Pages

Bto. Isodorus Bakanja

12 Agustus

Isodorus Bakanja lahir pada sekitar tahun 1887 di Bokendela, Rpublik Demokratik Kongo. Ia adalah putera suku Boangi. Sejak kecil, Isodorus sudah bekerja untuk mempertahankan hidupnya. Pada 6 Mei 1906, Isodorus dibaptis setelah memperoleh bimbingan dari para biarawan Trappist. Isodorus mencintai doa Rosario, dan selalu memabwanya. Ia juga memiliki devosi kepada Bunda Maria dari Gunung Karmel, dan selalu menggunakan skapulir. Isodorus bekerja disebuah perkebunan yang dimiliki oleh seorang koloni Belgia. Banyak dari orang-orang Belgia itu yang menganut atheisme, dan membenci para misionaris. Isodorus menjadi katekis bagi sesama pekerja. Oleh pimpinannya, ia dilarang untuk menggunakan benda-benda rohani dan menyebarkan agama Kristen diantara para pekerja. Isodorus menolak larangan itu sehingga ia disiksa, skapulirnya dirusak, dan ia dirantai. Dikisahkan ia dibuang atau melarikan diri ke hutan, setelah itu, Isodorus menyeret dirinya sampai bertemu dengan pengawas perkebunan yang menolongnya. Sang pengawas mencegah orang-orang yang menyiksa Isodorus untuk membunuhnya. Ia juga merawat Isodorus dirumahnya dan memberikan kesaksiannya. Isodorus didamping dua orang katekis yang menguatkannya di akhir hidupnya. Isodorus tidak pernah membenci dan mendendam kepada mereka yang menyiksanya. Ia juga mengatakan bahwa ia menderita karena ia adalah seorang Kristen. Isodorus bertahan hidup selama empat samapi enam bulan. Isodorus Bakanja meninggal dunia pada 15 Agustus 1909 di Busira, Republik Demokratik Kongo. Pada 24 April 1994, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://ocarm.org/, http://www.ewtn.com/, http://www.ocd.ie/, dan http://en.wikipedia.org/

Sta. Klara dari Assisi

11 Agustus

Klara Scifi lahir pada 16 Juli 1194 di Assisi. Ia adalah puteri dari Favorino Scifi dan Bta. Ortolana. Klara juga merupakan saudara dari Sta. Agnes dari Assisi. Klara sudah memiliki kecintaan terhadap doa sejak kecil. Ketika ia berusia delapanbelas tahun, Sto. Fransiskus dari Assisi mulai berkotbah dan menarik perhatian Klara. Ketika merayakan Ekaristi Minggu Palma di Katedral, Klara diberikan daun palma oleh Uskup yang ia jadikan pertanda akan panggilan Allah. Klara diam-diam meninggalkan rumahnya bersama dengan bibinya, Bianca, dan saudara sepupunya, Pacifica. Mereka pergi ke kapel Porziuncula dimana Sto. Fransiskus berada bersama para pengikutnya, dan menyambut mereka. Sto. Fransiskus memotong rambut Klara dan memberikannya jubah yang kasar untuk mengganti pakaian indahnya. Klara kemudian ditempatkan di sebuah biara Benediktin di Bastia. Ayahnya yang sangat marah atas kepergian Klara yang diam-diam mulai mencarinya dan pada akhirnya menemukan Klara. Ayahnya membujuknya untuk pulang, tetapi Klara tetap berpendirian teguh, sampai ayahnya menyerah dan meninggalkannya. Sto. Fransiskus kemudian memindahkan Klara ke biara Sant' Angelo di Panzo. Disinilah Sta. Agnes ikut bergabung bersama Klara dan karenanya, Sta. Agnes memperoleh penganiayaan dari para kerabatnya. Sto. Fransiskus kemudian mendirikan biara San Damiano bagi Klara dan para pengikut Sto. Fransikus lainnya. Para biarawati ini kemudian dikenal dengan Ordo St. Klara (O.S.C.). Praktek kemiskinan yang mereka terapkan sangat tidak lazim dilakukan pada masa itu. Klara mengikuti para Fransiskan yang tidak memiliki barang-barang duniawi. Kardinal Ugolino, yang kemudian menjadi Paus Gregorius IX selalu membujuknya untuk tidak terlalu keras, tetapi pada akhirnya ia memberikan privilegi khusus kepada Ordo Klaris. Pada tahun 1215, Sto. Fransiskus menjadikan Klara, superior untuk biara San Damiano. Dikisahkan, suatu ketika setelah ayahnya meninggal, ibunya bergabung bersama Klara. Dikisahkan pada tahun 1234, kota Assisi hendak diserang oleh Frederik II. Klara yang saat itu sedang sakit berusaha keras bangkit, dan dengan Monstrans ditangannya, ia memperlihatkan Tubuh Kristus ke arah para pasukan yang hendak menyerang kotanya, dan tidak lama kemudian, para pasukan itu berbalik arah dan tidak jadi menyerang Assisi. Sejak saat itu, Klara menjadi semaki dikenal. Ketika diakhir masa hidupnya, Klara yang sedang sakit dikunjungi oleh Paus Inosensius IV. Ia juga ditunggui oleh pengikut awal Sto. Fransiskus, dan juga oleh Sta. Agnes. Klara dari Assisi, O.S.C., meninggal dunia pada 11 Agustus 1253, di Assisi, Italia. Relikuinya saat ini berada di gereja Santa Chiara. Pada 26 September 1255, Klara dikanonisasi oleh Paus Alexander IV.


dari sumber:
http://saints.sqpn.com/
http://www.newadvent.org/
http://catholic.org/
http://imankatolik.or.id/
http://www.catholicculture.org/