Pages

Sto. Guarinus

30 Agustus

Guérin lahir pada tahun 1065 di Pont-à-Mousson, Lorraine, Perancis. Ia adalah putera keluarga bangsawan. Pada tahun 1085, Guarinus memutuskan untuk menjadi biarawan Benediktin di Biara Molesmes, dan menjadi murid dari Sto. Robert dari Molesmes. Bersama beberapa orang biarawan, pada tahun 1094, Guarinus mendirikan biara di Aulps, Geneva, Swiss. Ketika Guarinus menjabat sebagai abbas, biara ini kemudian bergabung dengan Ordo Sistersian dibawah Sto. Bernardus dari Clairvaux. Guarinus kemudian ditunjuk sebagai Uskup di Sion, Swiss. Guarinus, O.Cist., meninggal dunia pada 27 Agustus 1150 di Aulps, Perancis.


dari sumber http://traditionalcatholic.net/, http://www.biographies.net/, http://saints.sqpn.com/, http://www.encyclopedia.com/, dan http://en.wikipedia.org/

Sto. Amadeus

30 Agustus

Amadeus lahir pada tahun 1110 di Dauphine, Perancis. Ia adalah putera dari Bto. Amadeus dari Clerrmont, seorang bangsawan di Hauterive. Amadeus memperoleh pendidikan di biara di Bonnevaux dan Cluny. Amadeus kemudian bertugas di Istana Kaisar Henry V. Pada tahun 1125, Amadeus memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Sistersian di Clairvaux, dan dibimbing oleh Abbas Sto. Bernardus dari Clairvaux. Amadeus kemudian ditugaskan sebagai abbas pada biara Ilautecombe, Savoy, pada tahun 1139. Pada tahun 1144, Amadeus ditunjuk sebagai Uskup di Lausanne, walaupun tidak menginginkannya, tetapi Amadeus menerima karena ketaatannya. Keadaan Keuskupannya sangat buruk, terlihat dari kelakuan para rohaniwan dan juga umat awam. Amadeus harus bekerja keras melakukan perubahan. Kotbah-kotbah Amadeus masih tersimpan sampai hari ini. Diakhir hidupnya, Amadeus diserahi tanggung jawab sebagai wakil pemimpin Savoy dan kanselir Burgundy. Amadeus O.Cist., meninggal dunia pada 24 Agustus 1159. Pada 9 Desember 1903, kultusnya diakui oleh Paus Sto. Pius X.


dari sumber https://www.crossroadsinitiative.com/, http://www.catholic.org/, http://saints.sqpn.com/, http://www.saintpatrickdc.org/, dan http://www.cistercianpublications.org/

Bto. Eustaqio van Lieshout

30 Agustus

Humberto van Lieshout lahir pada 3 November 1890 di Aarle-Rixtel, Belanda. Ia sejak kecil sudah merasakan panggilan Tuhan, tetapi gurunya meragukan panggilannnya, dan ayahnya lebih ingin Humberto bekerja, bahkan tidak yakin Humberto dapat menyelesaikan pendidikannya. Humberto kemudian melanjutkan pendidikannya di Gemert. Setelah membaca biografi Damien de Veuster, Humberto memutuskan untuk bergabung dengan Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria (SS.CC). Ia masuk novisiat di Tremeloo, Belgia, pada 23 Desember 1913 dam memperoleh nama Eustaqio. Eustaqio ditahbiskan sebagai imam pada 10 Agustus 1919, dan ditugaskan sebagai asisten kepala novis. Eustaqio kemudian melayani sebagai pastor paroki di Roelofarendsveen dan Maaslui, di dekat Rotterdam, dimana terdapat banyak imigran Belgia yang mengungsi akibat serangan Jerman. Pada Desember 1924, Eustaqio dipindahkan ke Spanyol untuk mempelajari bahasa Spanyol. Rencana awalnya ia akan dikirim ke Uruguay, tetapi kemudian ia dikirim ke Brazil pada tahun 1925. Ia berangkat dari Amsterdam bersama dengan Provinsial dan dua orang misionaris lainnya, yang salah satunya adalah Gil van de Boogaard, yang menjadi teman dekatnya. Pada tahun 1926, Eustaqio melayani di paroki Agua Suja, Romaria. Ia sangat memperhatikan orang sakit dan miskin. Pada tahun 1935, ia dipindahkan ke paroki Poa, Sao Paulo.Kembali Eustaqio memberikan perhatian kepada keluarga, orang sakit dan miskin. Ia menyembuhkan seseorang dengan perantaraan St. Yosef. Reputasinya mulai dikenal diseluruh Brazil, dan banyak orang mulai mencarinya. Pada tahun 1942, Eustaqio dibindahkan ke Ibia, lalu ke Belo Horizonte. Ia bahkan sudah dikuduskan oleh umat sebagai penyembuh dan orang suci. Pada taahun 1943, dalam sebuah retreat, Eustaqio kelelahan dan jatuh sakit. Ia masih sempat merayakan Ekaristi walaupun keadaannya semakin parah. Ketika sahabat dekatnya, Rm. Gil, datang menengoknya, Eustaqio van Lieshout, SS.CC., meninggal dunia pada 30 Agustus 1943 di Belo Horizonte, Brazil. Pada 15 Juni 2006, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Jose Saraiva Martins.


Bto. Ghebre Michael

30 Agustus

Ghebre Michael lahir pada sekitar tahun 1790 di Dibo, Gojam Barat, Ethiopia. Ia adalah seorang penganut Othodox Ethiopia. Ghebre setelah memperoleh pendidikan masuk ke dalam sebuah biara. Ketika hendak meminta Uskup Alexandria untuk memilih seorang Abuna untuk Othodox Ethiopia, Ghebre ikut sebagai delegasi. Disana ia bertemu dengan Sto. Yustinus de Yakobis yang ia pandang sebagai sosok yang mengagumkan. Ghebere mencari kebenaran teologi yang membuatnya dimusuhi oleh banyak biarawan dan imam Orthodox Ethiopia. Pada tahun 1843, Ghebre memutuskan untuk menjadi seorang Katolik kepada Sto. Yustinus, dan pada Februari 1844, ia diterima kedalam Gereja Katolik. Ghebre membantu dan melayani Sto. Yustinus dalam setiap karyanya. Pada 1 Januari 1851, Ghebre ditahbiskan sebagai imam. Akibat keraguan akan sahnya baptisan Othodox Ethiopia, maka pada tahun 1854, Sto. Yustinus membaptis kembali Ghebre sebagai tindakan antisipasi. Pada bulan Juli 1854, Ghebre dan beberapa biarawan Katolik lainnya ditangkap akibat pengaruh politik agama. Ia disiksa agar menyangkal imannya, tetapi hal ini tidak berhasil. Pada 28 Agustus 1855, Ghebre Michael, C.M. meninggal dunia karena siksaan yang ia terima di Ethiopia. Pada 3 Oktober 1926, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI.


dari sumber http://stvincentimages.cdm.depaul.edu/http://www.imankatolik.or.id/http://saints.sqpn.com/http://www.vincentians.ie/, dan http://famvin.org/

Sta. Eufrasia Eluvathingal

29 Agustus

Rosa Eluvathingal lahir pada 7 Oktober 1877 di Kattoor, Thrissur, Kerala, India. Ia adalah puteri dari Antony Cherpukaran Eluvathingal dan Kunjethy, sebuah keluarga kaya. Sejak kecil, Rosa memberikan penghotmatan kepada Bunda Maria, sampai ia ingin menyerahkan hidupnya kepada Allah. Keinginannya untuk menjadi seorang biarawati ditentang oleh ayahnya, yang ingin menikahkannya. Doa, puasa, dan pantang yang dilakukan Rosa berhasil mengubah pikiran ayahnya. Ayahnya sendiri yang kemudian mengantarkan Rosa menuju biara Bunda Karmel di Koonammavu, sebuah kongregasi ritus Syro-Malabar. Pada 10 Mei 1897, Rosa menjadi seorang postulan, dan mengambul nama Eufrasia dari Hati Kudus Yesus, dan pada 10 Januari 1898, ia menerima jubah. Eufrasia sering mengalami sakit, tetapi devosinya kepada keluarga kudus memberikannya mukjizat kesembuhan. Pada 24 Mei 1900, Eufrasia mengikrarkan kaul kekalnya, bersamaan dengan berdirinya biara St. Maria. Eufrasia mendapat tuga menjadi asisten pembimbing novis. Pada tahun 1904-1913, Eufrasia mendapat tugas sebagai pembimbing para novis. Pada tahun 1913, Eufrasia ditunjuk sebagai Superior biara St. Maria di Ollur, tugas yang ia jalankan sampai dengan tahun 1916. Eufrasia memiliki devosi yang kuat terhadap Ekaristi dan Rosario. Ia selalu mendoakan para Uskup, Imam, dan Religius dihadapan Sakramen Mahakudus. Sebagian besar hidupnya ia habiskan dengan doa. Eufrasia Eluvathingal, C.M.C., meninggal dunia pada 29 Agustus 1952 di Ollur, Thrissur, Kerala, India. Pada 3 Desember 2006, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Varkey Vithayathil, C.SS.R., dan pada 23 November 2014, ia dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.


