Pages

Minggu Biasa XXX

Tahun B

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho. Ketika Yesus keluar lagi dari kota itu bersama murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus. Ketika didengarnya bahwa yang lewat itu Yesus dari Nazaret, mulailah ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku.” Banyak orang menegurnya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru, “Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka Yesus berhenti dan berkata, “Panggillah dia!” Mereka memanggil si buta itu dan berkata kepadanya, “Kuatkanlah hatimu! Berdirilah, Ia memanggil engkau.” Orang buta itu lalu menanggalkan jubahnya. Ia segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus. Yesus bertanya kepadanya, “Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?” Jawab orang buta itu, “Rabuni, semoga aku dapat melihat!” Yesus lalu berkata kepadanya, “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia! Lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.


St. Evaristus

26 Oktober

Paus Evaristus adalah Paus ke-5 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 97-105. Sangat sedikit yang diketahui mengenai Evaristus, baik kehidupan sebelum menjadi Paus maupun kehidupan setelah menjadi Paus. Aristus Evaristus diketahui berasal dari keluarga Yahudi dari Bethlehem. Evaristus menggantikan Paus St. Klement I pada masa pemerintahan Kaisar Trajan. Pada masa Kepausannya, Paus Evaristus diketahui menempatkan imam-imam dalam beberapa tituli atau saat ini dikenal dengan sebutan paroki. Paus Evaristus juga menunjuk tujuh diakon untuk melayani di dalam kota. Paus Evaristus meninggal pada sekitar tahun 107, dan diyakini meninggal sebagai seorang martir.


dari sumber http://saints.sqpn.com/, http://www.catholic.org/, dan http://www.newadvent.org/

Martir Inggris dan Wales

25 Oktober

Menyusul permusuhan antara Paus dan Raja Henri VIII pada abad ke-16, pertanyaan iman pada pulau Britania dan menjadi terkait dengan pertanyaan politis yang sering kali diselesaikan dengan penyiksaan dan pembunuhan terhadap seorang Katolik yang taat. Pada 1970, Vatikan memilih 40 martir, pria dan wanita, awam dan religius, untuk mewakili kelompok besar yang diperkirakan mencapai 300 yang diketahui meninggal karena iman mereka dan kesetiaan mereka terhadap Gereja antara 1535 dan 1679. Pada 15 Desember 1929, mereka dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 25 Oktober 1970, mereka dikanonisasi oleh Paus Bto. Paulus VI. Mereka adalah:
  1. John Stone
  2. Augustinus Webster
  3. Yohanes Houghton
  4. Robert Lawrence
  5. Richard Reynolds
  6. Alexander Briant
  7. Edmund Arrowsmith
  8. Edmund Campion
  9. David Lewis
  10. Henry Morse
  11. Henry Walpole
  12. Nicholas Owen
  13. Philip Evans
  14. Robert Southwell
  15. Thomas Garnet
  16. Alban Roe
  17. Ambrose Edward Barlow
  18. John Roberts
  19. John Jones
  20. John Wall
  21. Cuthbert Mayne
  22. Edmund Gennings
  23. Eustace White
  24. John Almond
  25. John Boste
  26. John Kemble
  27. John Lloyd
  28. John Pain
  29. John Plesington
  30. John Southworth
  31. Luke Kirby
  32. Polydore Plasden
  33. Ralph Sherwin
  34. John Rigby
  35. Philip Howard
  36. Richard Gwyn
  37. Swithun Wells
  38. Anne Line
  39. Margaret Clitherow
  40. Margaret Ward

dari sumber http://saints.sqpn.com/ dan http://www.friar.org/

Sta. Laura dari Sta. Katarina dari Siena

21 Oktober

Maria Laura de Jesus Montoya y Upegui lahir pada 26 Mei 1874 di Jerico, Antioquia, Kolombia. Ia adalah puteri dari Juan de la Crux Montoya dan Dolores Upegui. Ketika berusia dua tahun, ayahnya meninggal dunia karena membela negaranya, dan keluarganya jatuh miskin karena hartanya dirampas. Laura kemudian dikirim untuk tinggal bersama neneknya. Beranjak dewasa, ia mengembangkan imannya melalui meditasi Kitab Suci dan menerima Sakramen Mahakudus. Ketika berusia enambelas tahun ia dipanggil oleh ibunya untuk membantu keuangan keluarga. Laura diminta untuk bekerja sebagai guru walaupun ia tidak pernah mendapatkan pendidikan formal. Laura mengikuti sebuah pelatihan dan berhasil menjadi yang terbaik dikelasnya. Laura kemudian mengajar di Normale de Institutoras di Medillin. Laura tidak hanya mengajar pengetahuan tetapi juga menyebarkan Injil. Ia merasa Tuhan memanggilnya dan sangat berkeinginan untuk menjadi seorang biarawati Karmelit. Laura kemudian memutuskan untuk membantu orang-orang Indian. Ia ingin menghapus diskriminasi yang  terjadi pada suku Indian, dan menjadi seorang Indian diantara orang-orang Indian. Pada 14 Mei 1914 Laura dan empat wanita lainnya pergi ke Dabeiba untuk tinggal bersama orang-orang Indian. Dengan dibantu oleh Uskup Santa Fe de Antioquia, mereka mendirikan Kongregasi Misionaris Maria Imakulata dan Santa Katarina dari Siena dan Laura ditunjuk sebagai Superiornya. Kongregasi ini memusatkan diri untuk berkarya pada orang-orang Indian. Banyak orang berkomentar terhadap Kongregasinya, tetapi Laura tidak terlalu mempedulikannya. Muder Laura membuat arahan dan banyak tulisan, termasuk autobiografi dirinya untuk membantu para biarawatinya dalam menghayati panggilan mereka. Diakhir masa hidupnya, Laura menderita sakit berkepanjangan yang membuatnya hidup di kursi roda. Laura dari Sta. Katarina dari Siena meninggal dunia pada 21 Oktober 1949 di Medellin, Kolombia. Pada 25 April 2004, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II, dan pada 12 Mei 2013, ia dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.


dari http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/http://en.wikipedia.org/, dan http://www.vatican.va/

Minggu Biasa XXIX

Tahun B

Sekali peristiwa Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya, "Guru, kami harap Engkau mengabulkan suatu permohonan kami!" Jawab Yesus kepada mereka, "Apa yang hendak Kuperbuat bagimu?" Mereka menjawab, "Perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, seorang di sebelah kanan-Mu dan seorang lagi di sebelah kiri-Mu." Tetapi kata Yesus kepada mereka, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Sanggupkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" Jawab mereka, "Kami sanggup." Yesus lalu berkata kepada mereka, "Memang, kamu harus meminum cawan yang harus Kuminum, dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan atau kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang yang baginya telah disediakan." Mendengar itu, kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil murid-murid-Nya lalu berkata, "Kamu tahu bahwa orang-orang yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tetapi janganlah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Sebab Anak Manusia pun datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang."


dari sumber:
http://renunganpagi.blogspot.com/

St. Kaprisius

20 Oktober

Kaprisius lahir di Agen, Perancis. Ia menjadi Uskup Agen pada masa penganiayaan Kaisar Diokletian. Karena penganiayaan itu, lari dan bersembuyi. Kemartiran St. Foy dari Aquitaine menggerakan keberaniannya untuk tampil menyatakan dirinya sebagai seorang Kristen. Ia ditangkap dan menghadapi kemartirannya bersama dengan St. Alberta, St. Primus dan Felicianus. Kaprisius meninggal dunia pada tahun  303 di Agen, Perancis.


dari sumber http://www.catholic.org/http://en.wikipedia.org/, dan http://saints.sqpn.com/

St. Magdalena dari Nagasaki

20 Oktober

Magdalena lahir pada tahun 1611 di Nagasaki, Jepang. Ia adalah puteri dari pasangan suami isteri Kristen yang menjadi martir pada tahun 1620. Ketika para Agustinian mulai berkarya di Jepang, Magdalena melayani mereka dan ikut berkarya sebagai katekis dan penerjemah. Pada tahun 1625, Magadalena bergabung dengan Ordo Ketiga St. Agustinus. Penganiayaan yang terjadi di Jepang juga menimpa para Agustinian, termasuk para pembimbing spiritual Magdalena. Dengan keberanian dan iman yang kuat, Magdalena menyerahkan dirinya dan mengakui dirinya sebagai pengikut Kristus. Ia ditangkap dan disiksa selama tigabelas hari, kemudian ia digantung secara terbalik sampai meninggal dan tubuhnya kemudian dibakar. Magdalena dari Nagasaki meninggal dunia pada 15 Oktober 1634 di Jepang. Pada 18 Febriari 1981, ia dibeatifikasi dan pada 18 Oktober 1987 ia dikanonisasi oleh Paus St. Yohanes Paulus II.


