dikisahkan bahwa pada 16 Juli 1225, Bunda Maria meminta Paus Honorius III untuk mengesahkan Ordo ini, yang dilakukan oleh Paus Honorius pada 30 Januari 1226. Selanjutnya Bunda Maria menampakan dirinya kepada Sto. Simon Stock, Prior Jendral Ordo Karmel, setelah mendengar doanya. Bunda Maria kemudian memberikan skapulir coklat dan menjanjikan keselamatan bagi mereka yang menggunakannya. Pesta/Peringatan ini pada awalnya hanya dirayakan oleh Ordo Karmel dan mendapat persetujuan dari Paus Sixtus V pada tahun 1587. Peringatan ini sempat dilarang dirayakan diluar komunitas Karmelit, tetapi pada 21 November 1674, Paus Klement X mulai memberikan izin perayaan di negara-negara tertentu, hingga pada akhirnya, pada 24 September 1726, Paus Benediktus XIII menetapkan perayaan ini dirayakan oleh seluruh Gereja Latin. Penggunaan skapulir coklat terus dipertahankan oleh Famili Ordo Karmel dan Ordo-Ordo lain. Bulla Sabbatina merupakan bulla yang menerangkan bagaimana skapulir coklat dapat membebaskan pengguna skapulir dari api penyucian.


Sto. Bonaventura

15 Juli

Yohanes di Fidanza lahir pada tahun 1221 di Bagnoregio, Tuscany, Italia. Ia adalah putera dari Giovanni di Fidanza dan Maria Ritella. Dikisahkan, ketika Yohanes kecil sakit, ia dibawa kepada Sto. Fransiskus dari Assisi dan ia sembunh setelah didoakan. Sto. Fransiskus kemudian berkata o buona ventura yang kemudian menjadi nama Bonaventura. Setelah beranjak dewasa, Bonaventura memutuskan untuk masuk Ordo Fransiskan ketika berusia duapuluh dua tahun. Ia kemudian dikirim ke Paris untuk mempelajari filsafat dan teologi. Di Paris, Bonaventura bersahabat dengan Sto. Thomas Aquinas dan juga Raja Sto. Ludovikus IX. Bonaventura juga sempat mengajar di Universitas Paris. Pada 2 Februari 1257, Bonaventura terpilih sebagai Minister Jendral Ordo Fransiskan. Sebagai pemimpin tertinggi, Bonaventura berusaha membersihkan Ordo Fransiskan dari ajaran-ajaran sesat yang berkembang. Pada tahun 1263, Bonaventura menginstruksikan untuk membunyikan lonceng untuk menghormati peristiwa Kabar Gembira. Pada tahun 1265, Paus Klement IV menunjuknya sebagai Uskup Agung York, tetapi Bonaventura menolak jabatan ini. Setelah kematian Paus Klement IV, terjadi kekosongan tahkta Paus selama hampir tiga tahun. Bonaventura berhasil meyakinkan para kardinal sehingga Paus Bto. Gregorius X terpilih, pada 1 September 1271. Pada 23 Juni 1273, Paus Bto. Gregorius X mengangkatnya sebagai Kardinal-Uskup Albano. Dikisahkan ketika topi kardinalnya diantarkan, Bonaventura sedang mencuci piring dan meminta agar topi itu digantungkan di pohon sampai dengan ia selesai mencuci piring. Pada 20 Mei 1274, Bonaventura melepaskan jabatan Minister Jendral Ordo Fransiskan kepada Girolamo Masci yang kemudian menjadi Paus Nikolaus IV. Bonaventura menghadiri Konsili Lyon II dan berusaha mempersatukan kembali perpecahan yang terjadi antara Gereja Barat dan Timur. Sebelum Konsili Lyon II berakhir, Kardinal Bonaventura di Fidanza, O.F.M., meninggal dunia pada 15 Juli 1274, di Lyon, Perancis. Pada 14 April 1482, ia dikanonisasi oleh Paus Sixtus IV, dan pada tahun 1588, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Sixtus V.


