Pages

Sto. Sirillus dari Yerusalem

18 Maret

Sirillus lahir sekitar tahun 315. Ia diyakini adalah putera dari sebuah keluarga Kristen. Tidak banyak yang diketahui mengenai masa kecilnya. Sirillus setelah menjadi diakon, ditahbiskan menjadi imam oleh Sto. Maksimus, Uskup Yerusalem. Sirillus mendapatkan tugas menjadi pengajar bagi para katekumen. Setelah kematian Sto. Maksimus, Sirillus terpilih sebagai Uskup Yerusalem menggantikannya. Hal ini tidak disukai oleh Acacius yang adalah seorang Uskup Arian di Kaisarea, karena Sirillus memiliki paham yang benar mengenai Kristus. Pada tahun 357, Sirillus menjual barang-barang gereja untuk membantu umat yang terserang kelaparan. Hal ini membuat Acacius menuduh Sirillus, sehingga Sirillus diasingkan. Sirillus mengungsi ke Tarsus sampai dengan bandingnya diproses. Pada tahun 359 diadakan konsili di Seleucia, dimana Acacius dikutuk dan diasingkan, sehingga Sirillus dapat kembali ke takhta Keuskupannya. Pada tahun 360, Sirillus kembali terusir, kali ini oleh Kaisar. Sirillus kembali pada tahun 361, saat Kaisar Julian naik takhta. Pada tahun 367, Sirillus kembali terusir oleh Kaisar Valens sampai dengan kematian Kaisar pada tahun 378. Sebelum kematiannya, Sirillus menghadiri Konsili Konstantinopel. Sirillus dari Yerusalem meninggal dunia pada tahun 386. Pada tahun 1882, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Leo XIII.


dari sumber:
http://www.newadvent.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholic.org/
http://www.imankatolik.or.id/

Bta. Marta

18 Maret

Aimee Adele Le Bouteiller lahir pada 2 Desember 1816 di Percy, Perancis. Ia adalah puteri dari Andrea dan Maria Francesca le Bouteiller Morel, sebuah keluarga petani dan penenun kain. Setelah kematian ayahnya, Adele membantu ibunya dengan menjadi petani. Ia kemudian mengambil pekerjaan sampingan sebagai pelayan untuk menambah penghasilan keluarga. Pada tahun 1841, Adele mengunjungi biara Saint Sauveur-le-Vicomte, dan memutuskan untuk bergabung. Ia diterima dan mengganti namanya menjadi Marta. Marta bertugas di dapur, di kebun, di tempat cuci, dan di peternakan. Ia juga ditugaskan untuk anggur dan sider, bahkan ia dikenal dengan sebutan "Suster Sider". Ketika terjadi perang antara Prancis dan Prussia, nama Marta dikenal oleh para prajurit Prancis, karena selalu memberikan perhatian kepada mereka yang berkunjung. Dikisahkan juga, karena doanya, Marta tidak pernah kehabisan anggur di biaranya. Marta memiliki hubungan yang sangat baik dengan Bta. Placida, dan berada di samping Bta. Placida ketika Bta. Placida memperoleh perlakuan buruk dari saudaranya, maupun disaat menjelang kematian Bta. Placida. Marta meninggal dunia pada 18 Maret 1883 di Saint Sauveur-le-Vicomte, Normandia, Perancis. Pada 4 November 1990, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://saints.sqpn.com/, http://www.catholic.org/, http://ncronline.org/, http://www.gcatholic.org/, dan http://en.santopedia.com/