8 Martir Kanada

19 Oktober

Enam Imam Serikat Yesus dan dua awam menjadi martir ketika menyebarkan Injil di Kanada. Pada 21 Juni 1925 mereka dibeatifikasi dan pada 29 Juni 1930, mereka dikanonisasi oleh Paus Pius XI. Mereka adalah:
  1. Sto. Yohanes de Brebeuf S.J.
  2. Sto. Gabriel Lalement S.J.
  3. Sto. Charles Garnier S.J.
  4. Sto. Antonine Daniel S.J.
  5. Sto. Noel Chabanel S.J.
  6. Sto. Isaac Joques S.J.
  7. Sto. Rene Goupil
  8. Sto. Jean de la Lande

Minggu Biasa XXVIII

Tahun B

Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya. Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya, "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya, "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain Allah! Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta dan jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayah dan ibumu!" Kata orang itu kepada Yesus, "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya, "Hanya satu lagi kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin. Maka engkau akan beroleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari, dan ikutlah Aku." Mendengar perkataan Yesus, orang itu menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyaklah hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka, "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." Murid-murid tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi, "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Para murid semakin gempar dan berkata seorang kepada yang lain, "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata, "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin!" Lalu berkatalah Petrus kepada Yesus, "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!" Maka Yesus menjawab, "Sungguh, Aku berkata kepadamu, barangsiapa, karena Aku dan karena Injil, meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal."


B. Angela Truszkowska

10 Oktober

Sophia Camille Tuszkowska lahir pada 16 Mei 1825 di Kalisz, Polandia. Ia adalah puteri dari Joseph dan Josephina Truszkowska, yang merupakan keluarga bangsawan. Ketika kecil ia belajar dari seorang guru privat. Kemudian pada tahun 1837, ia pindah ke Warsaw, dan dimasukan ke Akademi Madame Guerrin. Kondisinya yang lembah membuatya kembali belajar di rumahnya dengan seorang guru privat. Pada tahun 1848, dalam usia duapuluh tiga tahun, Sophia memulai masa pertobatannya. Ia menjadi lebih berdevosi kepada Sakramen Mahakudus, dan lebih mencintai doa. Ia bahkan ingin bergabung dengan suster-suster Visitasi, tetapi pembimbing spiritualnya tidak menyarankannya. Sophia kemudian bergabung dengan Serikat St. Vinsensius a Paulo untuk membantu orang-orang miskin. Bersama dengan sepupunya, Clothilde, Sophia menyewa tempat untuk menolong anak-anak yang tidak memiliki tempat tinggal dan juga memberikan pendidikan kepada mereka. Tempat ini kemudian diberi nama Institut Sophia Truszkowska. Pada 21 November 1855, Sophia mengikrarkan kaul pribadi dihadapan ikon Bunda Maria dari Czestochowa, dan mengganti namanya menjadi Angela. Dengan bantuan B. Honoratus Kosminski, Angela mendirikan Kongregasi Suster-Suster St. Felix dari Cantalice atau dikenal sebagai biarawati Felician. Biarawati Felician memiliki pelayanan utama yakni membantu orang miskin, yatim-piatu, jompo, dan juga orang-orang sakit. Angela menjadi superior jendral sampai dengan ia berusia empatpuluh empat tahun, ketika ia mulai kehilangan pendengarannya. Setelah melepaskan jabatannya, Angela tetap memberikan perhatian kepada para biarawatinya, termasuk ketika beberapa biarawati akan melakukan misi ke Amerika. Angela memilih hidup tersembunyi ketika berbagai penyakit mulai menyerangnya. Angela Truszkowska, C.S.S.F., meninggal dunia pada 10 Oktober 1899. Pada 18 April 1993, ia dibeatifikasi oleh Paus St. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.americancatholic.org/http://www.catholic.org/http://www.stjoenj.net/http://www.franciscan-sfo.org/, dan http://feliciansisters.org/

