Pages

Bta. Maria Teresa Scrilli

13 November

Maria Teresa Scrilli lahir pada 15 Mei 1825 di Montevarchi, Arezzo, Italia. Ia adalah puteri sebuah keluarga yang sangat berpengaruh. Ketika masih kecil, Maria mengalami sakit keras selama dua tahun, tetapi berhasil sembuh secara ajaib melaui doa. Maria kemudian bergabung dengan sebuah biara Karmel St. Maria Magdalena de Pazzi di Florence, walaupun hal ini ditentang oleh orangtuanya. Maria tidak menghabiskan waktu lama, dan mengkuti kata hatinya untuk keluar biara. Maria kemudian menjadi anggota Ordo Ketiga Karmel. Maria kemudian mendirikan sebuah sekolah kecil yang mengajar kepada gadis-gadis kecil. Maria terpanggil untuk mendirikan sebuah kingregasi, dan setelah memperoleh dukungan dari Uskup dan Duke Leopold II, Maria bersama tiga orang mendirikan sebuah institut Biarawati Bunda Maria dari Karmel dengan menggunakan jubah Karmel. Maria kemudian menggunakan nama baru, Maria Teresa dari Yesus. Kongregasi ini pada awalnya berkembang dengan cepat dan berkarya pada bidang pendidikan anak-anak perempuan. Situasi politik kemudian mematikan perkembangan kongregasi ini dengan cepat juga. Maria dan para biarawati lainnya bahkan harus kembali hidup dengan keluarga mereka masing-masing. Pada tahun 1878, Maria pindah ke Florence dan dengan dukungan Uskup membangun kembali kongregasinya. Ia kembali berkarya dengan membuka sebuah sekolah bagi anak perempuan miskin. Aturan hidup yang ketat dan juga lingkungan yang kurang sehat membuat kesehatan Maria menurun. Maria Teresa Scrilli meninggal dunia pada 14 November 1889 di Florence, Italia. Pada 8 Oktober 2006, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Jose Saraiva Martins.


dari sumber http://ocarm.org/, http://www.vatican.va/, dan http://carmelites.info/

Bta. Patricinio Giner

13 November

Maria Cinta Ascuncion Giner lahir pada 4 Januari 1874 di Tortosa, Spanyol. Ia adalah puteri sebuah keluarga religius. Beberapa saudaranya terpanggil untuk hidup religius, Maria yang menerima pendidikan dari biarawati Claretian, memilih untuk bergabung dengan Kongregasi Religius Maria Imakulata Misionaris Claretian. Maria mengikrarkan kaulnya pada tahun 1893, dan memperoleh nama Maria Patricinio. Maria kemudian bertugas sebagai pengajar pada sebuah sekolah. Maria kemudian menjadi pembimbing Novis dan Prioress di Valencia. Ketika terjadi perang saudara, Maria memilih untuk tetap tinggal di biaranya, dan menguatkan para biarawati lainnya. Pada 13 November 1936, Maria ditangkap dan dieksekusi karena imannya. Patricinio Giner, R.M.I., meninggal dunia pada 13 November 1936. Pada 11 Maret 2001, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://www.spirituality.org/, http://asiarmi.blogspot.com/, http://www.claret.org/, dan http://www.gcatholic.org/

