Pages

Minggu Paskah

Pagi

Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus, dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Maka ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kubur-Nya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam dan melihat kain kafan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah juga Simon Petrus menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kafan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kafan itu, tetapi agak di samping, di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai ke kubur itu; ia melihatnya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci, yang mengatakan bahwa ia harus bangkit dari antara orang mati.

Vigili Paskah

Tahun C

Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan. Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga." Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu. Dan setelah mereka kembali dari kubur, mereka menceriterakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan kepada semua saudara yang lain. Perempuan-perempuan itu ialah Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria ibu Yakobus. Dan perempuan-perempuan lain juga yang bersama-sama dengan mereka memberitahukannya kepada rasul-rasul. Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu. Sungguhpun demikian Petrus bangun, lalu cepat-cepat pergi ke kubur itu. Ketika ia menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kapan saja. Lalu ia pergi, dan ia bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi.


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI

Jumat Agung

Jumat Agung

Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?" Jawab mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka: "Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah Dia," mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. Maka Ia bertanya pula: "Siapakah yang kamu cari?" Kata mereka: "Yesus dari Nazaret." Jawab Yesus: "Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi." Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya: "Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa." Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. Kata Yesus kepada Petrus: "Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?" Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar; dan Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: "Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa." Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar, tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk. Maka kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus: "Bukankah engkau juga murid orang itu?" Jawab Petrus: "Bukan!" Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka. Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya. Jawab Yesus kepadanya: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan." Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?" Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?" Maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu. Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: "Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?" Ia menyangkalnya, katanya: "Bukan." Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: "Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?" Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam. Maka mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: "Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?" Jawab mereka kepadanya: "Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!" Kata Pilatus kepada mereka: "Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu." Kata orang-orang Yahudi itu: "Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang." Demikian hendaknya supaya genaplah firman Yesus, yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?" Kata Pilatus: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?" Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." Kata Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?" Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya. Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?" Mereka berteriak pula: "Jangan Dia, melainkan Barabas!" Barabas adalah seorang penyamun. Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Lalu mereka menampar muka-Nya. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: "Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya." Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: "Lihatlah manusia itu!" Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: "Salibkan Dia, salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya." Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah." Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia, lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus: "Dari manakah asal-Mu?" Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya. Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?" Yesus menjawab: "Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya." Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar." Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!" Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!" Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. (19-16b) Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi." Jawab Pilatus: "Apa yang kutulis, tetap tertulis." Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian -dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu. Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia -supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci- :"Aku haus!" Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -sebab Sabat itu adalah hari yang besar- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan." Dan ada pula nas yang mengatakan: "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam." Sesudah itu Yusuf dari Arimatea -ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi- meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ.


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI

Kamis Putih

Kamis Putih

Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir. Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, rencana untuk mengkhianati Yesus. Yesus tahu, bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak mengerti sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya, “Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!” Jawab Yesus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya, “Barangsiapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!” Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia; karena itu Ia berkata, “Tidak semua kamu bersih.” Sesudah membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu.”


Senin Pekan Suci


Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermufakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI

Kabar Sukacita

25 Maret

Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.


Minggu Palma (Mengenang)

Tahun C

Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah." Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang." Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini. Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!" Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian. Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu." Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku." Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?" Jawab mereka: "Suatupun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang. Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi." Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup." Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia. Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita. Kata-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedang murid-Nya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka. Yudas mendekati Yesus untuk mencium-Nya. Maka kata Yesus kepadanya: "Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?" Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: "Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?" Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. Tetapi Yesus berkata: "Sudahlah itu." Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya. Maka Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah serta tua-tua yang datang untuk menangkap Dia, kata-Nya: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung? Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu." Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh. Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka. Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya lalu berkata: "Juga orang ini bersama-sama dengan Dia." Tetapi Petrus menyangkal, katanya: "Bukan, aku tidak kenal Dia!" Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!" Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: "Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea." Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam. Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. Dan orang-orang yang menahan Yesus, mengolok-olokkan Dia dan memukuli-Nya. Mereka menutupi muka-Nya dan bertanya: "Cobalah katakan siapakah yang memukul Engkau?" Dan banyak lagi hujat yang diucapkan mereka kepada-Nya. Dan setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka, katanya: "Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami." Jawab Yesus: "Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa." Kata mereka semua: "Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?" Jawab Yesus: "Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah." Lalu kata mereka: "Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri."Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya: "Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja." Pilatus bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya." Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini." Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya: "Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, Ia mulai di Galilea dan sudah sampai ke sini." Ketika Pilatus mendengar itu ia bertanya, apakah orang itu seorang Galilea. Dan ketika ia tahu, bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes, ia mengirim Dia menghadap Herodes, yang pada waktu itu ada juga di Yerusalem. Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apapun. Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia. Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus. Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka bermusuhan. Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin serta rakyat, dan berkata kepada mereka: "Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati pada-Nya. Dan Herodes juga tidak, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada suatu apapun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya." (Sebab ia wajib melepaskan seorang bagi mereka pada hari raya itu.) Tetapi mereka berteriak bersama-sama: "Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!" Barabas ini dimasukkan ke dalam penjara berhubung dengan suatu pemberontakan yang telah terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan. Sekali lagi Pilatus berbicara dengan suara keras kepada mereka, karena ia ingin melepaskan Yesus. Tetapi mereka berteriak membalasnya, katanya: "Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!" Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka: "Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahanpun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya." Tetapi dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut, supaya Ia disalibkan, dan akhirnya mereka menang dengan teriak mereka. Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan. Dan ia melepaskan orang yang dimasukkan ke dalam penjara karena pemberontakan dan pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka, tetapi Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan semau-maunya. Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami! Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?" Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia. Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah." Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: "Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!" Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: "Inilah raja orang Yahudi". Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!" Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri. Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu. Adalah seorang yang bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Besar, dan seorang yang baik lagi benar. Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu. Ia berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi dan ia menanti-nantikan Kerajaan Allah. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Dan sesudah ia menurunkan mayat itu, ia mengapaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan mayat. Hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai. Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat.


