Pages

Sta. Maria Guyart dari Inkarnasi

30 April

Maria lahir pada 28 Oktober 1599 di Tours, Perancis. Ayahnya, Florent Guyart adalah seorang pedagang dan ibunya, Jeanne Michelet masih memiliki hubungan dengan keluarga bangsawan Barbon de la Bourdaisière. Sejak kecil, Maria sudah hidup dengan kekudusan dan juga merasakan panggilan Tuhan. Ketika berusia tujuhbelas tahun, ia menuruti kehendak orangtuanya untuk menikah dengan Claude Martin, seorang produsen sutra. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai seorang putera. Pernikahan Maria hanya berlangsung selama dua tahun karena Martin meninggal dunia. Ia kembali kepada orangtuanya dan tidak ingin menikah kembali. Maria kemudian bekerja sebagai penyulam. Pada 25 Maret 1620, ia mendapat pengelihatan yang mengubah hidupnya untuk kembali pada panggilannya. Pada Januari 1621, ia menitipkan anaknya kepada saudaranya, dan pada 25 Januari 1621, Maria bergabung dengan Ordo Ursulin di Tours, Perancis. Pada awalnya, Claude, anaknya menolak keputusan ibunya, bahkan ia ingin menerobos biara Ursulin, tetapi tidak berhasil. Setelah diberikan pengertian, Claude akhirnya dapat menerima, dan ia pada akhirnya menjadi seorang imam Benediktin dan menuliskan biografi Maria. Pada tahun 1633, Maria mengucapkan kaul terakhirnya dan memiliki nama Maria dari Inkarnasi. Maria kemudian memperoleh lagi sebuah pengelihatan untuk pergi ke sebuah tempat bernama Kanada. Maria mencari dukungan dan dana untuk pergi ke Kanada dan setelah terkumpul, ia pergi bersama Marie Madeleine de la Peltrie, seorang pendukung utamanya dan beberapa biarawati lainnya pada 3 April 1639 dari Dieppe. Maria mendarat di New France pada 4 Juli 1639 dan tiba disebuah tempat yang nantinya dikenal dengan nama Québec, Kanada. Pada tahun 1641, biara Ursulin berdiri dan Maria menjadi superiornya. Maria belajar bahasa setempat dari para Yesuit yang sudah terlebih dahulu berada disana. Maria menuliskan kamus Algonquin, Iroquois, Montagnais, dan Ouendat. Selain itu Maria juga menuliskan katekismus dalam bahasa Iroquois. Maria juga mengawasi pembangunan kembali biara Ursulin setelah terjadi kebakaran pada 29 Desember 1650. Pembangunan biara baru ini selesai pada 29 Mei 1651. Maria Guyart dari Inkarnasi, O.S.U., meninggal pada 30 April 1672 di Quebec, Kanada. Pada 22 Juni 1980, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II, dan pada 3 April 2014, ia dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.


Bto. Benediktus dari Urbino

30 April

Mark Passionei lahir pada 13 September 1560 di Urbino. Ia berasal dari keluarga bangsawan Passionei. Ayahnya adalah Dominic Passionei dan ibunya adalah Magdalen Cibo. Ia adalah anak ketujuh dari 11 bersaudara. Ayahnya meninggal ketika ia berusia empat tahun dan ibunya meninggal ketika ia berusia tujuh tahun. Mark kemudian belajar hukum di Perugia dan Padua, dan memperoleh gelar Doktor dalam usia yang masih muda. Ia kemudian bekerja pada rumah tangga Kardinal Peter Jerome Albani di Roma, tetapi ia kemudian berhenti. Mark kemudian bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin di Fano pada 1584 dan memperoleh nama Benediktus. Pada tahun 1590, Benediktus ditahbiskan sebagai seorang imam dan ia banyak berkotbah di desa dan juga di kota besar. Pada tahun 1600, ia dikirim menuju Bohemia bersama dengan Sto. Laurensius dari Brindisi. Disana mereka melawan ajaran sesat Portestanisme dan menumbuhkan kembali iman Katolik umat. Ia kembali pada tahun 1602 dan terus berkarya sebagai seorang pengkotbah. Benediktus dari Urbino O.F.M.Cap., meninggal dunia pada 30 April 1625 di Fossombrone, Italia, setelah menderita hernia. Pada 15 Januari 1867, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Pius IX.


Sto. Pius V

30 April

Paus Pius V adalah Paus ke-225 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 1566-1572. Antonio Ghislieri lahir pada 17 Januari 1504 di Bosco, Alessandria, Lombardy, Italia. Antonio merupakan putera dari Paolo Ghislieri dan Domenica Augeria. Walaupun keluarganya masih merupakan bangsawan, tetapi kehidupan keluarga Antonio tergolong miskin. Sejak kecil, Antonio menjadi seorang penggembala sampai ia belajar dan masuk Ordo Pengkotbah/ Dominikan pada tahun 1518 dan mengambil nama Michele. Pada tahun 1528, Michele ditahbiskan sebagai seorang imam, setelah menyelesaikan pendidikannya di Bologna. Selama enambelas tahun, Michele mengajar Teologi dan Filsafat, sampai ia menjadi pembimbing novis dan prior dalam beberapa wisma Dominikan. Michele kemudian ditunjuk sebagai inquisitor di Como dan Bergomo. Pada tahun 1551, Michele ditunjuk sebagai Komisaris Jendral Inquisitor Romawi. Pada tahun 1556, Michele ditahbiskan sebagai Uskup Nepi dan Sutri. Pada tahun yang sama, ia ditunjuk sebagai inquisitor untuk Milan dan Lombardy. Pada 15 Maret 1557, Michele diangkat menjadi Kardinal, dan pada 14 Desember 1558, ia menjadi Grand Inquisitor. Ia bersahabat dengan Sto. Karolus Borromeus. Pada tahun 1559, ia mengikuti konklaf yang memilih Paus Pius IV. Setelah kematian Paus Pius IV, Michele Ghislieri, O.P., terpilih sebagai Paus dengan nama Pius V, pada 7 Januari 1566. Masa kepausannya dimulai dengan tugas berat, yaitu mereformasi Gereja dengam mengimplementasikan hasil Konsili Trente. Paus Pius V mengeluarkan Brevir Romawi baru, Misa Romawi baru (Tridentine), Katekismus baru, dan membuka seminari-seminari baru di setiap Keuskupan. Paus Pius V menyatakan Sto. Thomas Aquinas, Sto. Athanasius dari Alexandria, Sto. Basilius Agung, Sto. Gregorius dari Nazianze, dan Sto. Yohanes Krisostomus sebagai Pujangga Gereja. Paus Pius V juga membentuk komisi untuk memperbaharui terjemahan Vulgata. Paus Pius V juga mengekskomunikasi Ratu Elisabeth I yang memperburuk hubungan Gereja Katolik dengan Kerajaan Inggris. Selain mengahadapi ajaran sesat Protestanisme, Paus juga harus menghadapi serangan bangsa Turki. Paus membentuk aliansi antara Vince dan Spanyol dan puncaknya adalah pertempuran Lepanto pada 7 Oktober 1571. Paus Pius V menyerukan semua umat Katolik untuk berdoa Rosario dan pertempuran itu berhasil dimenangkan secara ajaib oleh Aliansi Suci. Peristiwa ini membuat Paus Pius V menyatakan Minggu pertama bulan Oktober sebagai Pesta Rosario. Paus Pius V meninggal pada 1 Mei 1572 di Roma, Italia. Pada 1 Mei 1672, ia dibeatifikasi oleh Paus Klement X dan pada 22 Mei 1712, ia dikanonisasi oleh Paus Klement XI.