Wafatnya St. Yohanes Pembaptis

29 Agustus

Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka Raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.


Sto. Agustinus

28 Agustus

Aurelius Agustinus lahir pada 13 November 354 di Tagaste, Numidia, Afrika Utara. Ia adalah putera dari Patrisius, seorang pejabat, dan Sta. Monika. Saat kecil ia memperoleh pendidikan Kristen dari Sta. Monika, tetapi ia kehilangan imannya akibat pengaruh dari lingkungan di sekitarnya. Agustinus belajar di Tagaste dan Madaura, kemudian ayahnya mengirimnya ke Kartago untuk melanjutkan pendidikannya. Kehidupannya yang kacau membuatnya sempat hidup bersama seorang wanita sampai memiliki anak yang ia beri nama Adeodatus. Pada tahun 373, Agustinus dan temannya, Honoratus, terpengaruh ajaran sesat Manicheanisme. Pada tahun 383, Agustinus pergi ke Milan, Italia, untuk mengajar retorika. Di Milan ia bertemu dengan Sto. Ambrosius yang kemudian membantu mempertobatkan Agustinus. Setelah membaca Kitab Suci, Agustinus semakin yakin kepada Yesus sebagai satu-satunya jalan dan keselamatan. Semua ini  juga tidak terlepas dari doa Sta. Monika yang tidak mengenal lelah. Agustinus, Adeodatus, dan Sto. Alipius dibaptis di Milan oleh Sto. Ambrosius pada Hari Raya Paskah tahun 387. Bersama dengan Sta. Monika, Agustinus hendak kembali ke Afrika, tetapi sesampainya di Ostia, Sta. Monika meninggal dunia. Sesampainya di Afrika, Agustinus mulai menjual hartanya dan memberikannya kepada orang miskin. Agustinus juga memutuskan untuk menjadi seorang imam dan ditahbiskan pada tahun 391. Agustinus mendirikan sebuah biara dan melawan ajaran sesat, terutama ajaran Manicheanisme. Pada tahun 396, Agustinus dipilih menjadi Uskup Kuajutor Hippo oleh Uskup Hippo, Valerius. Ajaran-ajaran sesat kembali menjadi lawannya, diantaranya adalah Manicheanisme, Donatisme, Pelagianisme, dan Arianisme. Kotbah, buku, serta surat-suratnya banyak menjadi ajaran Gereja yang masih digunakan sampai dengan hari ini. Agustinus dari Hippo meninggal dunia pada 28 Agustus 430 di Hippo, Afrika Utara. Pada tahun 1295, Paus Bonifasius VIII menggelarinya sebagai Pujangga Gereja.


dari sumber:
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholicculture.org/
http://www.catholic.org/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.newadvent.org/

Sta. Monika

27 Agustus

Monika lahir pada tahun 333 di Tagaste, Afrika Utara. Ia adalah puteri dari keluarga Kristen, tetapi kemudian ia dinikahkan dengan Patritius, seorang pejabat Pagan di Tagaste. Pernikahan mereka jauh dari bahagia karena sifat Patritius yang buruk. Dari pernikahannya, Monika dan Patrisius dikaruniai tiga anak, Sto. Agustinus, Navigius, dan Perpetua. Monika tidak berhenti berdoa keluarganya, terutama suaminya dan Sto. Agustinus, bahkan sampai ia mendapat ejekan dari suaminya. Tetapi doa-doa Monika baik kepada Sto. Agustinus maupun keluarganya, dapat menggerakan hati Patritius untuk bertobat. Patritius dibaptis, dan tidak lama kemudian ia meninggal dunia. Sementara itu, Navigius dan Perpetua mulai memasuki kehidupan religius. Lain halnya dengan Sto. Agustinus, yang terpengaruh ajaran sesat Manicheanisme. Monika terus berdoa sampai ia mendapat nasehat dari seorang Uskup. Monika kemudian pergi mengikuti Sto. Agustinus secara diam-diam mulai ke Roma sampai ke Milan. Di Milan, Monika bertemu dengan Uskup Agung Milan, Sto. Ambrosius. Melalui Sto. Ambrosius, Monika dapat bertemu dengan Sto. Agustinus, yang setelah membaca Kitab Suci, ia mau bertobat dan dibaptis oleh Sto. Ambrosius pada tahun 387. Setelah doa-doanya dikabulkan oleh Tuhan, Monika meninggal dunia pada tahun 387 di Ostia, dalam perjalanan pulang kembali ke Afrika. 


Bto. Yakobus Retouret

26 Agustus
Jacques Retouret lahir pada 15 September 1746 di Limoges, Perancis. Ia adalah putera dari seorang pedagang.Yakobus adalah seorang yang mencintai buku-buku, dan dianugerahi banyak bakat. Ketika berusia limabelas tahun, ia bergabung dengan biara Karmel di kota asalnya. Setelah ditahbiskan sebagai Imam, Yakobus dikagumi karena kotbah-kotbahnya. Yakobus memiliki kesehatan yang buruk yang membuatnya sering menghalangi kegiatan-kegiatannya. Pada masa Revolusi Perancis, Yakobus tidak mengikuti kehendak negaranya, dan memilih setia kepada Takhta Suci. Hal ini membuatnya ditangkap dan dipenjarakan di sebuah kapal tua di Rocheport. Kondisi tahanan yang sangat buruk membuat kesehatannya dan para tahanan lain sangat menurun. Yakobus Retouret, O.Carm., meninggal dunia sebagai martir pada 26 Agustus 1794, di Rocheport, Perancis. Pada 1 Oktober 1995, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://ocarm.org/, http://www.ocarm.pcn.net/, http://www.carmelites.ie/, dan http://www.gcatholic.org/

Sto. Ludovikus IX

25 Agustus

Louis lahir pada 25 April 1214 di Poissy Perancis. Ia adalah putera dari Raja Louis VIII dan Blance dari Castille. Ludovikus menjadi naik takhta pada usia sebelas tahun, tetapi ia digantikan oleh ibunya sampai dengan Ludovikus genap berusia duapuluh satu tahun. Pada masa ini banyak perlawanan yang dilakukan untuk merebut takhta Ludovikus, tetapi berhasil digagalkan. Ludovikus menikah dengan Margaret dari Provence, ketika berusia sembilanbelas tahun. Dari pernikahannya, ia dikaruniai sebelas orang anak. Saat menjadi seorang Raja, Ludovikus harus membereskan sisa-sisa permasalahan yang dihadapi selama ibunya menggantikan dirinya. Hubungan antara Perancis dan Gereja juga berlangsung dengan baik, bahkan Ludovikus adalah pendukung Paus. Ludovikus juga merupakan anggota Ordo ketiga Trinitarian. Ludovikus membeli relikui Mahkota Suci yang dikenakan Yesus dari Raja Baldwin II dari Konstantinopel. Dikisahkan ketika Ludovikus sakit, Ia mengenakan Mahkota itu dan iapun langsung sembuh. Hal ini yang membuat Ludovikus melakukan perang Salib untuk membebaskan Tanah Suci. Pada tahun 1248, Ludovikus memenangi pertempuran pertamanya melawan Saracens, tetapi pada tahun 1250, ia mengalami kekalahan dan ditahan. Ludovikus ditebus dengan harga yang sangat mahal, dan berhasil kembali ke Perancis. Setelah beberapa tahun, Ludovikus kembali melakukan Perang Salib, tetapi kali ini ia terserang wabah disekitar Tunisia yang membuatnya tidak dapat melanjutkan perjuangannya. Ludovikus IX meninggal dunia pada 25 Agustus 1270 di Tunis. Pada tahun 1297, ia dikanonisasi oleh Paus Bonifasius VIII, dan menjadi satu-satunya Raja Perancis yang dikanonisasi.


