Pages

Sto. Silvester I

31 Desember

Paus Silvester adalah Paus ke-33 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 314-335. Silvester diyakini lahir di Roma. Ia adalah putera dari Rufinus dan Justa. Silvester ditahbiskan oleh Paus Sto. Miltiades pada masa penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Maximianus. Ia menjadi saksi kejatuhan Kaisar Maximianus dan melihat naiknya Kaisar Konstantinus pada tahun 312. Dua tahun berselang, ia dipilih sebagai Paus menggantikan Paus Sto. Miltiades pada tahun 314. Pada masa kepausannya, Paus Silvester memberkati beberapa basilika, seperti Basilika Lateran, Basilika, St. Croce, dan Basilika St. Petrus. Paus Silvester diyakini juga membaptis Kaisar Konstantinus. Berkembangnya ajaran sesat Arianisme membuat Kaisar mengadakan Konsili Nikea yang hasilnya mengutuk ajaran Arianisme, yang disebarkan oleh Arius. Paus hanya mengirimkan delegasinya ke dalam Konsili Ekumenis pertama ini. Pada masa kepausannya juga mulai dikerjakan Martyrlogy Romanum. Paus Silvester juga membuat sekolah menyanyi dan gereja pemakaman. Paus Silvester meninggal dunia pada 31 Desember 335 di Roma, Italia. Ia dimakamkan di gereja pemakaman yang ia dirikan.


Keluarga Kudus

Tahun C

Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Seusai hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan. Karena tidak menemukan Dia, kembalilah orangtua Yesus ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari, mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya. Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka. Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Yesus makin bertambah besar, dan bertambah pula hikmat-Nya; Ia makin besar, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.


Sto. Tomas Becket


Thomas Becket lahir pada 21 Desember 1118 di London, Inggris. Ia adalah putera pasangan Normandia. Thomas memperoleh pendidikan di Biara Merton, Inggris, sebelum akhirnya pergi ke Paris, Bologna, dan Auxerre. Ia menjadi pengacara sipil dan kanonik. Kecemerlangannya membuat ia dapat bersahabat dengan Raja Henry II dan menjadi penasehat raja. Ia juga memiliki tugas sebagai Diakon Agung di Canterbury. Pada 2 Juni 1162, Ia ditahbiskan menjadi Imam, dan keesokan harinya ia ditunjuk sebagai Uskup Agung Canterbury menggantikan Uskup Agung Theobaldus yang wafat. Menjadi Uskup adalah kehendak Raja Henry, yang sampai memohon kepada Paus untuk memilih Thomas sebagai Uskup. Menjadi Uskup membuat hubunganya dengan Raja Henry memburuk. Thomas lebih memilih membela Gereja sehingga ia sempat diasingkan ke Perancis, karena mengekskomunikasi beberapa orang Uskup, yang lebih memihak kepada Raja, atas kuasa yang diberikan Paus Alexander III. Saat diasingkan, Paus tetap mendukung posisinya sebagai Uskup Agung Canterbury. Thomas pada akhirnya kembali ke Inggris dan disambut dengan sukacita oleh umatnya. Ia tetap tidak mau mengampuni para Uskup yang ia ekskomunikasi sebelum mereka bersumpah setia kepada Paus. Raja Henry II kembali marah dan memerintahkan prajuritnya untuk membunuh Thomas. Empat orang prajuritnya membunuh Thomas pada saat ia mengadakan ibadat sore, dihadapan Sakramen Mahakudus. Tomas Becket meninggal dunia pada 29 Desember 1170 di Katedral Canterbury. Pada 21 Januari 1173 ia dikanonisasi oleh Paus Alexander III. Jasadnya dibakar oleh Raja Henry VIII pada tahun 1539.


Kanak-Kanak Suci

28 Desember

Setelah orang-orang majus yang mengunjungi bayi Yesus di Betlehem itu pulang, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi. Malaikat itu berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya! Larilah ke Mesir, dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh.” Maka Yusuf pun bangunlah. Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya, ‘Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku’. Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, sangat marahlah ia. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yeremia: Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat memilukan; Rahel menangisi anak-anaknya, dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.


Sto. Yohanes

27 Desember

Yohanes adalah satu dari ke-12 rasul Kristus. Ia adalah putera dari Zebedeus dan Sta. Maria Salome, serta saudara dari Sto. Yakobus Zebedeus. Keluarga Zebedeus bukanlah keluarga miskin, melainkan keluarga yang berkecukupan. Bersama dengan Sto. Yakobus, saudaranya, mereka dijuluki Boanerges atau anak-anak guruh. Yohanes dipercaya sebagai pengarang Injil Yohanes dan selalu menyebut dirinya dalam tulisannya sebagai "murid yang dikasihi." Sebelum menjadi murid Yesus, ia bersama dengan Sto. Andreas adalah murid dari Sto. Yohanes Pembaptis. Bersama dengan Sto. Petrus dan Sto. Yakobus, ia menjadi saksi dari mukjizat-mukjizat Yesus. Ia hadir dalam perjamuan terakhir Yohanes diperbolehkan menyandarkan kepalanya didada Yesus. Pada saat Yesus disalibkan, Yohanes berdiri dengan setia di bawah salib, dan karenanya, Yesus mempercayakan, Sta. Maria kepada Yohanes. Ketika mendengar kabar kebangkitan Tuhan, Yohanes berlari dan menjadi orang yang pertama sampai di makam, tetapi ia menunggu hingga Sto. Petrus tiba, dan barulah mereka masuk ke dalam makam. Setelah Kenaikan Tuhan, Yohanes diperkirakan tinggal beberapa lama di Yerusalem yang kemungkinan besar sampai dengan Sta. Maria diangkat ke surga, sebelum akhirnya ia pindah ke Efesus dan mendirikan banyak Gereja di Asia kecil. Di Efesus diyakini Yohanes menulis Injil dan dalam Injil tersebut, Yohanes mengakui bahwa masih banyk karya yang dilakukan oleh Yesus yang tidak dapat dicatat seluruhnya. Menurut tradisi, Yohanes ditangkap dan di bawa ke Roma untuk kemudian direbus dalam minyak yang panas, atas perintah Kaisar Domilitan. Secara ajaib, Yohanes tidak merasakan rasa sakit sama sekali. Kemudian setelah itu, ia dibuang ke Patmos, dimana ia membuat 3 Surat Yohanes dan sebuah Kitab Wahyu Kepada Yohanes. Ia kemudian kembali ke Efesus dan meninggal dengan tenang pada sekitar tahun 100. Yohanes menjadi satu-satunya rasul yang meninggal tidak sebagai seorang martir.

St. Yohanes

27 Desember

Pada hari Minggu Paskah, setelah mendapati makam Yesus kosong, Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah Simon menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu; ia melihatnya dan percaya.


Sto. Stefanus

26 Desember

Stefanus diyakini merupakan keturunan Yahudi yang berasal dari Yunani. Ia juga diyakini seabagai murid dari Gamaliel. Dikisahkankan bahwa pada saat itu para rasul membutuhkan bantuan, sehingga mereka menahbiskan 7 orang diakon, dimana Stefanus adalah salah satunya. Dikisahkan juga bahwa Stefanus penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Kemudian ia dihasut untuk kemudian ditangkap dan diserahkan kepada Mahkamah Agama. Banyak orang yang bersaksi dusta, tetapi Stefanus tidak gentar, bahkan wajahnya tampak seperti seorang malaikat. Di hadapan Mahkamah Agama, Stefanus berkotbah mengenai Yesus, sang Juruselamat, yang telah dijanjikan oleh Allah. Kotbahnya membuat marah semua orang yang ada di tempat itu. Kemudian Stefanus menengadah ke langit dan melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri disebelah kanan Allah. Stefanus menceritakan hal ini kepada mereka dan membuat mereka semua semakin marah dan membawanya keluar kota Yerusalem dan merajamnya hingga mati. Stefanus meninggal pada sekitar tahun 33-34 dan menjadi martir Kristus yang pertama.