Sta. Katarina dari Siena

29 April

Katarina lahir pada 25 Maret 1347 di Siena, Tuscany, Italia. Ia adalah puteri dari Giacomo di Benincasa dan Lapa. Katarina hidup dalam keluarga menengah ke bawah, sehingga iapun tidak memperoleh pendidikan yang baik. Ketika berusia enam tahun, Katarina mendapat sebuah pengelihatan akan Yesus yang memberkatinya. Semenjak itu ia mengubah hidupnya dan mempersembahkan hidupnya kepada Kristus. Katarina bergabung dengan Ordo Ketiga Sta. Dominikus (T.O.S.D.). Pada tahun 1370, Katarina mendapatkan peneglihatan akan Neraka, Api Penyucian, dan Surga, yang disusul permintaan Ilahi untuk memasuki dunia publik. Katarina kemudian mencoba untuk mendamaikan peperangan yang terjadi antara Florence dan Takhta Suci. Katarina juga meyakinkan Paus Gregorius XI untuk kembali dari Avignon ke Roma dan melakukan reformasi. Pada tahun 1378, Katarina pergi ke Florence atas permintaan Paus Gregorius XI untuk mengusahakan perdamaian. Usaha Katarina tidak berjalan baik dan iapun kembali ke Siena. Skisma besar barat terjadi beberapa bulan kemudian, Paus Urbanus VI memanggilnya ke Roma untuk membantunya melakukan reformasi. Katarina kemudian mempersembahkan hidupnya untuk perdamaian akibat skisma yang terjadi dan untuk dosa-dosa seluruh dunia. Katarina dari Siena, T.O.S.D., meninggal dunia pada 29 April 1380 di Roma. Setelah kematiannya, semua orang dapat melihat stigmata yang sudah ia peroleh sejak tahun 1375. Salah seorang muridnya dan juga Bapa Pengakuannya adalah Bto. Raymundus dari Kapua menuliskan biografi Katarina. Pada tahun 1430, tubuh Katarina didapati tidak rusak dan pada Juli 1461, ia dikanonisasi oleh Paus Pius II. Pada 4 Oktober 1970, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Bto. Paulus VI.


Bto. Lukhesius

28 April

Lucchese Modestini lahir di Poggibonsi, Tuscany, Italia. Lukhesius menikah dengan Buonadonna, dan keduanya dikaruniai beberapa anak. Lukhesius pada awalnya adalah seorang pedagang yang tamak dan haus akan kekayaan. Dikisahkan, ketika berusia tigapuluh sampai empatpuluh tahun, Lukhesius kehilangan semua anak-anaknya, dan ia mulai bertobat. Lukhesius menjual semua hartanya dan menyisakan sedikit untuk hidupnya sehari-hari, serta membagikan harta-harta yang ia miliki kepada orang-orang miskin. Ketika Sto. Fransiskus dari Assisi datang ke Poggibonsi dan menyerukan pertobatan, Sto. Fransiskus mengunjungi Lukhesius dan memberitahukan keinginannya untuk mendirikan sebuah Ordo Ketiga. Lukhesius dan isterinya sangat tertarik dan menjadi Tertiaris pertama Ordo Pertobatan, atau lebih dikenal dengan Ordo Fransiskan Sekuler. Lukhesius kemudian mengikuti semangat kemiskinan Sto. Fransiskus. Ia memilih untuk hanya makan roti dan minum air saja, serta tidur di tanah yang kasar. Dikisahkan suatu ketika, Lukhesius memberi makan kepada para pengemis yang datang ke rumahnya sampai menghabiskan persediaan roti yang ada. Lukhesius kemudian meminta isterinya untuk mengambil roti di tempat penyimpanan, dan hal ini membuat isterinya marah, karena Lukhesius telah menghabiskan persediaan makanan bagi mereka. Ketika isterinya mengikuti kata Lukhesius, didapati mereka memiliki persediaan roti dengan kualitas terbaik yang sangat melimpah, dan hal ini menguatkan iman isterinya untuk lebih melayani. Ketika terjadi wabah penyakit, Lukhesius pergi membawakan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan. Lukhesius juga bersedia untuk mengemis bagi para korban wabah penyakit. Dikisahkan juga Lukhesius membuat mukjizat menyembuhkan orang-orang sakit. Ketika Lukhesius hampir meninggal dunia, dikisahkan ia dan isterinya sangat ingin untuk meninggal bersama, sehingga mereka berdoa kepada Tuhan. Tidak lama kemudian, isterinya jatuh sakit dan meninggal dunia. Lukhesius meninggal dunia pada 28 April 1260 di Poggibonsi, Tuscany, Italia. Ia dibeatifikasi oleh Paus Pius VI.


Minggu Paskah V

Tahun C

Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI

Sto. Louis Marie Grignion de Monfort

28 April

Louis Marie Grignion lahir pada 31 Januari 1673 di Monfort-La Cane, Brittany, Perancis. Ia adalah putera dari Jean Baptiste Grignion dan Jeanne Robert. Ketika ia berusia duabelas tahun, ia menjadi murid Kolose Yesuit di Rennes. Ia kemudian belajar di Paris dan pada tahun 1700, ia ditahbiskan menjadi Imam dan berkarya sebagai imam dalam sebuah rumah sakit. Louis kemudian mulai berkotbah dan ia selalu menyerukan devosi kepada Sta. Perawan Maria melalui Rosario. Louis juga memberikan perlawanan terhadap ajaran Jansenisme, sehingga iapun terusir dari Perancis. Ia kemudian dipanggil oleh Paus Klement XI dan diangkat sebagai Misionaris Apostolik yang membuatnya dapat berkarya kembali di Perancis. Louis juga bergabung dalam Ordo Ketiga Sto. Dominikus. Louis mendirikan dua Ordo Religius, yakni Suster Putri Kebijaksanaan (D.W.) untuk para biarawati dan Societas Mariæ Montfortana (S.M.M.) untuk para imam pada tahun 1765. Beberapa karya tulisannya masih dapat ditemukan, terutama yang berhubungan dengan devosi kepada Sta. Perawan Maria, melalui Rosario. Louis Marie Grignion de Monfort, S.M.M., meninggal dunia pada 28 April 1716 di Saint Laurent sur Sevre, Perancis. Pada 22 Januari 1888, ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII, dan pada 20 Juli 1947, ia dikanonisasi oleh Paus V. Pius XII.


Sto. Marsellinus

26 April

Paus Marsellinus adalah Paus ke-29 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 296-304. Ia diperkirakan lahir di Roma dan menjadi Paus pada 30 Juni 296. Selama kepausannya, ia memperluas pemakaman-pemakaman. Dimasa Kepausannya juga penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Diokletian dimulai. Diperkirakan Marselinnus meninggal secara wajar dua tahun setelah penganiayaan Kaisar Diokletian dilakukan, tetapi kisah lain mengisahkan ia meninggal dunia sebagai martir, bahkan ada yang mengisahkan ia sempat berapostasi dan memberikan persembahan kepada dewa-dewi Paganisme. Liber Pontificalis menuliskan bahwa Paus Marsellinus meninggal dunia sebagai seorang martir pada 25 Oktober 304 di Roma, Italia.


Sto. Anakletus (Kletus)

26 April

Paus Anakletus atau Kletus adalah Paus ke-3 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 76-88. Sangat sedikit informasi yang didapat tentang riwayat hidup Anakletus, diyakini ia lahir di Yunani. Dikisahkan Kletus dipertobatkan dan kemudian ditahbiskan oleh Sto. Petrus. Setelah kematian Paus Sto. Linus, Kletus terpilih sebagai Paus pada tahun 76. Kletus menahbiskan banyak imam. Paus Anakletus meninggal dunia sebagai martir dalam masa penganiayaan Kaisar Domitianus II pada tahun 88. Ia lebih dikenal karena perdebatan atas nama Kletus dan Anakletus yang oleh banyak pihak diduga merupakan orang yang berbeda.


Sto Rafael Arnaiz Baron

26 April

Rafael Arnaiz Baron lahir pada 9 April 1911 di Burgos, Spanyol. Ia adalah putera sebuah keluarga Kristen yang taat. Rafael memperoleh pendidikan awal melalui sekolah-sekolah yang dijalankan oleh Serikat Yesus. Penyakit yang mengganggu pendidikannya membuat ayahnya membawanya untuk dipersembahkan kepada Bunda Maria dari Pillar. Keluarga Rafael kemudian pindah ke Oviedo, dimana Rafael menyelesaikan sekolah lanjutannya. Pada tahun 1930, Rafael pergi berlibur ke tempat paman dan bibinya, bangsawan Maqueda. Mereka memperkenalkan Rafael akan kehidupan biara Trappist San Isidoro de Duenas, yang membuat Rafael merasa terpanggil. Rafael melanjutkan pendidikan arsitektur di Madrid, tetapi ia meninggalkan pendidikannya dan memilih bergabung dengan Ordo Trappist. Pada 16 Januari 1934, Rafael diterima di biara Trappist dan mulai dikenal sebagai Bruder Maria Rafael. Empat bulan kemudian, Rafael terserang penyakit diabetes yang membuatnya harus meninggalkan biara untuk menyembuhkan penyakitnya. Setelah sehat, Rafael kembali ke biara dan tidak lama kemudian terserang penyakit itu kembali. Hal ini terjadi antara tahun 1935-1937. Rafael kemudian menjadi oblat yang mengambil tempat paling akhir dan terpisah dari komunitas. Rafael juga tidak dapat mengikrarkan kaulnya karena kesehatannya menjadi penghalang sesuai dengan hukum kanon yang berlaku pada saat itu. Rafael Arnaiz Baron, O.C.S.O., meninggal dunia pada 26 April 1938 di Duenas, Palencia, Spanyol. Pada 27 September 1922, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II, dan pada 11 Oktober 2009, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.


