Pages

Sta. Aleydis

12 Juni

Aleydis lahir pada sekitar tahun 1204 di Shaerbeck, Belgia. Sejak kecil, ia dikirim ke biara Camera Sanctae Mariae, sebuah biara Sistersian, untuk memperoleh pendidikan. Aleydis kemudian memutuskan untuk menjadi seorang biarawati Sistersian. Pada suatu ketika, Aleydis menderita penyakit Lepra, sehingga ia harus hidup terpisah dari komunitasnya. Aleydis juga tidak diperkenankan untuk menerima Darah Kristus, karena ditakutkan akan menulari penyakitnya. Dalam kesedihan, Aleydis melihat sosok Kristus yang menghiburnya untuk tidak bersedih karena hanya menerima Tubuh Kristus saja, dan meyakinkan Aleydis, bahwa ia telah menerima Ekaristi secara utuh. Walaupun Aleydis tidak memperoleh kesembuhan dari penyakitnya, ia tetap menunjukan rasa syukur dengan selalu memuji Tuhan. Penyakit Aleydis semakin parah, ketika ia menjadi buta dan lumpuh. Tubuh Aleydis bahkan sangat rusak akibat penyakit yang ia derita. Aleydis, O.Cist., meninggal dunia pada 11 Juni 1250 di Belgia. Pada tahun 1907, kultusnya diakui oleh Paus Sto. Pius X.


dari sumber http://www.catholic.org/, http://saints.sqpn.com/, http://vultus.stblogs.org/, http://communio.stblogs.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Sto. Yohanes Wall

12 Juli

John Wall lahir pada tahun 1620 di Preston, Lancashire, Inggris. Ia berasal dari keluarga kaya dan mendapatkan pendidikan di Douay, dengan nama Yohanes Marsh. Pada tahun 1641, ia dipindahkan ke Roma dan pada tahun 1645 ia ditahbiskan sebagai seorang imam. Setelah beberapa kali melakukan misi ke Inggris, Yohanes memutuskan untuk bergabung menjadi seorang Fransiskan, dan pada 1651, ia diterima dan  menerima nama Yoakim dari St. Anna. Pada tahun 1656, ia kembali ke Inggris, tepatnya di kota Worchester dengan nama Francis Webb. Selama duapuluh dua tahun, Yohanes berkarya disana, dan pada tahun 1678 ia pergi ke London untuk bertemu dengan Sto. Claude de la Colombière. Tidak lama kemudian, Yohanes ditangkap karena dicurigai terlibat Rencana Titus Oates. Yohanes tidak terbukti terlibat dalam rencana itu, tetapi ia dinyatakan bersalah karena menjadi seorang Imam Katolik. Yohanes Wall dijatuhi hukum mati pada 25 April 1679, dengan cara digantung. Yohanes Wall, O.F.M., meninggal dunia pada 22 Agustus 1679 di Redhill, Corcester, Inggris. Pada 15 Desember 1929 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 25 Oktober 1970, ia dikanonisasi oleh Paus Bto. Paulus VI bersama dengan Martir dari Inggris dan Wales.


Sto. Yohanes Jones

12 Juli

John Jones lahir sekitar tahun 1530 di Clynog Fawr, Gwynedd, Wales. Ia berasal dari keluarga Katolik dan ketika dewasa ia bergabung dengan Ordo Fransiskan di Greenwich. Pada tahun 1559, ia memutuskan untuk pergi ke Perancis. Ia mengikrarkan kaulnya di Pontoise, Perancis. Yohanes kemudian pergi ke Roma dan menetap di Ara Caeli, sebelum akhirnya meminta untuk dikirim kembali ke Inggris. Sebelum pergi, Yohanes mendapatkan berkat dari Paus Klement VIII. Yohanes tiba di London pada 1592, dan berkarya secara sembunyi-sembunyi, terutama kepada para tahanan Katolik. Yohanes juga diangkat sebagai provinsial Fransiskan di London. Pada tahun 1596, ia tertangkap oleh Topcliffe dan ditahan selama dua tahun bersama Sto. John Rigby. Setelah itu ia disidangkan dan dinyatakan bersalah pada 3 Juli 1598, karena melakukan penghianatan. Ia dihukum mati dengan cara digantung. Sebelum dieksekusi, Yohanes masih sempat berkotbah bagi para umat yang hadir. Yohanes Jones, O.F.M., meninggal dunia pada 12 Juli 1598 di Southwark, Inggris. Pada  15 Desember 1929, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 25 Oktober 1970, ia dikanonisasi oleh Paus Bto. Paulus VI bersama dengan keempatpuluh Martir Inggris dan Wales.


