Pages

Sto. Yohanes XXIII

11 Oktober

Paus Yohanes XXIII adalah Paus ke-261 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 1958-1963. Ia terlahir dengan nama Angelo Giuseppe Roncalli pada 25 November 1881 di Sotto il Monte, Italia. Ia adalah anak ke empat dari 14 bersaudara. Keluarganya bekerja sebagai petani. Suasana religius dari keluarga dan kehidupan paroki, dibawah asuhan P. Fransiskus Rebuzzini, memberikannya pelatihan akan kehidupan Kristiani. Roncali memasuki seminari Bergamo pada tahun 1892. Pada tahun 1896, ia diterima pada Ordo Fransiskan Sekuler  oleh pembimbing spiritualnya di seminari, P. Luigi Isacchi. Mulai 1901 sampai 1905 ia belajar di Seminari Pontifikal Romawi. Pada 10 Agustus 1904 ia ditahbiskan sebagai imam di gereja Santa Maria in Monte Santo, di Rome's Piazza del Popolo. Pada 1905 ia ditunjuk sebgai sekretaris Uskup Bergamo, Mgr. Giacomo Maria Radini Tedeschi. Dalam seminari, ia mengajarkan sejarah, patrology, dan apologetik. Ia adalah pengkhotbah yang elegan, mendalam, efektif dan dicari. Ketika Italia mengalami perang pada 1915, Roncali didaftarkan sebagai seorang sersan pada bagian medis dan menjadi imam bagi tentara yang terluka. Ketika perang berakhir, ia membuka "Rumah Pelajar" untuk orang muda yang membutuhkan pendidikan spiritual. Pada 1919 ia menjadi pembimbing spiritual seminari, tetapi pada 1921 ia dipanggil oleh Paus Benediktus XV untuk berkarya di Tahta Suci. Pada 1925, Paus Pius XI menunjuknya sebagai Delegasi Apostolik untuk Bulgaria, mengangkatnya sebagai Uskup tituler Areopolis. Motto Episkopalnya adalah Oboedienta et Pax (Ketaatan dan Perdamaian). Pada 19 Meret 1925 Roncali ditahbiskan sebagai Uskup. Ia pergi menuju Bulgaria dan menetap di Bulgaria sampai tahun 1935. Pada tahun 1935 ia ditunjuk sebagai Delegasi Apostolik untuk Turki dan Yunani. Pelayanannya di antara umat Katolik sangat giat, dan pendekatan dengan penuh hormat dan dialog dengan dunia Gereja Ortodoks dan Islam menjadi suatu kelebihan dari masa jabatannya. Ketika Perang Dunia Kedua pecah, ia berada di Yunani. Ia berusaha membantu para tahanan perang menyampaikan berita kepada keluarga mereka dan juga banyak membantu orang Yahudi dengan memberkan visa. Pada bulan Desember 1944 Paus V. Pius XII menunjuknya sebagai Nuncio di Perancis. Pada tahun 1953 ia diangkat sebagai Kardinal dan dikirim ke Venesia sebagai Patriark. Setelah kematian Paus V. Pius XII, ia terpilih sebagai Paus pada 28 Oktober 1958, dengan mengambil nama Yohanes XXIII. Paus Yohanes XXIII tepilih pada usia 76 tahun dan banyak yang menilai tidak banyak yang dapat ia lakukan. Masa Kepausannya dimulai dengan mempromosikan reformasi sosial bagi para pekerja, orang miskin, yatim-piatu, dan mereka yang terpinggirkan. Pada tahun 1959, ia melarang umat Katolik untuk memilih  partai yang mendukung komunisme. Ia juga mengadakan dialog dengan agama-agama lain, termasuk Protestan, Orthodox, Anglikan, dan bahkan Shinto. Satu hal yang sangat dikenal adalah ketika ia memanggil semua Uskup untuk mengadakan Konsili Vatikan II pada 25 Januari 1959. Paus Yohanes XXIII juga mendirikan sebuah komisi untuk merevisi Kitab Hukum Kanonik, dan menerbitkan ensiklik Pacem in Terris dan Mater et Magistra. Pada tahun 1962, ia memperkenalkan aturan baru dan juga menjadi yang terakhir bagi Misa Tridentine atau Misa Forma Ekstraordinaria. Pada 11 Oktober 1962, ia membuka Konsili Vatikan II dan menjadi puncak masa Kepausannya. Paus Yohanes XXIII meninggal pada 3 Juni 1963 di Roma. Pada 3 September 2000, ia dibeatifikasi oleh Paus Bto. Yohanes Paulus II, dan pada 27 April 2014, ia dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.