dari sumber http://www.vatican.va/, http://www.catholic.org/, http://www.ocso.org/, dan http://saints.sqpn.com/

St. Markus

25 April

Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan Yesus ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.


dari sumber:
http://renunganpagi.blogspot.com/

Sto. Markus

25 April

Markus sering dikenal juga sebagai Yohanes Markus. Ia adalah putera dari Maria, sahabat para rasul. Markus juga merupakan sepupu dari Sto. Barnabas. Tidak diketahui pasti apakah Markus merupakan satu daru 72 murid Yesus, tetapi tradisi meyakini bahwa Markus adalah pemuda yang berhasil melarikan diri ketika Yesus ditangkap. Markus diyakini juga merupakan murid St. Petrus dan kemungkinan besar ia dibaptis oleh Sto. Petrus. Rumah Markus sering dijadikan tempat berkumpul setelah kenaikan Tuhan. Sto. Petrus yang baru saja keluar dari penjara menggunakan rumahnya sebagai tempat mengumumkan kebebasannya. Bersama dengan Sto. Barnabas, Markus pergi menyebarkan Injil ke Siprus. Kemudian diketahui bahwa ia pergi ke Roma dan sekitar tahun 60 ia menuliskan Injil Markus dalam bahasa Yunani, supaya dapat mudah dipahami oleh penduduk setempat. Markus kemudian pergi menyebarkan Injil ke Alexandria. Di sana ia mendirikan Gereja dan menjadi Uskup pertamannya. Markus meninggal pada 25 April 68 di Alexandria, Mesir, sebagai seorang martir. Relikuinya dibawa ke Venice dan dimakamkan di Basilika Sto. Markus.


Sta. Maria Eufrasia Pelletier

24 April

Rosa Virginia Pelletier lahir pada 31 Juli 1796 di Noirmoutier, Perancis. Ia adalah puteri dari Julian Pelletier, seorang dokter, dan Anne Mourain. Sebelum kelahiran Rosa, keluarganya diasingkan ke pulau Noirmoutier karena Revolusi Perancis. Rosa kehilangan ayahnya ketika berusia sepuluh tahun, dan setelah itu ibunya berusah untuk menghidupi keluarganya. Rosa dikirim ada sebuah sekolah berasrama di Tours. Ketika ibunya meninggal dunia, Rosa baru mendapat kabarnya setelah ibunya dimakamkan. Rosa kemudian bergabung dengan Kongregasi Santa Maria Pengasih bagi Pengungsi, yang biaranya tidak jauh dari sekolahnya. Pada awalnya keinginan Rosa ditentang, tetapi kemudian semua orang menyetujui keinginannya. Rosa mengikrarkan kaulnya pada 9 September 1817, dan memperoleh nama baru, Maria dari Sta. Eufrasia. Pada 26 Mei 1825, Maria ditunjuk sebagai superior biaranya. Ketika Maria merasakan perlunya perubahan dalam kongregasinya, ia menyampaikannya kepada superior jendralnya. Banyak pertentangan terhadap keinginan Maria, sehingga ia memilih keluar dan mendirikan kongregasi baru yang diberi nama Kongregasi Santa Maria Pengasih dari Gembala Baik. Maria diakui sebagai Superior Jendral pada 9 Januari 1831, dan pada 16 Januari 1835, Kongregasinya diakui oleh Paus Gregorius XVI. Maria Eufrasia Pelletier meninggal dunia pada 24 April 1868 di Angers, Perancis. Pada 30 April 1933, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 2 Mei 1940, ia dikanonisasi oleh Paus V. Pius XII.


dari sumber http://www.goodshepherd.com.au/, http://imankatolik.or.id/, http://saints.sqpn.com/, http://www.catholic.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Sto. Fidelis dari Sigmaringen

24 April

Markus Rey lahir pada tahun 1577 di Sigmaringen, Jerman. Ia adalah putera dari Johannes Rey. Markus belajar hukum dan filsafat di Universitas Freiburg. Ia juga sempat menjadi pengajar Wilhelm von Stotzingen.Setelah lulus dan memperoleh gelar, Markus bekerja sebagai pengacara dan banyak membela orang-orang miskin dan kecil. Markus meninggalkan pekerjaannya dan memutuskan untuk menjadi seorang imam dan bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin. Ia menjual semua hartanya dan membagikannya kepada orang miskin, dan juga para seminarian yang kurang mampu. Pada tahun 1612, ia diterima sebagai seorang Kapusin dan mengganti namanya menjadi Fidelis. Fidelis bertugas sebagai guardian, dan ketika terjadi epidemi, ia ikut memberikan perawatan, terutama kepada para prajurit. Fidelis kemudian ditugaskan untuk memimpin para Kapusin untuk berkotbah di Swiss melawan para Kalvinis dan Zwiglian. Fidelis kemudian juga ditunjuk oleh Kongregasi Propaganda Iman untuk tugas yang sama. Fidelis berhasil dalam kotbahnya dan hal ini juga yang membuatnya memperoleh ancaman dari para Kalvinis. Ditengah ancaman pembunuhan terhadap dirinya dan para Kapusin, Fidelis terus berkotbah, bahkan ia berhasil lolos dari penembakan yang dilakukan di Seewis. Di hari terakhir hidupnya, Fidelis masih sempat untuk mengaku dosa dan merayakan Misa sebelum ia didatangi oleh para Kalvinis yang memintanya untuk mengingari imannya. Dengan berani Fidelis mengungkapkan bahwa ia datang bukan untuk menerima kesesatan. Fidelis dari Sigmaringen, O.F.M.Cap., meninggal dunia pada 24 April 1622 di Grusch, Grisons, Swiss. Oleh Kongregasi Propaganda Iman, Fidelis dinyatakan sebagai martir pertamanya. Pada 24 Maret 1729, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XIII, dan pada 29 Juni 1746, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIV.


dari sumber:
http://imankatolik.or.id/
http://www.catholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://en.wikipedia.org/
http://www.newadvent.org/
http://www.americancatholic.org/

Bta. Helena dari Udine

23 April

Helena lahir pada tahun 1396 di Udine, Italia. Ia adalah puteri dari keluarga bangsawan Maniago. Ketika masih muda, Helena menikah dengan Antonio Cavalcanti, pada sekitar tahun 1414. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai enam orang anak. Helena kehilanggan Antonio yang meninggal dunia pada tahun 1441. Dikisahkan Helena memotong rambutnya dan menyimpannya bersama perhiasaanya pada peti Antonio. Helena kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Ketiga Sto. Agustinus, setelah mendengar homili dari seorang biarawan Agustinian, Angelo da San Servino. Helena banyak membantu orang-orang yang membutuhkan dengan perbuatan-perbuatan kasihnya. Ia banyak berdoa, berdevosi kepada Sengsara Kristus, dan mencintai Ekaristi. Helena sempat mengalami siksaan dalam hidupnya ini sampai depresi berat. Ia bahkan hampir saja melakukan bunuh diri, tetapi doa-doa yang ia lakukan menguatkannya. Selama menjadi anggota Ordo Ketiga, Helena memilih untuk tidur diatas tumpukan batu yang dialasi sedikit jerami. Helena dari Udine meninggal dunia pada 23 April 1438 di Udine, Italia. Pada 27 September 1848, kultusnya diakui oleh Paus Bto. Pius IX.


dari sumber http://www.osa-west.org/, http://saints.sqpn.com/, http://augustinians.net/, dan http://midwestaugustinians.org/

Sto. Georgius

23 April

Georgius lahir pada sekitar tahun 280 di Lydda, Syria. Ia adalah putera Gerontios, seorang perwira yang berasal dari Yunani, dan Polychronia. Diketahui bahwa Georgius dilahirkan dalam keluarga Kristen dan memperoleh pendidikan Kristen. Setelah kematian kedua orangtuannya, Georgius pergi menuju Nicomedia, untuk menjadi seorang prajurit. Nama besar ayahnya membuatnya diterima oleh Kaisar Diocletian. Georgius mendapat promosi menjadi pasukan kekaisaran yang bertugas melindungi Kaisar. Ketika Kaisar melancarkan penganiayaan terhadap umat Kristen, Georgius dengan berani menegur Kaisar yang membuatnya ditangkap. Kaisar berusaha untuk membujuk Georgius meninggalkan imannya, tetapi Georgius tetap pada imannya. Georgius mendapatkan berbagai siksaan sampai pada akhirnya ia dipenggal. Georgius meninggal dunia pada 23 April 303 di Nicomedia. Banyak yang meragukan kisah hidup Georgius, terutama dengan legenda ia membunuh seekor naga.