dari sumber:
http://www.newadvent.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.catholicculture.org/
http://www.catholic.org/

Sto. Fransiskus Solanus

14 Juli

Francisco Solano lahir pada 10 Maret 1549 di Montilla, Andalusia, Spanyol. Ia adalah putera dari Matius Sanchez Solanus dan Anna Ximenes, seorang bangsawan Andalusia. Fransiskus memperoleh pendidikan dari para Yesuit, tetapi kemudian ia bergabung dengan Ordo Fransiskan Obeservasi, dan pada tahun 1576, ia ditahbiskan menjadi seorang imam. Fransiskus berkarya di selatan Spanyol, dan sempat menjadi kepala novis di Arifazza. Fransiskus juga sempat berkarya bagi para korban wabah di Granada pada tahun 1583, bahkan ia sampai terserang wabah tersebut. Fransiskus kemudian diutus menuju Peru bersama dengan Pastor Balthazar Navarro. Setelah sampai di Panama dan menyebrangi Isthmus, kapal yang mereka tumpangi karam. Kapten kapal memutuskan untuk meninggalkan kapal, dengan meninggalkan para budak di dalam kapal. Fransiskus menolak untuk pergi dan menemani para budak, serta berkotbah kepada mereka, sampai mereka dibaptis. Kapal yang karam tersebut semakin rusak parah, tetapi doa mereka didengar oleh Tuhan, dan tiga hari setelah kapal karam, bantuan tiba untuk menyelamatkan mereka semua. Fransiskus kemudian mulai berkarya kepada orang-orang Indian di sekitar kota Lima. Ia mempertaruhkan nyawanya sampai ia mendapatkan kepercayaan dari warga setempat. Dikisahkan juga, Fransiskus memiliki talenta berbicara, sehingga kata-katanya selalu dapat dimengerti oleh suku-suku setempat, dan ia dapat dengan mudah mempelajari bahasa setempat. Dikatakan juga ada sekitar 9000 orang Indian yang bertobat dan dibaptis oleh Fransiskus. Fransiskus kemudian dipanggil kembali ke kota Lima, dimana ia menjadi guardian biara Fransiskan dan juga mempertobatkan seluruh penduduk kota. Fransiskus juga dikenal akan kemampuannya untuk menyembuhkan orang dan ramalannya terhadap kehancuran Truxillo akibat gempa bumi, dan juga ramalan kematian dirinya sendiri. Fransiskus Solanus, O.F.M., meninggal dunia pada 14 Juli 1610 di Lima, Peru. Pada 20 Juni 1675, ia dibeatifikasi oleh Paus Klement X, dan pada 27 Desember 1726, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIII.


Minggu Biasa XV

Tahun C

Sekali peristiwa seorang ahli Taurat berdiri hendak mencobai Yesus, katanya, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Jawabmu itu benar! Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup,” Tetapi untuk membenarkan dirinya, orang itu berkata lagi kepada Yesus, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri, lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’. Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab ahli Taurat itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”


