Pages

Salib Suci

14 September

Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”


Salib Suci

14 September

Salib Suci merujuk pada peristiwa yang terjadi pada awal Kekristenan. Peristiwan ini dimulai ketika Sta. Helena menemukan Salib Suci yang digunakan oleh Yesus saat Ia disalibkan dan mendirikan gereja sebagai wujud penghormatan. Dikisahkan juga, ketika Yerusalem jatuh ke tangan bangsa Persia, relikui Salib Suci ikut dibawa ke Persia, sampai dengan Kaisar Heraklius mengalahkan bangsa Persia dan merebut kembali relikui Salib Suci. Ada kisah ketika Kaisar tiba di Yerusalem, ia memanggul Salib Suci layaknya Kristus yang hendak disalibkan di puncak Kalvari. Kaisar bahkan harus menanggalkan pakaiannya sehingga tampak seperti orang miskin dan hina. Makna Pesta Salib Suci dapat dirasakan lebih dalam lagi ketika kita melihat bahwa salib yang dahulu merupakan lambang penghinaan telah menjadi lambang kemenangan ketika Yesus wafat di Salib. Dengan bangga kitapun selalu membuat Tanda Salib, tidak hanya sebelum dan sesudah berdoa, tetapi juga sebelum dan sesudah berkarya. Salib juga merupakan sesuatu yang harus kita panggul sepanjang hidup kita, tanpa harus mengeluh, seperti Yesus memanggul Salib ke puncak Kalvari.