St. Nicholas

10 Oktober

Kemartiran St. Berardus dan kawan-kawannya memberikan dorongan bangi banyak orang Kristen untuk mempertobatkan orang-orang Muslim. Enam biarawan Fransiskan dari Tuscany, St. Agnellus, St. Samuel, St. Donulus, St. Leo, St. Hugolinus, dan Nicholas meminta izin kepada bruder Elias dari Cortona untuk menyebarkan Injil dan berhomili di Maroko. Mereka kemudian dikirim ke Spanyol dan bergabung bersama St. Daniel, Provinsial Calabria. Mereka semua pergi menuju Maroko dan tinggal beberapa hari di desa yang dihuni oleh para pedagang Kristen. Mereka kemudian memasuki kota Ceuta dan mulai berkotbah, sampai mereka ditangkap dan dipenjara. Mereka diminta untuk menyangkal iman mereka dan mereka menolaknya, sehingga mereka dihukum mati dengan dipenggal. Nicholas, O.F.M., meninggal pada 10 Oktober 1227 di Ceuta, Maroko. Pada tahun 1516, mereka dikanonisasi oleh Paus Leo X.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://ofm.or.id/http://www.imankatolik.or.id/, dan http://www.newadvent.org/

St. Hugolinus

10 Oktober

Kemartiran St. Berardus dan kawan-kawannya memberikan dorongan bangi banyak orang Kristen untuk mempertobatkan orang-orang Muslim. Enam biarawan Fransiskan dari Tuscany, St. Agnellus, St. Samuel, St. Donulus, St. Leo, Hugolinus, dan St. Nicholas meminta izin kepada bruder Elias dari Cortona untuk menyebarkan Injil dan berhomili di Maroko. Mereka kemudian dikirim ke Spanyol dan bergabung bersama St. Daniel, Provinsial Calabria. Mereka semua pergi menuju Maroko dan tinggal beberapa hari di desa yang dihuni oleh para pedagang Kristen. Mereka kemudian memasuki kota Ceuta dan mulai berkotbah, sampai mereka ditangkap dan dipenjara. Mereka diminta untuk menyangkal iman mereka dan mereka menolaknya, sehingga mereka dihukum mati dengan dipenggal. Hugolinus, O.F.M., meninggal pada 10 Oktober 1227 di Ceuta, Maroko. Pada tahun 1516, mereka dikanonisasi oleh Paus Leo X.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://ofm.or.id/http://www.imankatolik.or.id/, dan http://www.newadvent.org/

St. Leo

10 Oktober

Kemartiran St. Berardus dan kawan-kawannya memberikan dorongan bangi banyak orang Kristen untuk mempertobatkan orang-orang Muslim. Enam biarawan Fransiskan dari Tuscany, St. Agnellus, St. Samuel, St. Donulus, Leo, St. Hugolinus, dan St. Nicholas meminta izin kepada bruder Elias dari Cortona untuk menyebarkan Injil dan berhomili di Maroko. Mereka kemudian dikirim ke Spanyol dan bergabung bersama St. Daniel, Provinsial Calabria. Mereka semua pergi menuju Maroko dan tinggal beberapa hari di desa yang dihuni oleh para pedagang Kristen. Mereka kemudian memasuki kota Ceuta dan mulai berkotbah, sampai mereka ditangkap dan dipenjara. Mereka diminta untuk menyangkal iman mereka dan mereka menolaknya, sehingga mereka dihukum mati dengan dipenggal. Leo, O.F.M., meninggal pada 10 Oktober 1227 di Ceuta, Maroko. Pada tahun 1516, mereka dikanonisasi oleh Paus Leo X.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://ofm.or.id/http://www.imankatolik.or.id/, dan http://www.newadvent.org/

St. Donulus

10 Oktober

Kemartiran St. Berardus dan kawan-kawannya memberikan dorongan bangi banyak orang Kristen untuk mempertobatkan orang-orang Muslim. Enam biarawan Fransiskan dari Tuscany, St. Agnellus, St. Samuel, Donulus, St. Leo, St. Hugolinus, dan St. Nicholas meminta izin kepada bruder Elias dari Cortona untuk menyebarkan Injil dan berhomili di Maroko. Mereka kemudian dikirim ke Spanyol dan bergabung bersama St. Daniel, Provinsial Calabria. Mereka semua pergi menuju Maroko dan tinggal beberapa hari di desa yang dihuni oleh para pedagang Kristen. Mereka kemudian memasuki kota Ceuta dan mulai berkotbah, sampai mereka ditangkap dan dipenjara. Mereka diminta untuk menyangkal iman mereka dan mereka menolaknya, sehingga mereka dihukum mati dengan dipenggal. Donulus, O.F.M., meninggal pada 10 Oktober 1227 di Ceuta, Maroko. Pada tahun 1516, mereka dikanonisasi oleh Paus Leo X.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://ofm.or.id/http://www.imankatolik.or.id/, dan http://www.newadvent.org/