Sto. Kamillus dari Lellis

14 Juli

Camillo de Lellis lahir pada 25 Mei 1550 di Abruzzi, Naples, Italia. Ia adalah putera seorang perwira yang bekerja bagi Kerajaan Naples dan Perancis. Ibunya sudah meninggal ketika Kamillus masih kecil. Kamillus kemudian menjadi seorang tentara bagi Venice, kemudian bagi Naples. Kamillus memiliki kebiasaan buruk berjudi, dan ia memiliki keinginan untuk meninggalkan kebiasaan buruknya ini. Kamillus terkesan dengan kebaikan seorang Fransiskan, dan ia mencoba mendaftar untuk menjadi seorang Fransiskan, tetapi ia ditolak. Kamillus kemudian pergi ke Roma untuk menyembuhkan luka di kakinya. Setelah sembuh, ia kemudian bergabung dengan tentara Venice melawan Turki pada tahun 1569. Setelah perang usai, Kamillus bekerja pada para Kapusin di Manfredonia. Kebiasaan berjudinya mulai menghantui Kamillus kembali, sehingga ia memutuskan untuk mendaftar sebagai bruder Kapusin, tetapi karena tidak kuat ia diberhentikan. Kamillus kembali ke Roma dimana kemudian ia menjadi seorang perawat dan kemudian direktur rumah sakit dimana ia dulu dirawat. Kamillus bertemu dengan Sto. Filipus Neri yang kemudian menjadi Bapa Pengakuannya. Kamillus kemudian berkeinginan menjadi imam, dan mulai mempelajari bahasa Latin di kolose Yesuit di Roma. Tidak lama setelah ditahbiskan, ia mendirikan sebuah Ordo Religius, Pelayan Orang Sakit/ Ordo Clericorum Regularium Ministrantium Infirmis (M.I.) atau yang dikenal juga dengan nama Camillians, pada tahun 1584. Kaul setiap anggotanya adalah mengabidikan diri orang-orang yang terserang wabah. Paus Sixtus V mengakui kongregasi ini pada tahun 1586, dengan Kamillus sebagai superior jendral pertamanya. Pada tahun 1591, Paus Gregorius XIV menaikan status kongregasi ini menjadi Ordo Religius. Pada tahun 1607, Kamillus mengundurkan diri dari kepempimpinan Ordo, sehingga ia memiliki lebih banyak waktu mengunjungi orang sakit dan miskin. Banyak yang mengatakan Kamillus memiliki talenta penyembuhan dan meramal. Kamillus dari Lellis, M.I., meninggal dunia pada 14 Juli 1614 di Genoa, Italia. Pada 7 April 1642, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XIV dan pada 29 Juni 1746, ia dikanonisasi oleh Paus yang sama.


dari sumber:
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.newadvent.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholic.org/

Sta. Teresa Yesus dari Andes

13 Juli

Juana Enriqueta Josefina dari Hati Kudus Fernandez Soler lahir pada 13 Juli 1900 di Santiago, Chile. Ia adalah puteri dari Miguel Fernandez dan Lucia Solar, yang oleh orang-orang dekatnya, ia dikenal dengan nama Juanita. Juanita belajar di kolose yang dikelola oleh biarawati-biarawati Hari Kudus dari Perancis. Ketika berusia empatbelas tahun, ia mendapat inspirasi dari Tuhan akan panggilan menjadi biarawati Karmelit Tak Berkasut. Pada 7 Mei 1919, Juanita masuk biara kecil Roh Kudus di Los Andes. Pada tanggal 14 Oktober tahun yang sama, ia menggunakan jubah dan memulai masa novisiatnya dengan nama baru, Teresa dari Yesus. Penyakit Tifus menyerangnya, dan pada 7 April 1920, Teresa menerima Sakramen Pengurapan, dan juga mengucapkan kaulnya dalam bahaya kematian. Teresa dari Yesus, O.C.D., meninggal dunia pada 12 April 1920 di Los Andes, Chile, setelah sebelumnya ia sudah diberitahu Tuhan, bahwa ia akan meninggal dalam usia muda. Hal ini juga sudah diberitahukan kepada Bapa Pengakuannya, dan sejak saat itu rekan-rekan biaranya mulai mengetahui hubungan yang kuat antara Teresa dengan Tuhan sejak ia masih kecil. Pada 3 April 1987, Teresa dari Yesus dari Los Andes dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II,dan pada 21 Maret 1993, ia dikanonisasi oleh Paus yang sama. Ia menjadi orang Chile pertama yang dikanonisasi.


