Pages

St. Zephyrius

26 Agustus

Zephyrius adalah Paus ke-15 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 199-217. Zephyrius adalah seorang Romawi dan merupakan putera dari Habundius. Tidak diketahui kehidupannya sebelum menjadi Paus. Setelah kematian Paus St. Viktor, Zephyrius terpilih sebagai Paus pada tahun 199. St. Hippolitius mengatakan bahwa Paus Zephyrius bukanlah orang yang berpendidikan tinggi dan mengerti tentang teologi. Paus Zephyrinus memanggil St. Kallistus (Paus) dan mempercayakannya sebagai penasihat, mentahbiskannya sebagai diakon, dan sekaligus menempatkannya sebagai penjaga makam. Masa kepausannya juga diwarnai penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Septimus Severus. Seorang Uskup bernama Natalius memohon pengampunan di kaki Paus Zephyrius karena bersedia dibayar oleh Theodotus yang sudah diekskomunikasi oleh Paus St. Viktor, untuk menjadi pemimpin mereka. Dikisahkan Natalius mendapat hukuman siksa dari malaikat sebelum akhirnya bertobat. Ajaran sesat lain yang harus dihadapi Paus Zephyrius adalah Montanisme, Modalisme, dan Monarchianisme. Perselisihan mulai terjadi antara Paus Zephyrius dan St. Hippolitus mengenai bagaimana Paus menangani ajaran sesat Monarchianisme dan Modalisme. Paus Zephyrius juga membuat aturan mengenai tahbisan yang harus dilakukan secara terbuka dihadapan Umat beriman. Paus Zephyrius meninggal pada 20 Desember 217 di Roma, dan diyakini sebagai seorang martir. Ia dimakamkan di pemakaman St. Kallistus di Via Appia, Roma.


Minggu Biasa XXI

Tahun B

Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”