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI

Minggu Palma (Perarakan)

Tahun C

Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Ketika Ia telah dekat Betfage dan Betania, yang terletak di gunung yang bernama Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu: Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang bertanya kepadamu: Mengapa kamu melepaskannya? jawablah begini: Tuhan memerlukannya." Lalu pergilah mereka yang disuruh itu, dan mereka mendapati segala sesuatu seperti yang telah dikatakan Yesus. Ketika mereka melepaskan keledai itu, berkatalah orang yang empunya keledai itu: "Mengapa kamu melepaskan keledai itu?" Kata mereka: "Tuhan memerlukannya." Mereka membawa keledai itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan menolong Yesus naik ke atasnya. Dan sementara Yesus mengendarai keledai itu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan. Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat. Kata mereka: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!" Beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, tegorlah murid-murid-Mu itu." Jawab-Nya: "Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak."


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI

Sto. Turibius dari Mogrovejo

23 Maret

Toribio Alfonso de Mogrovejo y Robledo lahir pada 16 November 1538 di Mayorga de Campos, Leon, Spanyol. Ia adalah putera dari sebuah keluarga bangsawan. Turibius menyelesaikan pendidikannya dalam bidang hukum, dan bekerja sebagai pengacara, kemudian sebagai dosen hukum di Universitas Salamanca. Turibius kemudian ditunjuk sebagai kepala pengadilan Inquisitor di Granada, oleh Raja Phillip II, walaupun pada saat itu ia adalah seorang awam. Ketika terjadi kekosongan Takhta Keuskupan Agung Lima, Raja Phillip II menunjuk Turibius sebagai Uskup Agung Lima. Hal ini sangat ditentang oleh Turibius, tetapi dengan berbagai desakan, ia menerima keputusan ini. Pada tahun 1578, Turibius ditahbiskan sebagai Imam, dan pada tahun 1580, ia ditahbiskan sebagai Uskup. Setelah ditahbiskan sebagai Uskup, Turibius pergi menuju Peru dan tiba pada 24 Mei 1581. Pada awalnya, Turibius mengamati kehidupan umat dan rohaniwan di Keuskupannya. Kehidupan para koloni yang jauh dari ajaran Gereja membuat Turibius melakukan berbagai perubahan. Turibius juga memberikan perhatian kepada penduduk asli dengan mendirikan sekolah, dan rumah sakit. Dalam kerohanian, Turibius juga mengarahkan para rohaniwan untuk kembali kepada panggilan pelayanan mereka. Turibius mendirikan banyak kapel, biara, dan seminari pertama di Amerika. Turibius juga mempelajari bahasa setempat untuk dapat menyampaikan Injil kepada penduduk asli. Turibius juga mengadakan beberapa sinode di Keuskupannya. Turibius meramalkan sendiri bagaimana kematiannya. Turibius dari Mogrovejo meninggal dunia pada 23 Maret 1606 di Lima, Peru. Pada 2 Juli 1679, ia dibeatifikasi oleh Paus Innosensius XI, dan pada 10 Desember 1726, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIII.


dari sumber:
http://www.newadvent.org/
http://www.catholicnewsagency.com/
http://www.catholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.americancatholic.org/
http://www.gcatholic.org/
http://es.wikipedia.org/
http://en.wikipedia.org/

St. Yusuf

19 Maret

Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.


Atau


19 Maret

Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Seusai hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan. Karena tidak menemukan Dia, kembalilah orangtua Yesus ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari, mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya. Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka. Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret.