Sto. Adalbertus

23 April

Vojtěch lahir pada sekitar tahun 956 di Libice nad Cidlinou, Bohemia, Republik Ceko. Ia adalah putera sebuah keluarga bangsawan. Vojtěch memperoleh pendidikan dari Sto. Adalbertus dari Magdeburg, dan ketika dibaptis, ia mengambil nama Adalbertus dari gurunya. Pada Februari 982, Adalbertus ditunjuk sebagai Uskup Praha. Sebagai Uskup, Adalbertus berusaha melakukan pembaharuan dalam kehidupan para rohaniwan di Keuskupannya, tetapi hal ini mendapat pertentangan, sampai Adalbertus terusir dari Keuskupannya sendiri. Adalbertus mengungsi ke Roma, dan ia memilih untuk tinggal dan menjadi seorang biarawan Benediktin. Atas permohonan umatnya, Adalbertus diminta untuk kembali ke Praha, dan pada tahun 992, ia kembali dan disambut dengan sukacita. Adalbertus kemudian mendirikan biara Brevnov. Tidak lama kemudian, Adalbertus kembali terusir setelah ia mengekskomunikasi orang-orang yang melakukan pembunuhan terhadap seorang wanita yang dituduh berzina. Adalbertus kemudian kembali ke Roma, dan setelah itu ia memilih untuk menjadi seorang misionaris. Adalbertus menyebarkan Injil ke Hungaria, dan dikisahkan juga ia sempat ditunjuk sebagai Uskup Gnesen. Adalbertusk kemudian menyebarkan Injil ke Kerajaan Prussia. Usahanya cukup berhasil, tetapi menimbulkan kebencian dari para penganut dan pemuka Paganisme. Adalbertus kemudian ditangap dan dibunuh. Adalbertus, O.S.B., meninggal dunia pada 23 April 997 di Pomerania, Polandia. Pada tahun 999, ia dikanonisasi oleh Paus Silvester II.


dari sumber:
http://www.newadvent.org/
http://www.americancatholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.gcatholic.org/
http://www.catholic.org/
http://en.wikipedia.org/

Bto Egidius dari Assisi

23 April

Aegidius lahir sekitar tahun 1190 di Assisi, Umbria, Italia. Ia adalah seorang petani, dan ketika Sto. Fransiskus mulai berkarya, ia mendatanginya dan ingfin mengikuti cara hidupnya. Keinginan Egidius disambut baik oleh Sto. Fransiskus dan ia menjadi pengikutnya yang ketiga pada 23 April 1209. Egidius ikut bersama Sto. Fransiskus ketika akan meminta restu Paus Innosentius III atas aturan hidup Sto. Fransiskus. Egidius kemudian melakukan ziarah ke makam Sto. Yakobus di Compostela, kemudian juga ke Yerusalem. Ia juga mengunjungi tempat suci Sto. Mikael di Gunung Gargano, dan makam Sto. Nikolaus di Bari. Egidius kemudian hendak pergi ke Tunisia, untuk berkotbah kepada orang-orang Muslim. Tetapi umat Kristen di Tunis tidak menerimanya dan memulangkannya, karena mereka takut Egidius akan menimbulkan kekacauan. Egidius kemudian hidup untuk selalu membantu orang-orang yang ia temui. Pada tahun 1234, Egidius pindah menuju Monte Ripido, dekat Perugia. Egidius sempat bertemu dengan Sto. Bonaventura, ketika ia mengunjungi Perugia. Paus Gregorius IX mengagumi Egidius bahkan meminta nasehat Egidius untuk menjalankan tugasnya. Egidius dari Assisi meninggal dunia pada 23 April 1262 di Monte Ripido, Umbria, Italia. Pada tahun 1777, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius VI.


dari sumber http://en.wikipedia.org/, http://www.americancatholic.org/, http://www.catholic.org/, http://saints.sqpn.com/, dan http://secularfranciscans.org/

Sto. Caius

22 April

Paus Caius adalah Paus ke-28 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 283-296. Caius diyakini berasal dari Spalato, Dalmatia. Caius diyakini masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan Kaisar Diocletian. Ia juga merupakan paman dari Sta. Susanna. Pada 17 Desember 283, ia terpilih sebagai Paus menggantikan Paus Sto. Eutychianus. Yang paling diketahui dari masa Kepausan Paus Caius adalah aturan seseorang untuk dapat menerima Tahbisan Episkopat haruslah sudah menerima tahbisan atau menjadi penjaga pintu, lektor, exorsist, akolit, subdeakon, diakon, dan imam. Pada masa Kepausan Caius, Gereja masil dalam keadaan damai. Paus Caius meninggal dunia pada 22 April 296 dan tidak diketahui apakah sebagai martir atau bukan. Paus Caius dimakamkan di pemakaman Sto. Kallistus.


Sto. Soter

22 April

Paus Soter adalah Paus ke-12 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 166-175. Soter lahir di Fondi, Italia. Setelah kematian Paus Sto. Anisentus, Soter terpilih sebagai Paus pada tahun 166. Masa Kepausan Paus Soter diisi dengan mengeluarkan peraturan mengenai larangan seorang perawan yang telah diberkati untuk menyentuh Bejana Suci dan membakar dupa. Paus Soter juga mengatur Sakramen Perkawinan sah hanya jika diberkati oleh seorang imam. Paus Soter menyatakan Paskah sebagai sebuah festival di kota Roma. Paus Soter mewajibkan semua orang, kecuali mereka yang berada dalam dosa berat, untuk menerima Komuni pada Kamis Putih. Paus Soter juga menuliskan surat kepada Gereja di Korintus, tetapi surat ini tidak ditemukan. Paus Soter juga dikenal karena cinta kasihnya. Paus Soter meninggal dunia sebagai martir pada 22 April 175.


Bta. Maria Gabriella

22 April

Maria Sagheddu lahir pada 17 Maret 1914 di Dorgali, Sardinia, Italia. Ketika masih kecil, Maria dikenal sebagai anak yang keras kepala, kritis, suka memprotes, tetapi ia juga taat dan setia. Maria dapat menolak sebuah permintaan, tetapi kemudian ia menjalankannya juga. Ketika beranjak dewasa, Maria menjadi semakin lembut, dan tingkat kemarahannya berkurang. Maria mulai terlibat dalam doa serta pelayanan, dan ia bergabung dengan Azione Cattolic, sebuah kelompok orang muda Katolik. Ketika berusia duapuluh satu tahun, Maria memutuskan untuk bergabung dengan biara Trappist di Grottaferrata. Ketika dalam masa novisiat, Maria cemas akan kemungkinan ia dipindahkan. Maria mengikrarkan kaulnya, dan memperoleh nama Maria Gabriella. Ketika Abdis biara meminta doa bagi persatuan umat Kristen, Maria berdoa dan mempersembahkan dirinya. Maria yang sebelumnya sehat, tiba-tiba saja terserang tuberculosis. Maria Gabriella, O.C.S.O., meninggal dunia pada 23 April 1939 di Biara Trappist di Grottaferrata, Roma, Italia. Pada 25 Januari 1983, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber:
http://www.ocso.org/
http://www.trappists.org/
http://spirituality.ucanews.com/
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholic.org/
http://en.wikipedia.org/

