Pages

Sto. Yakobus Kyushei Tomonaga

28 September

Jacobo Kyushei Gorobioye Tomonaga de Santa Maria lahir pada sekitar tahun 1582 di Kyudetsu, Jepang. Ia adalah putera sebuak keluarga bangsawan Kristen di Kyudetsu. Yakobus memperoleh pendidikan pada kolose Yesuit di Nagasaki/ Semasa muda, Yakobus aktif sebagai katekis, tetapi ia kemudian diusir dari Jepang pada tahun 1614 karena aktivitasnya sebagai katekis. Yakobus pergi ke Filipina dan ia bergabung dengan Ordo Pengkotbah. Yakobus ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1626 dan mulai berkotbah di Filipina dan Taiwan. Pada tahun 1632, Yakobus kembali ke Jepang walaupun ia mengetahui bahaya yang menantinya. Di Jepang ia berkarya bersama Sto. Miguel Kurobioye, seorang katekis. Pada Juli 1633, Yakobus ditangkap setelah sebelumnya Sto. Miguel Kurobioye tertangkap dan setelah disiksa memberitahu keberadaan Yakobus. Yakobus disiksa dan dibunuh karena menyebarkan iman Kristen. Yakobus Kyushei Tomonaga, O.P., meninggal dunia pada 17 Agustus 1633 di Nagasaki, Jepang. Pada 18 Februari 1981, ia dibeatifikasi, dan pada 18 Oktober 1987, ia dikanonisasi oleh Paus Paus Sto. Yohanes Paulus II.


Bto. Inosensius dari Bertio

28 September

Giovanni Scalvinoni lahir pada 19 Maret 1844 di Niardo, Bresia, Italia. Ia adalah putera dari Frances Poli dan Peter Scalvinoni, yang berasal dari Berzo. Ayahnya meninggal ketika ia masih berusia beberapa bulan. Giovanni dikirim untuk belajar di kolose Lovere di Bergamo. Pada tahun 1861, Giovanni masuk seminari di Brescia dan pada tahun 1867, ia ditahbiskan sebagai imam diosesan. Giovanni sempat menjadi rektor seminari dan pastor paroki di Berzo. Ia dikenal karena homili, dan bimbingan spiritualnya. Pada tahun 1874, Giovanni bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin di Provinsi Lombardia. Ia memperoleh nama baru, Innosensius dari Berzo. Ia sempat menjadi asisten kapala novis. Inosensius memiliki devosi yang besar terhadap Sakramen Mahakudus, dan mampu berdoa dalam waktu yang lama dihadapan Sakramen Mahakudus. Kerendahan hati dan kekudusannya membuat kehidupannya semakit tersembunyi dari orang banyak. Pada tahun 1889, Inosensius dipilih sebagai pembimbing retreat dan jatuh sakit. Inosensius dari Bertio, O.F.M.Cap., meninggal dunia pada 3 Maret 1890 di Begamo, Italia. Pada 12 Maret 1961, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes XXIII.


dari sumber http://saints.sqpn.com/, http://www.capuchin.org/, http://www.capuchinfriars.org.au/, dan http://www.capuchin.or.kr/