Sta. Agustina Pietrantoni

13 November

Olivia Pietrantoni lahir pada 27 Maret 1864 di Pozzaglia Sabina, Rieti, Italia. Ia adalah puteri dari Francesco Pietrantoni dan Caterina Constantini, sebuah keluarga petani. Ketika berusia empat tahun, Livia menerima Sakramen Krisma, dan pada sekitar tahun 1876, ia menerima Komuni pertamannya. Sejak kecil, Livia sudah bekerja di ladang, merawat hewan-hewan. Ketika berusia tujuh tahun, ia bekerja bersama teman-temannya memindahkan batu dan pasir untuk pembangunan jalan. Livia tumbuh menjadi gadis yang cantik, dan disukai oleh banyak pemuda, tetapi Livia memilih untuk menjadi mempelai Kristus. Bersama Pamannya, Fra Matteo, Livia pergi ke Roma, untuk mencari Kongregasi yang cocok bagi dirinya, tetapi Livia mendapat penolakan. Beberapa bulan kemudian, Livia mendapat panggilan dari Muder Jendral Kongregasi Suster-Suster Cintakasih St. Yohana Antida. Pada 23 Maret 1886, Livia kembali ke Roma untuk memasuki masa postilan dan novisiat. Setelah menyelesaikan masa Postulan dan Novisiat, Livia memperoleh nama baru, Agustina, dan ia merasa akan menjadi orang kudus dengan nama barunya. Agustina kemudian ditempatkan di rumah sakit Roh Kudus. Rumah sakit yang ia tempati bukanlah rumah sakit religius, bahkan Ordo Kapusin terusir dari rumah sakit itu, serta para biarawati dilarang membicarakan tentang Tuhan. Hal ini tidak menghentikan Agustina untuk menyebarkan imannya akan Tuhan. Ketika merawat penderita tuberculosis, Agustina ikut tertular, tetapi kemudian ia memperoleh mukjizat kesembuhan. Ketika ada seorang pasien yang selalu melakukan pelecehan, bernama Joseph Romanelli, Agustina tetap merawat dan mendoakannya, bahkan ketika ibunya datang, Agustina menyambutnya. Agustina kemudian mendapatkan ancaman pembunuhan dari Joseph Romanelli, yang dalam suratnya mengancam Agustina bahwa usiannya hanya satu bulan lagi. Joseph dikeluarkan dari rumah sakit, tetapi kemudian ia menyerang dan membunuh Agustina. Agustina Pietrantoni, Sd.C., meninggal dunia pada 13 November 1894 di Roma, Italia. Pada 12 November 1972, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Paulus VI, dan pada 18 April 1999, ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.


dari sumber http://www.vatican.va/http://famvin.org/http://www.scsja.org/http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Sta. Fransiska Xaveria Cabrini

13 November

Francesca Saverio Cabrini lahir pada 15 Juli 1850 di Sant'Angelo Lodigiano, Lombardia, Italia. Ia adalah puteri dari Agostino, seorang petani, dan Stella. Fransiska sudah berkeinginan menjadi seorang biarawati, tetapi ketika mendaftar ia ditolak karena kesehatannya yang buruk. Fransiska kemudian melanjutkan pendidikan pada sebuah sekolah yang diasuh biarawati Putri Hati Kudus di Arluno. Fransiska kemudian mencoba bergabung dengan Putri Hati Kudus, tetapi ia kembali tidak diterima. Fransiska kembali ke Sant'Angelo pada tahun 1868 dan mengajar pada sebuah sekolah. Pada tahun 1871, Fransiska mengajar di Vidardo atas permintaan seorang Imam. Pada tahun 1874, Fransiska diminta untuk mengurus sebuah panti asuhan di Codogno. Bersama beberapa wanita muda yang mengajar di panti asuhan, Fransiska mengikrarkan kaul religius pada tahun 1877. Fransiskan menjadi pemimpin dari para novis. Pada 14 November 1880, Fransiska mendirikan Misionaris Hati Kudus atas permintaan dan dukungan dari Uskup. Fransiskan berkeinginan untuk menjadi misionaris ke China. Fransiska pergi ke Roma untuk meminta pengakuan atas kongregasi barunya. Disana ia bertemu dengan Bto. Yohanes Baptista Skalabrini. Ketika beraudiensi dengan Paus Leo XIII, Fransiska diminta untuk tidak bermisi ke timur, melainkan ke barat. Bersama dengan enam biarawati, Fransiska pergi ke Amerika dan diba di New York pada tahun 1889. Berbagai kesulitan dihadapi Fransiska, termasuk ketika ia diminta untuk kembali oleh Uskup Agung New York. Fransiska menolak untuk pulang, karena ia dikirim oleh Paus untuk berkarya. Sedikit demi sedikit, Fransiska dan kongregasinya menunjukan buah karyanya dengan membangun sekolah, panti asuhan, rumah sakit, dan berbagai tempat-tempat sosial lainnya. Fransiska berkarya terutama bagi para imigran Italia di Amerika. Karyanya juga berkembang sampai ke Amerika Selatan dan Eropa. Pada tahun 1909, Fransiska secara resmi menjadi warga negara Amerika. Fransiska Xaveria Cabrini, M.S.C., meninggal dunia pada 22 Desember 1917 di Chicago, Illinois, USA. Pada 13 November 1938, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 7 Juli 1946, ia dikanonisasi oleh Paus Pius XII. Sta. Fransiska menjadi warga negara Amerika pertama yang dikanonisasi.