Sta. Teresia dari Yesus

26 Agustus

Teresa Jornet y Ibars lahir pada 9 Januari 1843 di Aytona, Lleida, Spanyol. Ia adalah puteri dari Francisco Jornet, dan Antonieta Ibars, sebuah keluarga petani miskin. Karena kondisi keluarganya, Jornet dititipkan untuk tinggal bersama bibinya. Sejak kecil, Jornet sudah menunjukan sifat membantu orang  lain yang membutuhkan. Jornet kemudian pindah ke tempat bibinya yang lain di Lerida, dan di tempat ini ia menyelesaikan pendidikan sampai menjadi guru. Jornet memiliki keinginan untuk menjadi biarawati, tetapi ia ditolak saat hendak bergabung dengan Ordo St. Klara dan Ordo Karmel, karena adanya peraturan pemerintah yang anti-rohaniwan. Atas saran pembimbing rohaninya, Jornet berusaha mendirikan kongregasinya sendiri. Jornet mendirikan Hermanitas de los Ancianos Desamparados pada 3 Oktober 1872, di Barbastro, Spanyol. Jornet mengganti namanya menjadi Teresia dari Yesus, dan berkarya sebagai Superior Jendral pertamanya. Kongregasinya berkarya terutama kepada orang-orang lanjut usia. Jornet mengikrarkan kaul pertamanya dan pada 29 November 1874. Teresia mengikrarkan kaul kekalnya pada 8 Desember 1877. Pada tahun 1897, ketika wabah penyakit menyerang Spanyol, Teresia dan para biarawatinya membantu merawat para penderita. Kelelahan membuat Teresia harus beristirahat di Liria, Valencia. Teresia dari Yesus meninggal dunia pada 26 Agustus 1887 di Liria, Valencia, Spanyol. Pada 27 April 1958, ia dibeatifikasi oleh Paus V. Pius XII, dan pada 27 Januari 1974, ia dikanonisasi oleh Paus Bto. Paulus VI.


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/, http://saints.sqpn.com/, http://365rosaries.blogspot.com/, http://www.catholic.org/, http://en.wikipedia.org/, http://es.wikipedia.org/, dan http://www.hermanitas.es/

Bto. Zefyrinus Namuncura

26 Agustus

Ceferino Namuncura lahir pada 26 Agustus 1886 di Chimpay, Argentina. Ia adalah putera dari Manuel Numuncura, seorang kepala suku Indian Mapuche dan Rosario Burgos. Zefyrinus diharapkan oleh ayahnya menjadi seorang pemimpin, sehingga ia diserahkan untuk dibesarkan kepada seorang misionaris Salesian, RP Dominic Milanesio, yang juga membaptisnya. Zefyrinus mendapat perlakuan-perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-teman sebayanya, terutama karena ia adalah seorang Indian, sehingga RP Dominic membawanya ke sekolah misi Salesian di Buenos Aires. Zefyrinus menghadapi setiap perlakuan teman-temannya dengan penuh kesabaran. Pada 8 September 1898 Zefyrinus menerima Komuni pertamanya, dan pada tahun 1899, ia menerima Sakramen Krisma. Rosario merupakan doa dan devosi yang ia senangi, dan sering mendoakannya di hadapan Sakramen Mahakudus. Banyak teman-temannya yang membandingkan Zefyrinus dengan Sto. Dominikus Savio. Zefyrinus kemudian memutuskan untuk menjadi seorang imam. Oleh superior Salesian, Uskup Antonio Cagliero, Zefyrinus dibantu untuk masuk seminari menengah di Viedma. Ketika akan melakukan upacara penghormatan kepada Bunda Kerahiman, pada 24 September 1903, Zefyrinus mengeluarkan batuk darah, yang menjadi tanda penyakit Tuberculosis. Pada April 1904, Zefyrinus dibawa oleh Uskup Agung Cagliero ke Roma dengan harapan udara yang berbeda akan membantu penyembuhannya. Zefyrinus tiba di Turin, Italia pada 19 Juli 1904. Zefyrinus kemudian dipindahkan ke Institut Salesian, Villa Sora, di Frascati, kembali dengan harapan udara yang hangat akan membantu proses penyembuhannya. Pada 27 September 1904, Zefyrinus berkesempatan berjumpa dengan Paus Sto. Pius X. Pada Maret 1905, kesehatan Zefyrinus kembali memburuk bahkan sampai harus dilarikan ke rumah sakit. Zefyrinus Namuncura meninggal dunia pada 11 Mei 1905 di Roma, Italia. Pada 18 November 2007, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Tarcisio Bertone, S.D.B.


dari sumber http://www.vatican.va/, http://www.catholic.org/, http://saintsresource.com/, http://en.wikipedia.org/, dan http://www.gcatholic.org/

Bto. Dominikus dari Bunda Allah

26 Agustus

Domenico Barberi lahir pada 22 Juni 1792 di Viterbo, Italia. Ia adalah putera dari keluarga petani miskin. Dominikus kelhilangan kedua orangtuanya ketika berusia delapan tahun. Ia kemudian diasuh oleh pamannya, Bartolomeo Pacelli, di Merlano, Italia. Walaupun tidak mendapatkan pendidikan yang baik, Dominikus mampu membaca dan menulis. Dominikus sehari-hari bekerja sebagai penggembala. Ketika terjadi Revolusi Perancis, banyak biarawan Passionist yang mengungsi, dan Dominikus berhubungan baik dengan mereka. Dikisahkan dalam doa, Dminikus diberikan pesan dari Tuhan bahwa ia akan menyebarkan Injil dan bertugas di Inggris. Dikisahkan pada tahun 1814, ketika akan dijodohkan, Dominikus melarikan diri dan bergabung dengan Kongregasi Passionist. Dominikus diberikan nama Dominikus dari Bunda Allah. Dominikus sangat baik dalam menyerap pelajaran-pelajaran dilsafat dan teologi. Dominikus ditahbiskan di Roma pada 1 Maret 1821. Dominikus bertugas sebagai guru, pembimbing rohani, dan penulis. Ia sempat menduduki posisi cikaris dari Bto. Laurensius Maria Salvi, kemudian menjadi rektor, Penasehat Provinsial, dan Provinsial. Dominikus tetap memiliki keinginan untuk bermisi ke Inggris, dan untuk mempersiapkannya, Dominikus ditugaskan bersama bersama biarawan Passionist lainnya untuk membuka biara di Ere, Belgia pada tahun 1840. Dominikus akhirnya diizinkan untuk bermisi ke Inggris dan membuka biara pada tahun 1842. Dominikus dikenal sebagai seorang pengkotbah yang tidak mengenal lelah, terutama dalam menghadapi gelombang anti-Katolik yang cukup kuat. Hasil dari kerja kerasnya adalah dengan banyak dari umat Anglikan yang memutuskan untuk kembali ke dalam Gereja Katolik, salah satu yang ia terima adalah Bto. John Henry Newman. Pada 27 Agustus 1849, ketika kembali dari London, Dominikus memperoleh serangan jantung. Dominikus dari Bunda Allah, C.P., meninggal dunia pada 27 Agustus 1849 di Reading, Berkshire, Inggris. Pada 27 Oktober 1963, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Paulus VI.


dari sumber http://www.passionist.org/, http://saints.sqpn.com/, http://www.newadvent.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Sta. Maria dari Yesus Tersalib