Sto. Yohanes Gualbertus

12 Juli

Yohanes Gualbertus Visdomini lahir pada sekitar tahun 985 di Florence, Italia. Ia adalah putera keluarga bangsawan Visdomini di Florence. Masa kecilnya ia lalui seperti anak-anak lainnya, sampai suatu ketika, Hugh, saudaranya dibunuh. Yohanes mengejar pembunuhnya, dan pada hari Jumat Agung, ia mendapati pembunuhnya, dan ketika hendak membalaskan dendamnya, Tuhan menggerakan Yohanes untuk memaafkan pembunuhnya. Yohanes kemudian pergi ke gereja Benediktin di San Miniato untuk berdoa untuk meminta pengampunan atas dosa-dosanya. Setelah itu, Yohanes masuk dalam biara Benediktin di San Miniato. Pada suatu ketika, Yohanes pergi meninggalkan biara San Miniato untuk hidup lebih sempurna. Setelah menetap beberapa saat di Camaldoli, Yohanes akhirnya tinggal di Vallombrosa, dimana ia mendirikan biara dan ordo Vallombrosa, yang mempraktekan aturan Benediktin awal. Ordo ini sangat menentang keras praktek simoni yang kerap terjadi di tempat mereka berada. Yohanes mendirikan biara-biara lain di San Salvi, Moscetta, Rozzuolo, Monte Salario, dan Passignano. Yohanes juga mereformasi beberapa biara lainnya. Yohanes Gualbertus, O.S.B., meninggal dunia pada tahun 1073 di Passignano, Italia. Pada tahun 1193, ia dikanonisasi oleh Paus Selestinus III.


Bta. Marie Azelie Guerin Martin

12 Juli

Marie Azelie Guerin lahir pada 23 Desember 1831 di Saint-Denis-sur-Sarthon, Orne, Perancis. Ia bekerja sebagai pembuat renda sebelum akhirnya ia menikah dengan Bto. Louis Martin. Keinginannya untuk menjadi orang kudus dan Bto. Louis yang ingin menjadi biarawan membuat keduanya ingin hidup selibat, tetapi seorang imam menasehati mereka bahwa ini bukanlah apa yang diinginkan Tuhan dari pernikahan mereka. Setelah itu, mereka memiliki sembilan orang anak, Marie Louise (Sr. Marie dari Hati Kudus, O.C.D.), Marie Pauline (Muder Agnes dari Yesus, O.C.D.), Marie Leonie (Sr. Françoise-Therese), Marie Helene, Marie Joseph, Marie Jean Baptiste, Marie Celine (Sr. Genevive dari Wajah Suci, O.C.D.), Marie Melanie Therese, dan Marie Françoise Therese (Sta. Teresa dari Lisieux). Empat diantara kesembilan anak mereka meninggal ketika masih kecil, sementara kelima anak yang hidup sampai dewasa, menjadi biarawati. Marie Azelie Guerin Martin meninggal dunia pada 28 Agustus 1877, karena penyakit kanker payudara di Alencon, Orne, Perancis. Pada 19 Oktober 2008, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Jose Saraiva Martins, dan pada Oktober 2015, ia akan dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.


Bto. Louis Martin

12 Juli

Louis Joseph Aloys Stanislaus Martin lahir pada 22 Agustus 1823 di Bodeaux, Gironde, Perancis. Ia adalah putera dari seorang perwira. Pada awalnya, Louis sangat ingin menjadi biarawan Agustinian, tetapi karena ditolak, Louis bekerja sebagai pembuat jam tangan. Loius menikah dengan Bta. Marie-Azelie Guerin pada 12 Juli 1858. Pada awalnya keduanya ingin hidup selibat, tetapi seorang imam menasehati mereka bahwa ini bukanlah apa yang diinginkan Tuhan dari pernikahan mereka. Setelah itu, mereka memiliki sembilan orang anak, Marie Louise (Sr. Marie dari Hati Kudus, O.C.D.), Marie Pauline (Muder Agnes dari Yesus, O.C.D.), Marie Leonie (Sr. Françoise-Therese), Marie Helene, Marie Joseph, Marie Jean Baptiste, Marie Celine (Sr. Genevive dari Wajah Suci, O.C.D.), Marie Melanie Therese, dan Marie Françoise Therese (Sta. Teresa dari Lisieux). Empat diantara kesembilan anak mereka meninggal ketika masih kecil, sementara kelima anak yang hidup sampai dewasa, menjadi biarawati. Pada 28 Agustus 1877, Louis ditinggalkan oleh Bta. Marie Azelie Guerin yang meninggal dunia karena penyakit kanker payudara. Ia kemudian memutuskan untuk pindah ke Lisieux. Louis menderita stroke yang membuatnya lumpuh dan ia hanya ditemani oleh Celine dan Leonie karena puterinya yang lain tidak dapat meninggalkan biara mereka. Louis meninggal pada 29 Juli 1894 di Arnières-sur-Iton, Eure, Perancis. Pada 19 Oktober 2008, Ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Jose Saraiva Martins, dan pada Oktober 2015, ia akan dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.