Sto. Yosef

19 Maret

Yosef kemungkinan besar berasal dari Bethlehem, karena ia berasal dari keluarga keturunan Daud. Ia kemudian menetap di Nazareth, dan bekerja sebagai tukang kayu. Yosef kemudian bertunangan dengan Maria, dan tidak lama kemudian Maria mengandung dari Roh Kudus. Pada awalnya Yosef ingin meninggalkannya, tetapi ia didatangi oleh malaikat Gabriel untuk meyakinkan Yosef bahwa bayi yang dikandung Maria berasal dari Roh Kudus. Tanpa ragu, Yosef mengambil Maria sebagai isterinya dan ketika dilakukan cacah jiwa oleh Kaisar Agustus, Yosef membawa Maria menuju Bethlehem. Yosef berperan sebagai pelindung Keluarga Kudus Nazareth, mulai dari kelahiran Yesus di Bethlehem, dimana Yosef harus berusaha mencari penginapan, sampai akhirnya ia hanya mendapatkan kandang domba. Kemudian malaikat Tuhan muncul dihadapannya kembali dan memerintahkannya untuk pergi ke Mesir bersama Maria dan Yesus. Yosef terus menjaga mereka sampai malaikat Tuhan datang kembali, untuk memintanya kembali ke Israel, dan Yosef memilih untuk menetap di Galileia di kota Nazareth. Kecintaan Yosef kepada Yesus dibuktikan dengan ia ikut mencari-Nya ketika berada di Yerusalem. Setelah itu tidak ada lagi yang diketahui tentang Yosef. Yosef diperkirakan meninggal sebelum Yesus memulai karyanya. Banyak kisah-kisah mengenai Sto. Yosef tetapi tidak dapat dibuktikan kebenarannya, seperti cerita Sto. Yosef adalah seorang yang sangat tua, atau ia menikah lagi dan memiliki beberapa orang anak. Dalam sejarahnya, Sto. Yosef pernah terlupakan, sebelum akhirnya Gereja menghormatinya sebagai pelindung Gereja Katolik, oleh Paus Bto. Pius IX. Paus Pius XII juga menyatakan Sto. Yosef sebagai pelindung para pekerja dan menetapkan Peringatan Sto. Yosef Pekerja pada awal bulan Maria. Namanya dimasukan kedalam Kanon Misa sejak tahun 1962.


Sto. Sirillus dari Yerusalem

18 Maret

Sirillus lahir sekitar tahun 315. Ia diyakini adalah putera dari sebuah keluarga Kristen. Tidak banyak yang diketahui mengenai masa kecilnya. Sirillus setelah menjadi diakon, ditahbiskan menjadi imam oleh Sto. Maksimus, Uskup Yerusalem. Sirillus mendapatkan tugas menjadi pengajar bagi para katekumen. Setelah kematian Sto. Maksimus, Sirillus terpilih sebagai Uskup Yerusalem menggantikannya. Hal ini tidak disukai oleh Acacius yang adalah seorang Uskup Arian di Kaisarea, karena Sirillus memiliki paham yang benar mengenai Kristus. Pada tahun 357, Sirillus menjual barang-barang gereja untuk membantu umat yang terserang kelaparan. Hal ini membuat Acacius menuduh Sirillus, sehingga Sirillus diasingkan. Sirillus mengungsi ke Tarsus sampai dengan bandingnya diproses. Pada tahun 359 diadakan konsili di Seleucia, dimana Acacius dikutuk dan diasingkan, sehingga Sirillus dapat kembali ke takhta Keuskupannya. Pada tahun 360, Sirillus kembali terusir, kali ini oleh Kaisar. Sirillus kembali pada tahun 361, saat Kaisar Julian naik takhta. Pada tahun 367, Sirillus kembali terusir oleh Kaisar Valens sampai dengan kematian Kaisar pada tahun 378. Sebelum kematiannya, Sirillus menghadiri Konsili Konstantinopel. Sirillus dari Yerusalem meninggal dunia pada tahun 386. Pada tahun 1882, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Leo XIII.


dari sumber:
http://www.newadvent.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholic.org/
http://www.imankatolik.or.id/

Bta. Marta

18 Maret

Aimee Adele Le Bouteiller lahir pada 2 Desember 1816 di Percy, Perancis. Ia adalah puteri dari Andrea dan Maria Francesca le Bouteiller Morel, sebuah keluarga petani dan penenun kain. Setelah kematian ayahnya, Adele membantu ibunya dengan menjadi petani. Ia kemudian mengambil pekerjaan sampingan sebagai pelayan untuk menambah penghasilan keluarga. Pada tahun 1841, Adele mengunjungi biara Saint Sauveur-le-Vicomte, dan memutuskan untuk bergabung. Ia diterima dan mengganti namanya menjadi Marta. Marta bertugas di dapur, di kebun, di tempat cuci, dan di peternakan. Ia juga ditugaskan untuk anggur dan sider, bahkan ia dikenal dengan sebutan "Suster Sider". Ketika terjadi perang antara Prancis dan Prussia, nama Marta dikenal oleh para prajurit Prancis, karena selalu memberikan perhatian kepada mereka yang berkunjung. Dikisahkan juga, karena doanya, Marta tidak pernah kehabisan anggur di biaranya. Marta memiliki hubungan yang sangat baik dengan Bta. Placida, dan berada di samping Bta. Placida ketika Bta. Placida memperoleh perlakuan buruk dari saudaranya, maupun disaat menjelang kematian Bta. Placida. Marta meninggal dunia pada 18 Maret 1883 di Saint Sauveur-le-Vicomte, Normandia, Perancis. Pada 4 November 1990, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://saints.sqpn.com/, http://www.catholic.org/, http://ncronline.org/, http://www.gcatholic.org/, dan http://en.santopedia.com/

Minggu Prapaskah V

Tahun C

Yesus pergi ke bukit Zaitun. Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI

Sta. Louisa de Marillac

15 Maret

Louisa de Marillac lahir pada 12 Agustus 1591 di Paris, Perancis. Ia adalah puteri dari Louis de Marillac, seorang bangsawan, dan Marguerite Le Camus. Ibunya meninggal dunia tidak lama setelah Louisa dilahirkan. Ketika ayahnya menikah kembali, Louisa dititipkan kepada bibinya yang juga merupakan biarawan Dominikan untuk memperoleh pendidikan. Louisa kemudian memiliki ketertarikan untuk menjadi seorang biarawati Capuchinesses pada usia enambelas tahun, tetapi pembimbing spiritualnya mencoba untuk mencegahnya. Ketika ayahnya meninggal, Louisa dihadapkan pada pilihan sulit dan iapun memilih untuk menikah dengan Antoine LeGras, sekretaris Maria de Medici, ratu Perancis. Pernikahannya yang bahagia membuahkan seorang putera pada 13 Oktober 1613. Louisa berkarya amal dalam membantu orang-orang miskin. Pada tahun 1619, ia berkenalan dengan Sto. Fransiskus dari Sales yang berada di Paris. Pada 21 Desember 1625, Louisa kehilangan suaminya, setelah menderita penyakit yang berkepanjangan. Ia kemudian berkenalan dengan Sto. Vinsensius de Paulo, yang baru mendirikan Kongregasi Misi. Sto. Vinsensius kemudian menjadi pembimbing spiritualnya. Louisa membantunya dalam karya Pesaudaraan Kasih pada paroki-paroki di Paris. Pada 29 November 1633, ia melatih wanita-wanita muda di rumahnya untuk melayani kebutuhan orang-orang miskin, dan menjadi awal berdirinya Putri-Putri Kasih Sto. Vinsensius de Paulo. Pada tahun 1634, Louisa mengucapkan kaul dan pada 1655, kongregasi ini mendapat pengakuan. Louisa de Marillac, D.C., meninggal dunia pada 15 Maret 1660 di Paris, Perancis. Pada 9 Mei 1920, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XV dan pada 11 Maret 1934, ia dikanonisasi oleh Paus Pius XI.


dari sumber http://www.newadvent.org/http://famvin.org/http://www.catholic.org/http://www.americancatholic.org/, dan http://saints.sqpn.com/

Sto. Klemens Maria Hofbauer

15 Maret

Yohanes Dvorak lahir pada 26 Desember 1761 di Tasswitz, Moravia. Ia adalah putera dari seorang tukang daging. Keluarganya mengganti nama keluarganya menjadi Hofbauer, yang merupakan bahasa Jerman dari Dvorak. Ayahnya meninggal ketika ia berusia enam tahun, dan ketika Yohanes memiliki keinginan untuk menjadi imam, keluarganya tidak mampu untuk menyekolahkannya. Ketika berusia limabelas tahun, Ia kemudian menjadi asisten pembuat roti di sebuah biara di Bruck, Jerman, dan pada saat itu juga, ia menjadi seorang pertapa. Ketika Kaisar Yoseph II melarang biara-biara dan pertapaan, Yohanes bekerja sebagai tukang roti di Vienna, Austria. Disana ia berteman dengan Peter Kunzmann, dan atas izin Mgr. Chiaramonti, Uskup Tivoli (Paus Pius VII) mereka tinggal dalam sebuah pertapaan. Yohanes mengganti namanya menjadi Klemens. Pada tahun 1780-1784, ia berkuliah di Vienna dan Roma, dan kemudian ia bergabung dengan Kongregasi Redemptoris (C.SS.R) di San Giuliano, dan mengambil nama Maria. Ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1785 dan ditempatkan di Vienna. Kaisar Yoseph II, kemudian menutup tempatnya berkarya, sehingga ia pergi bersama Peter Kunzmann dan beberapa orang lainnya untuk berkarya di Warsaw, Polandia. Selama duapuluh tahun mereka berkarya pada orang-orang miskin, mendirikan sekolah dan panti-asuhan, dan juga memperkenalkan Kongregasi Redemptoris. Ia juga menjadi pembimbing spiritual dari V. Yoseph Passerat. Klemens juga mengirimkan misionaris dari Polandia ke Jerman dan Swiss. Pemerintahan Napoleon menghentikan semua karyanya di Polandia. Klemens kembali ke Vienna, dimana ia menjadi imam bagi para biarawati Ursuline. Ia mendirikan Kolose Katolik di Vienna, memperbaharui dan merevitalisasi iman Katolik umat, dan menentang berdirinya Gereja nasional Jerman dan paham Yosephinisme. Atas tindakannya, ia hampir saja diusir dari Austria, tetapi kemudian Kaisar Francis I membelanya. Klemens Maria Hofbauer, C.SS.R., meninggal dunia pada 15 Maret 1820 di Vienna, Austria. Pada 29 Januari 1888, ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII dan pada 20 Mei 1909, ia dikanonisasi oleh Paus Sto. Pius X.