St. Samuel

10 Oktober

Kemartiran St. Berardus dan kawan-kawannya memberikan dorongan bangi banyak orang Kristen untuk mempertobatkan orang-orang Muslim. Enam biarawan Fransiskan dari Tuscany, St. Agnellus, Samuel, St. Donulus, St. Leo, St. Hugolinus, dan St. Nicholas meminta izin kepada bruder Elias dari Cortona untuk menyebarkan Injil dan berhomili di Maroko. Mereka kemudian dikirim ke Spanyol dan bergabung bersama St. Daniel, Provinsial Calabria. Mereka semua pergi menuju Maroko dan tinggal beberapa hari di desa yang dihuni oleh para pedagang Kristen. Mereka kemudian memasuki kota Ceuta dan mulai berkotbah, sampai mereka ditangkap dan dipenjara. Mereka diminta untuk menyangkal iman mereka dan mereka menolaknya, sehingga mereka dihukum mati dengan dipenggal. Samuel, O.F.M., meninggal pada 10 Oktober 1227 di Ceuta, Maroko. Pada tahun 1516, mereka dikanonisasi oleh Paus Leo X.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://ofm.or.id/http://www.imankatolik.or.id/, dan http://www.newadvent.org/

St. Agnellus

10 Oktober

Kemartiran St. Berardus dan kawan-kawannya memberikan dorongan bangi banyak orang Kristen untuk mempertobatkan orang-orang Muslim. Enam biarawan Fransiskan dari Tuscany, Agnellus, St. Samuel, St. Donulus, St. Leo, St. Hugolinus, dan St. Nicholas meminta izin kepada bruder Elias dari Cortona untuk menyebarkan Injil dan berhomili di Maroko. Mereka kemudian dikirim ke Spanyol dan bergabung bersama St. Daniel, Provinsial Calabria. Mereka semua pergi menuju Maroko dan tinggal beberapa hari di desa yang dihuni oleh para pedagang Kristen. Mereka kemudian memasuki kota Ceuta dan mulai berkotbah, sampai mereka ditangkap dan dipenjara. Mereka diminta untuk menyangkal iman mereka dan mereka menolaknya, sehingga mereka dihukum mati dengan dipenggal. Agnellus, O.F.M., meninggal pada 10 Oktober 1227 di Ceuta, Maroko. Pada tahun 1516, mereka dikanonisasi oleh Paus Leo X.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://ofm.or.id/http://www.imankatolik.or.id/, dan http://www.newadvent.org/

St. Eleutherius

9 Oktober

Eleutherius adalah seorang diakon yang melayani St. Dionisius dari Paris. Bersama St. Dionisius dan St. Rusticus, ia pergi ke Paris dalam tugas misi yang diberikan oleh Paus St. Fabianus. Ketiganya mulai mempertobatkan banyak orang Galia. Ketiganya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati dengan cara dipenggal. Eleutherius meninggal pada sekitar tahun 258 di Montmarte, Perancis. 


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/http://www.catholicculture.org/http://www.newadvent.org/, dan http://www.imankatolik.or.id/

St. Rusticus

9 Oktober

Rusticus adalah seorang imam yang melayani St. Dionisius dari Paris. Bersama St. Dionisius dan St. Eleutherius, ia pergi ke Paris dalam tugas misi yang diberikan oleh Paus St. Fabianus. Ketiganya mulai mempertobatkan banyak orang Galia. Ketiganya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati dengan cara dipenggal. Rusticus meninggal pada sekitar tahun 258 di Montmarte, Perancis. 


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/http://www.catholicculture.org/http://www.newadvent.org/, dan http://www.imankatolik.or.id/

Minggu Biasa XXVII

Tahun B

Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi hendak mencobai Yesus. Mereka berkata kepada-Nya, “Bolehkah seorang suami menceraikan isterinya?” Tetapi Yesus menjawab mereka, “Apa perintah Musa kepadamu?” Jawab mereka, “Musa memberi izin untuk menceraikan isterinya dengan membuat surat cerai.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Karena ketegaran hatimulah Musa menulis perintah itu untukmu. Sebab pada awal dunia Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.” Setelah tiba di rumah, para murid bertanya pula tentang hal itu kepada Yesus. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika isteri menceraikan suaminya, lalu kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.” Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Tetapi murid-murid-Nya memarahi orang itu. Melihat itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalang-halangi mereka! Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah, Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan ke atas mereka dan memberkati mereka.