25 Agustus

Mariam Baouardy lahir pada 5 Januari 1846 di Abellin, Galileia, Israel. Ia adalah puteri dari Giries Bouardy dan Mariam Shahyn, keduanya adalah penganut Katolik Ritus Melkite Yunani. Ketika berusia dua tahun, Maria kehilangan kedua orangtuanya karena sakit. Ia kemudian diasuh oleh pamannya, dan berpisah dengan saudaranya, Boulos. Maria menerima Komuni pertamanya diusia tujuh tahun, sebelum kemudian ia dan keluarga pamannya berpindah ke Alexandria, Mesir. Ketika berusia tigabelas tahun, sesuai kebiasaan yang ada, Maria dijodohkan dengan saudar dari bibinya. Maria menolak perjodohan, karena keinginannya untuk menjadi mempelai Kristus, dan membuat pamannya sangat marah. Maria dijadikan pelayan dengan pekerjaan-pekerjaan yang sangat berat. Maria kemudian berteman dengan seorang pelayan Muslim yang berusaha agar Maria menyangkal imannya. Maria menolak keinginan temannya dan tetap memegang teguh imannya, sehingga membuat temannya marah dan menebas leher Maria, dan membuangnya. Maria mengalami mukjizat ketika ia ditolong dan dirawat selama empat minggu oleh seorang biarawati berjubah biru yang tidak dapat ia kenali. Menurut pemeriksaan dikemudian hari, diketahui luka yang dialami Maria, seharusnya sudah membunuhnya. Maria kemudian dibimbing menuju sebuah gereja dan biarawati itu meninggalkannya. Maria kemudian menyebut biarawati itu adalah Bunda Maria. Maria kemudian berusaha untuk bertemu dengan saudaranya, tetapi usahanya tidak berhasil. Ia kemudian bekerja sebagai pelayan, sampai ia mengikuti majikannya ke Marseille, Perancis. Maria kemudian berkeinginan untuk menjalani kehidupan religius. Pada tahun 1865, Maria bergabung dengan tarekat St. Joseph Apparation. Selama dua tahun, Maria menjalani masa postulan, tetapi kemudian Maria dikeluarkan, karena tidak diterima oleh komunitasnya. Kepala Novisiatnya, Muder Veronica, yang sedang menunggu izin dari Takhta Suci untuk berpindah kongregasi kemudian mengajak Maria untuk ikut bersamanya. Maria kemudian bergabung dengan Ordo Karmel Tak Berkasut di Pau, pada Juni 1867. Ia memperoleh nama baru, Maria dari Yesus Tersalib. Pada tahun 1867, Maria mengalami stigmata dengan kemunculan luka pada tangan, kaki, dan kepalanya, yang bahkan sampai mengeluarkan darah. Stigmata ini terjadi biasanya pada hari Jumat masa Pra-paskah , sampai dengan tahun 1876, ketia Maria meminta agar stigmatanya tidak terlihat. Pada tahun 1873, beberapa orang menyaksikan Maria melayang, sampai dengan diperintahkan oleh Muder Prioress untuk turun. Pada 24 Mei 1868, Maria kembali memperoleh kejadian mistik dengan mengeluarkan darah dari jantungnya, sampai mengotori pakaiannya. Selain peristiwa itu, Maria diberikan karunia-karunia lain, seperti meramal. Pada tahun 1870, Maria bersama beberapa biarawati lainnya dikirim ke Mangalore, India. Disana ia memnunjukan beberapa kejadian mistik lainnya, seperti bercahaya. Maria mengakhiri masa novisiatnya di Mangalore dengan mengikrarkan kaulnya, dan menurut pembimbing rohaninya, Maria diminta untuk kembali ke Perancis pada tahun 1872, karena menunjukan tanda-tanda kerasukan setan. Kembali ke Perancis, Maria kembali kepada kegiatan seperti biasa, dan ia juga membuat puisi. Maria kemudian mengajukan usul untuk bermisi ke Bethlehem. Banyak halangan yang menghadangnya, tetapi pada Takhta Suci memberikan izin. Pada 20 Agustus 1875, Mariam dan beberapa biarawati pergi menuju Bethlehem dan disambut oleh para Fransiskan. Mariam memilih lokasi biara melalui pesan yang ia terima dari Tuhan. Mariam memimpin para saudaranya, karena kemampuannya berbahasa Arab. Mariam kemudian berusaha melebarkan Misi ke Nazareth, dan Emmaus, dengan membeli tanah, dengan bantuan donatur, Berthe Dartigaux pada Agustus 1878. Ketika kembali ke Bethlehem, Maria yang ingin memberikan minum kepada para pekerja, terjatuh dan terluka. Maria dari Yesus Tersalib, O.C.D., meninggal dunia pada 26 Agustus 1878 di Bethlehem, Palestina. Pada 13 November 1983, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II, dan pada 17 Mei 2015, ia dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.


dari sumber http://ocarm.org/, http://saints.sqpn.com/, http://www.ocd.ie/, http://carmelholyland.org/, http://www.gcatholic.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Minggu Biasa XXI

Tahun C

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kamu akan berdiri di luar, dan mengetuk-ngetuk pintu sambil berkata: Tuan, bukakan kami pintu! Tetapi Ia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kamu datang’. Maka kamu akan berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami’. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!” Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan ingatlah, ada orang yang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi terakhir.”
 
 

Sto. Yosef dari Calasanz

25 Agustus

Jose de Calasanz lahir pada 11 September 1556 di Calasanz, Peralta, Barbastro, Aragon, Spanyol. Ia adalah putera dari Pedro Calasanz dan Donna Maria Gastonia. Yosef memperoleh pendidikan di sebuah sekolah di Peralta, kemudian melanjutkan pendidikan di Estadila, kemudian Lerida, dan belajar teologi di Valencia dan Alcala de Henares. Ayahnya sangat menginginkan Yosef untuk menikah dan berkeluarga, tetapi Yosef menyadari panggilan Tuhan dalam dirinya dan memutuskan menjadi seorang imam. Yosef ditahbiskan pada 17 Desember 1583 oleh Mgr. Hugo Ambrose de Moncada, Uskup Urgel. Yosef kemudian ditempatkan sebagai imam di Keuskupan Albarracin sebagai seorang teolog, pengaku, pemeriksa sinode, prokurator untuk Uskup della Figuera. Ketika Uskup della Figuera dipindahkan ke Lerida, Yosef juga ikut pindah. Setelah kematian Uskup della Figuera, Yosef dipanggil oleh Uskup Urgel untuk menjadi Vikaris Jendral untuk wilayah Trempe. Melalui panggilan dari Tuhan dalam sebuah pengelihatan, Yosef pergi ke Roma pada tahun 1592. Di Roma ia bekerja pada Kardinal Ascanio Collona, sebagai penasehat teologis, dan juga pengajar bagi keponakannya. Yosef kemudian bergabung dengan Persaudaraan Doktrin Kristen yang mengumpulakan anak-anak dijalanan dan memberikan mereka pendidikan. Karena bayaran yang minim, tidak ada guru yang mau mengajarkan anak-anak itu, sehingga Yosef dengan dibantu dua orang imam lainnya  membuka sebuah sekolah gratis pada November 1957. Paus Klement VIII sampai Paus Paulus V memberikan bantuan terhadap karya Yosef. Pada tahun 1602, Yosef memindahkan tempat karyanya ke sebuah tempat yang lebih besar di San Andrea della Valle. Pada tahun 1612, sekolah ini kembali pindah ke istana Torres. Pada 25 Maret 1617, Yosef mendirikan Tarekat Imam-Imam Pengajar atau yang lebih dikenal dengan Piarist. Tarekat ini diakui pada tahun 1621 dengan nama Ordo Clericorum Regularium Pauperum Matris Dei Scholarum Piarum (Sch.P. / S.P.). Ordo ini terus berkembang, walaupun kedekatan Yosef dengan Galileo sempat sedikit mengganggu hubungan Ordo dengan Gereja. Pada akhir masa hidupnya, Yosef mendapatkan tuduhan tidak kompeten oleh penggantinya. Ia bahkan sempat dipermalukan di depan umum. Sebuah komisi kepausan menyelidiki masalah ini dan mengembalikan Yosef sebagai Superior Jendaral Piarist pada tahun 1645. Masalah internal terus terjadi sampai pada akhirnya Paus Innosensius X membubarkan Ordo Piarist pada tahun 1646. Yosef dari Calasanz Sch.P., meninggal dunia pada 25 Agustus 1648 di Roma, Italia. Delapan tahun kemudian, Ordonya kembali di organisasikan dan kembali berkarya. Pada 18 Agustus 1748, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XIV dan pada 16 Juli 1767, ia dikanonisasi oleh Paus Klement XIII.


dari sumber:
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.catholicculture.org/
http://yesaya.indocell.net/
http://saints.sqpn.com/
http://catholic.org/
http://www.gcatholic.com/
http://www.newadvent.org/

St. Bartolomeus

24 Agustus

Sekali peristiwa Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata Filipus kepadanya, Mari dan lihatlah!” Melihat Natanael datang kepada-Nya, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’, maka engkau percaya? Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan engkau lihat!” Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”


Sto. Bartolomeus

24 Agustus

Bartholomeus adalah satu dari ke-12 rasul Kristus. Ia dikenal juga dengan nama Natanael dalam Injil Yohanes, karena jika diartikan, nama Bartholomeus merupakan nama Yahudi kuno yang berarti "Putera Talmai (Tholmai)". Bartholomeus berasal dari Kana dan diyakini juga merupakan putera seorang petani. Ia bersahabat baik dengan Sto. Filipus, dan Sto. Filipus juga yang memperkenalkannya kepada Yesus. Bartholomeus hadir saat Yesus menampakan diri di danau Tiberias. Setelah hari Pentakosta, Bartholomeus diyakini menyebarkan Injil sampai ke India, bahkan ia memberikan Injil Matius kepada orang-orang India yang ditulis dalam bahasa Ibrani. Bartholomeus kemudian menyebarkan Injil ke Armenia. Di Armenia ia mempertobatkan Polymius, saudara dari Raja Astyages, sehingga ia dihukum mati dengan cara dikuliti hidup-hidup, sebelum akhirnya ia dipenggal dan menjadi Martir Kristus di Albanopolis, Armenia.