Paus Fransiskus

2013-Sekarang

Paus Fransiskus adalah Paus ke-266 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 2013-sekarang. Jorge Mario Bergoglio lahir pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina. Ia adalah putera dari seorang imigran Italia yang bekerja sebagai buruh kerata api. Saat remaja, Bergoglio harus kehilangan satu paru-parunya. Bergoglio menyelesaikan pendidikan kimia sebelum ia masuk seminari di Villa Devoto. Ia bergabung dengan Serikat Yesus pada 11 Maret 1958, dan ditahbiskan sebagai Imam pada 13 Desember 1969. Ia menyelesaikan pendidikan Teologi di San Miguel, setelah itu ia mengajar teologi dan menjadi kepala Novis di San Miguel. Pada tahun 1973 ia menjadi Provinsial Serikat Yesus di Argentina. Pada tahun 1980, Bergoglio menjadi rektor fakultas Filsafat dan Teologi di San Miguel. Bergoglio melajutkan pendidikan ke Jerman dan setelah itu ia kembali ke Cordoba untuk bertugas sebagai pembimbing spiritual. Pada 20 Mei 1992, Bergoglio ditunjuk sebagai Uskup Auksiler Buenos Aires. Pada 3 Juni 1997, ia ditunjuk sebagai Uskup Kuadjutor Buenos Aires, dan resmi menjadi Uskup Agung Buenos Aires pada 28 Februari 1998. Bergoglio juga ditunjuk sebagai Ordinariat Ritus Timur di Argentina. Pada 21 Februari 2001, ia diangkat sebagai Kardinal oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II. Kardinal Bergoglio kemudia ditunjuk sebagai Presiden Konfrensi Uskup Argentina. Sebagai seorang Uskup, Bergoglio sangat menentang keras aborsi, euthanasia, dan homoseksualitas. Bergoglio juga hidup sederhana, dan memilih untuk tinggal pada sebuah apartemen dari pada tinggal di wisma Keuskupan. Ia juga menolak menggunakan mobil Keuskupan dan memilih menggunakan bis kota. Ia melayani orang-orang miskin, cacat, sakit, dan terpinggirkan, dan sudah menjadi tradisinya untuk merayakan Kamis Putih bersama mereka. Pada 15 April 2005, ia sempat dituduh terlibat dalam penculikan dua orang imam Yesuit, ketika Begoglio masih menjabat sebagai Provinsial, tetapi tidak ada cukup bukti yang dapat memberatkannya. Pada tahun 2005, Bergoglio mengikuti konklaf yang memilih Paus Benediktus XVI sebagai Paus. Pada 28 Februari 2013, Paus Benediktus XVI mengundurkan diri, dan Bergoglio terpilih menajadi Paus pada 13 Maret 2013, dan mengambil nama Paus Fransiskus. Paus Fransiskus menjadi Paus Amerika pertama, Paus Yesuit pertama dalam sejarah Gereja Katolik. Setelah menjadi Paus, Fransiskus tidak meninggalkan kehidupannya yang sederhana. Satu hari setelah terpilih, ia pergi bersama para kardinal menggunakan bis, bukan dengan mobil kepausan yang telah disiapkan untuknya. Ia mengunjungi Basilika Sancta Maria Maggiore, untuk berdoa kepada Bunda Maria. Paus Fransiskus mengejutkan dunia dengan memilih untuk merayakan Kamis Putih bersama dengan para tahanan anak-anak. Pada 23 Maret 2013, menjadi momen bersejarah, dimana Paus Fransiskus mengunjungi Benediktus XVI di Castel Gandolfo.


Sto. Ludovikus dari Casoria

13 Maret

Archangelo Palmentieri lahir pada 11 Maret 1814 di Casoria, Naples, Italia. Sebelum menjadi biarawan, ia adalah seorang pembuat lemari. Pada tahun 1832, ia bergabung dengan Ordo Fransiskan, dan mengambil nama Ludovikus. Lima tahun setelah ditahbiskan, ia mengajar kimia, fisika, dan matematika, kepada anggota muda di provinsialnya. Pada tahun 1847, akibat sebuah peristiwa mistik, ia mengubah hidupnya. Ludovikus menjadi mengabdikan dirinya pada orang miskin dan lemah, mendirikan klinik, dan panti asuhan. Pada tahun 1852, ia membuka sekolah bagi anak-anak keturunan Afrika. Ludovikus juga mendirikan institut untuk anak-anak bangsawan, dan juga institut bagi para anak yatim-piatu. Ia juga berkarya kepada orang-orang bisu-tuli, tuna netra, orang-orang jompo, dan para wisatawan. Atas saran dari berbagai pihak, pada tahun 1859, ia mendirikan kongrgasi Ordo Ketiga Fransiskan di San Pietro. Kongregasi ini juga dikenal dengan  Kongregasi Bruder-Bruder Kasih. Tiga tahun kemudian ia mendirikan Kongregasi Suster-Suster dari St. Elisabeth. Sembilan tahun sebelum meninggal, Ludovikus terserang penyakit yang serius dan menyakitkan. Ludovikus dari Casoria, O.F.M., meninggal pada 30 Maret 1885 di Pausilippo, Italia. Pada 18 April 1993, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II, dan pada 23 November 2014, ia dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.


dari sumber:
http://www.franciscan-sfo.org/
http://en.wikipedia.org/
http://www.americancatholic.org/
http://catholic.org/