Bto. Diego de San Vitores

6 Oktober

Diego Jeronimo de San Vitores y Alonso de Maluendo lahir pada 12 November 1627 di Burgos, Spanyol. Diego sejak kecil ingin bergabung dengan Serikat Yesus, meskipun orangtuanya lebih ingin ia berkarya dalam bidang militer. Ia bergabung pada novisiat Yesuit di Villarejo de Fuent, pada Juli 1640, dan setelah menyelesaikan pendidikan filsafat dan teologi di Alaca de Henares, ia ditahbiskan sebagai seorang imam pada 23 Desember 1651. Diego mengajar bahasa di Oropesa dan teologi kepada para Yesuit. Diego kemudian dikirim oleh superiornya dalam untuk menjadi seorang misionaris di Filipina. Diego berangkat dari Cadiz, Spanyol pada 15 Mei 1660 menuju Meksiko, sebelum akhirnya menuju Filipina. Di Filipina ia mempelajari bahasa Tagalog, serta menjadi pemimpin para novis dan dekan Universitas Manila. Pada tahun 1664, Diego melaporkan kepada Raja Philip IV dari Spanyol mengenai daerah kepulauan Mikronesia, dan meminta izin untuk melakukan misi ke daerah tersebut. Raja mengijinkannya dan Misi baru ini sudah langsung memperlihatkan hasilnya. Dalam enam bulan, sekitar 13.000 orang dibaptis. Diego memilih Guam untuk melakukan misinya dan ia juga menyebarkan Injil ke Saipan dan Tinian. Bersama Sto. Pedro Calungsod, Diego membapris seorang bayi, tetapi kemudian mereka dibunuh sebagai martir. Diego de San Vitores, S.J., meninggal dunia pada 1 April 1672 di Tumon, Guam. Pada 6 Oktober 1985, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://sjweb.info/http://www.jesuit.org.sg/http://www.catholic.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Sta. Maria Fransiska dari Kelima Luka Yesus

6 Oktober

Anna Maria Gallo lahir pada 25 Maret 1715 di Naples, Italia. Ia adalah puteri dari Fransiskus Gallo, seorang yang serakah dan pemarah, dan Barbara Basisnsin, seorang wanita saleh dam penyabar. Maria menerima Komuni pertamanya pada usia 7 tahun, dan pergi merayakan Misa setiap hari setelah saat itu. Ketika Maria berusia 16 tahun, ia dipaksa untuk menikah oleh ayahnya dengan pemuda kaya pilihannya. Maria menolak keinginan orangtuanya dan ia memilih menjadi seorang anggota Tertiaris Fransiskan pada tahun 1731 dan memilih nama Maria Fransiska dari Kelima Luka Yesus. Maria baik sekali kepada orang-orang miskin dan sakit. Maria juga memperoleh stigmata. Maria juga beberapa kali mendapat pengelihatan akan masa depan, termasuk diantaranya adalah stigmata dirinya, dan Revolusi Perancis. Maria Fransiska dari Kelima Luka Yesus meninggal dunia pada 6 Oktober 1791. Pada 12 November 1843, ia dibeatifikasi oleh Paus Gregorius XVI, dan pada 29 Juni 1867 ia dikanonisasi oleh Paus Pius IX.


dari sumber http://ofm.or.id/http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.imankatolik.or.id/