Sto. Henrikus II

13 Juli

Heinrich lahir pada 6 Mei 972 di Bavaria, Jerman. Ia adalah putera dari Henry II, Pangeran Bavaria, dan Gisela dari Burgundy. Henrikus memperoleh pendidikan dari Sto. Wolfgang dari Regensburg. Ia memiliki ketertarikan untuk hidup religius, tetapi ia harus menggantikan ayahnya menjadi Pangeran Bavaria pada tahun 995. Dikisahkan pada suatu ketika Henrikus memperoleh pengelihatan akan Sto. Wolfgang, gurunya, yang memperlihatkan akan sebuah tulisan setelah enam. Dalam kebingungannya, Henrikus selalu waspada terhadap hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi pada dirinya. Enam tahun kemudian, Henrikus menggantikan Kaisar Otto III, sepupunya, sebagai Raja Jerman pada tahun 1002 . Terhadap para bangsawan yang memberikan perlawanan kepada Henrikus, ia mengalahkan merakan, dan pada tahun 1004, Henrikus memperoleh gelar Raja Italia. Sebagai Raja Jerman, Henrikus memberlakukan pembaharuan kepada Gereja, dimana ia meminta para Uskup untuk mematuhi Kitab Hukum Kanonik. Henrikus membantu Paus Benediktus VIII dalam merebut kembali takhta Kepausan di Roma. Pada tahun 1014, Henrikus dimahkotai oleh Paus Benediktus VIII sebagai Kaisar Romawi. Henrikus menikahi Sta. Kunigunda dari Luxembourg, tetapi keduanya tidak dikaruniai anak. Dikisahkan juga keduanya memiliki kesepakantan untuk menjaga kemurnian mereka. Henrikus banyak memberikan hartanya untuk membangun gereja dan biara. Ia juga banyak membantu terbentuknya Keuskupan Bamberg pada tahun 1007. Dikisahkan, ketika Henrikus sakit, ia berkunjung ke Monte Cassino, dan disana ia mengalami mukjizat kesembuhan setelah ia disentuh oleh Sto. Benediktus. Setelah kematian Sta. Kunigunda, Henrikus sempat berniat untuk menjadi seorang biarawan, tetapi dikisahkan ia menjalani sebagai Oblat. Henrikus meninggal dunia pada 13 Juli 1024 di Gottingen, Jerman. Pada tahun 1146, ia dikanonisasi oleh Paus Bto. Eugenius III.


dari sumber:
http://www.imankatolik.or.id/
http://saints.sqpn.com/
http://www.newadvent.org/
http://www.catholic.org/
http://www.catholicnewsagency.com/
http://www.catholicculture.org/
http://magnificat.ca/
http://en.wikipedia.org/

Sta. Aleydis

12 Juni

Aleydis lahir pada sekitar tahun 1204 di Shaerbeck, Belgia. Sejak kecil, ia dikirim ke biara Camera Sanctae Mariae, sebuah biara Sistersian, untuk memperoleh pendidikan. Aleydis kemudian memutuskan untuk menjadi seorang biarawati Sistersian. Pada suatu ketika, Aleydis menderita penyakit Lepra, sehingga ia harus hidup terpisah dari komunitasnya. Aleydis juga tidak diperkenankan untuk menerima Darah Kristus, karena ditakutkan akan menulari penyakitnya. Dalam kesedihan, Aleydis melihat sosok Kristus yang menghiburnya untuk tidak bersedih karena hanya menerima Tubuh Kristus saja, dan meyakinkan Aleydis, bahwa ia telah menerima Ekaristi secara utuh. Walaupun Aleydis tidak memperoleh kesembuhan dari penyakitnya, ia tetap menunjukan rasa syukur dengan selalu memuji Tuhan. Penyakit Aleydis semakin parah, ketika ia menjadi buta dan lumpuh. Tubuh Aleydis bahkan sangat rusak akibat penyakit yang ia derita. Aleydis, O.Cist., meninggal dunia pada 11 Juni 1250 di Belgia. Pada tahun 1907, kultusnya diakui oleh Paus Sto. Pius X.


dari sumber http://www.catholic.org/, http://saints.sqpn.com/, http://vultus.stblogs.org/, http://communio.stblogs.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Sto. Yohanes Wall