Sto. Stanislaus Kotska

13 November

Stanislaus Kostka lahir pada 28 Oktober 1550 di Rostkovo, Polandia. Ia adalah putera dari John Kotska, seorang senator dan bangsawan, dan Margaret de Drobniy, seorang bangsawan. Bersama saudaranya, Paul, Stanislaus dikirim ke Vienna oleh ayahnya untuk belajar di sebuah kolose Yesuit. Di Vienna, mereka harus tinggal di sebuah rumah seorang Lutheran, tetapi Stanislaus tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang Katolik. Paul saudaranya kerap berbuat kasar kepada Stanislaus. Suatu ketika, Stanislaus sakit parah, dan keadaan disekitarnya tidak memungkinkannya untuk menerima Sakramen-Sakramen terakhir. Ia berdoa melalui perantaraan Sta. Barbara, yang suatu ketika datang bersama dua malaikat memberikan Sakramen Ekaristi kepada Stanislaus. Suatu ketika, Bunda Maria juga datang kepadanya, menyembuhkan Stanislaus dan memintanya menjadi seorang Yesuit. Stanislaus ditolak untuk menjadi Yesuit oleh para Yesuit di Austria, karena mereka takut akan kemarahan ayahnya. Ketika Paul saudaranya sakit, Stanislaus memberitahukannya bahwa ia akan sembuh ketika Stanislaus pergi dan tidak akan kembali lagi. Hal ini membuat Paul menyesali perbuatannya dan pergi mencari Stanislaus ketika ia pergi. Stanislaus pergi untuk menjadi Yesuit dengan berjalan kaki. Ia tiba di Dillingen dan Sto. Petrus Kanisius menerimanya sebagai aspiran setelah melalui beberapa pengujian. Sto. Petrus Kanisius kemudian mengirimnya ke Roma, dan tiba pada 25 Oktober 1567. Ia diterima sebagai novis Yesuit oleh Sto. Fransiskus Borgia, Superior Jendral Serikat Yesus, setelah mengujinya terlebih dahulu. Stanislaus belajar dari Sto. Fransiskus selama sembilan bulan, dan ia kembali jatuh sakit parah. Dikisahkan Stanislaus menuliskan pada Pesta Sto. Laurensius, sebuah surat kepada Sta. Maria yang memintanya untuk membawanya ke surga para Peringatan Sta. Perawan Maria Diangkat Ke Surga. Stanislaus Kotska, S.J., meninggal dunia pada 15 Agustus 1568 di Roma, Italia. Pada 19 Oktober 1605, ia dibeatifikasi oleh Paus Paulus V dan pada 31 Desember 1726, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIII.


dari sumber http://www.catholicculture.org/, http://www.newadvent.org/http://www.imankatolik.or.id/ dan http://saints.sqpn.com/

Sto. Didakus dari Alkala

13 November

Didakus lahir pada tahun 1400 di San Nicholas del Puerto, Sevilla, Spanyol. Ia adalah putera dari keluarga petani miskin. Didakus menerima bimbingan dari seorang pertapa dan sejak kecil sudah menjadi seorang pertapa. Ia mengikuti Panggilan Tuhan dengan bergabung dengan Ordo Fransiskan di Arrizafa. Walaupun tidak memiliki pendidikan yang baik, tetapi Didakus dikaruniai kebijaksanaan. Didakus dikirim dalam misi ke Kepulauan Canaria di Fortaventura. Disana ia mempertobatkan banyak orang, dan sempat menjadi Superior sampai dengan tahun 1449, ketika ia dipanggil kembali ke Spanyol. Pada tahun 1450, Didakus dikirim ke Roma untuk menghadiri kanonisasi Sto. Bernardinus dari Siena. Ketika di Roma, terjadi wabah penyakit yang menyerang para biarawan Fransiskan. Didakus merawat mereka dan beberapa kali melakukan mukjizat penyembuhan kepada para biarawan. Didakus menghabiskan sisa hidupnya di biara di Alcala. Didacus dari Alcala, O.F.M., meninggal dunia pada 12 November 1463 di Alcala, Castille, Spanyol. Pada tahun 1588 ia dikanonisasi oleh Paus Sixtus V.