Sto. Anselmus

21 April

Anselmus lahir pada tahun 1033 di Aosta, Piedmont, Italia. Ia adalah putera dari Gundulf, seorang Lombardia, dan Ermenberga, seorang Burgundy. Keluarganya merupakan keluarga bangsawan, yang pengaruhnya membuat Anselmus kesulitan untuk masuk biara. Ayahnya memperlakukannya dengan keras, karena tidak ingin Anselmus masuk biara. Setelah ibunya meninggal dunia, Anselmus meninggalkan rumahnya menuju Burgundy dan Perancis. Anselmus kemudian masuk biara di Bec, dan menjadi murid Lanfranc, yang pada saat itu menjadi Prior. Setelah Lanfranc ditunjuk sebagai Abas di Caen, Anselmus menggantikannya sebagai Prior, yang juga menimbulkan ketidak senangan para biarawan lainnya. Sebagai Prior, Anselmus banyak berkarya dalam tulisannya. Anselmus menjadi lebih dipandang dan berhasil menarik hati para biarawan yang tidak menyukainya. Anselmus sempat menjadi seorang pertapa selama tiga tahun. Setelah kematian Herluin, Abas dan pendiri biara Bec, Anselmus menggantikannya sebagai Abas. Saat menjadi Abas, Anselmus mengunjungi Lanfranc yang pada saat itu telah menjadi Uskup Agung Canterbury. Anselmus menjadi dikenal oleh para pejabat Gereja di Inggris. Setelah kematian Lanfranc, Anselmus ditunjuk menjadi Uskup Agung Canterbury oleh Raja William Rufus. Anselmus mengajukan syarat supaya Raja mengakui Paus Bto. Urbanus II sebagai Paus Gereja Katolik. Ia ditahbiskan sebagai Uskup pada 4 Desember 1093. Ketegangan mulai terjadi ketika Inggris memihak Antipaus Klement III, dan melarang Anselmus menemui Paus Bto. Urbanus II untuk menerima pallium. Masalah mereda ketika Raja William mengirim utusan untuk menemui Paus Bto. Urbanus II. Masalah lain kembali muncul ketika Anselmus diminta untuk membayar denda, yang ditolak oleh Anselmus. Anselmus diusir dari Inggris pada tahun 1097. Ia pergi ke Roma dan disambut oleh Paus Bto. Urbanus II. Pada Oktober 1098, Anselmus mengahadiri konsili Bari yang membahas permasalahan hubungan Gereja Roma dengan Yunani, terkait masalah teologis. Anselmus berhasil memberikan pembelaan terhadap masalah ini, selain itu konsili ini juga membahas kemungkinan untuk mengekskomunikasi Raja William. Ketika berada di Lyon, Anselmus mendengar kabar kematian Raja William, dan segera berkomunikasi dengan penggantinya, Raja Henry II, untuk kemungkinan ia  kembali ke Inggris. Pada tahun 1100, Anselmus kembali ke Inggris atas undangan Raja Henry II, tetapi masalah kembali muncul ketika Raja Henry berusaha mencampuri urusan Gereja. Anselmus kembali diasingkan dari Inggris menuju Roma, dan kembali pada tahun 1106 ketika hendak mengekskomunikasi Raja Henry II, sebelum pada akhirnya Raja Henry II memutuskan untuk tidak mencampuri urusan Gereja. Anselmus sangat menentang perdagangan manusia. Ia juga mendukung disiplin hidup selibat dalam kehidupan para rohaniawan, serta menambahkan nama-nama orang kudus dalam kalender liturgi Inggris. Anselmus meninggal dunia pada 21 April 1109, di Canterbury, Inggris. Pada tahun 1492, ia dikanonisasi oleh Paus Alexander IV. Pada tahun 1720, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Klement XI.


dari sumber:
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholic.org/
http://www.newadvent.org/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.catholicculture.org/

Minggu Paskah IV

Tahun C

"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu."


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI

Sta. Agnes dari Montepulciano

20 April

Agnes lahir pada tahun 1268 di Gracchiano-Vecchio, Tuscany, Italia. Ia adalah puteri dari keluarga bangsawan Segni. Ketika berusia sembilan tahun, Agnes meminta izin untuk menjadi biarawati dan tinggal di biara. Pada awalnya orangtuanya menentang permintaan Agnes, tetapi kemudian mereka mengizinkan Agnes untuk tinggal di biara Fransiskan di Montepulciano. Ketika berusia empatbelas tahun, Agnes ditunjuk untuk memimpin para biarawati di Procena sebagai Abdis. Paus Nikolaus IV memberikan dispensasi kepada Agnes dan juga meminta Agnes untuk menerima jabatan ini. AGnes banyak melakukan mukjizat dalam hidupnya, baik menyembuhkan orang, melayang, maupun mempebanyak makanan. Agnes kemudian memutuskan untuk meningglkan biara Fransiskan dan mendirikan biara Dominikan di Montepulciano pada tahun 1298. Agnes sempat melakukan ziarah ke Roma sebelum kesehatannya menurun. Agnes dari Montepulciano meninggal dunia pada 20 April 1317 di Montepulciano, Italia. Tubuhnya tidak mengalami kerusakan. Pada tahun 1534, ia dibeatifikasi, dan pada tahun 1726, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIII.


dari sumber http://www.catholic.org/, http://saints.sqpn.com/, http://www.catholicnewsagency.com/, http://nashvilledominican.org/, http://www.newadvent.org/, http://www.dominicans.ca/, dan http://en.wikipedia.org/

Bta. Maria dari Penjelmaan

18 April

Barbe Avrillot lahir pada 1 Februari 1566 di Paris Perancis. Ia adalah puteri dari Nicholas Avrillot, seorang pegawai pemerintah, dan Marie L'Huillier. Sejak kecil ia dititipkan pada bibinya, seorang biarawati Klaris di Longchamps. Barbe sempat berkeinginan untuk hidup religius sebagai biarawati, tetapi keluarganya menentangnya. Barbe kemudian menikah dengan Pierre Acarie, seorang bendaharawan kaya pada tahun 1584. Dari pernikahannya, Barbe dikaruniai enam orang anak. Kebahagiaan keluarga Barbe menghilang ketika Pierre bergabung dengan kelompok perlawanan terhadap Raja Henry IV yang pada saat itu adalah seorang Protestan. Pierre diasingkan dari Paris, sementara harta keluarganya dirampas oleh pemerintah. Barbe berjuang untuk menghidupi kelurganya dan melakukan berbagai karya sampai dengan empat tahun kemudian, ia memperoleh kembali harta keluarganya dan bersatu kembali dengan Pierre. Barbe mendapat bimbingan rohani dari Sto. Fransiskus dari Sales, dan juga beberapa orang lain, diantaranya adalah Sto. Vinsensius a Paulo. Barbe sangat terkesan dengan tulisan Sta. Teresa dari Avila. Barbe mengusahakan untuk menghadirkan para biarawati Karmel Sta. Teresa Avila untuk berkarya di Paris. Keinginannya terkabul setelah Raja Henry dan juga Paus Klement VIII memberikan izin. Barbe dibantu oleh keponakannya, Pierre de Berulle (Kardinal) dalam membimbing para biarawati yang datang dari Spanyol. Barbe membantu mendikikan biara di Pontoise(1605), Dijon(1605), dan Amiens(1606). Dikemudian hari, tiga puteri Barbe bergabung menjadi biarawati Karmel Tak Berkasut. Setelah kematian Pierre, Barbe kemudian bergabung juga dan memilih biara di Amiens yang jauh dari Paris, dan yang paling miskin. Barbe menerima nama baru, Maria dari Penjelmaan, dan memperoleh jubah pada 7 April 1614. Mari berkarya di dapur dan juga merawat orang-orang sakit. Karena alasan kesehatan, Maria dipindahkan ke biara Pontoise pada 7 Desember 1616. Maria dari Penjelmaan, O.C.D., meninggal dunia pada 18 April 1618 di Pontoise, Perancis. Pada 5 Juni 1791, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius VI.


dari sumber http://saints.sqpn.com/, http://carmelnet.org/, http://www.newadvent.org/, http://www.byzantinediscalcedcarmelites.com/, dan http://en.wikipedia.org/

Sto. Anisetus

17 April

Paus Anisetus adalah Paus ke-11 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 155-166. Anisentus lahir di Emesa, Syria dan merupakan putera dari Yohanes. Tidak banyak yang diketahui mengenai masa lalunya. Pada tahun 155, ia terpilih sebagai Paus menggantikan Paus Sto. Pius I. Selama masa Kepausannya, Paus Anisentus harus menghadapi ajaran sesat Gnostisisme dan Manicheisme, terlebih para tokoh ajaran sesat ini, Marcion, Marcellinus, Valentine, dan Cordo berada di Roma. Selain masalah ajaran sesat, Paus Anisentus juga dihadapi oleh persoalan perayaan Paskah pada Gereja-Gereja Timur, dimana Sto. Polikarpus dari Smyrna menemui Paus Anisentus untuk mendiskusikannya. Gereja-Gereja Timur terbiasa dengan merayakan Paskah pada tanggal 14 bulan Nisam, sementara Gereja Barat merayakannya pada hari Minggu dan Jumat. Diskusi ini tidak berjalan dengan baik, tetapi Paus Anisentus mengijinkan umat Gereja Timur untuk merayakan Paskah sesuai kebiasaan yang ada. Paus Anisentus juga membuat sebuah aturan agar semua rohaniwan laki-laki tidak memiliki rambut panjang, sehingga dapat dibedakan dengan umat awam. Pada masa Kepausannya juga, Gereja Katolik mengalami penganiayaan oleh Kaisar Marcus Aurelius. Paus Anisentus meninggal dunia pada tahun 166 sebagai seorang martir, walaupun tidak ada bukti yang menunjukan Paus Anisentus menjadi martir.


