Pages

Bto. Fransiskus Pacheco

4 Februari

Francisco Pacheco lahir di Ponte da Lima, Braga, Portugal. Ia bersekolah di sebuah sekolah Yesuit di Lisbon dan ia bergabung dengan Serikat Yesus pada tahun 1585. Fransiskus dikirim sebagai misionaris ke Goa dan melanjutkan pendidikannya. Ia kemudian dikirim ke Makau untuk belajar sampai ia ditahbiskan. Fransiskus dikirim ke Jepang pada tahun 1604 dan selama empat tahun berkarya di Osaka dan Miyako atau Kyoto. Ia kemudian ditunjuk sebagai kepala kolose Yesuit di Makau, dan pada tahun 1614 ia kembali ke Jepang sebagai vikaris jendral untuk Uskup Luis de Cerqueira di Nagasaki. Ketika terjadi penganiayaan umat Kristen, Fransiskus diasingkan ke Makau, tetapi ia kembali ke Jepang secara sembunyi-sembunyi dengan menyamar sebagai pedagang. Ia berkarya di Takaku serta pulau Amakusa dan Kani. Fransiskus ditunjuk sebagai provinsial Serikat Yesus dan memindahkan tempat tinggalnya ke Kuchinotsu, Arima. Fransiskus tertangkap setelah ia dikhianati oleh umatnya yang menyangkal imannya. Ia ditempatkan di Shimabara bersama para Yesuit, katekis, dan keluarga Kristen lainnya. Ia ditahan bersama Bto. Giovanni Battista Zola, Bto. Vincent Caun. Di dalam penahanannya, Fransiskus menerima kaul yang diucapkan para katekis untuk bergabung dengan Serikat Yesus. Ia juga membentuk komunitas yang menjalankan hidup membiara dalam keterbatasan mereka. Pada 20 Juni 1626, mereka dibawa ke Nagasaki dan bergabung dengan Bto Balthazar de Torres. Bersama sembilan orang Yesuit, Fransiskus menjadi martir disaksikan oleh sembilan umat Kristen yang menyusul mereka sebagai martir. Fransiskus Pacheco, S.J., meninggal dunia pada 20 Juni 1626 di Nagasaki, Jepang. Pada 7 Mei 1867 ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Pius IX.


dari sumber http://www.catholic.org/http://www.jesuit.org.sg/, dan http://www.newadvent.org/

Bto. Rudolfo Acquaviva

4 Februari

Rudolfo Acquaviva lahir pada 2 Oktober 1550 di Atri, Naples, Italia. Ia adalah putera seorang bangsawan di Atri. Rudolfo merupakan keponakan dari Claudio Acquaviva, Superior Jendral Yesuit kelima, dan juga sepupu dari Sto. Aloysius Gonzaga. Rudolfo bergabung dengan Serikat Yesus pada 2 April 1568 di novisiat Sant Andrea. Ia menyelesaikan pendidikan filsafat dan teologi di Roma, dan ia ditahbiskan pada tahun 1678 di Lisbon. Rudolfo kemudian dikirim sebagai misionaris ke Goa, India. Disana ia mengajar filsafat di kolose Sto. Paulus. Rudolfo kemudian dikirim sebagai misionarik kepada Mogul Agung, Akbar. Ia berusaha memberitakan Injil kepada Mogul dan rakyatnya, tetapi gagal membuat mereka percaya. Rudolfo kemudian ditunjuk sebagai superior misi di Salsette. Ia memutuskan memulai tugasnya dengan pergi ke desa Cuncolim bersama dengan Bto. Alphonsus Pacheco, Bto. Antohny Francis, Bto. Francis Aranha, dan Bto. Peter Berno. Kedatangan mereka mendapat perlawanan dari umat Hindu di desa itu. Ketika mereka memilih tempat untuk mereka dirikan kapel dikemudian hari, warga semakin marah, karena tanah itu sebelumnya adalah kuil Hindu, dan warga membunuh mereka semua. Rudolfo Acquaviva, S.J., meninggal dunia pada 25 Juli 1583 di Cuncolim, India. Pada 16 April 1893, ia dibeatifikasi oleg Paus Leo XIII.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.catholic.org/http://www.jesuit.org.sg/http://www.newadvent.org/, dan http://www.bomjesu.org/

Bto. Carlo Spinola

4 Februari

Carlo Spinola lahir pada sekitar tahun 1565 di Madrid, Spanyol. Ia adalah putera dari Tassarolo, seorang bangsawan Italia. Ia memperoleh pendidikan di Spanyol, sebelum ia memperoleh pendidikan di kolose Yesuit di Nola, dan tinggal bersama pamannya, Kardinal Filippo Spinola, Uskup Nola. Terdorong oleh kemartiran Bto. Rodolfo Acquaviva, Carlo bergabung dengan Serikat Yesus di Nola. Pada tahun 1584, ia belajar filsafat di Naples, kemudian ke Kolose Brera di Milan. Pada tahun 1594, ia ditahbiskan dan ditugaskan menjadi pastor paroki di Cremona. Permintaannya untuk menjadi misionaris dikabulkan pada tahun 1596, dan ia pergi bersama RP Jerome de Angelis, S.J., menuju Nagasaki, Jepang. Dibutuhkan waktu enam tahun bagi Carlo untuk sampai ke Jepang dikarenakan berbagai hal, mulai dari kapal karam, ditangkap bajak laut, dan ditahan di Inggris. Carlo tiba di Malaka pada tahun 1600 dan sampai di Jepang pada tahun 1602. Ia terlebih dahulu mempelajari budaya Jepang sebelum pergi menuju Miyako atau Kyoto. Carlo menjadi minister Serikat Yesus dan mengajar matematika dan astronomi. Tujuh tahun kemudian ia pindah ke Nagasaki. Saat dimulainya penganiayaan terhadap umat Kristen oleh pemerintah setempat, Carlo tetap bertahan di Jepang melayani umat secara sembunyi-sembunyi selama empat tahun sampai ia tertangkap pada 13 Desember 1618. Selama empat tahun ia dikurung dalam sebuah kandang burung dan ia harus menyogok para penjaganya agar dapat memperoleh perlengkapan untuk merayakan Misa. Carlo bahkan sempat menerima pengucapan kaul oleh beberapa novis Yesuit. Bersama dengan tahanan lainnya, Carlo dihukum mati dengan cara dibakar perlahan-lahan. Carlo Spinola, S.J., meninggal dunia pada 10 September 1622 di Nagasaki, Jepang. Pada 7 Mei 1867, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Pius IX.


dari sumber http://www.jesuit.org.sg/http://saints.sqpn.com/http://en.wikipedia.org/, dan http://www.missionariesoftheworld.org/

Sto. Yakobus Berthieu

4 Februari

Yakobus Berthieu lahir pada 27 November 1838 di Polminhac, Auvergne, Perancis. Pada tahun 1864, ia ditahbiskan menjadi Imam Diosesan dan berkarya selama sembilan tahun. Ia kemudian bergabung dengan Serikat Yesus saat berusia 35 tahun. Masa novisiatnya dimulai di Pau pada 31 Oktober 1873. Sebelum masa novisiatnya berakhir, ia dikirim dalam misi ke Madagaskar. Sesaat sebelum pergi, ia mengucapkan kaul. Karya misionarisnya dimulai di pulau St. Maria. Pada tahun 1880, karya yang sudah berhasil ia jalankan harus terhenti karena ia diusir oleh pemerintah Perancis. Selain itu terjadi perang, sehingga Berthieu harus berjalan kaki menuju Tamatave, dimana rekan-rekan Yesuit berada. Berthieu mengisi waktu yang kosong karena dilarang mengajar, dengan berkebun dan bercocok tanam. Pada tahun 1885, kedamaian muncul kemabli, dan Berthieu membuka misi di Ambrositra, dan pada tahun 1891, ia mulai melakukan evangelisasi di Anjozorofady, dekan Tananarive. Pada tahun 1895, misinya kembali mendapat gangguan dari perang. Ia terpaksa membawa penduduk desa pergi menuju ibukota, karena desa mereka sudah tidak aman lagi. Ditengah perjalanan, mereka diserang oleh orang-orang Menalamba. Mereka berpencar, dan Berthieu mendapat penampungan pada sebuah desa. Keesokan harinya, desa ini juga diserang oleh orang-orang Menalamba. Berthieu ditangkap dan dipukuli. Jubahnya disobek dan ia dipaksa berjalan ditengah hujan untuk menemui pemimpin mereka. Pemimpin mereka menjanjikan kebebasan bagi Berthieu jika ia mau menjadi penasehat dan mengingkari imannya. Berthieu menolak dan kepalanya dipukul hingga meninggal sebagai martir. Yakobus Berthieu, S.J., meninggal dunia pada pada 8 Juni 1896 di Ambiatibe, Madagaskar. Ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Paulus VI pada 17 Oktober 1965, dan pada 21 Oktober 2012, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.


dari sumber http://www.sjweb.info/http://www.jesuit.org/http://www.jesuit.org.sg/http://livingspace.sacredspace.ie/, dan http://fr.wikipedia.org/

Sto. Yohanes de Britto

4 Februari

Yohanes lahir pada 1 Maret 1647 di Lisboa, Portugal. Ia adalah putera dari gubernur Brazil, dan sejak kecil sudah bersahabat dengan Pedro, yang kelak menjadi Raja Portugal. Yohanes pada awalnya hidup penuh dengan harta yang gemerlap, tetapi pada suatu ketika, ia sakit dan berhasil sembuh melalui doa ibunya melalui perantaraan Sto. Fransiskus Xaverius. Sejak saat itu ia mengagumi Sto. Fransuskus Xaverius dan ingin mengikuti jejaknya sebagai seorang misionaris. Yohanes bergabung dengan Serikat Yesus ketika ia berusia limabelas tahun. Ia mengenyam pendidikan di Universitas Coimbra, sebelum ia ditahbiskan sebagai Imam. Pada tahun 1673, Yohanes dikirim dalam sebuah misi ke India, yang mendapat tentangan keras dari ibunya, karena pada saat itu India adalah daerah Misi yang sulit. Setelah menenangkan ibunya, ibunya mengizinkannya pergi ke India. Yohanes mempelajari kebudayaan India, dimana sebagian besar penduduknya beragama Hindu dan menganut sistem kasta dalam kehidupan. Yohanes menyadari bahwa sebagian besar orang India yang menerima Kristus adalah mereka yang berada pada kasta Sudra, atau kasta terendah. Yohanes beranggapan bahwa seseorang dalam kasta tertinggipun harus menerima Kristus, Di India ia berkarya di Malabar, Tanjor, Marava, dan Madura. Ia mengadopsi budaya setempat dan menggunakan pakaian layaknya seorang Brahmana, atau kasta tertinggi, sehingga ia dapat berhubungan dengan para bangsawan. Diperkirakan ia berhasil mempertobatkan 10.000 orang dan pada tahun 1685, ia ditunjuk sebagai superior misi di India. Tidak jarang Yohanes mendapat siksaan dalam misinya. Ketika seorang pangeran mau mendengarkannya dan meninggalkan isteri-isterinya, Yohanes ditangkap dan disiksa atas perintah salah satu isteri pangeran. Kebencian juga datang dari kaum Brahmana India. Mereka menangkap dan menyiksa Yohanes dan katekisnya dan memerintahkan mereka untuk meninggalkan India. Yohanes menolaknya, sehingga ia dipenggal. Yohanes de Britto, S.J., meninggal dunia pada pada 11 Februari 1693 di India. Ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Pius IX pada 21 Agustus 1853, dan dikanonisasi oleh Paus V. Pius XII pada tahun 1947.


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/http://catholic.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.indocell.net/yesaya/

Sta. Katarina dari Ricci

4 Februari

Alessandra Lucrezia Romola de Ricci lahir pada 23 April 1522 di Florence, Italia. Ia adalah puteri dari Pier Francesco de Ricci, seorang pengusaha yang sangat dihormati. Ibunya meninggal ketika ia masih kecil, dan kemudian ayahnya menikah kembali dengan Fiammetta da Diacceto. Sejak kecil ia selalu berdoa, bahkan dikatakan bahwa ia diajari malaikat pelindungnya berdoa rosario. Sejak berusia enam tahun, ia masuk biara Monticelli di Florence, dimana bibinya, Louisa de Ricci menjadi biarawati disana. Keinginannya untuk bergabung menjadi biarawati ditentang ayahnya, sehingga Alessandra kembali pulang kerumahnya. Setelah terus berdoa, Alessandra jatuh sakit, dan saat itulah ayahnya mengabulkan keinginannya menjadi biarawati. Alessandra bergabung dengan Ordo Dominikan, dan pada tahun 1535 ia menerima jubah dan mengganti namanya menjadi Katarina. Katarina banyak memiliki karunia dari Tuhan. Ia sering sekali memperoleh pengelihatan, terutama pengelihatan mengenai kehidupan Tuhan. Pada suatu ketika ia memperoleh pengelihatan, dimana ia melihat Sto. Philipus Neri berada di Roma, dan mereka saling berhubungan. Katarina juga berhubungan dengan Sto. Karolus Boromeus dan Paus Sto. Pius V. Ia juga dikatakan dapat berada di dua tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Dikatakan juga ia memperoleh cincin dari Tuhan sebagai tanda pertunangan mereka. Karunia lainnya adalah stigmata yang ia peroleh dan terus melekat sepanjang hidupnya. Ekskatasinya akan kisah sengsara Kristus sangat terkenal yang ia lakukan selama duabelas tahun setiap Kamis siang sampai dengan Jumat pukul 16.00. Katarina sering mengalami luka-luka yang terus menurunkan kesehatannya. Pada masa pra-paskah tahun 1542, ia bermeditasi dan jatuh sakit. Kemudian ia disembuhkan Tuhan setelah memperoleh pengelihatan kebangkitan Kristus dan menampakan diri dihadapan Sta. Maria Magdalena. Kekudusannya membuat banyak orang mencari doanya. Tiga orang diantara mereka bahkan menjadi Paus, yakni Kardinals Cervini-Paus Marsellus II, Alexander de Medici-Paus Leo XI, Aldobrandini-Paus Klement VIII. Katarina menjadi prior ketika berusia tigapuluh tahun. Katarina dari Ricci, O.P., meninggal dunia pada 2 Februari 1590 di Prato, Italia. Ia dibeatifikasi pada 23 November 1732 oleh Paus Klement XII dan pada 29 Juni 1746, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIV.


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/http://yesaya.indocell.net/http://www.newadvent.org/http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://en.wikipedia.org/

Sto. Yosef dari Leonissa

4 Februari

Eufranio Desideri lahir pada 8 Januari 1556 di Leonissa, Umbria, Italia. Ia adalah putera dari Yohanes Desideri dan Serafina Paolini. Ketika berusia duabelas tahun, orangtuanya meninggal. Ia kemudian diasuh oleh pamannya, Battista Desideriyang adalah seorang guru di Viterbo, Italia. Pamannya memiliki rencana untuk menikahkan Eufranio, tetapi Eufranio sendiri memiliki rencana lain untuk hidup mengikuti panggilan Tuhan. Eufranio kemudian jatuh sakit dan kembali ke Leonissa, dimana ia tertarik untuk hidup sebagai seorang Kapusin. Setelah sembuh, ia melanjutkan kembali pendidikannya di Spoleto, Italia. Setelah itu, ia bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin tanpa berkonsultasi dengan keluarganya. Pada 8 Januari 1573, ia diterima dan memilih nama Yosef. Yosef ditahbiskan pada 24 September 1580 di Amelia, Italia, dan menjadi seorang pengkotbah yang terkenal. Ia bahkan diceritakan berhasil mempertobatkan sekelompok bandit. Pada tahun 1587 ia ditugaskan untuk melayani orang-orang Kristen yang menjadi tahanan di Konstantinopel. Disana selain melayani orang-orang Kristen yang tertangkap atau menjadi budak, Yosef juga berkotbah, sehingga beberapa kali ia ditangkap. Ia bahkan pernah ditangkap selama satu bulan karena dituduh sebagai mata-mata. Setelah itu ia pergi menghadap sultan untuk meminta diberlakukannya kebebasan beragama, tetapi hal ini membuat sultan marah dan menangkapnya, dan menghukum matinya. Yosef digantung dengan diikat tangan dan kakinya ke bagian kiri dan kanan, sementara api dinyalakan dibawahnya, sehingga membuat ia merasa sesak nafas. Pada hari ketiga, Yosef berhasil bebas, yang menurut legenda, dibebaskan oleh malaikat, meskipun ada cerita lain bahwa seorang prajurit membebaskannya karena merasa kasihan. Yosef kembali ke Roma, bersama dengan seorang Uskup Yunani yang telah bertobat dan kembali kepangkuan Gereja Katolik. Di Italia, ia kembali menjadi seorang pengkotbah dan juga melayani para tahanan, orang sakit dan miskin. Ia mendirikan rumah sakit, penampungan tuna wisma, dan bank makanan. Setelah Konsili Trente, ia juga membantu menyebarkan hasil konsili melalui kotbahnya. Yosef dari Leonissa, O.F.M.Cap., meninggal dunia pada 4 Februari 1612 di Umbria, karena menderita kanker. Pada 22 Juni 1737, ia dibeatifikasi oleh Paus Klement XII dan pada 29 Juni 1746, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIV.