Pages

Bto. Adolph Kolping

4 Desember

Adolph Kolping lahir pada 8 Desember 1813 di Kerpen, Cologne, Jerman. Ia adalah putera dari Peter Kolpoing, seorang penggembala miskin. Adolph merupakan seorang siswa yang cerdas, tetapi karena faktor ekonomi, ia harus berhenti sekolah dan bekerja sebagai pembuat sepatu. Ketika berusia duapuluh tiga tahun, Adolph kembali melanjutkan pendidikannya dan merasakan Panggilan Tuhan pada dirinya. Ia belajar teologi di Munich, Bonn, dan Cologne, sampai akhirnya pada 10 April 1845, ia ditahbiskan di gereja Minorite di Cologne. Ia ditempatkan di paroki St. Laurensius di Elberfeld, Jerman. Disini ia membimbing sebuah organisasi kepemudaan, dan menemukan panggilannya bagi para pemuda dan pekerja. Pada tahun 1849, ia dipindahkan ke Cologne dan bertugas di Katedral. Disini Adolph memperluas karya organisasi yang ia bimbing. Ia banyak menulis dan bepergian untuk mengembangkan organisasi ini. Usahanya melahirkan banyak organisasi buruh. Pada tahun 1862, Adolph ditempatkan di Gereja St. Maria Empfängnis. Kerja kerasnya membuat kesehatannya menurun. Adolph Kolping meninggal dunia pada 4 Desember 1865 di Cologne, Jerman. Pada 27 Oktober 1991, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.kolping.org/http://www.catholic.org/, dan http://www.americancatholic.org/

Sto. Yohanes dari Damsyik

9 Desember

Yohanes lahir pada sekitar tahun 676 di Damaskus, Syria. Ia adalah putera dari Sargun bin Mansur, seorang mentri keuangan Kalifa Abdul Malek. Pada saat itu kota Damaskus sudah dikuasai oleh orang-orang Muslim, tetapi keluarga Yohanes menghormati para penguasanya dengan tetap beriman Kristen secara taat. Pada suatu hari, ayahnya membebaskan seorang biarawan Kristen yang tertangkap oleh bajak laut Muslim bernama Kosmas. Kosmas kemudian menjadi pembimbing Yohanes, sementara Yohanes juga bersekolah di sekolah Muslim di kota itu. Hal ini membuat Yohanes terdidik sangat tinggi. Yohanes kemudian menggantikan ayahnya dengan jabatan dan kedudukan yang lebih tinggi. Pada saat itu munculah ajaran sesat ikonoklasme. Yohanes terdorong untuk melakukan pembelaan terhadap penggunaan patung dan gambar-gambar kudus dengan membuat sebuah apologi. Yohanes harus menghadapi Kaisar Byzantium yang menolak penggunaan patung dan gambar-gambar kudus. Suatu ketika Yohanes dituduh berkhianat dalam suratnya, yang sebenarnya suratnya telah dipalsukan oleh seseorang yang dapat menulis mirip dengan Yohanes sehingga surat itu sangat menyakinkan, dan Yohanes dihukum untuk dipotong tangannya. Tetapi Bunda Maria mengunjunginya dan mengembalikan tangannya seperti semula. Melihat hal itu, Kalifa menyadari bahwa Yohanes tidak bersalah dan menawarinya jabatan yang semula miliknya. Yohanes menolak dan memilih menjadi biarawan, mengikuti jejak Kosmas saudaranya, dan kemudian menjadi imam di biara St. Sabas. Bersama seorang biarawan lainnya, ia menciptakan banyak syair dan madah-pujian. Karya ini dicemooh oleh para biarawan yang lebih tua, karena pada masa itu, pekerjaan menulis syair dianggap sebagai pekerjaan tercela, meskipun karya-karya itu bernafaskan nilai-nilai keagamaan. Meskipun demikian Yohanes terus saja mencipta dan beberapa madah-pujian yang diciptakannya masih tetap dinyanyikan hingga kini. Yohanes dari Damsyik meninggal dunia pada tahun 749. Setelah kematiannya, ia sempat dikutuk oleh sinode Konstantinopel pada tahun 754 karena menentang ikonoklasme. Ia kemudian dibela pada Konsili Nikea II pada tahun 787. Pada tahun 1890, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Leo XIII.