Sta. Rosa dari Lima

23 Agustus

Isabella de Flores lahir pada 20 April 1586 di Lima, Peru. Ia adalah puteri dari Gaspar Flores dan Maria Olivia, yang merupakan imigran Spanyol. Karena wajahnya yang cantik seperti bunga mawar, pada saat menerima Sakramen Krisma, Isabella memilih nama Rosa pada tahun 1597. Saat kecil Rosa bekerja membantu orangtuanya. Rosa sangat terkesan dengan kisah hidup Sta. Katarina dari Siena, dan sejak saat itu ia menjadi sering berpuasa, dan juga melakukan tindakan-tindakan lain untuk pertobatan. Rosa bahkan menyeka wajahnya dengan lada agar tampak merah dan tidak disukai oleh orang-orang disekitarnya. Rosa menerima Sakramen Mahakudus setiap hari setelah terlebih dahulu beradorasi. Orangtuanya sangat ingin menikahkan Rosa, tetapi selama sepuluh tahun, Rosa menentang rencana pernikahan ini. Rosa kemudian mengikrarkan kaul kemurnian dan bergabung dengan Ordo Ketiga Sto. Dominikus pada tahun 1606. Melakukan pertobatan keras merupakan hal utama yang ia lakukan. Rosa bahkan berpantang untuk makan daging ataupun roti, sehingga ia hanya makan tumbuh-tumbuhan. Rosa juga tidur diatas pecahan-pecahan kaca. Rosa mempersembahkan semua tindakannya untuk negaranya, untuk pertobatan para pendosa, dan juga untuk jiwa-jiwa di api penyucian. Keinginan Rosa diakhir hidupnya adalah agar Tuhan menambahkan penderitaannya agar Tuhan juga meningkatkan cinta dalam hatinya. Rosa dari Lima, O.P., meninggal dunia pada 24 Agustus 1617 di Lima, Peru. Pada 15 April 1668, ia dibeatifikasi oleh Paus Klement IX dan pada 2 April 1671, ia dikanonisasi oleh Paus Klement X.


Bto. Bernardus dari Offida

23 Agustus

Dominikus Peroni lahir pada 7 November 1604 di Offida, Italia. Ia adalah putera dari Giuseppe Peroni dan Menica, yang merupakan keluarga miskin. Sejak kecil ia sudah menjadi penggembala. Keinginannya untuk masuk biara sudah ada sejak biara Kapusin didirikan di Offida pada tahun 1614, tetapi Ia baru bergabung pada 15 Februari 1626. Satu tahun kemudian ia mengikrarkan kaulnya dan memperoleh nama Bernardus. Selama bertahun-tahun, Bernardus kurang dikenali orang, Ia bahkan sempat pindah ke Ascoli sebelum akhirnya kembali ke Offida. Bernardus memiliki devosi yang sangat besar terhadap Sakramen Mahakudus. Bernardus juga dikisahkan membangkitkan empat orang anak dari kematian, serta memiliki stigmata. Bernardus dari Offida, O.F.M.Cap., meninggal dunia pada 22 Agustus 1694 di Offida. Pada 25 Mei 1795, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius VI.


dari sumber http://www.capuchinfriars.org.au/http://www.capuchin.org/, dan http://www.db.ofmcap.org/

Sta. Perawan Maria Ratu


Pada 11 Oktober 1954, Paus Pius XII menerbitkan Ad Caeli Reginam yang kembali mempertegas ajaran Sta. Perawan Maria Ratu, serta mulai merayakannya. Dalam dokumen tersebut, Paus Pius XII mengatakan bahwa ajaran ini bukanlah ajaran baru, tetapi sebuah ajaran yang sudah berkembang sejak lama. Berbagai macam julukan diberikan kepada St. Perawan Maria, diantaranya adalah Ratu surga, Ratu dunia, Ratu semua orang hidup, Ratu semua mahluk, Ratu semua umat Kristen, dan lain-lain. Sebutan-sebutan itu berasal dari para kudus, Pujangga Gereja, dan teolog-teolog Gereja ketika mereka memberikan pengajaran. Hal ini tampak sempurna ketika Gereja mengimani St. Perawan Maria diangkat ke surga, dan ketika di surga, Maria dimahkotai oleh Yesus, yang adalah Raja Semesta Alam, menjadi Ratu. Dalam penampakan kepada Sto. Antonius dari Padua, Sta. Maria mengatakan bahwa ia telah diangkat ke surga dan memerintah sebagai Ratu. "Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat memasuki kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut." (LG 59). Peringatan Wajib ini sebelumnya dirayakan setiap tanggal 31 Mei, sebelum Paus Paulus VI memindahkannya ke tanggal 22 Agustus.


dari berbagai sumber

Sto. Pius X

21 Agustus

Paus Pius X adalah Paus ke- 257 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 1903-1914. Guiseppe Melchiore Sarto lahir  pada tanggal 2 Juni 1835 di Reise, Treviso, Italia. Ia adalah putera dari keluarga petani miskin sederhana. Pendidikan dasar ditempuhnya di Reise dan Castelfranco, Italia. Melebihi segalanya, Sarto ingin menyerahkan hidupnya untuk membawa banyak orang ke surga. Ia rindu menjadi seorang imam, dan untuk itu, ia dan keluarganya harus banyak berkorban agar ia dapat bersekolah di seminari. Pada tahun 1858, ia menempuh pendidikan imam di Seminari Padua, Italia hingga ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 18 September 1858. Don Sarto berkarya di paroki-paroki miskin selama tujuhbelas tahun. Perjalanan imamatnya dimulai di Paroki Tambolo, Italia sebagai pastor kepala. Setelah 9 tahun mengabdi di Tambolo, ia dipindahkan ke Paroki Salzano. Umat senang sekali padanya karena kesalehannya, kefasihannya berbicara dan kegiatan-kegiatan pastoralnya. Don Sarto biasa memberikan segala yang ia miliki demi membantu mereka yang membutuhkan. Seringkali saudaranya harus menyembunyikan sebagian pakaiannya agar jangan sampai Don Sarto tidak mempunyai pakaian untuk dikenakan. Bahkan setelah Don Sarto diangkat menjadi Uskup kota Mantua dan kemudian diangkat lagi menjadi Kardinal, ia masih suka membagi-bagikan apa yang ia miliki kepada mereka yang berkekurangan. Ia tidak menyimpan apa-apa bagi dirinya sendiri. Karena kesalehan dan kemampuannya, ia diangkat sebagai imam kanonik di gereja Katedral Treviso pada tahun 1875. Tak lama kemudian ia ditunjuk sebagai pembimbing rohani, pengajar dan rektor di Seminari Treviso. Di Treviso karier Sarto benar-benar meningkat. Oleh Paus Leo XIII, Don Sarto diangkat menjadi Uskup di Keuskupan Mantua, Italia pada tahun 1884. Kondisi Keuskupan Mantua kacau balau ketika Don Sarto menduduki tahta Keuskupan.  Mgr. Sarto dengan sangat berani, ia membuka kembali pendidikan Seminari dan meneguhkan imam-imamnya. Mgr. Sarto pun tak kenal lelah mengadakan kunjungan pastoral ke semua paroki untuk mengenal dari dekat situasi umatnya. Di mana-mana ia berkhotbah dan berjuang mengembalikan umatnya kepada penghayatan iman yang benar. Kunjungan pastoralnya itu menggerakkan dia untuk mengadakan suatu sinode di Mantua. Sinode itu diselenggarakan pada tahun 1888 dan berhasil merumuskan sebuah pedoman kerja Keuskupan yang baru untuk membangkitkan kembali kehidupan rohani umat seluruh Keuskupan. Tidak lama kemudian, di seluruh Keuskupan, lahirlah kembali suatu semangat baru untuk menghayati iman Kristiani. Antara Negara dan Gereja terjalin suatu hubungan yang baik, pengajaran katekismus bagi orang dewasa dan anak-anak digalakkan di seluruh Keuskupan, perkawinan Katolik ditegakkan kembali dan anak-anak sudah bisa menerima komuni pertama sejak masa remaja. Melihat keberhasilan karya Uskup Sarto, Paus Leo XIII mengangkat Sarto menjadi Kardinal pada tanggal 12 Juni 1893. Tak lama kemudian Paus Leo mengangkatnya menjadi Patriark Venesia. Di Venesia, Kardinal Sarto tidak menemui banyak masalah. Namun ia mengadakan beberapa pembaharuan di bidang pendidikan Seminari, musik liturgi dan metode pewartaan. Pelajaran agama yang dilarang oleh kaum Freemansorny diberikan lagi disekolah-sekolah umum. Gereja Venesia benar-benar cerah dibawah kepemimpinan Patriark Sarto. Sepeninggal Paus Leo XIII, para Kardinal memilih Guiseppe Melchiore Kardinal Sarto menjadi Paus. Pada awalnya ia menolak menerima jabatan mulia itu, dan dengan rendah hati, ia meminta para Kardinal agar tidak memilihnya, namun karena desakan para Kardinal, Kardinal Sarto akhirnya menerima juga jabatan itu. Ia memilih nama Pius X, dan secara resmi menduduki Tahkta Petrus pada tanggal 9 Agustus 1903. Dikisahkan ketika ibunya datang mengunjunginya di Vatikan, Paus Pius X menunjukkan kepada ibunya cincin kepausannya. Ibunya berkata bahwa Paus Pius X tidak akan mengenakan cincin itu hari ini, jika ia tidak terlebih dahulu mengenakan cincinnya, kemudian ibunya menunjukkan kepada Paus cincin emas ikatan perkawinannya. Tekadnya yang utama sebagai Wakil Kristus di dunia ialah membaharui segala sesuatu di dalam Kristus. Dua peristiwa penting yang mewarnai masa Kepausannya adalah, pemisahan antara Gereja dan negara di Perancis yang mengakibatkan hampir seluruh kekayaan Gereja dirampas oleh pemerintah, tetapi sebaliknya memberikan kebebasan penuh kepada Gereja dari kekuasaan sipil, dan kutukan terhadap gerekan filsafat dan teologi aliran Modernisme. Dalam dekritnya Lamentabili Sane dan ensiklik Pascendi Dominici Gregis, Paus Pius X secara resmi mengutuk Modernisme. Sikap Paus yang tegas ini mengakibatkan banyak pembantunya yang licik menggunakan kesempatan dan cara-cara yang tidak terpuji, bahkan tidak halal untuk ahli-ahli teologi yang berpikiran maju. Terhadap kegiatan kerasulan awam, khusus dibidang sosial dan politis, Paus Pius X selamanya bersifat curiga. Paus Pius X juga melakukan berbagai tindakan penting yang membantu Gereja bersikap luwes dan adaptif dengan situasi dan tuntutan jaman. Misalnya, kodifikasi hukum Gereja, reorganisasi dan modernisasi kuria Roma, pendirian lembaga Studi dan pendidikan Kitab Suci dan usaha membaharui terjemahan Kitab Suci dalam bahasa Latin. Ia juga memajukan devosi kepada Santa Perawan Maria. Paus Pius X juga mengerahkan banyak tenaga untuk memperbaharui liturgi, Sepanjang hidupnya ia tertarik pada musik-musik sakral dan mendorong digunakannya lagu-lagu Gregorian di setiap paroki. Ia mendorong digunakannya juga komposisi modern dalam liturgi, selama komposisi modern ini memenuhi standard musik liturgi Gereja. Paus Pius X juga merevisi Ibadat Harian Gereja. Secara istimewa Paus Pius X dikenang karena kasihnya yang berkobar-kobar kepada Ekaristi Kudus. Bapa Suci mendorong semua orang untuk menyambut Tubuh Kristus sesering mungkin, bahkan setiap hari! Ia juga menetapkan ketentuan yang menganjurkan anak-anak yang telah berusia 7 tahun menyambut Komuni Kudus. Meskipun ia seorang Paus, namun ia tetap sederhana dan sayang pada umat. Semasa hidupnya, ia beberapa kali menyembuhkan beberapa umat dari penyakitnya secara ajaib. Paus Pius X teramat menderita ketika pecah Perang Dunia I. Ia tahu bahwa akan ada banyak orang terbunuh. Sebelum meninggal dunia, dalam surat wasiatnya ia menulis bahwa ia dilahirkan miskin, hidup miskin dan ingin mati secara miskin juga. Paus Pius X meninggal dunia pada tanggal 20 Agustus 1914 di Roma, dua minggu setelah pecah Perang Dunia I. Segera setelah ia meninggal terdengar banyak permintaan agar dia dinyatakan sebagai santo oleh Gereja. Paus Pius X dibeatifikasi pada 3 Juni 1951 dan dikanonisasi pada 29 Mei 1954 oleh Paus V. Pius XII

