Pages

Sto. Siprianus

16 September

Thascius Caecilius Siprianus lahir pada sekitar tahun 200 di Kartago, Tunisia. Ia adalah putera seorang senator kaya penganut Paganisme. Dimasa mudanya, Siprianus belajar retorika. Ia mencoba mengenal iman Kristen melalui Tertullianus dan terus mencari kebenaran. Siprianus kemudian menemukan kebenaran dalam iman Kristen melalui bimbingan seorang imam, Sto. Caecilius dari Kartago. Siprianus dibaptis sekitar tahun 246 dan tidak lama kemudian, ia juga ditahbiskan menjadi imam. Siprianus kemudian menjual hartanya dan membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan. Ketika Uskup Kartago, Donatus meninggal dunia, Siprianus ditunjuk sebagai Uskup menggantikannya, pada sekitar tahun 248. Pada tahun 250, muncul penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Decian, dan Siprianus terpaska melarikan diri karena nyawanya terancam. Ia menyerahkan tugas-tugasnya sebagai uskup kepada beberapa imam. Pada saat ditinggal oleh Siprianus, masalah juga muncul terkait Felicissimus, seorang diakon, yang kemudian diekskomunikasi bersama pengikutnya oleh Siprianus. Dalam pelariannya, Siprianus tetap memberikan penguatan kepada umatnya dan menjual harta Gereja untuk membantu umatnya. Dampak dari menganiayaan ini, ada banyak umat awam dan rohaniwan yang berapostasi. Siprianus memilih untuk memberikan pengampunan kepada mereka setelah melalui penyelidikan dan juga melakukan penitensi. Walaupun mendapat dukungan, ada juga kelompok yang menentang tindakan Siprianus. Hal ini juga berlanjut ketika Paus Sto. Kornelius terpilih dan muncul antipaus Novatianus. Novatianus mengajarkan ajaran sesat Novatianisme yang mengajarkan mereka yang berapostasi tidak dapat diterima kembali menjadi seorang Kristen. Siprianus mendukung Paus Sto. Kornelius dan melawan antipaus Novatianus dan juga pengikut-pengikutnya. Perbedaan pendapat juga dialami Siprianus dengan Paus Sto. Stefanus I, terkait dengan pembaptisan kembali orang-orang yang telah dibaptis oleh penganut ajaran sesat. Siprianus mengikuti tradisi yang telah berlangsung di Afrika sejak masa Tertullianus, dan pada masa itu juga banyak berkembang ajaran sesat yang tidak mengakui dogma Tritunggal, sehingga forma pembaptisan menjadi tidak sah. Diyakini juga masalah ini terjadi karena masalah komunikasi. Siprianus juga membuat banyak tulisan, diantaranya ia menyerukan persatuan umat Kristen. Pada masa Kekaisaran Valerian, terjadi kembali penganiayaan terhadap umat Kristen. Siprianus ditangkap dan diinterogasi. Pada tahun 257, Siprianus diasingkan ke Curubis, dan ia ditemani dengan setia oleh diakonnya, Pontius, yang juga menuliskan kisah hidupnya. Siprianus kemudian dibawa kembali ke Kartago, untuk diadili dan ia dijatuhi hukuman mati. Siprianus dari Kartago meninggal dunia sebagai martir pada 14 September 258 di Kartago, Tunisia.


dari sumber:
http://www.newadvent.org/
http://www.catholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://en.wikipedia.org/

Sto. Kornelius

16 September

Paus Kornelius adalah Paus ke-21 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 251-253. Kornelius diyakini ia lahir di Roma dan kemudian menjadi seorang Uskup. Ketika Paus Sto. Fabianus meninggal dunia pada 20 Januari 250, pada masa penganiayaan Decius, tidak ada seorangpun yang berani melakukan pemilihan Paus yang baru, sehingga selama empatbelas bulan Gereja tidak memiliki seorang pemimpin. Kemudian pada sekitar Maret 251, masa penganiayaan sedikit berkurang, sehingga para Uskup dapat memilih pemimpin yang baru, dan terpilihlah Kornelius sebagai Paus pada tahun 251. Beberapa minggu kemudian, seorang Imam bernama Novatian mengangkat dirinya sebagai anti-paus, tetapi Sto. Siprianus dari Kartago meyakinkan banyak Uskup, termasuk Sto. Dionisius Agung, Uskup Alexandria untuk tetap setia dan mendukung Paus Kornelius. Permasalahan terjadi ketika Paus Kornelius bersedia mengampuni mereka yang berapostasi pada masa penganiayaan Decius, atau dikenal juga dengan istilah Lapsi, setelah melakukan pertobatan yang cukup. Sementara itu Novatian mengajarkan bahwa mereka tidak dapat diampuni oleh Gereja. Konsili Kartago menerima ajaran dari Paus Kornelius. Paus juga mengekskomunikasi Novatian dan mengutuk ajaran sesat Novatianisme dalam sinode Uskup di Roma. Dalam suratnya kepada Uskup Fabian di Antiokia, Paus Kornelius menuliskan data jumalah umat dan rohaniwan di Roma. Pada awal tahun 252, dimulailah penganiayaan baru oleh Kaisar Gallus. Paus Kornelius diasingkan ke Centumcellæ (Civita Vecchia). Paus Kornelius meninggal dunia sebagai martir pada tahun 253 di Centumcellæ (Civita Vecchia).