Bto. Baptista Spagnoli dari Mantua

17 April

Baptista Spagnoli lahir pada 17 April 1447 di Mantua, Italia. Ia adalah putera dari Peter Spagnoli, seorang bangsawan Spanyol yang bekerja pada keluarga kerajaan di Mantua. Pergaulan yang buruk dan membuat masalah membuat Baptista diusir oleh ayahnya. Ia pergi menuju Venesia, dan disana ia bertobat dan bergabung dengan Ordo Karmel dari Kongregasi Mantua di Ferarra. Ia mengikrarkan kaulnya pada tahun 1464. Baptista terpilih sebagai Vikaris Jendral kongregasinya selama enam periode. Baptista berpartisipasi dalam Konsili Lateran V pada tahun 1515. Paus Leo X memberikan tugas diplomatik untuk mendamaikan Perancis dengan Milan. Pada tahun 1513, Baptista ditunjuk sebagai Prior Ordo Karmel. Baptista juga sangat terkenal sebagai seorang penyair. Ia juga di sanjung oleh Shakespeare dalam karyanya, tetapi Baptista mendapat kritik karena penggunaan simbol Pagan dalam karyanya. Baptista Spagnoli dari Mantua, O.Carn., meninggal dunia pada 20 Maret 1516 di Mantua, Italia. Pada tahun 1890, ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII.


dari sumber http://ocarm.org/, http://www.carmelites.net/, http://carmelnet.org/, http://www.ocd.ie/, http://www.carmelite.org/, http://www.newadvent.org/, http://karmelindonesia.org/, http://www.discalcedcarmel.com/, dan http://saints.sqpn.com/

Sta. Bernadet Soubirous

16 April

Marie Bernarde Soubirous lahir pada 7 Januari 1844 di Lourdes, Perancis. Ia adalah puteri dari Francois Soubirous, seorang buruh dan Louise Casterot, seorang tukang cuci. Kehidupan keluarganya yang miskin membuat Bernadet memiliki penyakit asma. Pada 11 Februari 1858 peristiwa besar terjadi dalam kehidupan Bernadet. Bernadet ketika berjalan bersama saudara dan temannya, melihat penamapakan seorang wanita cantik di dekat sungai Gave. Bernadet sempat berdoa Rosario bersama wanita itu, sebelum wanita itu menghilang. Beberapa kali Bernadet mengunjungi tempat itu dan melihat wanita itu kembali dan menghilang. Pada tanggal 25 Maret, wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai yang dikandung tanpa noda dosa, sebuah dogma Gereja yang ditujukan kepada Bunda Maria. Bernadet menceritakan hal ini tetapi banyak orang tidak mempercayainya. Pastor Paroki maupun Uskup sangat berhati-hati dalam menanggapi kisah Bernadet. Sementara itu Bunda Maria terus menampakan dirinya kepada Bernadet dan memberikan beberapa pesan, termasuk untuk mendirikan sebuah gereja di tempat itu. Bunda Maria menampakan dirinya terakhir kali kepada Bernadet pada 18 Juli 1858. Bernadet banyak mencapat cibiran atas peristiwa yang terjadi pada hidup Bernadet. Bernadet kemudian memutuskan untuk bergabung dengan para biarawati Karitas di Nevers pada Juli 1866. Bernadet belajar membaca dan menulis. Beberapa bulan setelah masuk biara, kesehatannya memburuk, sehingga Bernadet diberikan Sakramen Pengurapan, dan diizinkan mengucapkan kaul. Sejak itu kesehatannya mulai membaik, dan Bernadet dapat berkarya sebagai perawat dan sacristan. Superiornya memperlakukannya dengan keras, tetapi Berndet menerima segala perlakuan itu. Bernadet Soubirous meninggal dunia pada 16 April 1879 di Nevers, Perancis. Tubuhnya tidak rusak tetapi para biarawati kemudian melindungi tubuhnya dengan lilin. Pada 14 Juni 1925, ia dibeatifikasi, dan pada 8 Desember 1933, ia dikanonisasi oleh Paus Pius XI.


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/, http://www.catholic.org/, http://www.bernadette-of-lourdes.co.uk/, http://www.marypages.com/, http://www.americancatholic.org/, http://saints.sqpn.com/, dan https://en.wikipedia.org/

Minggu Paskah III

Tahun C

Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI

Sto. Martinus I

13 April

Paus Martinus I adalah Paus ke-74 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 649-655. Martinus lahir di Todi, Tiber, Tuscany, dan merupakan putera dari Fabricius. Martinus sempat ditugaskan Paus Theodorus I untuk pergi ke Konstantinopel sebagai utusan Kepausan untuk menurunkan Patriark Phyrrus yang terpengaruh ajaran sesat. Martinus kemudian terpilih sebagai Paus menggantikan Paus Theodorus I pada 21 Juli 649, dan tidak meminta pengakuan dari pemerintah. Tidak lama kemudian ia mengadakan konsili di Lateran yang dihadiri sekitar 105 Uskup. Konsili ini membahas ajaran sesat Monotelitisme yang berkembang di Timur, dan juga yang mempengaruhi Patriark Phyrrus di Konstantinopel. Ajaran ini juga didukung oleh Kaisar Constans II. Atas perlawanannya, Kaisar mengirimkan Theodore Calliopas untuk membawa Paus Martinus ke Konstantinopel. Agar tidak terjadi pertumpahan darah, Paus Martinus menyerahkan dirinya dan pergi ke Konstantinopel sebagai tahanan. Paus Martinus dipenjara, disiksa, dan juga dihina sebagai seorang yang sesat. Ia ditahan di penjara Prandearia selama sembilanpuluh tiga hari, kemudian ia diadili dan permalukan, dan kemudian dipindahkan ke penjara Diomede selama delapanpuluh lima hari. Kematian Patriark Paulus nampaknya membuat Raja tidak menjatuhi hukuman mati kepada Paus Martinus, melainkan mengasingkannya ke Cherson. Tidak lama kemudian terjadi wabah kelaparan di Cherson dan Paus Martinus meninggal disana sebagai martir pada 16 September 655. St. Martinus merupakan Paus terakhir yang meninggal sebagai martir.


Sto. Stanislaus

11 April

Stanislaus lahir pada 26 Juli 1030 di Szczepanów, Polandia. Ia adalah putera dari Belislaus dan Bogna. Ia memperoleh pendidikan di sekolah katedral di Gniezno/Gnesen kemudian melanjutkan pendidikan di ibukota Polandia, dan Paris. Stanislaus ditahbiskan sebagai imam oleh Uskup Cracow, Lambert Zula. Ia bertugas di Czembocz dan dikenal akan kotbahnya untuk melawan melawan berbuat dosa. Setelah kematian Uskup Lamber Zula, Stanislaus ditunjuk sebagai penggantinya, tetapi ia baru menerima memilihannya setelah diperintahkan oleh Paus Alexander II. Sebagai Uskup, Stanislaus berusaha mengubah cara hidup umatnya agar jauh dari perbuatan dosa. Sebuah legenda berkembang dimana dikisahkan Stanislaus membangkitakn orang yang telah meninggal untuk menyelesaikan masalah sengketa tanah. Stanislaus dengan berani menegur Raja Boleslaw II, yang melakukan tindakan kejam dan tidak bermoral. Karena tidak dihiraukan, Stanislaus mengekskomunikasi Raja Boleslaw, dan memerintahkan seluruh imam untuk menghentikan Misa ketika jika Raja datang untuk ikut merayakan Misa. Raja Boleslaw menjadi marah dan memerintahkan prajuritnya untuk menangkap dan membunuh Stanislaus. Tidak satupun dari prajuritnya yang berani melakukannya, sehingga Raja sendiri yang turun tangan untuk membunuh Stanislaus ketika ia sedang merayakan Misa di Kapel Sto. Mikael. Stanislaus meninggal dunia pada 11 April/ 8 Mei 1079 di Cracow, Polandia. Pada 17 September 1253, ia dikanonisasi oleh Paus Innocentius IV.