Sto. Bernardus dari Clairvaux

20 Agustus

Bernardus lahir pada tahun 1090 di Fountanes les Dijon, Burgundy, Perancis. Ia adalah putera dari Tescelin dan Aleth dari Montbard, yang adalah keluarga bangsawan di Burgundy. Bernardus merupakan saudara dari Sta. Humbelina dan Bto. Gerardus dari Clairvaux. Sejak kecil, Bernardus sudah diramalkan menjadi seorang yang hebat. Ia disekolahkan di Chatillon sur Seine. Ia mempelajari sastra dan Kitab Suci, serta memiliki devosi khusus kepada Bunda Maria. Ketika Sto. Stefanus Hardings menjadi abass di Citeaux, Bernardus bersama dengan tigapuluh bangsawan Burgundy mendaftar di biara yang belum lama berdiri ini. Tiga tahun kemudian, Bernardus diutus oleh Sto. Stefanus untuk mendirikan biara di Vallée d'Absinthe, Keuskupan Langres. Bernardus menamakan tempat ini Claire Valle Clairvaux pada 25 Juni 1115. Sejak saat itu nama Clairvaux tidak dapat dipisahkan dari nama Bernardus. Bernardus kemudian diberkati sebagai abass biara Clairvaux oleh Uskup William dari Champeaux. Perjuangan berat harus dihadapi Bernardus pada awal berdirinya biara Clairvaux, sampai pada akhirnya banyak orang ingin bergabung. Ayahnya dan juga saudara-saudaranya juga ikut bergabung. Biara Clairvaux menjadi sangat padat sehingga Bernardus mendirikan tiga biara baru pada tahun 1118 di Keuskupan Chalons, tahun 1119 di Keuskupan Dijon, dan tahun 1121 di Keuskupan Soissons. Pada tahun 1120, Bernardus menuliskan karya pertamanya, De Gradibus Superbiae et Humilitatis, serta membukukan kumpulan homilinya dalam De Laudibus Mariae. Pada tahun 1128, Bernardus menghadiri konsili Troyes yang dibuka oleh Paus Honorius II. Dalam kesempatan ini terjalin persahabatan antara Bernardus dengan Kardinal Matthew, Uskup Albano. Setelah kematian Paus Honorius II, Paus Inosensius II harus menghadapi antipaus Anakletus II. Bernardus membela Paus Inosensius II dan pada tahun 1132 mendampingi Paus Inosensius II kembali ke Roma. Pada tahun 1139, Bernardus menghadiri Konsili Lateran II, dan berusaha mengakhiri skisma yang dilakukan antipaus Anakletus II. Pada tahun yang sama, Sto. Malakios O'More mengunjungi Bernardus di Clairvaux. Bernardus kemudian ikut melawan ajaran sesat Albigensianisme. Ketika salah seorang biarawannya, menjadi Paus Eugenius III, Bernardus menjadi penasehat spiritualnya. Bernardus kemudian diutus Paus Eugenius III untuk berhomili tentang Perang Salib II. Kegagalan Perang Salib II menyebabkan Bernardus mulai mendapatkan serangan. Tetapi selain masalah itu, banyak mukjizat yang terjadi melalui perantaraannya. Bernardus dari Clairvaux, O.Cist meninggal dunia pada 20 Agustus 1153 di biara Clairvaux, Perancis. Pada tahun 1170, ia dikanonisasi oleh Paus Alexander III. Pada tahun 1830 ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Pius VIII.


dari sumber:
http://saints.sqpn.com/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.catholicculture.org/
http://catholic.org/
http://www.newadvent.org/

Sto. Ludovikus

19 Agustus

Louis de Anjou lahir pada Februari 1274 di Brignoles, Provence, Perancis. Ia adalah putera dari Charles II de Anjou, Raja Naples, dan masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Sto. Ludovikus IX, dan Maria Arpard dari Hungaria, yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Sta. Elisabeth dari Hungaria. Ludovikus sejak kecil sudah menunjukan kekudusan dengan sering membagikan makanan-makanan enak kepada orang-orang miskin.Pada tahun 1288, Ludovikus dikirim bersama saudara-saudaranya untuk menjadi tawanan, menggantikan ayahnya yang tertangkap karena kalah berperang. Ludovikus dibawa ke Aragon, Spanyol, dan disana ia memperoleh pendidikan dari para biarawan Fransiskan. Ludovikus merupakan anak yang cerdas, dan mampu menguasai berbagai pengetahuan yang diajarkan kepadanya. Suatu ketika, Ludovikus jatuh sakit, dan dalam doanya, ia berjanji untuk bergabung dengan Ordo Fransiskan. Setelah itu, Ludovikus sembuh dan berusaha menepati janjinya, tetapi ia mengalami kesulitan karena statusnya sebagai putera mahkota. Ludovikus kemudian memutuskan untuk melepaskan hak-haknya sebagai putera mahkota kepada saudaranya, Robert. Pada tahun 1926, Ludovikus ditahbiskan sebagai sub-diakon oleh Paus Bonifasius VIII. Ia kemudian ditahbiskan sebagai diakon dan imam di Naples. Paus Bonifasius VIII kemudian menunjuk Ludovikus menjadi Uskup Toulouse, tetapi Ludovikus mengajukan permintaan untuk dapat diterima dalam Ordo Fransiskan sebelum menjadi Uskup Toulouse. Pada 24 Desember 1296, Ludovikus mengikrarkan kaul pertamanya dan menerima jubah Fransiskan dari Minister Jendral Ordo Fransiskan. Ludovikus menerimah tahbisan Uskup dari Paus Bonifasius VIII pada 30 Desember 1926. Dengan jubah Fransiskannya, Ludovikus berjalan menju Toulouse dan disambut dengan meriah. Ludovikus banyak membantu umatnya melalui penghasilan yang ia dapatkan. Setelah mengunjungi saudaranya di Aragon, Ludovikus jatuh sakit, dan menerima Sakramen Pengurapan pada 15 Agustus 1297. Ludovikus meninggal dunia pada 19 Agustus 1297 di Brignoles, Provence, Perancis. Pada 7 April 1317, ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes XXII.


