Maria Francoise Therese Martin lahir pada 2 Januari 1873 di Alencon, Perancis.Teresia adalah puteri bungsu dari pasangan Bto. Louis Martin, seorang pembuat jam tangan, dan Bta. Mariae Azelie Guerin Martin. Teresa memiliki sembilan saudara, lima diantaranya adalah perempuan dan hidup hingga dewasa. Ketika berusia empat setengah tahun, Teresa harus kehilangan ibunya yang meninggal dunia karena kanker payudara. Keluarga mereka kemudian pindah ke Lisieux, Normandy, Perancis. Teresa kemudian diasuh oleh kakaknya Pauline selama lima tahun, sebelum kakaknya bergabung menjadi biarawati Karmel. Tidak lama kemudian Teresa jatuh sakit dan ketika melihat saudaranya berdoa dihadapan patung Bunda Maria, ia ikut berdoa dan melihat Bunda Maria tersenyum kepadanya, dan saat itu juga Teresa sembuh dari penyakitnya. Teresa kemudian ditinggalkan dua saudaranya yang lain Marie dan Leonie yang bergabung menjadi biarawati Karmel dan Klaris. Sementara itu Teresa belajar di sekolah suster-suster Benediktin di Notre-Dame-du-Pre. Pada Natal 1886, Teresa didatangi Kanak-Kanak Yesus sehingga ia lebih sensitif terhadap perasaan ayahnya terhadap dirinya. Teresa kemudian mendaftarkan diri untuk bergabung menjadi biarawati Karmel, tetapi ditolak oleh superiornya karena Teresa masih terlalu muda. Teresa kemudian mendatangi Uskup Hugonin, dan meminta izin agar diperbolehkan bergabung menjadi biarawati Karmel, tetapi Uskup juga menolaknya. Teresa dan keluarganya kemudian berziarah ke Roma dan pada saat beraudiensi dengan Paus Leo XIII, Teresa mengutarakan keinginannya untuk menjadi biarawati Karmel dihadapan Bapa Suci walaupun semua orang dilarang untuk berbicara kepada Bapa Suci. Keberanian Teresa ternyata menggugah hati Vikaris Jendral, dan Teresa kemudian diterima dalam biara Karmel Tak Berkasut di Lisieux ketika ia berusia limabelas tahun, pada 9 April 1888 dan mengikrarkan kaul kekalnya pada 8 September 1890. Tidak lama kemudian saudaranya Pauline terpilih sebagai prioress. Teresa tidak hanya ingin hidup baik dan benar, melainkan hidup penuh kekudusan. Teresa mempersembahkan setiap pekerjaan-pekerjaan kecil yang ia lakukan setiap hari untuk dapat hidup penuh kekudusan. Celine, saudaranya bergabung sebagai biarawati Karmel setelah ayah mereka meninggal. Pauline atau Muder Agnes kemudian menyuruh Teresa untuk menuliskan kisah hidupnya dalam sebuah buku yang berjudul "Kisah Sebuah Jiwa". Teresa dari Kanak-Kanak Yesus, O.C.D., meninggal dunia pada 30 September 1897 di Lisieux, Perancis. Bukunya diterbitkan dua tahun setelah kematiannya dan menginspirasi banyak orang. Pada 29 April 1923, ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI dan pada 17 Mei 1925, ia dikanonisasi oleh Paus yang sama. Pada 19 Oktober 1997, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II dengan gelar Doctor Amoris.
Pages
▼
St. Teresia dari Kanak-Kanak Yesus
1 Oktober |
Sekali peristiwa datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
dari sumber http://renunganpagi.blogspot.com/