12 Juli

John Wall lahir pada tahun 1620 di Preston, Lancashire, Inggris. Ia berasal dari keluarga kaya dan mendapatkan pendidikan di Douay, dengan nama Yohanes Marsh. Pada tahun 1641, ia dipindahkan ke Roma dan pada tahun 1645 ia ditahbiskan sebagai seorang imam. Setelah beberapa kali melakukan misi ke Inggris, Yohanes memutuskan untuk bergabung menjadi seorang Fransiskan, dan pada 1651, ia diterima dan  menerima nama Yoakim dari St. Anna. Pada tahun 1656, ia kembali ke Inggris, tepatnya di kota Worchester dengan nama Francis Webb. Selama duapuluh dua tahun, Yohanes berkarya disana, dan pada tahun 1678 ia pergi ke London untuk bertemu dengan Sto. Claude de la Colombière. Tidak lama kemudian, Yohanes ditangkap karena dicurigai terlibat Rencana Titus Oates. Yohanes tidak terbukti terlibat dalam rencana itu, tetapi ia dinyatakan bersalah karena menjadi seorang Imam Katolik. Yohanes Wall dijatuhi hukum mati pada 25 April 1679, dengan cara digantung. Yohanes Wall, O.F.M., meninggal dunia pada 22 Agustus 1679 di Redhill, Corcester, Inggris. Pada 15 Desember 1929 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 25 Oktober 1970, ia dikanonisasi oleh Paus Bto. Paulus VI bersama dengan Martir dari Inggris dan Wales.


Sto. Yohanes Jones

12 Juli

John Jones lahir sekitar tahun 1530 di Clynog Fawr, Gwynedd, Wales. Ia berasal dari keluarga Katolik dan ketika dewasa ia bergabung dengan Ordo Fransiskan di Greenwich. Pada tahun 1559, ia memutuskan untuk pergi ke Perancis. Ia mengikrarkan kaulnya di Pontoise, Perancis. Yohanes kemudian pergi ke Roma dan menetap di Ara Caeli, sebelum akhirnya meminta untuk dikirim kembali ke Inggris. Sebelum pergi, Yohanes mendapatkan berkat dari Paus Klement VIII. Yohanes tiba di London pada 1592, dan berkarya secara sembunyi-sembunyi, terutama kepada para tahanan Katolik. Yohanes juga diangkat sebagai provinsial Fransiskan di London. Pada tahun 1596, ia tertangkap oleh Topcliffe dan ditahan selama dua tahun bersama Sto. John Rigby. Setelah itu ia disidangkan dan dinyatakan bersalah pada 3 Juli 1598, karena melakukan penghianatan. Ia dihukum mati dengan cara digantung. Sebelum dieksekusi, Yohanes masih sempat berkotbah bagi para umat yang hadir. Yohanes Jones, O.F.M., meninggal dunia pada 12 Juli 1598 di Southwark, Inggris. Pada  15 Desember 1929, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 25 Oktober 1970, ia dikanonisasi oleh Paus Bto. Paulus VI bersama dengan keempatpuluh Martir Inggris dan Wales.


Sto. Yohanes Gualbertus

12 Juli

Yohanes Gualbertus Visdomini lahir pada sekitar tahun 985 di Florence, Italia. Ia adalah putera keluarga bangsawan Visdomini di Florence. Masa kecilnya ia lalui seperti anak-anak lainnya, sampai suatu ketika, Hugh, saudaranya dibunuh. Yohanes mengejar pembunuhnya, dan pada hari Jumat Agung, ia mendapati pembunuhnya, dan ketika hendak membalaskan dendamnya, Tuhan menggerakan Yohanes untuk memaafkan pembunuhnya. Yohanes kemudian pergi ke gereja Benediktin di San Miniato untuk berdoa untuk meminta pengampunan atas dosa-dosanya. Setelah itu, Yohanes masuk dalam biara Benediktin di San Miniato. Pada suatu ketika, Yohanes pergi meninggalkan biara San Miniato untuk hidup lebih sempurna. Setelah menetap beberapa saat di Camaldoli, Yohanes akhirnya tinggal di Vallombrosa, dimana ia mendirikan biara dan ordo Vallombrosa, yang mempraktekan aturan Benediktin awal. Ordo ini sangat menentang keras praktek simoni yang kerap terjadi di tempat mereka berada. Yohanes mendirikan biara-biara lain di San Salvi, Moscetta, Rozzuolo, Monte Salario, dan Passignano. Yohanes juga mereformasi beberapa biara lainnya. Yohanes Gualbertus, O.S.B., meninggal dunia pada tahun 1073 di Passignano, Italia. Pada tahun 1193, ia dikanonisasi oleh Paus Selestinus III.