Sto. Aloysius Orione

12 Maret

Aloysius Orione lahir pada 23 Juni 1872 di Pontecurone, Allesandria, Italia. Ketika berusia tigabelas tahun, Ia bergabung dengan Ordo Fransiskan di Voghera, Italia, tetapi satu tahun kemudian ia keluar karena kesehatannya menurun. Pada tahun 1886-1889, ia menjadi murid Sto. Yohanse Bosko di Oratori Valdocco di Turin. Ia hadir pada saat pemakaman Sto. Yohanes Bosko dan ia disembuhkan dari penyakitnya pada saat itu. Pada 16 Oktober 1889, ia masuk seminari di Tortona. Pada 3 Juli 1892, ia membuka oratori pertama di Tortona yang melayani pelatihan kepada anak-anak laki-laki Kristen. Pada 15 Oktober 1893, ia memulai membuka sekolah bagi anak-anak laki-laki miskin di San Bernardino. Pada 13 April 1895, ia ditahbiskan sebagai seorang imam, dan tidak lama berselang, ia membuka wisma baru di Mornico Losana, Sicilia, Italia. Dari sini mulailah berdiri Karya Kecil Penyelenggara Ilahi. Pada tahun 1889, ia mendirikan Pertapa Penyelenggaraan Ilahi dan pada 21 Maret 1903, Mgr. Igino Bandi, Uskup Tortona mengakui Putera Penyelenggara Ilahi (F.D.P), sebuah kongregasi untuk Imam, Bruder dan Pertapa dalam Karya Kecil Penyelenggara Ilahi. Mereka mengucapkan kaul keempat yaitu kesetiaan kepada Paus. Pada tahun 1908, ia membantu para korban gempa bumi di Reggio dan Messina, dan Paus Sto. Pius X mengangkatnya sebagai Vikaris Jendral Keuskupan Messina selama tiga tahun. Pada 29 Juni 1915, Aloysius Orione mendirikan lagi Misionaris Kecil Suster-Suster Kasih, Suster-Suster Buta dari Adorasi Sakramen Mahakudus, dan Suster-Suster Kontemplatif dari Yesus Tersalib. Ia juga mendirikan asosiasi bagi para umat awan. Seiring Perang Dunia I, karya-karyanya meningkat dalam bentuk sekolah, maupun rumah karya, dan penampungan bagi para korban. Karya misionarisnya dimulai pada tahun 1913 ke Brazil, lalu ke Argentina dan Uruguar, Palestina, Polandia, Rhodes, Amerika, Inggris dan Albania. Pada tahun 1921-1922 dan 1934-1937, ia sendiri pergi sebagai misionari ke Brazil, Argentina, Uruguay, sampai dengan Chile. Ia membuat tempat ziarah Bunda Maria di Tortona dan Fumo. Pada 12 Maret 1940, Aloysius Orione, F.D.P., meninggal dunia di San Remo, karena sakit. Pada tahun 1965, tubuhnya ditemukan utuh saat dilakukan penggalian. Ia dibeatifikasi pada 26 Oktober 1980 dan dikanonisasi pada 16 Mei 2004, oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


Empatpuluh Martir Suci

10 Maret

Empatpuluh Martir Suci adalah sebuah kelompok pasukan Romawi dari Legio XII Fulminata, yang menjadi martir karena mempertahankan iman mereka sebagai seorang Kristen, pada masa penganiayaan Kaisar Licinius. Mereka ditelanjangi pada sebuah kolam beku di malam yang dingin. Sementara itu, sebuah kolam dengan air hangat, dan makanan yang hangat disediakan bagi siapa saja yang menyangkal iman mereka. Dikisahkan, seorang tentara menyangkal imannya, tetapi tentara lain yang tidak beriman, memilih untuk menggantikan tempatnya. Keempatpuluh martir suci meninggal dunia pada sekitar tahun 320 di Sebaste, Armenia. Kemartiran mereka dikisahkan oleh Sto. Basilius Agung.


dari sumber:
http://www.catholic.org/
http://www.catholicculture.org/
http://www.newadvent.org/
http://catholicsaints.info/
http://en.wikipedia.org/

Minggu Prapaskah IV

Tahun C

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."