dari sumber:
http://saints.sqpn.com/
http://en.wikipedia.org/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.newadvent.org/
http://www.americancatholic.org/
http://www.catholic.org/

Sto. Yohanes Baptista de la Salle

7 April

Jean Baptiste de la Salle lahir pada 30 April 1651 di Reims, Perancis. Ia adalah putera dari Louis de la Salle dan Nicolle de Moet de Brouillet, sebuah keluarga keturunan bangsawan yang kaya. Yohanes memperoleh pendidikan Kolose des Bons Enfants. Orangtuanya ingin agar Yohanes berkarir di bidang hukum, tetapi Yohanes memilih untuk mengikuti panggilan menjadi seorang Imam. Pada 18 Oktober 1670, Yohanes masuk Seminari St. Sulpicius di Paris. Setelah kedua orangtuanya meninggal dunia, Yohanes memutuskan untuk meninggalkan seminari pada 18 April 1672, untuk mengurus adik-adiknya. Setelah menyelesaikan tugas-tugasnya, Yohanes masuk kembali ke seminari, sampai ia ditahbiskan pada 9 April 1678 di Reims. Yohanes juga menjabat sebagai canon Katedral Reims. Pada Juni 1680, Yohanes menyelesaikan pendidikan doktorat teologi. Atas permintaan seorang imam, Yohanes diminta untuk mendampingi Kongregasi Suter-Suster dari Kanak-Kanak Yesus, yang baru saja didirikan, dan bertugas dalam pendidikan anak-anak perempuan miskin. Dalam perkembangannya, Yohanes kemudian mendirikan Bruder-Bruder Sekolah Kristen/ Institutum Fratrum Scholarum Christianarum (F.S.C.) untuk membantu pendidikan anak-anak laki-laki. Pada tahun 1690, Yohanes membuat aturan hidup bagi Tarekat yang ia dirikan. Yohanes mendirikan sekolah bagi anak-anak laki-laki yang miskin. Untuk lebih serius dalam misinya, Yohanes meninggalkan posisinya sebaga canon dan menjual semua harta yang ditinggalkan orangtuanya untuk dibagikan kepada orang miskin. Berbagai perubahan dilakukan oleh Yohanes dalam bidang pendidikan, terutama dalam hal penggunaan bahasa setempat dari pada bahasa Latin, selain itu pemisahan berdasarkan tingkatan-tingkatan dalam mengajar. Dalam menjalankan misinya, berbagai tantangan dan rintangan menghadang langkah Yohanes, mulai dari pertentangan dari berbagai pihak, penghianatan dari rekan-rekannya, dan juga serangan-serangan dari Jansenisme. Yohanes sendiri melakukan perlawanan terhadap aliran Jansenisme yang dikutuk oleh Gereja. Yohanes baanyak berkarya dalam menuliskan buku-buku pendidikan. Kesehatan Yohanes sering terganggu, karena penyakit asma dan rematik yang ia derita. Yohanes Baptista de la Salle meninggal dunia pada 7 April 1719 di Saint Yon, Rouen, Perancis. Pada 19 Februari 1888, ia dibeatifikasi, dan pada 24 Mei 1900, ia dikanonisasi oleh Paus Leo XIII.


dari sumber: 
https://www.catholic.org/
http://www.newadvent.org/
http://www.americancatholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.imankatolik.or.id/
http://yesaya.indocell.net/
http://www.gcatholic.org/

Minggu Paskah II

Minggu Kerahiman Ilahi

Setelah Yesus wafat di salib, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Pada waktu Yesus datang itu Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian Yesus berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah!” Tomas menjawab kepada-Nya, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya, “Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini. Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya oleh imanmu itu kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya.


Sto. Vincensius Ferrer

5 April

Vicente Ferrer lahir pada 23 Januari 1350 di Valencia, Spanyol. Ia adalah putera dari William Stuart Ferrer, seorang bangsawan Skotlandia, dan Constantia Miguel. Vincensius memperoleh pendidikan di Valencia, dan ketika berusia empatbelas tahun, ia menyelesaikan pendidikan filsafatnya. Pada tahun 1367, Vincensius bergabung dengan Ordo Pengkotbah atau Dominikan. Vincensius dipindahkan ke rumah studi di Barcelona, dan setelah mengikrarkan kaulnya, pada tahun 1370, ia mengajar filsafat di Lerida. Pada tahun 1377, Vincensius melanjutkan pendidikan teologi di Toulouse, Perancis. Vincensius menarik perharian Kardinal Pedro de Luna, yang kemudian menahbiskannya. Kardinal de Luna berhasil meyakinkan Vincensius untuk mendukung Kepausan Avignon. Pada tahun 1385-1390, Vincensius mengajar teologi di Katedral Valencia. Ketika Kardinal de Luna terpilih menjadi Anti-Paus Benediktus XIII, ia membawa Vincensius ke Avignon. Vincensius diberi kedudukan sebagai bapa pengakuan Anti-Paus Benediktus XIII, tetapi menolak jabatan yang lebih tinggi, termasuk gelar Kardinal. Suatu ketika, Vincensius mengalami sakit demam yang cukup parah. Vincensius mendapat penampakan Yesus yang didampingi oleh Sto. Dominikus dan Sto. Fransiskus dari Assisi, dan Vincensius diminta untuk berkotbah tentang pertobatan dan akan pengadilan terakhir. Vincensius berusaha meyakinkan Anti-Paus Benediktus XIII, agar ia diperbolehkan pergi untuk berkotbah, dan baru pada tahun 1399, Vincensius diizinkan pergi. Vincensius pergi berkotbah mulai dari Spantol, Perancis, Italia, Jerman, Swiss, Belanda, Inggris, Skotlandia, dan Irlandia. Vincensius juga sempat berkotbah di Granada yang pada saat itu masih dikuasai oleh orang-orang Muslim. Dalam kotbahnya, Vincensius banyak menekankan tentang pengadilan terakhir, dan banyak orang bertobat setelah mendengar kotbah-kotbahnya. Diantara mereka yang mendengarkan kotbah Vincensius adalah Paulus dari Burgos, seorang Rabbi, yang kemudian bertobat dan menjadi Uskup, Sto. Bernardinus dari Siena, yang diramalkan oleh Vincensius akan melakukan karya besar, dan Alfonso Borja, yang kemudian menjadi Paus Kallistus III. Dalam kotbahnya, diyakini Vincensius memiliki karunia untuk berbicara dalam berbagai bahasa, karena Vincensius berbicara dalam bahasa Latin. Sebelum berkotbah, Vincensius selalu berdoa terlebih dahulu. Vincensius banyak melakukan mukjizat. Vincensius juga berusaha untuk menghentikan Skisma Barat, dengan berusaha membujuk Anti-Paus Benediktus XIII untuk mengundurkan diri. Vincensius selalu mempersembahkan Misa setiap hari. Vincensius Ferrer, O.P., meninggal dunia pada 5 April 1419 di Vannes, Brittany, Perancis. Pada 3 Juni 1455, ia dikanonisasi oleh Paus Kallistus III.


dari sumber:
http://www.catholic.org/
http://www.newadvent.org/
https://www.americancatholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.hidupkatolik.com/
http://www.imankatolik.or.id/

Sto. Isidorus dari Sevilla

4 April

Isidorus lahir pada sekitar tahun 560 di Cartagena, Spanyol. Ia adalah putera dari Severianus dan Theodora. Ia juga merupakan saudara dari Sto. Leander dari Sevilla, Sto. Fulgentius dari Ecija, dan Sta. Florentina dari Cartagena. Isidorus menerima pendidikannya di sekolah Katedral Sevilla. Ia juga dididik secarak keras oleh Sto. Leander, yang juga adalah Uskup Sevilla. Dalam waktu singkat, Isidorus berhasil menguasai bahasa Latin, Yunani, dan Ibrani, tetapi hal ini juga membuat Isidorus tidak tahan. Isidorus pergi melarikan diri, tetapi diperjalanan ia melihat bagaimana aliran air mampu mengikiskan sebuah batu, sehingga ia kembali bersemangat dan kembali belajar dengan Sto. Leander. Isidorus menjadi seorang imam yang bekerja sama dengan Sto. Leander. Ketika Sto. Leander meninggal dunia, Isidorus dipilih untuk menggantikannya. Sebagai Uskup, Isidorus sangat berkeinginan untuk mempertobatkan bangsa Visigoth yang terpengaruh Arianisme. Isidorus membuka konsili Sevilla II pada 13 November 619. Isidorus mengutuk keras para pejabat Gereja yang melakukan penganiayaan terhadap biara-biara. Isidorus membuka konsili nasional di Toledo pada 5 Desember 633, yang dihadiri oleh seluruh Uskup Spanyol. Isidorus meminta setiap Keuskupan untuk memiliki sebuah seminari. Banyak karya yang dibuat oleh Isidorus baik berupa kamus, ensiklopedia, maupun catatan sejarah, dan Isidorus juga yang memperkenalkan karya Aristoleles kepada umat di Spanyol. Isidorus melanjutkan dan menyelesaikan pekerjaan Sto. Leander dalam menyususn Ritus Mozarabik, yang sampai saat ini masih digunakan, khususnya di Toledo. Isidorus dari Sevilla meninggal dunia pada 4 April 636, di Sevilla, Spanyol. Pada tahun 1772, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Innocentius XIII.


dari sumber:
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.catholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.newadvent.org/

Sto. Fransiskus dari Paola

2 April

Francesco lahir pada 27 Maret 1416 di Paola, Calabria, Italia. Ia adalah putera dari Giacomo dan Vienna d'Alessio. Kedua orangtuanya cukup lama mengharapkan kehadiran seorang anak, dan berdoa melalui perantaraan Sto. Fransiskus dari Assisi. Dikisahkan, ketika kecil, Fransiskus sempat sakit parah, dan orangtuanya berdoa melalui perantaraan Sto. Fransiskus dari Assisi. Fransiskus kecil sudah menunjukan sifat-sifat kekudusan. Ketika berusia tigabelas tahun, Fransiskus memutuskan untuk tinggal di sebuah biara Fransiskan. Satu tahun kemudian, ia dan orangtuanya pergi berziarah ke Assisi. Setelah itu, Fransiskus kembali ke Paola dan memutuskan untuk menjadi pertapa, pertama ia bertapa di tanah milik keluarganya, kemudian ia berpindah ke sebuah gua dekat pantai. Sekitar empat tahun kemudian, dua orang bergabung dengan Fransiskus dan mereka membuat tiga buah sel bagi pertapaannya dan sebuah kapel. Fransiskus meminta izin kepada Uskup Cosenza untuk mendirikan biara dan Fransiskus kemudian menamai kelompoknya dengan Pertapaan St. Fransiskus dari Assisi. Pertapaannya banyak menarik pengikut-pengikut baru. Komunitas Fransiskus memiliki sebuah kaul keempat, yakni berpantang dari produk-produk yang berasal dari hewan. Fransiskus kemudian mulai dikenal tidak hanya sebagai seorang pertapa, tetapi karena ia memiliki banyak karunia seperti meramal. Fransiskus meramalkan kota Otranto yang akan direbut oleh bangsa Turki dan akan direbut kembali oleh Raja Naples. Dikisahkan ketika Fransiskus hendak menyeberangi Selat Messina, seorang tukang perahu tidak bersedia membawanya, sehingga Fransiskus menggunakan jubah dan tongkatnya untuk menyeberang. Fransiskus dikisahkan dengan berani mengingatkan Raja Naples karena perbuatan-perbuatannya yang tidak baik, sehingga Fransiskus mendapatkan penganiayaan. Ketika Raja Louis XI sakit keras, ia mengirim utusan untuk meminta kehadiran Fransiskus, tetapi Fransiskus menolak permintaaanya, sampai Paus Sixtus IV meminta Fransiskus untuk pergi. Raja Louis XI meminta Fransiskus untuk menyembuhkannya, tetapi Fransiskus membimbing Raja Louis menghadapi kematian. Setelah Raja Louis meninggal dunia, Fransiskus diminta untuk tetap di Perancis oleh Raja Charles VIII. Raja mendirikan sebuah biara bagi Fransiskus di Plessis. Raja juga banyak meminta nasehat dari Fransiskus. Pada tahun 1474, tarekat yang didirikan oleh Fransiskus mendapatkan pengakuan dari Takhta Suci, dan Fransiskus mengubah namanya menjadi Ordo Minimi/ Ordo Minimorum (O.M.) pada tahun 1492. Fransiskus mendirikan ordo kedua bagi biarawati dan ordo ketiga bagi umat awam. Menjelang kematiannya, Fransiskus mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kematiannya. Satu hari sebelum kematiannya, ia mengumpulkan semua anggota komunitasnya dan memberikan pesan-pesan, serta menunjuk penggantinya. Fransiskus juga menerima Sakramen Mahakudus untuk terakhir kalinya. Fransiskus dari Paola, O.M., meninggal dunia pada 2 April 1507 di Plessis, Perancis. Pada tahun 1519, ia dikanonisasi oleh Paus Leo X. Pada tahun 1562, jasadnya yang tidak mengalami kerusakan dibakar oleh para pemberontak Protestan.


dari sumber:
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.hidupkatolik.com/
http://yesaya.indocell.net/
http://www.britannica.com/
http://www.marypages.com/
http://www.newadvent.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholicnewsagency.com/
https://www.americancatholic.org/
http://www.catholic.org/
http://www.gcatholic.org/

Sto. Nonius Alvares Pereira

1 April

Nuno Alvares Pereira lahir pada 24 Juni 1360 di Cernache do Bonjardim, Sertã, Castelo Branco, Portgual. Ia adalah putera dari Álvaro Gonçalves Pereira, seorang Ksatria Hospitalier, dan Iria Gonçalves do Carvalhal. Nonius lahir diluar pernikahan kedua orangtuanya, tetapi satu tahun setelah kelahirannya, ia memperoleh pengakuan termasuk dari pihak kerajaan, yang membuatnya dapat menerima pendidikan bagi anak-anak bangsawan. Ketika berusia tigabelas tahun, Nonius mengikuti jejak ayahnya dengan menjadi seorang Ksatria. Ketika berusia enambelas tahun, ia menikah dengan seorang janda, Leonor de Alvim. Dari pernikahannya ia dikaruniai dua orang putera, yang meninggal saat masih kecil, dan seorang puteri bernama Beatrice. Ketika terjadi perang antara Portugal dan Castilla, Nonius menjadi komandan perang bersama Raja Joao I, dan bahkan dalam kepemimpinannya, ia berhasil memenangkan pertempuran di Aljubarrota, yang mengakhiri perselisihan kedua negara. Dalam aktivitas militernya, Nonius tidak hanya mengandalkan kekuatan fisiknya, tetapi juga dengan kegiatan-kegiatan rohani. Ia sangat mencintai Ekaristi dan berdevosi kepada Bunda Maria, bahkan ia dikisahkan selalu berdoa sebelum berperang. Pada tahun 1387, Nonius kehilangan isterinya, Leonor, yang meninggal dunia. Setelah itu, Ia menolak untuk menikah kembali. Nonius banyak mendermakan kekayaannya kepada orang miskin, dan membangun biara dan gereja. Pada tahun 1423, setelah puterinya menikah dengan Alfonso, putera Raja Joao I, Nonius memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Karmel di Lisbon. Nonius mendapatkan nama baru, Nuno dari St. Maria. Ia ingin sekali pergi meninggalkan Portugal, tetapi atas desakan putera Raja, Nonius tetap tinggal di Portugal. Nonius melayani orang sebagai Bruder yang bertugas membuka pintu biara. Nonius dari St. Maria Alvares Pereira, O.Carm., meninggal dunia pada Minggu Paskah, 1 April 1431, di biara Karmel di Lisbon, Portugal. Pada 23 Desember 1918, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XV, dan pada 26 April 2009, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.


dari sumber: http://www.carmelia.net/, http://www.hidupkatolik.com/, http://ocarm.org/, http://www.vatican.va/, http://saints.sqpn.com/, http://www.gcatholic.org/, dan http://en.wikipedia.org/