Bta. Marie Azelie Guerin Martin

12 Juli

Marie Azelie Guerin lahir pada 23 Desember 1831 di Saint-Denis-sur-Sarthon, Orne, Perancis. Ia bekerja sebagai pembuat renda sebelum akhirnya ia menikah dengan Bto. Louis Martin. Keinginannya untuk menjadi orang kudus dan Bto. Louis yang ingin menjadi biarawan membuat keduanya ingin hidup selibat, tetapi seorang imam menasehati mereka bahwa ini bukanlah apa yang diinginkan Tuhan dari pernikahan mereka. Setelah itu, mereka memiliki sembilan orang anak, Marie Louise (Sr. Marie dari Hati Kudus, O.C.D.), Marie Pauline (Muder Agnes dari Yesus, O.C.D.), Marie Leonie (Sr. Françoise-Therese), Marie Helene, Marie Joseph, Marie Jean Baptiste, Marie Celine (Sr. Genevive dari Wajah Suci, O.C.D.), Marie Melanie Therese, dan Marie Françoise Therese (Sta. Teresa dari Lisieux). Empat diantara kesembilan anak mereka meninggal ketika masih kecil, sementara kelima anak yang hidup sampai dewasa, menjadi biarawati. Marie Azelie Guerin Martin meninggal dunia pada 28 Agustus 1877, karena penyakit kanker payudara di Alencon, Orne, Perancis. Pada 19 Oktober 2008, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Jose Saraiva Martins, dan pada Oktober 2015, ia akan dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.


Bto. Louis Martin

12 Juli

Louis Joseph Aloys Stanislaus Martin lahir pada 22 Agustus 1823 di Bodeaux, Gironde, Perancis. Ia adalah putera dari seorang perwira. Pada awalnya, Louis sangat ingin menjadi biarawan Agustinian, tetapi karena ditolak, Louis bekerja sebagai pembuat jam tangan. Loius menikah dengan Bta. Marie-Azelie Guerin pada 12 Juli 1858. Pada awalnya keduanya ingin hidup selibat, tetapi seorang imam menasehati mereka bahwa ini bukanlah apa yang diinginkan Tuhan dari pernikahan mereka. Setelah itu, mereka memiliki sembilan orang anak, Marie Louise (Sr. Marie dari Hati Kudus, O.C.D.), Marie Pauline (Muder Agnes dari Yesus, O.C.D.), Marie Leonie (Sr. Françoise-Therese), Marie Helene, Marie Joseph, Marie Jean Baptiste, Marie Celine (Sr. Genevive dari Wajah Suci, O.C.D.), Marie Melanie Therese, dan Marie Françoise Therese (Sta. Teresa dari Lisieux). Empat diantara kesembilan anak mereka meninggal ketika masih kecil, sementara kelima anak yang hidup sampai dewasa, menjadi biarawati. Pada 28 Agustus 1877, Louis ditinggalkan oleh Bta. Marie Azelie Guerin yang meninggal dunia karena penyakit kanker payudara. Ia kemudian memutuskan untuk pindah ke Lisieux. Louis menderita stroke yang membuatnya lumpuh dan ia hanya ditemani oleh Celine dan Leonie karena puterinya yang lain tidak dapat meninggalkan biara mereka. Louis meninggal pada 29 Juli 1894 di Arnières-sur-Iton, Eure, Perancis. Pada 19 Oktober 2008, Ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Jose Saraiva Martins, dan pada Oktober 2015, ia akan dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.