St. Anna Schaffer

5 Oktober

Anna Schaffer  lahir pada 18 Februari 1882 di Mindelstetten, Bavaria, Jerman. Sejak kecil ia sudah diajari kesalehan dan mencintai Tuhan oleh ibunya. Setelah Komuni pertamanya, ia memiliki keinginan agar kelak dapat menjadi seorang biarawati. Pada Juni 1898, Anna mendapat pengelihatan dan pesan dari Yesus, bahwa ia akan mengalami rasa sakit penderitaan yang berkepanjangan. Ia meninggalkan pekerjaannya dengan tergesa-gesa, dan pada 4 Februari 1901, penderitaanya dimulai. Saat itu sebuah cerobong asap mesin uap untuk mencuci sudah terpisah dari tembok, tetapi ia mencoba untuk memperbaikinya. Ia terpeleset dan jatuh kedalam kuali berisi cucian mendidih yang melukai kakinya hingga lutut. Meskipun telah menjalani perawatan intensif, tetap saja lukanya tidak dapat disembuhkan, bahkan semakin memburuk. Setelah merasa tidak dapat menerima ini semua, Anna kemudian menyadari bahwa ini semua adalah rencana Allah. Setiap hari ia menerima Komuni dari pembimbing spiritual dan juga pastor parokinya, Pater Karl Rieger. Pada tahun 1910, Anna mendapat mengelihatan kembali, kali ini ia melihat St. Fransiskus, dan kemudian sang Penebus. Sejak saat itu ia menerima stigmata. Pada 25 April 1923, ia diijinkan untuk mengikuti Jumat Agung. Kondisinya semakin parah dengan kakinya menjadi lumpuh, dan diikuti dengan kram yang sangat menyakitkan dari sumsum tulang belakangnya, dan ditambah dengan kanker rektum. Pada 5 Oktober 1925, ia menerima Komuninya yang terakhir, dan membuat tanda salib dan meninggal dengan tenang setelah mengatakan "Yesus, aku tinggal di dalam-Mu." Anna Schaffer dibeatifikasi pada 7 Maret 1999 oleh Paus Yohanes Paulus II dan pada 21 Oktober 2012, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.


dari sumber http://www.ewtn.com/http://www.catholicculture.org/http://www.abbaye-saint-benoit.ch/, dan http://saints.sqpn.com/

St. Faustina Kowalska

5 Oktober

Helenal Kowalska lahir pada tanggal 25 Agustus 1905 di Glogowiec, Polandia. Ia lahir dari keluarga miskin, dibaptis dengan nama Helena, dan sejak kecil sudah menyukai berdoa, bekerja, hidup taat, dan memiliki perhatian pada orang-orang miskin. Helena hanya bersekolah selama tiga tahun, dan sejak berusia tujuh tahun, ia sudah merasakan panggilan Tuhan. Helena menerima Komuni pertama pada usia sembilan tahun, dan ketika berusia enambelas tahun ia bekerja sebagai pelayan untuk membantu keluarganya. Keinginan Helena untuk menjadi biarawati selalu mendapat penolakan dari keluarganya. Pada 1 Agustus 1925, Helena bergabung dengan Kongregasi Bunda Maria Kerahiman. Pada 30 April 1926 ia menerima jubah dan nama Maria Faustina dari Sakramen Mahakudus. Ia bekerja sebagai juru masak, tukang kebun dan porter. Yesus menampakan diri kepada Faustina dan memintanya untuk menjadi rasul dan sekretarisnya. Yesus juga meminta Faustina untuk dibuatkan lukisan Yesus berjubah putih dengan cahaya merah dan putih terpancar dari hati-Nya. Lukisan yang saat ini dikenal dengan lukisan Kerahiman Ilahi diakhiri dengan kata Jesu Ufam Tobie  yang artinya Yesus Engkaulah Harapanku. Faustina menunjukan segala ketaatannya akan permintaan Yesus. Semua yang ia alami dicatat dalam sebuah buku harian, termasuk didalamnya ajaran mengenai Kerahiman Ilahi. Faustina diberi talenta penglihatan, stigmata yang tidak nampak, bilokasi, membaca jiwa, meramal. Faustina memiliki devosi kepada St. Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa, kepada Sakramen Mahakudus, dan kepada Rekonsiliasi. Diakhir hidupnya, Faustina terserang Tuberkolosis. Pada 5 Oktober 1938, Maria Faustina Kowalska, Z.M.B.M., meninggal dunia di Krakow, Polandia. Dari buku hariannya, banyak orang termasuk para biarawati mulai mengetahui hal besar apa yang telah dialami oleh Faustina. Terjemahan buku hariannya sampai ke Vatikan, tetapi karena terjemahan yang buruk membuatnya sempat dikatakan sebagai ajaran yang menyimpang. Ketika Karol Wojtyla (St. Yohanes Paulus II) menjadi Uskup Agung, ia meminta untuk memperbaiki terjemahan terdahulu dan meminta Vatikan untuk mempertibangkan keputusan terdahulu. Buku harian Faustina kemudian dinyatakan sebagai karya cinta Allah. Pada 18 April 1993, Maria Faustina Kowalska dibeatifikasi dan pada 30 April 2000, ia dikanonisasi oleh Paus St. Yohanes Paulus II.