Pages

B. Viktor III

16 September

Paus Victor III  adalah Paus ke-158 Gereja Katolik yanng menjadi Paus pada tahun 1086-1087. Ia dilahirkan pada sekitar tahun 1027 di Beneveto, Italia, dengan nama Dauferius. Ia adalah putera satu-satunya dari Pangeran Landolfo V dari Beneveto. Keinginannya untuk hidup membiara sangat ditentang keras oleh kedua orangtuanya. Setelah ayahnya meninggal dalam pertempuran dengan bangsa Norman pada 1047, Dauferius melarikan diri dari rencana pernikahan yang diatur oleh orangtuanya. Ia kemudian ditangkap dan dipaksa kembali, tetapi ia kembali berhasil melarikan diri dan akhirnya orangtuanyapun menyerah dan mengizinkannya masuk biara St. Sophia di Beneveto, dimana ia memperoleh nama Desiderius. Karena merasa kehidupan biaranya tidak terlalu ketat, maka iapun pindah ke biara di Temite, dan pada tahun 1053 menuju pertapaan di Majella. Kemudian dalam sebuah tugas yang diberikan Paus St. Leo IX, ia bertemu dengan dua biarawan Monte Cassino, dan memutuskan untuk hidup dalam biara mereka pada tahun 1055. Desiderius kemudian diangkat sebagai superior untuk rumah di Capua. Pada tahun 1057, Paus Stefanus IX yang berkunjung ke Monte Cassino meminta para biarawan untuk menunjuk abbot yang baru, dan pilihan itu jatuh kepada Desiderius. Ketika hendak pergi sebagai delegasi untuk Konstantinopel, Paus Stefanus IX meninggal dan rencana kepergiannyapun dibatalkan pada tahun 1058. Satu tahun kemudian ia menjadi Kardinal-Imam. Kepemimpinan Desiderius, dipandang sebagai yang terbaik disamping kepemimpinan St. Benediktus dari Nursia. Reputasinya yang tinggi juga terdengar sampai Tahta Suci dan Paus bahkan memberikan kekuasaan khusus untuk melakukan reformasi biara, dan juga menunjuka Uskup dan abbot dari persaudaraannya untuk ditempatkan pada gereja dan biara manapun yang ia inginkan. Pada masa Kepausan Paus St. Gregorius VII, Desiderius memegang peranan penting dengan pengaruhnya pada bangsa Norman. Ia bahkan berhasil meyakinkan Robert Guiscard dan Richard dari Capua untuk menjadi pasukan pelindung Paus. Setelah Paus St. Gregorius VII meninggal pada 25 Mei 1085, Desiderius hendak dipilih sebagai penggantinya. Mengetahui hal itu, iapun melarikan diri menuju Biara Monte Kasino. Ia mengetahui bahwa ia akan dipaksa untuk menerima mahkota Kepausan, sehingga pemilihanpun tertunda selama satu tahun. Pada 23 Mei 1086, para kardinal kembali berkumpul dan tetap sepakat untuk memilih Desiderius, tetapiia menolak, sehingga beberapa ada yang mulai mencari alternatif lain dengan memilih Kardinal Otto (Paus B. Urbanus II), tetapi hal ini ditolak sebagian besar kardinal lainnya. Karena sudah kehilangan kesabaran, akhirnya mereka sepakat untuk membawa paksa Desiderius menuju gereja St. Lucia dan dikenakan atribut kepausan dan diberikan nama Viktor pada 24 Mei 1086. Empat hari kemudian Paus Viktor III dan para kardinal meninggalkan Roma. Paus Viktor III memilih kembali ke Monte Cassino selama hammpir satu tahun. Pada tahun 1087, sebuah konsili diadakan di Capua pada masa pra-paskah dan disinilah Paus Viktor III mengakui pemilihannya. Setelah merayakan paskah di biaranya, ia pergi kembali ke Roma setelah pasukan Norman mengusir anti-paus Klement III, dan disana ia ditahbiskan pada 9 Mei 1087. Ia hanya berada di Roma selama delapan hari sebelum akhirnya kembali ke Monte Cassino. Pada bulan Agustus, diadakan sebuah konsili di Beneveto, dan pada konsili itu, disepakati untuk memperbaharui ekskomunikasi terhadap anti-paus Klement III, mengutuk pemberkatan oleh awam, dan meng-anathema Hugh dari Lyon, dan Richard, abbot Marseilles. Dalam konsili ini, Paus Viktor III mengalami sakit keras, kemudian kembali ke biara Monte Cassino dan meninggal pada 16 September 1087. Sebelum meninggal ia sempat menunjuk Kardinal Oderisius untuk menggantikannya sebagai abbot, dan Kardinal Otto untuk menggantikannya sebagai Paus. Pada 23 Juli 1887, Paus Viktor III dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII.


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/, http://www.newadvent.org/, dan http://saints.sqpn.com/

Minggu Biasa XXIV

Tahun B

Pada suatu hari Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, "Kata orang, siapakah Aku ini?" Para murid menjawab, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi." Yesus bertanya lagi kepada mereka, "Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?" Maka Petrus menjawab: "Engkau adalah Mesias!" Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan. Ia akan ditolak oleh tua-tua, oleh imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya, "Enyahlah Iblis! Sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya, dan berkata kepada mereka, "Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya."