Pages

Bto. Yordanus dari Saksonia

13 Februari

Jordan lahir pada sekitar tahun 1190 di Kastil Padberg, Westphalia, Jerman. Ia adalah putera dari sebuah keluarga bangsawan Eberstein. Yordanus memperoleh pendidikannya di Jerman, kemudian ia memperoleh gelar teologi dari Universitas Paris. Pada tahun 1220, Bto. Reginald dari Orleans tiba di Paris dan menarik banyak mahasiswa untuk bergabung dengan Ordo Pengkotbah, dan Yordanus menjadi salah satu yang memutuskan untuk bergabung. Pada tahun 1221, Yordanus ditunjuk sebagai prior untuk provinsi Lombardy. Pada tahun 1222, ia terpilih untuk menggantikan Sto. Dominikus sebagai master-jendral Ordo Pengkotbah. Yordanus mengembangkan Ordo Pengkotbah ke Jerman dan Swiss. Ia juga mengirimkan misionaris ke Denmark. Yordanus adalah seorang pengkotbah yang kuat, bahkan Sto. Albertus Agung bergabung dengan Ordo Pengkotbah setelah mendengarkan Kotbahnya. Ia juga merupakan pembimbing spiritual Bta. Diana d'Andalo dan membantunya dalam mendirikan biara St. Agnes. Yordanus juga menulis Libellus de Principiis Ordinis Praedicatorum atau buku pegangan dasar Ordo Pengkotbah. Buku itu juga menuliskan sejarah awal berdirinya Ordo Pengkotbah dan kisah hidup awal dari Sto. Dominikus. Pada tahun 1237, Yordanus pergi berziarah ke Tanah Suci, tetapi kapalnya karam di sekitar Syria. Yordanus dari Saksonia, O.P., meninggal dunia pada tahun 1237 di sekirat Syria. Tubuhnya berhasil ditemukan dan dimakamkan di Akko, Israel. Pada tahun  1825, ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XII.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.dominicans.ie/http://www.catholic.org/, dan http://en.wikipedia.org/

Bta. Kristina dari Spoleto

13 Februari

Agostina Camozzi lahir pada sekitar tahun 1435 di Ostenso, Como, Italia. Ia adalah puteri dari seorang dokter yang dikenal di Como. Ketika masih muda, Agostina menikah dengan seorang tukang batu yang sebenarnya jauh dari keinginan orangtuanya. Agostina menjadi janda tidak lama kemudian karena suaminya meninggal dunia. Agostina kemudian melakukan perzinahan dengan seorang prajurit dan melahirkan seorang anak laki-laki, yang juga meninggal dunia dalam usia muda. Kemudian ia menikah kembali dengan seorang petani dari Mantua, tetapi suaminya ini juga meninggal dunia tidak lama kemudian setelah dibunuh oleh seorang pesaingnya yang cemburu. Agostina kemudian bertobat pada tahun 1450 dan bergabung dengan Ordo Ketiga St. Agustinus dan mengganti namanya menjadi Kristina. Kristina sering berpindah dari satu biara Agustinian ke biara yang lainnya, sampai akhirnya ia sampai di Spoleto, dimana ia merawat orang sakit disana. Pada tahun 1457, Kristina ingin melakukan ziarah ke Asisi, Roma, dan Tanah Suci, tetapi ia tidak berhasil melakukannya. Kristina dari Spoleto meninggal dunia pada 13 Februari 1458, di Spoleto, Italia. Pada tahun 1834, ia dibeatifikasi oleh Paus Gregorius XVI.


dari sumber http://augustinians.net/http://www.midwestaugustinians.org/http://www.osa-west.org/http://www.parokisantolukas.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.imankatolik.or.id/

Rabu Abu

Rabu Abu

Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”