St. Stefanus

26 Desember

Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata, "Waspadalah terhadap semua orang! Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semua itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat."


Natal - Siang

Siang

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.


Natal

Fajar

Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yosef dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.


Natal - Malam

Malam

Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.Demikian juga Yosef pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka:"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama bala tentara surga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."


Sto. Yohanes dari Kety

23 Desember

Jan Kanty lahir pada 23 Juni 1390 di Kety, Oświęcim, Polandia. Ia adalah putera dari Stanislaus dan Anne. Yohanes memperoleh pendidikan pertamanya di kota asalnya, kemudian ia dikirim untuk belajar di Universitar Krakow. Yohanes belajar filsafat dan teologi sampai dengan memperoleh gelar doktor. Yohanes kemudian memutuskan untuk menjadi seorang imam. Setelah ditahbiskan dan memperoleh gelar doktornya, Yohanes menjadi dosen pengajar teologi. Kecemerlangannya membuat beberapa rekannya iri hati dan dengan berbagai cara berhasil membuat Yohanes dipindahkan. Yohanes kemudian bertugas sebagai pastor paroki di Olkusz. Ada sebuah ketakutan yang dirasakan oleh Yohanes terkait dengan jabatan yang ia jalani. Setelah beberapa tahun berkarya, Yohanes berhasil menjalin hubungan yang sangat baik dengan umat-umatnya. Ia kemudian dipindahkan kembali ke Krakow untuk mengajar Kitab Suci samapi dengan akhir hidupnya. Yohanes sangat menaruh perhatian kepada orang-orang miskin. Ia membagikan barang-barang miliknya sampai dengan menyisakan barang-barang yang dibutuhkan Yohanes saja. Selain itu, Yohanes juga mau untuk membawa pengemis untuk makan bersama dengannya. Yohanes sempat melakukan peziarahan ke Yerusalem dan ia bahkan berharap menjadi martir di tangan orang-orang Turki. Yohanes juga berziarah ke Roma dan dikisahkan juga ia sempat dirampok, tetapi ia dilepaskan karena tidak memiliki uang. Ketika melanjutkan perjalanan, Yohanes menyadari memiliki sekeping emas dan kembali kepada para perampok untuk memberikan keping emasnya, dan hal ini membuat para perampok tadi malu dan tidak menerima pemberian Yohanes. Yohanes dari Kety meninggal dunia pada 24 Desember 1473 di Krakow, Polandia. Pada 28 Maret 1676, ia dibeatifikasi oleh Paus Klement X, dan pada 16 Juli 1767, ia dikanonisasi oleh Paus Klement XIII


Minggu Adven IV

Tahun C

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan, menuju sebuah koa di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai ke telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah ia yang telah percayam sebab firman Tuhan yang diktakan kepadanya akan terlaksana.


Sto. Petrus Kanisius

21 Desember

Petrus Kanisius lahir pada 8 Mei 1521 di Niemguen, Belanda. Ia adalah putera dari Yakob Kanisius dan Ægidia van Houweningen. Petrus belajar di Cologne, Jerman, dan merupakan siswa yang cemerlang. Dalam sebuah retreat, ia bertemu dengan Sto. Petrus Faber dan kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Serikat Yesus. Pada 8 Mei 1543, Petrus bergabung dengan Serikat Yesus, dan ia juga membantu berdirinya rumah Yesuit pertama di Cologne. Ia ditahbiskan pada tahun 1546, dan kemudian ia pergi dan berkarya bersama Sto. Ignasius dari Loyola di Roma, Italia. Petrus kemudian berkarya di Messina, lalu mengajar di Ingolstadt, Jerman, lalu ke Austria dan Swiss. Petrus memimpin kontra-reformasi dan homili serta ajarannya membuat Gereja Katolik dapat kembali ke Jerman yang pada saat itu banyak ditinggalkan akibat ajaran sesat Protestanisme. Petrus juga sempat ditunjuk sebagai Uskup sebanyak tiga kali, tetapi ia menolaknya. Oleh Sto. Ignasius, ia dibujuk untuk menjadi Administrator Apostolik pada sebuah keuskupan yang sedang kosong. Pada tahun 1555, Petrus menerbitkan sebuah katekismus yang berisi ajaran-ajaran Gereja Katolik. Katekismus ini disusun bersama Pater Lejay dan didukung penuh oleh Raja Ferdinand. Karena kebutuhan, katekismus itu terus dicetak dan Petrus juga membuat dua katekismus singkat untuk anak-anak sekolah menengah dan anak-anak muda. Dikisahkan juga pada tahun 1567 ia dipilih oleh Paus Sto. Pius V untuk memberikan hasil Konsili Trente kepada seluruh Uskup di Eropa. Pada saat itu, ini adalah sebuah tugas yang sangat berbahaya, tetapi Petrus dapat melaksanakannya. Dimasa akhir hidupnya, Petrus lebih banyak berkotbah, mengajar, dan menjadi editor buku. Petrus Kanisius S.J., meninggal dunia pada 21 Desember 1597 di Fribourg, Swiss. Pada 20 November 1864, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Pius IX, dan pada 21 Mei 1925, ia dikanonisasi dan juga dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Pius XI. 


dari sumber:
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholic.org/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.indocell.net/yesaya/
http://www.catholicculture.org/

Bta. Maria dari Malaikat

16 Desember

Angela Ginard Marti lahir pada 3 April 1894 di Mallorca, Spanyol. Ia adalah puteri dari Sebastiano Ginard Garcia dan Margherita Martí Canals. Panggilanannya akan hidup membiara sudah ia rasakan sejak menerima Komuni pertama, hal ini juga dipengaruhi dengan kebiasaan ibunya mengunjungi dua bibinya yang adalah biarawati. Angela memiliki kebiasaan bangun pagi dan mengikuti Misa harian, pada siang hari, ia mengunjungi Sakramen Mahakudus dan mendoakan rosario untuk intensi khusus. Pada 26 November 1921, Angela bergabung dengan Kongregasi Zealous Sisters of Eucharistic Adoration. Angela cepat beradaptasi dengan kehidupan barunya, yang berpusat pada adorasi Sakramen Mahakudus. Ia mengambil nama Maria dari Malaikat. Setelah mengikrarkan kaul pertamanya, ia dikirim ke Madrid, kemudian ke Barcelona, dan kembali ke Madrid, dimana ia ditunjuk sebagai superior dari sebuah biara. Pada tahun 1936, terjadi perang saudara di Spanyol, dimana terjadi penganiayaan terhadap kaum religius. Pada 20 Juli 1936, para suster di biaranya terpaksa harus melarikan diri dengan pakaian umat awam. Maria terpaksa harus bersembunyi disebuah rumah umat di dekat biara. Pada tanggal 25 Agustus, militer datang memasuki rumah persembunyiannya dan menangkap saudara perempuan pemilik rumah. Dengan berani Maria maju menghampiri para pasukan itu dan mengatakan bahwa hanya ialah orang religius di rumah itu. Dengan itu ia ditangkap dan seketika itu juga semua orang tahu bahwa ia akan menjadi martir. Keesokan harinya, Maria menerima mahkota kemartirannya dihadapan regu tembak. Maria dari Malaikat, C.C.E., meninggal dunia pada 26 Agustus 1936 di Madrid, Spanyol. Pada tanggal 29 Oktober 2005, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Jose Saraiva Martins.


dari sumber http://www.kathpedia.com/, dan http://www.vatican.va/

Minggu Adven III

Tahun C

Ketika Yohanes Pembaptis mewartakan pertobatan, orang banyak bertanya kepadanya, "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes, "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat demikian juga." Pada waktu itu datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis, dan mereka bertanya kepada Yohanes, "Guru, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes, "Jangan menagih lebih banyak dari yang telah ditentukan!" Dan prajurit-prajurit pun bertanya kepadanya, "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka, "Jangan merampas dan jangan memeras, dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu!" Tetapi orang banyak itu sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hati tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias. Karena itu Yohanes bekata kepada semua orang itu, "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripada aku masih akan datang, dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah ada di tangan-Nya: Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya untuk mengumpulkan gandum ke dalam lumbung-Nya. Tetapi debu jerami akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." Dan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak.


Sto. Yohanes dari Salib

14 Desember
Juan de Yepes lahir pada tahun 1542 dari sebuah keluarga yang miskin di Toledo, Spanyol. Ia adalah putera dari seorang yang berasal dari keluarga bangsawan, tetapi demi hidup bersama istrinya, ia meninggalkan semua kekayaannya. Ayahnya meninggal tidak lama setelah Juan dilahirkan. Ibunya kemudian membesarkannya bersama dengan kakak-kakaknya dalam kemiskinan. Akibat tidak memiliki kemampuan dalam berdagang, Juan bekerja sebagai pelayan di sebuah Rumah Sakit di Medina. Pada tahun 1563 atau ketika ia berusia 21 tahun, ia bergabung dengan Ordo Karmel sebagai seorang Karmelit awam. Pemimpin biara kemudian melihat kemampuan dan hidupnya yang saleh, kemudian mengirimnya untuk berkuliah di Universitas Salamanca. Pada tahun 1567, ia ditahbiskan sebagai seorang imam. Dikemudian hari, Juan ingin berpindah ke Ordo Kartusian yang lebih ketat, tetapi sahabatnya, Sta. Teresa dari Avila menahannya dan mengajaknya untuk mereformasi ordo bersamanya. Bersama Sta. Teresa dari Avila, ia mulai melakukan reformasi dengan membentuk Ordo Fratrum Discalceatorum Beata Mariae Virginem de Monte Carmelo atau Ordo Carmelitarum Discalceatorum atau Karmelit tak Berkasut (O.C.D.) dan Juan menjadi prior pertamanya. Ia mengganti namanya menjadi Yohanes dari Salib. Gerakan ini mendapat persetujuan dan juga pertentangan, terutama dari para biarawan-biarawan senior yang merasa terancam dengan adanya gerakan ini. Ia dikutuk dan dicap sebagai penyesat. Ia sempat diperintahkan untuk kembali ke Medina tetapi menolaknya, sehingga ia ditangkap dan dipenjarakan oleh rekan-rekan seordonya di Toledo. Sel biara itu memberinya pengalaman akan salib penderitaan Yesus. Tetapi berkat pengalaman pahit di dalam sel itu, ia justru mendapat pengalaman rohani yang mengagumkan, ia mengalami banyak peristiwa mistik, ia mampu menggubah kidung-kidung rohani, ia sering mengalami ekstase dan semakin memahami secara sungguh mendalam teologi dan ajaran-ajaran iman Kristen. Semua pengetahuan itu diabadikannya di dalam buku-buku yang ditulisnya. Sembilan bulan kemudian, ia berhasil meloloskan diri dari sel biara. Ia kemudian menyebarkan karya-karyanya dan menjadi vikaris jendral di Andalusia. Meskipun susah dan berat, tetapi usaha mereformasi ordonya berhasil merevitalisasi ordonya. Yohanes dari Salib, O.C.D., meninggal dunia pada 14 Desember 1591 di Andalusia, Spanyol. Pada 25 Januari 1675 ia dibeartifikasi oleh Paus Klement X dan pada 27 Desember 1726 ia di kanonisasi oleh Paus Benediktus XIII. Pada tanggal 24 Agustus 1926, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Pius XI dengan gelar Doctor Mysticus.


dari sumber http://www.catholicculture.org/http://www.imankatolik.or.id/http://saints.sqpn.com/http://en.wikipedia.org/http://www.catholic.org/, dan http://www.indocell.net/yesaya

Sta. Lusia

13 Desember

Lusia lahir pada sekitar tahun 283 di Syracuse, Sicilia, Italia. Ia adalah puteri seorang Romawi, dan Eutychia, seorang Yunani. Lusia ingin mempersembahkan dirinya hanya kepada Tuhan dengan menjaga kemurniannya, walaupun hal ini tidak disetujui leh ibunya, sampai dengan ketika mereka berdoa melalui perantaraan Sta. Agatha, ibunya mengalami kesembuhan. Pada masa itu juga merupakan masa penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Diocletian. Lusia yang banyak menolak lamaran para pemuda, dilaporkan kepada Paschacius, Gubernur Sicilia. Lusia dihukum untuk dipermalukan dengan menjadi seorang pelacur, tetapi Tuhan melindunginya, sehingga Lusia tidak ada seorangpun yang dapat membawanya pergi. Lusia kemudian hendak dibakar, tetapi kembali Tuhan melindunginya. Lusia kemudian menerima mahkota kemartiran setelah dipenggal. Lusia meninggal dunia sebagai martir pada 13 Desember 304 di Sicilia, Italia.


Sta. Yohanna Fransiska de Chantal

12 Desember

Jeanne Francois Fremio de Chantal lahir pada 28 Januari 1572 di Dijon, Perancis. Ia adalah puteri dari Benignus Fremyot, seorang ketua parlemen Burgundy dan Margaretha de Barbisy, yang meninggal ketika Yohanna berusia dua tahun. Pada tahun 1592, ia menikah dengan Baron de Chantal, dan dikaruniai beberapa orang anak, dimana beberapa diantaranya meninggal saat masih kecil. Yohanna menunjukan kasih Allah dengan membantu orang-orang miskin, bahkan kepada mereka yang terus kembali kepadanya. Pada tahun 1601, ia harus kehilangan suaminya, Baron de Chantal dalam sebuah kecelakaan saat berburu. Yohanna mengikuti langkas suaminya dengan memaafkan orang yang tidak sengaja membunuh suaminya. Kemudian Yohanna tinggal di rumah ayah mertuanya dan membesarkan anak-anaknya. Pada masa puasa tahun 1604, ia bertemu dengan Sto. Fransiskus dari Sales, Uskup Jenewa di Dijon. Yohanna menjadikan Sto. Fransiskus sebagai pembimbing spiritualnya dan juga berjanji untuk tidak menikah kembali. Pada 6 Juni 1610, ia bersama Sto. Fransiskus mendirikan Ordo Visitasi di Annecy, Perancis. Ordo menerima mereka yang tidak diterima dalam ordo-ordo lain dengan alasan kesehatan atau faktor usia. Yohanna menghabiskan sisa hidupnya dalam ordo ini, dan menjadi penasihat spiritual  bagi siapa saja yang membutuhkan bimbingannya. Yohanna Fransiska de Chantal, V.S.M., meninggal dunia pada 13 Desember 1641 di biara Visitasi di Moulins, Perancis. Pada 21 November 1751, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XIV dan pada 16 Juli 1767, ia dikanonisasi oleh Paus Klement XIII.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.newadvent.org/http://www.catholic.org/http://www.americancatholic.org/http://www.catholicculture.org/, dan http://www.imankatolik.or.id/

Sta. Perawan Maria dari Guadalupe

12 Desember

Sta. Perawan Maria dari Guadalupe adalah peristiwa penampakan Bunda Maria kepada Sto. Yohanes Didakus Cuauhtlatoatzin, atau lebih dikenal dengan nama Sto. Juan Diego. Peristiwa ini dikisahkan terjadi pada 9 Desember 1531, di bukit Tepeyac, Meksiko. Pada saat itu, Sto. Yohanes Didakus sedang dalam perjalanan menuju gereja untuk mengikuti Misa pagi. Sto. Yohanes Didakus sendiri adalah seorang pribumi yang belum lama dibaptis menjadi seorang Katolik. Dalam penampakannya, Bunda Maria meminta Sto. Yohanes Didakus untuk menghadap Uskup, dan memintanya untuk mendirikan sebuah gereja di bukit Tepeyac untuk menghormati Bunda Maria. Sto. Yohanes Didakus mengikuti apa yang diminta oleh Bunda Maria, dan menghadap Uskup Juan Zummaraga. Mendengar cerita Sto. Yohanes Didakus, Uskup Juan Zummaraga meragukannya dan meminta untuk diberikan sebuah tanda. Sto. Yohanes Didakus kembali ke bukit Tepeyac dan menceritakan kepada Bunda Maria apa yang terjadi. Sto. Yohanes juga mengungkapkan ketidakmampuannya untuk menjalankan permintaan Bunda Maria. Bunda Maria kemudian meneguhkan dan meyakinkan Sto. Yohanes Didakus untuk terus menjalankan permintaannya, dan memintanya untuk kembali keesokan harinya. Sto. Yohanes Didakus baru dapat kembali ke bukit Tepeyac pada tanggal 12 Desember. Bunda Maria kemudian meminta Sto. Yohanes Didakus mendaki ke puncak bukit untuk mementik bunga mawar. Sto. Yohanes Didakus mengikuti permintaan Bunda Maria dan pergi menuju puncak bukit. Disana, ia menemukan bunga mawar yang bermekaran, walaupun pada saat itu sedang musim dingin. Sto. Yohanes membawa bunga itu menggunakan jubahnya atau disebut tilma. Bunda Maria kemudian memintanya untuk membawa bunga itu ke hadapan Uskup. Sto. Yohanes Didakus kemudian pergi untuk menemui Uskup Juan Zummaraga. Sto. Yohanes memperlihatkan bunga yang ia bawa dan menyerahkannya kepada Uskup. Ketika Sto. Yohanes menyerahkan bunga-bunga itu, tampakalah gambaran Bunda Maria terlukis pada tilma yang ia kenakan. Uskup Juan Zummaraga kemudian mendirikan sebuah gereja di tempat Bunda Maria menampakan diri, dan Sto. Yohanes Didakus memilih menjadi seorang pertapa tidak jauh dari gereja yang didirikan. Tilma bergambar Bunda Maria menjadi pusat penghormatan dan berbagai penelitian telah dilakukan terhadap tilma tersebut. Pada 12 Oktober 1945, Paus Pius XII mengumumkan Sta. Perawan Maria dari Guadalupe sebagai Ratu semua orang Amerika.


Sto. Damasus I

11 Desember

Paus Damasus I adalah Paus ke-37 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 366-384. Damasus lahir pada tahun 306 di Roma, Italia. Ia adalah putera dari Antonius, seorang imam yang berasal dari Spanyol, dan Laurensia. Dikisahkan sebelum dipilih menjadi Paus, ia adalah seorang diakon. Dikisahkan juga, ia adalah sekretaris dari Paus Liberius. Damasus dipilih sebagai Paus pada Oktober 366 dengan suara terbanyak. Saat itu ia mengalahkan calon kuat lainnya, Ursinus. Pertikaian terjadi, dan Kaisar Valentinian mengakui Damasus sebagai Paus dan membuang Ursunius. Ursunius kemudian mendukung ajaran sesat Arianisme, dan bersama para pendukungnya, Ursinus menuduh Paus Damasus melakukan percabulan, tetapi sebuah sinode di Aquelia pada tahun 381 menolak semua tuduhan itu dan mengekskomunikasi para penuduh. Dalam masa Kepausan Damasus muncul juga ajaran sesat Apollinarianisme dan Macedonianisme. Paus Damasus mengutuk kedua ajaran sesat itu, dan hal ini diperkuat oleh Konsili Konstantinopel pada tahun 381, dimana Paus mengirimkan utusannya. Pada masa Kepausannya juga, ia memerintahkan sekretarisnya, Sto. Hieronimus untuk menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa Latin, yang kemudian dikenal dengan nama Vulgata. Kanon Kitab Suci ini disahkan oleh Konsili Roma pada tahun 382 dan juga konsili-konsili lain setelah itu. Paus Damasus juga membuka kembali katakombe-katakombe, dan makam para martir serta relikui mereka, untuk dikunjungi para peziarah dan juga dengan cermat menuliskan riwayat para kudus. Paus Damasus menyediakan tempat penyimpanan arsip yang layak. Paus Damasus tidak ingin kalau pelayan-pelayan umat bertindak tidak sesuai dengan martabatnya, dan juga tidak memperhatikan kaum miskin. Paus Damasus dianggap sebagai Paus pertama yang mempekerjakan seorang Vikaris Apostolik di suatu wilayah yang berada di dalam pertikaian. Ia menunjuk Aschollius, Uskup Tesalonika, untuk tetap memangku yurisdiksi religius Roma di Ilyricum ketika wilayah itu berada di bawah pengaruh politik Konstantinopel. Paus Damasus meninggal dunia pada 11 Desember 384 di Roma. Atas permintaannya, ia dimakamkan ibu dan saudara perempuannya di Via Aredeatina.


Sta. Perawan Maria dari Loreto

10 Desember

Sta. Perawan Maria dari Loreto terkait dengan kisah rumah suci di Loreto, Italia. Rumah itu adalah rumah dimana Sta. Maria dilahirkan, dan dimana Santa Perawan Maria menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel. Disana juga ditemukan patung kuno Sta. Maria. Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama, dimulai dari jaman perang salib, dimana rumah suci yang pada saat itu berada di Tanah Suci terancam keberadaannya ketika Tanah Suci jatuh ke tangan Muslim. Dikisahkan rumah itu ditemukan secara ajaib di Tersato, Dalmatia, Yugoslavia pada 10 Mei 1291. Setelah tiga tahun berada di Dalmatia, rumah itu menghilang. Dalam catatan Paulus Della Selva, seorang pertapa dari Ancona, Italia, pada tanggal 10 Desember, ia melihat para malaikat membawa rumah itu di udara dan meletakannya didalam hutan. Tetapi tidak lama kemudian rumah itu berpindah kembali, kali ini berdiam diatas bukit Loreto, Italia. Mengetahui hal itu, banyak orang Dalmatia yang menyebrangi lautan untuk mengunjungi rumah itu. Beberapa dari mereka bahkan memohon agar Bunda Maria berkenan memindahkan rumah itu kembali ke Dalmatia. Kebenaran mengenai rumah suci diverifikasi dan dituangkan kedalam dokumen-dokumen. Paus Sixtus VI menyatakan rumah suci Loreto adalah harta milik Tahta Suci, dan menempatkan orang-orang tertentu sebagai penjaga. Sebuah Basilika, Basilika Santa Casa, didirikan di sekeliling rumah suci. Paus Klement IX pada tahun 1667 menempatkan kisah rumah suci Loreto kedalam Matyrologium Romanum pada tanggal 10 Desember, atau ketika Rumah Suci Maria, Bunda Allah itu terlihat di Ancona.


Bto. Marc Antonio Durando

10 Desember

Marc Antonio Durando lahir pada 22 Mei 1801 di Mondovi, Italia. Pada usia 15 tahun, ia menyatakan keinginannya untuk pergi sebagai misionaris ke Cina dan ia bergabung dengan Kongregasi Misi. Ia ditahbiskan sebagai seorang imam pada tanggal 12 Juni 1824 di Casale Monferrato. Sampai dengan kematiannya, keinginannya untuk pergi ke Cina tidak pernah terwujud. Pada tahun 1829 ia dikirim untuk berkarya di Turin. Ia banyak berkotbah mengenai Misi dan dua tahun kemudian ia ditunjuk sebagai superior. Salah satu usaha awalnya adalah membawa Suster-Suster Putri Kasih ke Piedmont, dimana mereka melayani rakyat dan rumah sakit militer. Ia juga mengirim mereka ke medan perang pada tahun 1855. Pada tahun 1837, ia ditunjuk sebagai superior untuk provinsi Italia Utara, posisi yang ia duduki sampai dengan kematiannya. Dalam posisinya ini, ia berkotbah retreat untuk pada imam dan menyediakan pengarahan spiritual kepada Suster-Suster St. Yosef atas permintaan Uskup Agung Turin. Ia banyak berkarya dalam komunitas religius wanita. Pada tahun 1855 ia mendirikan Sekolah Brignole-Sale, tujuannya adalah mempersiapkan para umam untuk melayani dalam misi ke luar negri. Ia juga membantu para wanita muda yang tidak dapat masuk dalam komunitas religius karena tidak memenuhi persyaratan kanon. Ia mengirim mereka kepada orang-orang sakit, dengan Luigia Borgiotti sebagai pemimpinnya. Kelompok ini kemudian dikenal sebagai Company of the Passion of Jesus the Nazorean. Marc Antonio Durando, C.M., meninggal dunia pada 10 Desember 1880, dalam usia 79 tahun, di Turin, Italia. Pada 20 Oktober 2002 ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


Sto. Yohanes Didakus Cuauhtlatoatzin

9 Desember

Cuauhtlatoatzin lahir pada tahun 1474 di Cuauhtitlan, Meksiko. Ia adalah anggota suku Chichimeca. Dikisahkan ketika muda, Cuauhtlatoatzin bekerja sebagai petani dan penenun. Dikisahkan juga Cuauhtlatoatzin menikah dan tidak dikaruniai anak. Ketika berusia 50 tahun, Cuauhtlatoatzin dibaptis oleh seorang imam Fransiskan, dan memiliki nama baru, Juan Diego. Pada 9 Desember 1531, ketika akan mengikuti Misa harian, Yohanes melintasi bukit Tepeyac. Pada saat melintasi bukit Tepeyac, ia menyaksikan penampakan Bunda Maria yang memintanya untuk menghadap Uskup, dan meminta untuk didirikan sebuah gereja di bukit Tepeyac. Yohanes mengahadap Uskup Juan Zumarraga, dan menyampaikan pesan Bunda Maria. Uskup Zumarraga tidak percaya dengan apa yang di sampaikan oleh Yohanes, dan ia meminta untuk diberikan sebuah tanda. Pada tanggal 12 Desember, Yohanes kembali ke bukit Tepeyac, dan Bunda Maria kembali menampakan dirinya. Bunda Maria meminta Yohanes untuk pergi ke puncak bukit dan mengambil bunga yang sedang mekar. Yohanes mengikuti apa yang diminta oleh Bunda Maria, walaupun pada saat itu sedang musim dingin. Di bukit, Yohanes menemukan bunga mawar yang sedang bermekaran. Ia mengumpulkannya dan membawanya kepada Bunda Maria, yang kemudian menyusunnya pada tilma atau jubah yang dikenakan Yohanes. Bunda Maria kemudian memintanya untuk memperlihatkan bunga itu kepada Uskup. Yohanes kembali menghadap Uskup dan memperlihatkan bunga yang tersusun pada tilma yang ia kenakan. Ketika bunga itu berjatuhan, terlihatlah gambar Bunda Maria yang menampakan diri di bukit Tepeyac. Uskup menjadi percaya dan tidak lama kemudian didirikan sebuah gereja di bukit Tepeyac. Gereja itu menjadi tempat ziarah yang banyak dikunjungi, dan banyak orang meminta untuk dibaptis. Atas izin Uskup, Yohanes kemudian memilih untuk menjadi seorang pertapa, yang menghabiskan waktunya untuk berdoa. Ia tinggal tidak jauh dari gereja yang didirikan di bukit Tepeyac, dan sehari-hari ia merawat gereja serta para peziarah. Tilma yang bergambar Bunda Maria menjadi pusat penghormatan kepada Bunda Maria yang menampakan diri di Guadalupe. Yohanes Didakus Cuauhtlatoatzin meninggal dunia pada 30 Mei 1548 di Tepeyac, Meksiko. Pada 6 Mei 1990 ia dibeatifikasi, dan pada 31 Juli 2002, ia dikanonisasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://www.vatican.va/http://www.catholic.org/https://www.americancatholic.org/http://saints.sqpn.com/http://www.gcatholic.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Bto. Bernardus Maria Silvestrelli

9 Desember

Cesare Pietro Silvestrelli lahir pada 7 November 1831 di Roma, Italia. Ia adalah putera dari keluarga bangsawan Silvestrelli. Cesare memperoleh pendidikan dari para imam. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Collegio Romano yang di jalankan oleh para Yesuit. Cesare kemudian tertarik untuk bergabung dengan Kongregasi Passionist. Pada 25 Maret 1854, ia masuk novisiat di Monte Argentario, dan memperoleh nama Aloysius dari Hati Kudus Maria. Satu bulan kemudian, Aloysius meninggalkan novisiat karena alasan kesehatan, tetapi ia tetap tinggal bersama pada biarawan Passionist untuk melanjutkan pendidikannya dalam bidang teologi. Pada 22 Desember 1852, ia ditahbiskan menjadi Imam, dan diizinkan untuk kembali masuk novisiat di Morrovalle. Cesare kembali mengganti namanya menjadi Bernardus Maria dari Yesus. Pada masa novisiatnya, ia seangkatan dengan Sto. Gabriel dari Bunda Berdukacita. Pada 28 April 1857, Bernardus mengikrarkan kaulnya. Ia kemudian belajar berkotbah, dan ditunjuk sebagai direktur dan pembimbing para novis. Pada tahun 1869, Bernardus ditunjuk sebagai rektor biara Scala Santa. Pada 19 September 1870, Paus Bto. Pius IX, mengunjungi biara Scala Santa untuk menaiki Tangga Suci, dan Bernardus menuntunnya, dan ikut menaiki Tangga Suci. Pada tahun 1876, Bernardus tepilih sebagai provinsial consultor, dan kemudian menjadi wakil provinsial. Pada tahun 1878, Bernardus terpilih sebagai Superior Jendral Kongregasi Passionist. Sebagai Superior Jendral, Bernardus harus bekerja keras, mendamaikan kelompok-kelompok yang bertikai dalam kongregasinya. Ia juga membuka misi baru dan melakukan reformasi terhadap regula Kongregasinya. Pada tahun 1884, Bernardus tepilih kembali menjadi Superior Jendral, tetapi pada tahun 1889, ia mengundurkan diri. Dikisahkan, pada tahun 1893, Bernardus memperoleh pengelihatan akan Sto. Gabriel dari Bunda Berdukacita, yang meyakinkan Bernardus untuk menghadiri General Chapter, yang kemudian memilihnya kembali menjadi Superior Jendral. Bernardus tepilih kembali pada tahun 1899 dan tahun 1905. Bernardus kembali mengundurkan diri pada tahun 1907 dan memperoleh gelar kehormatan. Pada tahun 1911, Bernardus memilih pensiun dan tinggal di Moricone. Bernardus Maria Silvestrelli, C.P., meninggal dunia pada 9 Desember 1911 di Moricone, Roma, Italia. Pada 16 Oktober 1988, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://www.passionistnuns.org/http://thepassionists.org/http://www.passionists.com/http://www.gcatholic.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Minggu Adven II

Tahun C

Dalam tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi walinegeri Yudea, dan Herodes menjadi raja – wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, menjadi waja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias menjadi raja – wilayah Abilene; pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Agung, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun. Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan, Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis! Maka Allah akan mengampuni dosamu, seperti ada tertulis dalam nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya, Setiap lembah akan ditimbun, setiap gunung dan bukit akan menjadi rata. Yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan. Dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.”


St. Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda

8 Desember

Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Maka kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

St. Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa

8 Desember


Dari antara turunan Hawa, Allah memilih perawan Maria menjadi bunda Anak-Nya. "Penuh rahmat" ia adalah "buah penebusan termulia". Sejak saat pertama perkandungannya ia dibebaskan seluruhnya dari noda dosa asal dan sepanjang hidupya ia bebas dari setiap dosa pribadi. Sepanjang Perjanjian Lama panggilan Maria sudah dipersiapkan oleh perutusan wanita-wanita saleh. Kendati ketidak-taatannya, sejak awal sudah dijanjikan kepada Hawa bahwa ia akan mendapat turunan, yang akan mengalahkan yang jahat, dan akan menjadi ibu semua orang hidup. Adapun Bapa yang penuh belas kasihan menghendaki, supaya penjelmaan Sabda didahului oleh persetujuan dari pihak dia, yang telah ditetapkan menjadi Bunda-Nya. Dengan demikian, seperti dulu wanita mendatangkan maut, sekarang pun wanitalah yang mendatangkan kehidupan. Karena Maria dipilih menjadi bunda Penebus, maka ia dianugerahi karunia-karunia yang layak untuk tugas yang sekian luhur. Waktu pewartaan, malaikat menyalaminya sebagai "penuh rahmat", supaya dapat memberikan persetujuan imannya kepada pernyataan panggilannya, ia harus dipenuhi seluruhnya oleh rahmat Allah. Bahwa Maria "ejak saat pertama ia dikandung, dikaruniai cahaya kekudusan yang istimewa, hanya terjadi berkat jasa Kristus: Karena pahala Puteranya, ia ditebus secara lebih unggul, lebih dari pribadi tercipta yang mana pun Bapa memberkati dia dengan segala berkat Roh-Nya oleh persekutuan dengan Kristus di dalam surga. Allah telah memilih dia sebelum dunia dijadikan, supaya ia kudus dan tidak bercacat di hadapan-Nya. Dalam perkembangan sejarah, Gereja menjadi sadar bahwa Maria, "dipenuhi dengan rahmat" oleh Allah, sudah ditebus sejak ia dikandung. Dan itu diakui oleh dogma "Maria Dikandung tanpa Noda Dosa", yang diumumkan pada tahun 1854 oleh Paus Bto. Pius IX: "... bahwa perawan tersuci Maria sejak saat pertama perkandungannya oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan dari segala noda dosa asal".
 
 
dari sumber Katekismus Gereja Katolik

Sto. Ambrosius

7 Desember

Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Galia. Ia merupakan putera dari seorang Gubernur Galia. Ia juga merupakan saudara dari Sta. Marcellina dan Sto. Satyrus. Ia mendapat pendidikan bahasa Latin, bahasa Yunani, filsafat dan ilmu hukum. Di kemudian hari ia terkenal sebagai seorang ahli hukum dan pengacara. Ia kemudian dinobatkan menjadi Gubernur Liguria dan Aemilia, yang berkedudukan di Milan, Italia. Ketika Auxentius, Uskup Milan meninggal dunia, terjadilah pertikaian antara kelompok Kristen dan kelompok penganut ajaran sesat Arianisme, dalam menentukan Uskup yang baru. Ketika mereka berkumpul untuk memilih uskup baru, kerusuhan terjadi, sampai Ambrosius melerai mereka dan memberikan pidato yang tidak memihak salah satu kelompok. Tiba-tiba muncullah suara yang menyerukan pemilihan Ambrosius sebagai Uskup disusul oleh suara-suara lain sehingga mereka semua memiliki suara bulat untuk memilih Ambrosius. Ambrosius menolak jabatan ini, dengan alasan ia belum dibaptis. Setelah terus didesak, Ambrosius menerima jabatan ini dan dibaptis serta ditahbiskan pada 7 Desember 374. Setelah menjadi Uskup, Ambrosius menjual semua hartanya dan membagikannya pada orang miskin. Ambrosius kemudian mengikuti saran Simplisianus untuk mempelajari Kitab Suci dan Teologi. Ambrosius menjadi penentang bagi ajaran Paganisme dan Arianisme. Melalui homili-homilinya, Ambrosius melawan ajaran-ajaran ini, dan juga ajaran-ajaran sesat lainnya. Ambrosius membaptis Sto. Agustinus yang betobat akibat mendengarkan homili-homilinya. Terhadap Ratu Yustina yang menganut Arianisme, Ambrosius tidak takut, bahkan berani menghadapinya, terutama ketika Ratu meminta Ambrosius menyerahkan sebuah gereja untuk digunakan oleh penganut Arianisme, begitu juga ketika diancam akan dilakukan penganiayaan. Terhadap Kaisar Theodosius, Ambrosius juga berani untuk meminta Kaisar mengaku dosa. Ambrosius meninggal dunia pada 4 April 397 di Milan, Italia. Pada tahun 1298, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Bonifasius XIII.


Sto. Nikolaus

6 Desember

Nikolaus lahir di Parara, Asia Kecil. Ia adalah putera dari sebuah keluarga yang kaya raya. Sejak masa mudanya ia sangat menyukai cara hidup bertapa dan melayani umat. Ia kemudian menjadi seorang imam dan ditahbiskan oleh pamannya, Uskup Myra. Harta warisan dari orangtuanya dimanfaatkan untuk pekerjaan-pekerjaan amal, terutama untuk menolong orang-orang miskin. Sebagai imam ia pernah berziarah ke Tanah Suci. Sekembalinya dari Yerusalem, ia dipilih menggantikan pamannya yang meninggal dunia, untuk menjadi Uskup kota Myra. Menurut sejarah dari Yunani, ia pernah ditahan pada masa pemerintahan Kaisar Diocletian sampai dengan Kaisar Konstantin berkuasa. Dikisahkan, Ia juga hadir dalam Konsili Nikea yang mengutuk Arianisme walaupun hal ini diragukan, karena namanya tidak tercantum dalam daftar peserta Konsili. Dikisahkan juga, Nikolaus menolong tiga orang gadis yang hendak dijual oleh ayahnya kerena membutuhkan uang, dengan melemparkan sekantung uang ke dalam rumah mereka. Nikolaus meninggal dunia pada 6 Desember 346 di Myra, Lycia. Relikuinya dibawa ke Bari oleh seorang pedagang.


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/, http://www.catholicculture.org/, http://www.newadvent.org/http://www.catholic.org/, dan http://saints.sqpn.com/

Bto. Bartolomeus Fanti

5 Desember

Bartolome Fanti lahir di Mantua, Italia. Pada tahun 1452, Ia ditahbiskan sebagai Imam Ordo Karmel di Mantua. Selama 35 tahun ia berkarya di Mantua dan juga menjadi pembimbing rohani dan rektor Ikatan Persaudaraan Santa Perawan Maria, yang statuta dan aturannya dibuat olehnya. Bartolomeus juga adalah pembimbing spiritual Bto. John Baptist Spagnuolo. Ia dikenal akan homili dan penyembuhan, dan juga devosi yang sangat kuat kepada Ekaristi. Bartolomeus Fanti, O.Carm., meninggal dunia pada tahun 1495. Pada tahun 1909, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Pius X.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://karmelindonesia.org/http://carmelnet.org/http://www.carmelites.ie/, dan http://ocarm.org/

Bto. Filipus Rinaldi

5 Desember

Filippo Rinaldi lahir pada 28 Mei 1856 di Lu, Monferrato, Piedmont, Italia. Ketika berusia limatahun, ia bertemu dengan Sto. Yohanes Bosko dan dan menjadi muridnya. Pada awalnya Filipus tidak memiliki keinginan  akan kehidupan religius, dan ia ingin menikah. Tetapi ketika ia berusia duapuluh dua tahun, ia terpanggil untuk memasuki kehidupan religius. Pada 13 Agustius 1880, ia mengikrarkan kaul dan masuk ke dalam Kongregasi Salesian. Filipus sendiri tidak berkeinginan menjadi Imam, tetapi superiornya memiliki pandangan yang berbeda. Ia dikirim untuk belajar dan mengikuti ujian, samapi akhirnya ia ditahbiskan sebagai Imam pada 23 Desember 1882. Pada tahun 1889, ia dikirim oleh Bto. Mikael Rua untuk menjadi direktur komunitas Salesian di Sarria, Spanyol. Disana ia membuka Wisma-Wisma Salesian baru dan membawa banyak panggilan. Pada tahun 1892 sampai dengan 1901, ia menjadi direktur provinsional Salesian di Spanyol. Pada tahun 1895, ia mulai menerbitkan Lecturas Catolicas, semacam buletin Katolik. Ia juga membantu Suster-Suster Putri-Putri Maria Penolong Umat Kristiani, dalam berkarya di Spanyol. Pada 1 April 1901, ia menjadi vikaris-jendral Salesian. Pada tahun 1911, ia mengatur Kongres Internasional Salesian. Bersama dengan Zelatrici di Maria Ausiliatrice, Filipus membantu mendirikan sebuah kelompok yang kemudian berkembang menjadi Tenaga Relawan Don Bosko. Pada 24 Mei 1922, ia terpilih sebagai Rektor Mayor Salesian menggantikan Paulo Albera, S.D.B., Filipus Rinaldi merupakan rektor mayor terakhir yang memperoleh didikan langsung dari Sto. Yohanes Bosko. Filipus mengirim banyak Salesian muda untuk belajar bahasa dan kebudayaan asing, agar mampu menjadi misionaris yang efektif. Filipus juga sering berpergian, berkotbah, menyemangati panggilan dan spiritualitas hidup kaum awam. Selama masa jabatannya jumlah Salesian bertambah dari 6.000 menjadi 10.000. Ia juga mendirikan 250 Wisma Salesian baru dan juga Salesian Center. Filipus Rinaldi juga menyaksikan bagaimana Sto. Yohanes Bosko dibeatifikasi. Filipus Rinaldi, S.D.B., meninggal dunia pada 5 Desember 1931 di Torino, Italia. Pada 29 April 1990, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.st-yohanesbosco.org/, dan http://www.catholic.org/

Sto. Sabas

5 Desember

Sabas lahir pada tahun 439 di Mutalaska, Cappadocia, Turki. ia adalah putera seorang pejabat. Ketika ayahnya harus pergi ke Alexandria, Sabas dititipkan kepada pamannya. Perlakuan buruk dari keluarga pamannya membuat Sabas melarikan diri dan tinggal bersama pamannya yang lain. Ketika kedua pamannya bertengkar, Sabas kembali pergi, dan kali ini ia pergi ke sebuah biara. Keluarganya berusaha membujuk Sabas untuk kembali, tetapi Sabas lebih menyukai kehidupan di biara. Pada tahun 456, Sabas pergi ke Yerusalem dan bergabung dengan biara Sto. Theoctistus. Sabas kemudian berguru kepada Sto. Euthymius. Setelah kematian Sto. Euthymius, Sabas pergi menjadi pertapa di sebuah gua. Cara hidupnya mulai diikuti orang lain, sampai terbentuklah sebuah komunitas. Sabas mendirikan Laura Mar Saba pada tahun 483 di anatara Yerusalem dan Laut Mati. Karena ada banyak pertapanya yang menentang aturang yang dibuat oleh Sabas, dan juga atas nasihat Patriark Yerusalem, Sabas ditahbiskan sebagai Imam pada tahun 491. Sabas kemudian ditunjuk sebagai Archimandrite (Superior) untuk biara-biara di Palestina pada tahun 494. Ketika beberapa biarawannya pergi karena berbeda pendapat, dan mendirikan sebuah biara ti Thecuna, Sabas mengirimkan bantuan kepada mereka. Banyaknya pertentangan membuat Sabas pergi dan mendirikan sebuah Laura baru di Thekoa. Sabas berkeliling Palestina, menyebarkan kebenaran iman dan banyak mempertobatkan umat. Sabas juga menentang ajaran-ajaran sesat yang banyak berkembang. Ia juga menemui Kaisar Anastasius I terkait ajaran sesat pada tahun 511. Pada akhir masa hidupnya, Sabas menemui Kaisar Justinian pada tahun 531, untuk melindungi orang-orang Yerusalem dari orang-orang Samaritan. Sabas meninggal dunia pada tahun 532 di Laura Mar Saba.

Bto. Adolph Kolping

4 Desember

Adolph Kolping lahir pada 8 Desember 1813 di Kerpen, Cologne, Jerman. Ia adalah putera dari Peter Kolpoing, seorang penggembala miskin. Adolph merupakan seorang siswa yang cerdas, tetapi karena faktor ekonomi, ia harus berhenti sekolah dan bekerja sebagai pembuat sepatu. Ketika berusia duapuluh tiga tahun, Adolph kembali melanjutkan pendidikannya dan merasakan Panggilan Tuhan pada dirinya. Ia belajar teologi di Munich, Bonn, dan Cologne, sampai akhirnya pada 10 April 1845, ia ditahbiskan di gereja Minorite di Cologne. Ia ditempatkan di paroki St. Laurensius di Elberfeld, Jerman. Disini ia membimbing sebuah organisasi kepemudaan, dan menemukan panggilannya bagi para pemuda dan pekerja. Pada tahun 1849, ia dipindahkan ke Cologne dan bertugas di Katedral. Disini Adolph memperluas karya organisasi yang ia bimbing. Ia banyak menulis dan bepergian untuk mengembangkan organisasi ini. Usahanya melahirkan banyak organisasi buruh. Pada tahun 1862, Adolph ditempatkan di Gereja St. Maria Empfängnis. Kerja kerasnya membuat kesehatannya menurun. Adolph Kolping meninggal dunia pada 4 Desember 1865 di Cologne, Jerman. Pada 27 Oktober 1991, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.kolping.org/http://www.catholic.org/, dan http://www.americancatholic.org/

Sto. Yohanes dari Damsyik

9 Desember

Yohanes lahir pada sekitar tahun 676 di Damaskus, Syria. Ia adalah putera dari Sargun bin Mansur, seorang mentri keuangan Kalifa Abdul Malek. Pada saat itu kota Damaskus sudah dikuasai oleh orang-orang Muslim, tetapi keluarga Yohanes menghormati para penguasanya dengan tetap beriman Kristen secara taat. Pada suatu hari, ayahnya membebaskan seorang biarawan Kristen yang tertangkap oleh bajak laut Muslim bernama Kosmas. Kosmas kemudian menjadi pembimbing Yohanes, sementara Yohanes juga bersekolah di sekolah Muslim di kota itu. Hal ini membuat Yohanes terdidik sangat tinggi. Yohanes kemudian menggantikan ayahnya dengan jabatan dan kedudukan yang lebih tinggi. Pada saat itu munculah ajaran sesat ikonoklasme. Yohanes terdorong untuk melakukan pembelaan terhadap penggunaan patung dan gambar-gambar kudus dengan membuat sebuah apologi. Yohanes harus menghadapi Kaisar Byzantium yang menolak penggunaan patung dan gambar-gambar kudus. Suatu ketika Yohanes dituduh berkhianat dalam suratnya, yang sebenarnya suratnya telah dipalsukan oleh seseorang yang dapat menulis mirip dengan Yohanes sehingga surat itu sangat menyakinkan, dan Yohanes dihukum untuk dipotong tangannya. Tetapi Bunda Maria mengunjunginya dan mengembalikan tangannya seperti semula. Melihat hal itu, Kalifa menyadari bahwa Yohanes tidak bersalah dan menawarinya jabatan yang semula miliknya. Yohanes menolak dan memilih menjadi biarawan, mengikuti jejak Kosmas saudaranya, dan kemudian menjadi imam di biara St. Sabas. Bersama seorang biarawan lainnya, ia menciptakan banyak syair dan madah-pujian. Karya ini dicemooh oleh para biarawan yang lebih tua, karena pada masa itu, pekerjaan menulis syair dianggap sebagai pekerjaan tercela, meskipun karya-karya itu bernafaskan nilai-nilai keagamaan. Meskipun demikian Yohanes terus saja mencipta dan beberapa madah-pujian yang diciptakannya masih tetap dinyanyikan hingga kini. Yohanes dari Damsyik meninggal dunia pada tahun 749. Setelah kematiannya, ia sempat dikutuk oleh sinode Konstantinopel pada tahun 754 karena menentang ikonoklasme. Ia kemudian dibela pada Konsili Nikea II pada tahun 787. Pada tahun 1890, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Leo XIII.

Sto. Fransiskus Xaverius

3 Desember

Fransiskus Xaverius lahir pada 7 April 1506 di kastil Xaverius milik keluarganya, di Pamplona, Basque, Spanyol. Ketika sudah berusia sekita 18 tahun, ia dikirim untuk belajar di Universitas Paris. Disana ia mempelajari filsafat dan bercita-cita menjadi seorang professor. Disana ia bertemu dengan Sto. Ignasius dari Loyola, yang mengajak Fransiskus untuk menggunakan kemampuannya untuk menyebarkan Injil. Pada awalnya Fransiskus tidak tertarik pada ajakan Sto. Ignasius, tetapi kata-kata Sto. Ignasius mengubah hidupnya. Bersama Sto. Ignasius, Sto. Petrus Faber, Alfonso Salmeron, Diego Laínez, Nicolás Bobadilla, dan Simon Rodrigues, mereka mengikrarkan kaul mereka sebagai tanda berdirinya Serikat Yesus pada 15 Agustus 1534. Selain kaul kemurnian, kemiskinan, mereka juga berjanji untuk membantu Paus dalam usaha memberantas berbagai ajaran sesat dan menyebarluaskan iman Kristen. Pada tahun 1537, Fransiskus Xaverius ditahbiskan sebagai seorang imam. Ia kemudian pergi ke Roma pada 1538 bersama Sto. Ignasius dan yang lainnya untuk mengurus pembentukan Serikat Yesus. Pada tahun 1540, Paus Paulus III memberikan pengakuannya dan pada tahun yang sama, Fransiskus pergi ke Portugal bersama dengan Simon Rodrigues atas undangan Raja Yohanes III. Kemudian atas permintaan Raja Yohanes III, Fransiskus pergi menjadi misionaris di daerah jajahan Portugal. Pertama-tama Fransiskus tiba di Goa, India, pada tahun 1542 dan berkarya sampai dengan Srilanka. Dalam suratnya kepada Sto. Ignasius pada tahun 1544, ia mengakui bahwa ia kelelahan dalam mengajar dan membaptis orang. Kurang lebih 10.000 orang telah dibaptis olehnya dalam satu bulan. Selanjutnya pada tahun 1545, Fransiskus tiba di Malaka. Disana ia berkotbah, mengajar, dan meneguhkan iman penduduk yang merosot. Selanjutnya pada tahun 1546 ia tiba di Maluku, Indonesia dan membaptis sekitar 1.000 orang. Karyanya ia lanjutkan ke Pulau Moro, Filipina. Tidak hanya penduduk lokal, Fransiskus juga berkotbah untuk para pedagang Portugal yang berada di tempat-tempat itu. Fransiskus juga mempersiapkan kedatangan imam-imam penggantinya sebelum akhirnya ia kembali ke Malaka dan pergi berkarya di Jepang. Di Jepang, meskipun karyanya sangat diminati oleh penduduk setempat, tetapi juga mendapat perlawanan dari pemuka-pemuka agama yang sudah ada terlebih dahulu di Jepang. Fransiskus berjuang keras dan berhasil mengatasi segala masalah yang muncul. Pada tahun 1552, Fransiskus kembali ke Goa untuk mengurus beberapa masalah administrasi. Kemudian ia tertarik dengan Cina yang tertutup bagi orang-orang asing. Fransiskus berlayar menuju Cina dan berhasil tiba dengan selamat. Tetapi kemudian ia jatuh sakit dan dua minggu kemudian ia meninggal. Fransiskus Xaverius, S.J., meninggal dunia pada 3 Desember 1552 di Sanchian, Cina. Pada 25 Oktober 1619 ia dibeatifikasi oleh Paus Paulus V dan pada 12 Maret 1622, ia dikanonisasi oleh Paus Gregorius XV.


dari sumber http://www.catholic.org/http://www.imankatolik.or.id/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.indocell.net/yesaya/

St. Fransiskus Xaverius

3 Desember

Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada ke sebelas murid, dan berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekali pun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan Yesus ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.