dari sumber http://ofm.or.id/, http://www.gcatholic.org/, http://www.newadvent.org/, http://www.americancatholic.org/, http://www.catholic.org/, http://magnificat.ca/, http://saints.sqpn.com/, dan http://en.wikipedia.org/

Bto. Guerikus

19 Agustus

Guerric lahir pada sekitar tahun 1070-1080 di Tournai, Belgia. Ia diyakini memperoleh pendidikan di sekolah Katedral di Tournai antara tahun 1087-1092. Melalui temannya ia mulai mengenal Sto. Bernardus dari Clairvaux. Pada tahun 1126, Guerikus mengunjungi Sto. Bernardus dan kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Sistersian. Sebagai biarawan, sikap hidupnya mendapat pujian dari Sto. Bernardus. Pada tahun 1138, Guerikus ditunjuk menjadi abbas biara di Igny. Dibawah kepemimpinannya, biara Igny berkembang dalam segala hal. Guerikus O.Cist., meninggal dunia pada 19 Agustus 1157 di Igny, Reims, Perancis. Pada tahun 1889, kultusnya diakui oleh Gereja.


Sto. Ezekhiel Moreno

19 Agustus

Ezequiel Moreno y Diaz lahir pada 9 April 1848 di Alfaro, Spanyol. Ia adalah putera dari Felix Moreno dan Maria Josefa Diaz. Pada tahun 1864, Ezekhiel kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Agustinian Recollectorum di Monteagudo, Navarra, Spanyol. Setelah belajar teologi dan mengikrarkan kaulnya, Ezekhiel bersama tujuhbelas biarawan lainnya dikirim ke Filipina, Pada Februari 1870. Pada 5 Juni 1871, Ezekhiel ditahbiskan menjadi imam, dan setelah itu ia berkarya selama limabelas tahun di Filipina. Ezekhiel kemudian dipanggil pulang pada tahun 1885 untuk kemudian bertugas sebagai rektor untuk kolose dan novisiat di Monteagudo. Pada tahun 1888, Ezekhiel mengajukan diri untuk kembali menjadi misionaris, dan ia dikirim ke Kolombia. Ezekhiel bertugas sebagai prior untuk provinsi Candelaria, dan dibawah kepemimpinannya, para biarawannya dapat berkarya sampai Casanare. Pada 1 Mei 1894, Ezekhiel ditahbisakan menjadi Uskup dan ditugaskan sebagai Vikaris Apostolik Casanare. Pada 2 Desember 1895, Ezekhiel ditunjuk sebagai Uskup Pasto. Saat menjadi Uskup, terjadi perang pada tahun 1899 sampai 1902. Pada masa itu, Ezekhiel membela Gereja dan menjadi suara umatnya. Diakhir hidupnya, Ezekhiel menderita penyakit kanker. Ia meninggalkan Pasto pada Desember 1905 dan menghabiskan sisa hidupnya di Monteagudo. Ezekhiel Moreno, O.A.R., meninggal dunia pada 19 Agustus 1906 di Monteagudo, Spanyol. Pada 1 November 1975, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Paulus VI, dan pada 11 Oktober 1992, ia dikanonisasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://augustinians.net/, http://osa-west.org/, http://midwestaugustinians.org/, http://www.catholic.org/, dan https://en.wikipedia.org/

Sto. Yohanes Eudes

19 Agustus

Jean Eudes lahir pada 14 November 1601 di Ri, Normandia, Perancis. Ia adalah putera Isaac Eudes, seorang petani, dan Martha. Yohanes memperoleh pendidikannya di Kolose Yesuit di Caen, Perancis. Ia kemudian memutuskan bergabung dengan Oratori Perancis pada 25 Maret 1623, dan ditahbiskan menjadi imam pada 25 Maret 1625. Yohanes memulai karyanya bersama para buruh dalam membantu para korban wabah penyakit. Karayanya sebagai seorang misionaris sangat dikenal. Pada tahun 1641, Yohanes mendirikan Serikat St. Perawan Maria dari Karitas, yang berkarya untuk para pengungsi, dan mengusahakan pertobatan bagi para pengungsi wanita. Serikat ini diakui oleh Paus Alexander VII pada 2 Januari 1666. Yohanes bersama dengan beberapa imam lainnya dan dukungan dari Kardinal de Richelieu, kemudian mendirikan Serikat Yesus dan Maria/ Congregatio Iesu et Mariæ, atau dikenal juga dengan nama Eudites (C.I.M./C.J.M.) pada 25 Maret 1643. Kongregasi ini berkarya dalam pendidikan para Imam dan karya misionaris. Yohanes mendirikan beberapa seminari, diantaranya di Lisieux dan Rouen. Banyak juga yang melakukan penentangan pada kongregasi yang didirikan oleh Yohanes. Yohanes juga mendirikan sebuah Serikat bagi umat awam. Yohanes memperkenalkan dan menyebarkan devosi kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Tersuci Maria, dan juga menyusun liturgi untuk merayakannya. Yohanes Eudes C.J.M., meninggal dunia pada 19 Agustus 1680 di Caen, Perancis. Pada 15 April 1909, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Pius X, dan pada 31 Mei 1925, ia dikanonisasi oleh Paus Pius XI.


Bto Paulus Charles

18 Agustus

Paul Jean Charles lahir pada tahun 1750. Ia bergabung dengan Ordo Sistersian dan ditahbiskan sebagai seorang imam. Pada masa Revolusi Perancis, ia ditangkap dan dipenjarakan pada sebuah kapal tua. Paulus Charles meninggal dunia sebagai martir pada tahun 1794 di Rocheport, Perancis. Pada 1 Oktober 1995, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://www.gcatholic.org/, dan http://www.ocso.org/

Bto. Gervasius Brunel

18 Agustus

Gervaise Protase Brunel lahir pada tahun 1744. Ia bergabung dengan Ordo Sistersian dan ditahbiskan sebagai seorang imam. Pada masa Revolusi Perancis, ia ditangkap dan dipenjarakan pada sebuah kapal tua. Gervasius Brunel meninggal dunia sebagai martir pada tahun 1794 di Rocheport, Perancis. Pada 1 Oktober 1995, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://www.gcatholic.org/, dan http://www.ocso.org/

Bto. Elias Desgardin

18 Agustus

Augustin Joseph Elia Desgardin lahir pada 21 Desember 1750 di Hénin Liétard, Pas de Calais, Perancis. Ia bergabung dengan Ordo Sistersian dan menjadi seorang biarawan. Pada masa Revolusi Perancis, ia ditangkap dan dipenjara pada sebuah kapal tua. Pada saat ia dipenjara, ia tetap membantu sesama tahanan lainya, dengan merawat mereka yang sakit. Elias Desgardin meninggal dunia pada 6 Juli 1794 sebagai martir di Rocheport, Perancis. Pada 1 Oktober 1995, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://saints.sqpn.com/, http://www.gcatholic.org/, dan http://www.ocso.org/

Minggu Biasa XX

Tahun C
 
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala! Aku harus menerima pembaptisan, dan betapakah susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung! Kamu sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan! Karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya.”
 