dari sumber Alkitab Deuterokanonika, LAI-LBI

Sta. Fransiska dari Roma

9 Maret

Fransiska Bussa di Leoni lahir pada tahun 1384 di Roma, Italia. Ia adalah puteri dari Paolo Bussa, seorang bangsawan, dan Jacobella di Roffredeschi. Fransiska sangat ingin hidup untuk melayani Tuhan, tetapi ketika berusia tigabelas tahun, ia dinikahkan oleh ayahnya dengan Lorenzo de Ponziani, seorang anak keluarga bangsawan kayam dan juga komandan pasukan Kepausan. Fransiska pada awalnya merasa terpaksa atas pernikahannya, tetapi ia berusaha untuk terus mengikuti kehendak Allah. Bersama dengan saudara iparnya, Vannoza, Fransiska banyak beramal kepada orang-orang miskin dan sakit. Pernikahannya dengan Lorenzo kemudian dikaruniai dua orang putera, Battista dan Evangelista, dan seorang puteri, Agnes. Skisma di Gereja Roma membuat perang yang berakibat buruk pada rumah tangga Fransiska. Lorenzo ditahan, dan Battista dijadikan sandera. Semua harta benda Fransiska dirampas dan rumahnya dihancurkan. Tidak hanya itu, Fransiska juga kehilangan puteranya, Evangelista, dan puterinya, Agnes, karena wabah penyakit yang menyerang. Fransiska tidak larut dalam kesedihan, tetapi ia menggunakan rumahnya untuk membantu orang-orang disekitarnya. Fransiska dikaruniai pengelihatan terhadap malaikat pelindungnya, yang selalu membantunya sebagai pemberi saran. Fransiska kemudian bersatu kembali dengan Lorenzo, serta puteranya, Battista. Ia kemudian mendirikan sebuah Kongregasi, Oblate Tor di Specchi (Collatines) yang berafiliasi dengan Ordo Benediktin. Setelah kematian Lorenzo pada tahun 1436, Fransiska bergabung dengan Kongregasi yang ia dirikan dan menjadi superiornya. Fransiska dari Roma, Obl.S.B., meninggal dunia pada 9 Maret 1440 di Roma. Pada 29 Mei 1608, ia dikanonisasi oleh Paus Paulus V.


Sto. Yohanes a Deo

8 Maret

Juan Ciudad lahir pada 8 Maret 1495 di Montemoro Novo, Evora, Portugal. Ia adalah putera dari sebuah keluarga Kristen yang miskin. Ketika berusia delapan tahun, Yohanes pergi meninggalkan rumahnya bersama dengan seorang imam menuju Oropesa, Toledo, Spanyol. Yohanes tinggal dan menjadi gembala di rumah Francisco Mayoral. Ketika hendak dinikahkan dengan puteri Francisco, Yohanes memilih untuk menjadi tentara bayaran Spanyol dalam perang melawan Perancis. Setelah itu, Yohanes ikut berperang melindungi Austria dari serangan Turki. Yohanes kemudian kembali ke Montemoro Novo dan mendapati keluarganya telah meninggal. Yohanes kembali ke Spanyol dan memulai perjalanannya dari Sevilla menuju Gibraltar dan berakhir di Granada. Yohanes sempat menjadi penjual barang-barang rohani, dan menjadi pelayan bagi sebuah keluarga bangsawan yang diasingkan. Yohanes sempat berkeinginan untuk pergi ke Afrika untuk menebus orang-orang Kristen yang menjadi budak, dan Yohanes ingin menjadi martir disana. Dalam sebuah penampakan, Yohanes dikisahkan bertemu dengan kanak-kanak Yesus yang memanggilnya dengan nama Yohanes dari Tuhan. Pada tahun 1537, Yohanes mendengarkan kotbah dari Sto. Yohanes dari Avila yang sangat mengguncangkannya dan membuat Yohanes menjadi seperti orang gila. Yohanes sempat dirawat di rumah sakit dan melalui bimbingan Sto. Yohanes dari Avila, Yohane kembali menemukan kedamaian hatinya. Yohanes kemudian memulai karyanya merawat orang sakit dan orang miskin. Ia menyewa sebuah rumah di Granada untuk menampung dan merawat orangsakit dan miskin. Untuk memenuhi kebutuhannya, Yohanes tanpa merasa malu mengemis. Banyak orang kemudian membantu baik sebagai donatur maupun relawan. Komuntas ini bahkan memiliki jubah yang diberikan oleh Uskup Tuy. Yohanes kemudian berhasil mendirikan rumah sakit pertamanya yang ia beri nama Rumah Tuhan. Ketika terjadi kebakaran di rumah sakit, Yohanes dengan berani menyelamatkan para pasien didalamnya. Ketika Yohanes dalam keadaan sakit, ia masih mau menyelamatkan seorang yang tenggelam, walaupun kondisi Yohanes menjadi semakin parah. Yohanes a Deo meninggal dunia pada 8 Maret 1550 di Granada, Spanyol. Komunitas yang ia dirikan kemudian berkembang menjadi tarekat Ordo Hospitallers St. Yohanes de Deo/ Ordo Hospitalarius Sancti Ioannis de Deo (O.H.). Pada 21 September 1630, ia dibeatifikasi oleh Paus Urbanus VIII, dan pada 16 Oktober 1690, ia dikanonisasi oleh Paus Alexander VIII.


dari sumber: 
http://www.oh-fbf.it/
http://www.americancatholic.org/
http://www.newadvent.org/
http://www.marypages.com/
http://www.catholictradition.org/
http://www.catholic.org/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.gcatholic.org/
http://saints.sqpn.com/

Sto. Stefanus dari Obazine

8 Maret

Stefanus adalah seorang imam di Vielge, Perancis. Ia dikenal sebagai imam yang saleh, yang lebih mengutamakan pelayanan daripada kebutuhan sehari-harinya, dan selalu memperhatikan semua perlengkapan untuk merayakan Misa. Stefanus menginginkan untuk dapat hidup sebagai pertapa, dan bersama dengan seorang imam, Pierre, yang memiliki pemikiran yang sama, mereka mendirikan sebuah pertapaan di sebuah hutan Obazine. Pertapaan ini menarik perhatian banyak orang untuk bergabung. Pada sekitar tahun 1134, Uskup Tulle mengizinkan pendirian biara pada pertapaan yang telah mereka dirikan. Karena tidak memiliki aturan, pada sekitar tahun 1142, Stefanus bergabung menjadi seorang biarawan Sistersian yang diikuti semua biarawan dan biarawati pada biaranya. Biara Obazine berafiliasi dengan biara di Citeaux pada sekitar tahun 1147 dan Stefanus menjadi abass. Stefanus dari Obazine, O.Cist., meninggal dunia pada 8 Maret 1154 di Obazine, Perancis.


