Pages

Bta. Giuseppina Nicoli

3 Februari

Giuseppina Nicoli lahir pada 18 November 1863 di Casatisma, Pavia, Italia. Ia adalah puteri dari seorang hakim. Ketika berusia duapuluh tahun, Giuseppina bergabung dengan Kongregasi Putri Kasih di San Salvario, Turin, Italia. Pada tahun 1885, Giuseppina dipindahkan ke Pulau Sardinia. Pada tahun 1888, Giuseppina mengikrarkan kaul pertamanya. Pada tahun 1893, Giuseppina menderita tuberculosis, yang cukup menurunkan kesehatannya. Selama di Sardinia, Guiseppina berkarya kepada orang-orang miskin, lemah, menderita, sakit, dan terlantar. Pada tahun 1899, Giuseppina ditunjuk sebagai direktur panti asuhan di Sassari. Giuseppina kemudian mendirikan Associazione dei Figli di Maria dan membentuk Associazione delle Figlie di Maria. Dalam waktu senggangnya, Giuseppina menyempatkan untuk mengajarkan katekisasi kepada anak-anak muda, dan para buruh. Pada tahun 1910, Giuseppina ditunjuk sebagai Provinsial administrator, yang mengharuskannya untuk kembali ke Turin. Pada tahun 1912, Giuseppina ditunjuk sebagai direktur novisiat. Setelah sembilan bulan menjabat sebagai direktur novisiat, kesehatan kembali mengganggu Giuseppina, sehingga ia kembali di tempatkan di Sardinia. Ketika kembali ke Sassari, Giuseppina mendapati keadaan Sassari yang telah berubah, terutama dalam hal politik, dimana gelombang anti-rohaniwan mulai berkembang. Tidak banyak yang dapat dilakukan Giuseppina, sehingga pada 7 Agustus 1914, ia dipindahkan kembali ke Cagliari. Ketika terjadi Perang Dunia I, Giuseppina membantu merawat para korbang yang terluka. Giuseppina mendirikan beberapa kelompok yang bertujuan membantu sesama disekitarnya. Giuseppina Nicoli, D.C., meninggal dunia pada 31 Desember 1924 di Cagliari, Italia. Pada 3 Februari 2008, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Jose Saraiva Martins.


dari sumber http://www.vatican.va/, http://saints.sqpn.com/, http://famvin.org/, http://www.daughtersofcharity.ie/, dan http://www.gcatholic.org/

Minggu Biasa IV

Tahun C

Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!"Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Sto. Blasius

3 Februari

Blasius diyakini lahir di Armenia. Tidak banyak yang diketahui mengenai kehidupan Blasius, bahkan sebagian besar kisahnya berasal dari legenda. Dikisahkan bahwa Blasius dilahirkan pada keluarga bangsawan kaya yang sudah menjadi Kristen. Blasius kemudian menjadi Uskup Sebaste, Armenia. Dikisahkan ia tinggal di sebuah gua di Gunung Argeus. Dikisahkan juga bahwa ia adalah seorang penyembuh, baik manusia maupun hewan, bahkan hewan-hewan sakit datang kepadanya memohon pertolongannya. Pada masa penganiayaan oleh Kaisar Lucian, Blasius ditangkap oleh Agricola, gubernur Cappadocia. Pada saat dipenjara, legenda yang terkenal mengenainya terjadi. Blasius menyembuhkan seorang anak yang tenggorokannya tercekik akibat tertelan tulang ikan. Blasius meninggal dunia sebagai martir pada sekitar tahun 316 setelah dipenggal.


dari sumber:
http://www.catholic.org/
http://saints.sqpn.com/
http://www.indocell.net/yesaya/
http://www.imankatolik.or.id/
http://www.newadvent.org/
http://www.catholicculture.org/

Sto. Ansgarius

3 Februari

Anskar/Ansgar lahir pada tahun 801 di Amiens, Picardy, Perancis. Ansgarius belajar dan bergabung menjadi biarawan Benediktin di Biara Old Corbie di Picardy, kemudian ia dipindahkan ke Biara New Picardy di Westphalia, Jerman. Ia adalah murid dari Sto. Adelard dari Corbie dan Sto. Paschasius Radbert. Ketika Raja Harald dari Denmark menjadi Kristen dalam pengasingannya, Ansgarius mendampinginya ketika ia kembali ke kerajaannya dan menyebarkan Injil di Denmark. Setelah dari Denmark, Ansgarius pergi ke Swedia untuk menyebarkan Injil. Disana ia berhasil mendirikan gereja pertama pada sekitar tahun 832. Ansgarius kemudian kembali ke Jerman dan menjadi abbas di biara Corbie pada sekitar tahun 834, sebelum ia ditunjuk dan ditahbiskan menjadi Uskup Agung Hamburg oleh Paus Gregorius IV. Misinya di Skandinavia mengalami kegagalan karena Hamburg diserang oleh bangsa Viking dan negara-negara Skandinavia direbut. Pada tahun 848, Ansgarius ditunjuk sebagai Uskup Agung Bremen, dan Keuskupannya disatukan dengan Hamburg oleh  Paus Nikolaus I. Ansgarius kemudian kembali menyebarkan Injil ke Denmark dan Swedia. Ia berhasil mempertobatkan Raja Erik dari Jutland. Ansgarius tercatat membuat beberapa mukjizat. Ansgarius meninggal dunia pada 3 Februari 865 di Bremen, Jerman. Setelah itu daerah misinya kembali menganut Paganisme.


Bto. Stefanus Bellesini

3 Februari

Aloysius Bellesini lahir pada 25 November 1774 di Trente, Italia. Pada tahun 1790, Aloysius bergabung dengan Ordo St. Agustinus di biara St. Markus dan mengambil nama Stefanus. Pada tahun 1794, Stefanus mengikrarkan kaul pertamanya dan pada tahun 1797 ia ditahbiskan sebagai Imam. Pada tahun 1810, Stefanus dan rekan-rekannya harus meninggalkan biara akibat Revolusi Perancis yang melarang rumah-rumah religius berdiri, termasuk Agustinian. Stefanus kemudian tinggal bersama saudaranya. Ia menjadi guru dan mendirikan sebuah sekolah gratis bagi anak-anak miskin. Karyanya menarik perhatian pemerintah setempat yang kemudian mengangkatnya menjadi pejabat pemerintah. Pada tahun 1817, dengan kembalinya Negara Kepausan membuat dihapusnya larangan terhadap rumah-rumah ordo religius. Stefanus meninggalkan jabatanya dan memilih bergabung kembali dengan Ordo St. Agustinus, meskipun pemerintah Trente telah sekuat tenaga menghalanginya. Stefanus kemudian menjadi master novis di Roma dan di Citta delle Pieve. Pada tahun 1831, ia dipindahkan ke Genazzano sebagai Pastor Paroki. Pada tahun 1840, terjadi wabah kolera, dan Stefanus tidak lelah merawat mereka yang sakit. Pada saat inilah, ia ikut tertular sampai meninggal. pada 2 Februari 1840. Stefanus Bellesini, O.S.A., meninggal dunia pada 2 Februari 1840 di Genazzano, Italia. Pada 27 Desember 1904, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Pius X.