Bto. Eugenius Bossilkoff

13 November
Vincentius Bossilkov lahir pada 20 November 1900 di Belene, Bulgaria. Ia adalah putera keluarga petani Katolik. Ketika berusia empatbelas tahun, Vinsensius belajar dari para biarawan Passionist, sampai dengan melanjutkan pendidikannya di seminari Passionist di Belanda dan Belgia. Vinsensius bergabung dengan Kongregasi Passionist, dengan mengikrarkan kaulnya pada tahun 1920 dan memperoleh nama Eugenius. Pada tahun 1924, Eugenius kembali ke Bulgaria untuk meneruskan pendidikan teologinya. Ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1926 oleh Mgr. Damian Theelen, C.P., dan pada tahun 1927, ia melanjutkan pendidikannya ke Roma, di Institut Pontifikal Oriental. Pada tahun 1933, ia kembali ke Bulgaria dan bertugas sebagai sekretaris Uskup dan Pastor gereja Katedral. Eugenius kemudian dipindahkan ke kota Bardaski-Gheran. Pada 26 Juli 1947, Eugenius menjadi Uskup Nokopol, Bulgaria. Pada tahun 1948, ia sempat melakukan kunjungan ad limina ke Roma dan bertemu dengan teman-temannya. Pada tahun 1950, hubungan Gereja dan pemerintah di Bulgaria semakin memanas, setelah sebelumnya pada tahun 1949, Delegasi Apostolik diusir dari Bulgaria. Pada 16 Juli 1952, Eugenius ditangkap ketika berlibur ke Sofia. Ia ditudah melakukan perencanaan melawan pemerintah dan dijatuhi hukuman mati. Vinsensius Eugenius Bossilkoff, C.P., meninggal dunia sebagai martir pada 11 November 1952 di Sophia, Bulgaria, dan tubuhnya belum ditemukan. Pada 15 Maret 1998, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/http://www.passionistnuns.org/http://www.cptryon.org/http://www.passiochristi.org/http://thepassionists.org/, dan http://www.gcatholic.com/

Bto. Artemides Zatti

13 November

Artemide Zatti lahir pada 12 Oktober 1880 di Borreto, Regio Emilia, Italia. Ia adalah putera dari Luigi Zatti dan Albina Vecchi, yang merupakan keluarga petani. Sejak kecil, Artemides sudah terbiasa untuk bekerja dan berkorban. Pada 9 Februari 1897, keluarganya pindah ke Bahia Blanca, Argentina. Artemides bekerja disebuah hotel, dan kemudian di sebuah pabrik. Ia menghabiskan waktu senggangnya dengan membantu parokinya yang dijalankan oleh Salesian. Artemides terkesan dengan kehidupan Sto. Yohanes Bosko dan juga para imam Salesian, sehingga ia berkeinginan untuk menjadi anggota Salesian. Artemides diterima sebagai aspiran oleh Mgr. Cagliero, S.D.B., dan ditempatkan di wisma di Bernal. Artemides mulai kembali belajar tetapi ia terkena TBC, yang mengakibatkannya harus meninggalkan wisma untuk memperoleh kesembuhan. Setelah memperoleh jubahnya, Artemides ditempatkan di Viedma untuk bekerja dengan seorang imam, Evarisio Garrone, yang menangani rumah sakit San Jose. Dengan memohon kesembuhan dari Sta. Perawan Maria, Pertolongan Umat Kristen, Artemides berjanji untuk mengabdikan diri merawat orang sakit. Setelah sembuh, Artemides mulai mempelajari tugas-tugas yang dikerjakan Pastor Garrone dan membantu merawat orang-orang sakit. Tidak hanya merawat secara jasmani, Artemides merawat pasien-pasiennya secara rohani. Ia juga masih menyempatkan diri mempelajari ilmu kedokteran, walalupun harinya dipenuhi kegiatan rutin. Setelah Pastor Garrone meninggal dunia, Artemides menggantikannya mengurus rumah sakit. Pada tahun 1913, ia mendirikan gedung rumah sakit baru, tetapi pada tahun 1941, ia harus kehilangan rumah sakitnya, karena tempatnya digunakan untuk kediaman Uskup. Artemides harus menghentikan seluruh karyanya pada tahun 1950, ketika ia jatuh dari tangga dan ia dinyatakan menderita penyakit kanker. Artemides Zatti, S.D.B., meninggal dunia pada 15 Maret 1951 di Viedma, Argentina. Pada 14 April 2002, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.