Sta. Perpetua

7 Maret

Vibia Perpetua adalah puteri seorang bangsawan Pagan dengan seorang Kristen. Ia diketahui telah menikah dan memiliki seorang putera. Saat terjadi penganiayaan terhadap umat Kristen oleh Septimus Severus, Perpetua yang masih seorang katekumen ditangkap bersama dengan Sta. Felisitas, pelayan serta sahabat Perpetua. Bersama mereka juga ditahan, Sto. Revocatus, Sto. Saturus, Sto. Saturninus, dan Sto. Secundulus. Sebelum dipejara mereka sempat dibaptis terlebih dahulu. Di dalam penjara sampai ketika diadili, ayah Perpetua selalu membujuk Perpetua untuk meninggalkan imannya, tetapi hal ini selalu ditolak oleh Perpetua. Sebelum menjadi martir, Perpetua menerima penglihatan akan ia dan umat Kristen lainnya berjalan menuju surga. Pada perayaan ulang tahun Kaisar Geta, Perpetua dan bersama dengan Sta. Felisitas, Sto. Revocatus, Sto. Saturus, dan Sto. Saturninus, dihukum untuk bertarung melawan binatang-binatang buas. Perpetua meninggal dunia sebagai martir pada 7 Maret 203 di Kartago, Afrika Utara.


dari sumber:
http://www.newadvent.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholicculture.org/
http://www.imankatolik.or.id/

Sta. Felisitas

7 Maret

Felisitas adalah pelayan dan juga sahabat dari Sta. Perpetua. Ia ditangkap pada masa penganiayaan Septimus Severus bersama dengan Sta. Perpetua, Sto. Revocatus, Sto. Saturus, Sto. Saturninus, dan Sto. Secundulus. Ketika ditangkap ia sedang mengandung dan berdasarkan hukum yang berlaku, ia tidak dapat dihukum mati sampai degan melahirkan. Dua hari sebelum Sta. Perpetua dan tahanan Kristen lainnya dihukum mati, Felisitas melahirkan seorang puteri dan ia dapat begabung dengan Sta. Perpetua menerima mahkota kemartiran pada perayaan ulang tahun Kaisar Geta. Felisitas meninggal dunia sebagai martir pada 7 Maret 203 di Kartago, Afrika Utara.


dari sumber:
http://www.newadvent.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholicculture.org/
http://www.imankatolik.or.id/

Sto. Giovanni Antonio Farina

4 Maret

Giovanni Antonio Farina lahir pada 11 Januari 1803 di Gambellara, Vicenza, Italia. Ia adalah putera dari Pedro Farina, dan Francisca Bellame. Setelah kematian ayahnya, Giovanni dirawat oleh pamannya, yang juga adalah seorang imam. Ia kemudian belajar di seminari, sampai ditahbiskan menjadi imam diosesan di Vicenza, pada 15 Januari 1827. Setelah ditahbiskan, Giovanni memperoleh gelar guru sekolah dasar. Ia ditugaskan menjadi pengajar dan pembimbing rohani di seminari. Giovanni selama sepuluh tahun sempat ditugaskan menjadi pastor rekan di paroki St. Petrus. Ia juga menjabat sebagai kepala sekolah di Vicenza. Pada tahun 1831, Giovanni mendirikan sekolah bagi gadis-gadis miskin pertama di Vicenza. Pada tahun 1836, ia mendirikan Institut Suster-Suster Pengajar St. Dorothy, Putri Hati Kudus (Suore Maestre di Santa Dorotea, figlie dei Sacri Cuori) untuk memenuhi kebutuhan guru. Dalam perkembangannya, Giovanni berkeinginan agar tarekat yang ia dirikan memberikan pendidikan kepada gadis-gadis cacat. Pada 20 September 1850, Giovanni ditunjuk sebagai Uskup Treviso. Salah satu imam yang ditahbiskan oleh Giovanni adalah Guiseppe Melchiore Sarto, yang kemudian dikenal dengan nama Paus Sto. Pius X. Pada 28 September 1860, Giovanni ditunjuk sebagai Uskup Vicenza. Sebagai Uskup Vicenza, berbagai karya pastoral ia jalankan, termasuk mengunjungi setiap paroki dalam keuskupannya, serta mereformasi pendidikan dan disiplin pada seminari. Giovanni turut menghadiri Konsili Vatikan I. Pada tahun 1886, Giovanni terserang penyakit yang menurunkan kesehatannya. Giovanni Antonio Farina meninggal dunia pada 4 Maret 1888 di Vicenza, Italia. Pada 4 November 2001, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II, dan pada 23 November 2014, ia dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.


dari sumber:
http://www.vatican.va/
http://www.gcatholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://en.wikipedia.org/