Sto. Dominikus Ibanez

28 September


Domingo Ibanez de Erquicia lahir pada sekitar Februari 1589 di Regil, Guipuzcoa, Spanyol. Ketika berusia enambelas tahun, Dominikus bergabung dengan Ordo Pengkotbah atau Dominikan di San Sebastian. Satu tahun sebelum ditahbiskan sebagai imam, ia pindah biara ke provinsi St. Maria Rosario di Sevilla, karena merasa terpanggil untuk menjadi misionaris di Filipina, Jepang, dan China. Ia diberangkatkan menuju Filipina melalui Meksiko. Dominikus ditahbiskan sebagai imam di Filipina dan ditugaskan di Pangasinan. Selama empat tahun ia membaptis sekitar 10.000 anak. Setelah itu Dominikus ditugaskan di Binondo, Manila. Ia juga mengajar di Universitas St. Tomas. Ketika situasi misi di Jepang dalam masalah, Dominikus diutus oleh superiornya untuk pergi ke Jepang. Dominikus tiba di Nagasaki pada 14 Oktober 1623, dan berkarya ditengah bahaya selama sepuluh tahun. Ia berperan penting dalam posisinya sebagai Vikaris Provinsial misi. Pada tahun 1633, Dominikus ditangkap bersama dengan katekisnya, Sto. Francis Shoyemon, setelah dikhianati oleh seorang Kristen yang berapostasi. Setelah dipenjara di Nagoya, Dominikus dibawa ke Nagasaki dan disiksa untuk menyangkal imannya, tetapi Dominikus tetap bertahan pada imannya. Dominikus Ibanez, O.P., meninggal dunia pada 13 Agustus 1633 di Nagasaki, Jepang. Pada 18 Februari 1981, ia dibeatifikasi, dan pada 18 Oktober 1987, ia dikanonisasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://www.op-stjoseph.org/http://en.wikipedia.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.vatican.va/

Sto. Laurensius Ruiz

28 September

Laurensius Ruiz lahir pada sekitar tahun 1600 di Binondo, Manila, Filipina. Ia adalah putera dari seorang keturunan China dan Filipina. Sejak kecil ia memperoleh pendidikan dari para Dominikan, dan juga bertugas sebagai putera altar. Ketika dewasa, ia bergabung dengan Cofradia del Santissimo Rosario atau Persaudaraan Rosario Suci. Laurensius kemudian menikah dengan Rosario dan memiliki dua orang putera dan satu orang puteri. Pada suatu ketika, ia dituduh membunuh seorang Spanyol. Dengan bantuan seorang imam Dominikan. Ia menaiki sebuah kapal yang hendak menuju Jepang, bersama dengan Sto. Antonio Gonzales, Sto. Guillermo Courtet, Sto. Miguel de Aozaraza, Sto. Vicente Shiwozuka de la Cruz, dan Sto. Lazaro dari Kyoto. Meskipun dapat turun di Pulau Formosa, Laurensius memilih ikut besama para misionaris ke Okinawa, Jepang. Tidak lama kemudian, keberadaan mereka semua diketahui dan mereka ditangkap. Mereka disiksa dengan sangat keras agar menyangkal iman mereka, tetapi tidak satu siksaanpun yang berhasil mengalahkan iman mereka. Pada 27 September 1637, Laurensius dibawa ke Nagasaki dan menerima siksaan terakhirnya, yaitu digantung secara terbalik. Laurensius Ruiz meninggal dunia pada 29 September 1637 di Nagasaki, Jepang. Pada 18 Februari 1981, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II dan pada 18 Oktober 1987, ia dikanonisasi oleh Paus yang sama.


dari sumber:
http://www.stlorenzoruiz.com/
http://www.vatican.va/
http://saints.sqpn.com/
http://www.catholic.org/
http://en.wikipedia.org/

Sto. Wenseslaus

28 September

Wenseslaus lahir pada sekitar tahun 907 di Praha, Bohemia. Ia adalah putera dari Wratislaw dan Dragomira. Wenseslaus adalah cucu dari Sta. Ludmila, dan sejak kecil sudah dididik oleh Sta. Ludmila. Setelah ayahnya meninggal dunia dalam sebuah kekacauan antara umat Kristen dan Paganisme, ibunya menggantikan posisi ayahnya. Setelah Sta. Ludmila juga dibunuh, Wenseslaus naik takhta menggantikan ibunya setelah terjadi sebuah kudeta. Iman Kristennya ia tunjukan dengan membantu orang miskin, para janda, dan anak-anak yatim-piatu. Ia juga sering menghadiri pemakaman orang miskin, membebaskan tawanan perang, dan mengunjungi penjara. Karena persaingan politik yang berakar dari perselisihan Kristen dan Paganisme, Wenseslaus dibunuh oleh saudaranya, Boleslaw, yang memihak Paganisme, seperti ibunya. Wenseslaus meninggal dunia pada 28 September 929 di pintu gereja di Bohemia.