Sto. Alberto Hurtado Cruchaga

18 Agustus

Alberto Hurtado Cruchaga lahir pada 22 Januari 1901 di Vina del Mar, Chile. Setelah kematian ayahnya, Alberto dan saudaranya harus dititpkan ke rumah kerabatnya, karena ibunya harus menjual banyak hartanya untuk membayar hutang keluarganya. Mereka sering kali berpindah pindah dari satu rumah ke rumah lainnya. Alberto kemudian mendapatkan beasiswa di kolose Yesuit di Santiago dan mulai tertarik berkarya ditengah orang miskin. Pada tahun 1917, Alberto berkeinginan menjadi seorang Yesuit, tetapi ia disarankan untuk menunda rencananya dan membantu ibu dan saudaranya. Alberto bekerja di sore dan malam hari sambil berkuliah di Universitas Katolik, mengambil ilmu hukum. Setelah pendidikannya tertunada akibat mengikuti wajib militer, Alberto menyelesaikan pendidikannya pada Agustus 1923. Pada 14 Agustus 1923, Alberto masuk novisiat Yesuit di Chillan. Pada tahun 1925, Alberto pindah ke Cordoba, Argentina untuk belajar Kemanusiaan, dan pada tahun 1927, ia diirim ke Spanyol untuk belajar filsafat dan teologi. Pada tahun 1931, Albertus pindah ke Belgia, karena adanya pelarangan Yesuit di Spanyol. Ia melanjutkan belajar teologi di Louvain, dan pada 24 Agustus 1933, ia ditahbiskan menjadi imam. Pada Januari 1936, Alberto kembali ke Chile. Alberto menjadi pengajar di Colegio San Ignacio dan Universitas Katolik Santiago. Alberto mengajarkan katekismus kepada orang miskin, beberapa kali memimpin retreat, dan menjadi pembimbing spiritual para pria muda, bahkan membimbing mereka dalam panggilan menjadi seorang imam atau berkarya sebagai awam. Pada tahun 1941, Alberto menerbitkan buku yang terkenal, "Apakah Chile Negara Katolik?". Ditahun yang sama ia menjadi asisten untuk Gerakan Orang Muda dalam Aksi Katolik. Pada Oktober 1944, dalam sebuah retreat, Alberto dan peserta retreat menyadari banyaknya orang miskin di jalan-jalan kota Santiago, dan kemudian mereka membuat "El Hogar de Christo" yang memberikan rumah penampungan bagi orang-orang miskin dan tidak memiliki rumah. Rumah pertama dibuka untuk anak-anak, lalu untuk wanita, dan terkahir untuk pria. Pada tahun 1945, Alberto pergi ke Amerika untuk mempelajari sebuah gerakan dan kemungkinan diterapkan dalam El Hogar. Pada tahun 1947, Alberto membentuk Asosiasi Pedagang di Chile (ASICH) setelah terinsiprasi dari Ajaran Sosial Gereja. Pada tahun 1951, Alberto mendirikan "Mensaje", yang dikenal sebagai gerakan Yesuit untuk menjelaskan doktrin-doktrin Gereja. Alberto Hurtado Cruchaga, S.J., meninggal dunia pada 18 Agustus 1952 di Santiago, Chile, karena sakit kanker pankreas. Pada 16 Oktober 1994, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II, dan pada 23 Oktober 2005, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://catholic.org/http://www.vatican.va/, dan http://en.wikipedia.org/

Sta. Yohana Delanoue

18 Agustus

Jeanne Delanoue lahir pada 18 Juni 1666 di Saumur, Anjou, Perancis. Ia adalah puteri bungsu dari duabelas bersaudara. Ayahnya meninggal dunia ketika ia berusia enam tahun, dan ibunya mulai menjalankan bisnis keluarganya dibantu Yohana, yang berkembang dengan pesat. Setelah kematian ibunya, saat Yohana berusia duapuluh tujuh tahun, Yohana mendapat panggilan, baik melalui pengelihatan, dan juga kunjungan seorang peziarah wanita tua, Frances Souchet, dari Rennes pada Hari Raya Pentakosta. Yohana mulai membuka perhatiannya kepada orang-orang miskin dan membantunya. Dari mulai mengunjungi orang-orang miskin, sampai kemudian banyak orang miskin mencari Yohana. Pada tahun 1700, ia menerima seorang anak ke dalam rumahnya, yang kemudian disusul oleh orang sakit, orang tua, dan orang miskin. Dengan banyaknya orang yang harus ia bantu, Yohana menggunakan sebuah gua kosong yang dibuat senyaman mungkin untuk membantu mereka. Dalam waktu empat tahun, karya Yohana menarik perhatian beberapa gadis muda untuk membantunya. Yohana kemudian mendirikan Kongregasi St. Anna dari Penyelenggaraan Ilahi (Sainte Anne de la Providence). Konstitusi kongregasi ini diakui pada tahun 1709 dan Yohana kemudian dikenal dengan nama Yohana dari Salib. Pada tahun 1715, rumah untuk orang miskin pertama di Saumur berhasil didirikan. Karyanya mulai cepat tersebar ke luar Saumur dan Keuskupannya. Yohana memiliki banyak komunitas, rumah untuk orang miskin, dan sekolah. Yohana Delanoue meninggal dunia pada 17 Agustus 1736 di Fencet, Perancis. Pada 5 November 1947, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XII, dan pada 31 Oktober 1982, ia dikanonisasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://www.indocell.net/yesaya/http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/, dan http://www.vatican.va/

Sta. Helena

18 Agustus

Flavia Julia Helena lahir sekitar tahun 248 di Drepanum, Turki. Helena menikah dengan Konstantinus Chlorus dan keduanya dikaruniai seorang putera bernama Kontantinus yang kemudian menjadi Kaisar Romawi. Helena ditinggalkan oleh suaminya demi untuk menikah lagi dengan anak-tiri dari Kaisar Maximinianus Herculius. Ketika puteranya Konstantin menjadi Kaisar menggantikan ayahnya, ia membawa Helena kembali ke istana dan memberikannya gelar Augusta, dan juga menjadi Ratu. Dikisahkan bahwa Helena menjadi seorang Kristen karena pengaruh dari Konstantin yang baru saja memenangi perang melawan Maxentius, atas bantuan Tuhan. Helena senang membantu orang-orang miskin, dan ia juga menyumbang dalam jumlah besar kepada setiap gereja yang ia kunjungi. Diusianya yang sudah senja, Helena masih melakukan perjalanan ziarah menuju Tahan Suci. Disana Helena bertekat untuk menemukan Salib Suci Yesus. Dikisahkan, pada tahun 326, Helena dan rombongannya berhasil menemukan tiga salib, dan atas saran dari Sto. Makarius dari Yerusalem, salib-salib itu disentuhkan kepada seorang wanita yang menderita sakit yang tidak dapat disembuhkan. Salah satu salib itu berhasil langsung menyembuhkan wanita itu dan dinyatakan sebagai Salib Suci. Bagian dari Salib Suci dikirim ke Roma dan Konstantinopel, sementara itu sebuah gereja didirikan ditempat dimana salib itu ditemukan. Helena meninggal dunia sekitar tahun 330 di Nikomedia, dihadapan puteranya.


Bto. Angelus Agustinus Mazzinghi

18 Agustus

Angelus Agustin Mazzinghi lahir pada sekitar tahun 1386 di Firenze, Florence, Italia. Pada sekitar tahun 1413, Angelus masuk Ordo Karmel dan dikenal sebagai anggota pertama Pembaharuan St. Maria Delle Selve. Ia ditahbiskan menjadi imam dua tahun kemudian dan bertugas berhomili di beberapa biara. Angelus sempat menjadi Prior untuk beberapa biara, dan dikenal karena homilinya akan Sabda Allah. Angelus Agustinus Mazzinghi, O.Carm., meninggal dunia pada 17 Agustus 1438 di Firenze, Florence, Italia. Pada 7 Maret 1761, ia dibeatifikasi oleh Paus Klement XIII.


dari sumber http://www.carmelnet.org/http://ocarm.org/http://www.karmelindonesia.org/, dan http://saints.sqpn.com/

Kemerdekaan Republik Indonesia

17 Agustus

Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."


Sto. Stefanus dari Hungaria

16 Agustus

Vaik atau Vojk lahir pada sekitar tahun 968 di Gran, Hungaria. Ia adalah putera dari kepala suku Magyar, Geza. Pada tahun 985, ia dibaptis bersama dengan ayahnya oleh Sto. Adalbert, Uskup Agung Praha. Ia kemudian mengganti namanya menjadi Stefanus. Stefanus kemudian menikah dengan Bta. Gisela, saudara dari Kaisar Sto. Henry II. Stefanus berjanji untuk menjadikan Hungaria kerajaan Kristen, dan untuk itu ia mengutus Abass Astricus menuju Roma untuk bertemu dengan Paus Silvester II. Paus Silvester mendukung keinginan Stefanus dan memberikam mahkota yang kemudian dimahkotai oleh Kaisar Otto III di Gran pada 17 Agustus 1001. Paus Silverster juga mendirikan Takhta Keuskupan di Hungaria. Stefanus menyerahkan Hungaria dibawah perlindungan Sta. Maria. Stefanus mendirikan biara di Yerusalem, serta rumah penginapan bagi para peziarah di Roma, Ravenna, dan Konstantinopel. Ia juga bersahabat baik dengan Sto. Bruno dari Querfurt dan Sto. Odilo dari Cluny. Bersama dengan Bta. Gisela, Stefanus memiliki seorang putera, Sto. Emerik. Stefanus meminta kepada Sto. Gerard Sagredo untuk mengajari Sto. Emerik. Sto. Emerik meninggal diusia yang sangat muda ketika berburu, dan hal ini sangat menyakiti hati Stefanus. Stefanus dari Hungaria meninggal pada 15 Agustus 1038 dan dimakamkan di samping Sto. Emerik di Stuhlweissenburg. Pada tahun 1083, ia dikanonisasi bersama dengan Sto. Emerik oleh Paus Sto. Gregorius VII.


dari sumber:
http://saints.sqpn.com/
http://catholic.org/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.catholicculture.org/
http://www.newadvent.org/