Pages

St. Jeanne d'Arc

30 Mei

Jeanne d'Arc atau sering dikenal dengan nama Joan, lahir pada 6 Januari 1412 di Greux, Domremy, Perancis. Ia adalah putri dari Jacques d'Ark dan Isabelle Romee. Jeanne adalah anak terakhir dari lima bersaudara, dan sejak kecil sudah menunjukan kesalehan dalam hidup. Seperti gadis miskin pada umumnya dimasa itu, Jeanne tidak dapat membaca dan menulis. Pada tahun 1425, Jeanne mulai mendapatkan pengelihatan-pengelihatan. Ia berjumpa dengan St. Mikael, dan St. Margaret dari Antiokia dan St. Katarina dari Alexandria. Pada Mei 1428, Jeanne diminta untuk mencari Raja Perancis dan membantunya untuk kembali pada takhtanya. Jeanne kemudian pergi ke Vaucouleurs, dan bertemu dengan Robert Baudricourt. Pada awalnya Robert dan pasukannya menertawakan Jeanne, tetapi setelah Jeanne mengumumkan kekalahan pasukan Perancis di tempat lain, dan ternyata hal itu benar-benar terjadi, maka Robert membantu Jeanne untuk bertemu Charles VII di Chinon. Raja mencoba menguji Jeanne terlebih dahulu dengan meminta orang lain menyamar sebagai dirinya. Jeanne yang belum pernah melihat Raja Charles mengetahui bahwa orang yang ia temui bukanlah Raja. Maka Raja Charles VII mau menemuinya. Jeanne memberikan kabar dari Tuhan bahwa Raja Charles akan memperoleh kekuasaannya kembali. Raja mempercayai Jeanne, tetapi kemudian Jeanne dikirim ke Poitiers untuk diuji dihadapan para Uskup dan dokter. Para Uskup tidak menemukan ada yang salah dalam kata-kata Jeanne, sehingga merekapun memberikan persetujuan untuk mempekerjakan Jeanne. Jeanne meminta agar dicarikan pedang yang terkubur dibelakang altar St. Katarina dari Fierbois. Selain itu Jeanne juga meminta sebuah bendera dengan bertuliskan "Yesus, Maria" dan gambar Allah Bapa bersama malaikat-malaikat yang berlutut dihadapan-Nya, mempersembahkan fleur-de-lis. Sebelum memulai peperangannya, Jeanne meminta kepada tentara Inggris untuk mundur, tetapi kata-kata Jeanne tidak pernah didengar. Kemenangan pertama Jeanne di Orleans, walaupun melukai Jeanne karena tertusuk panah, membuka kemenangan demi kemenangan bagi Perancis. Pada 17 Juli 1429, Raja Charles VII dimahkotai dan berhasil mengambil kembali kekuasaannya. Jeanne yang awalnya ingin kembali ke rumahnya, dibujuk untuk kembali membela Perancis dan mengusir Inggris. Pada 24 Mei 1430, Jeanne mempertahankan kota Compiègne. Ketika bertempur diluar kota, Guillaume de Flavy panik dan menutup gerbang kota, sehingga Jeanne dan beberpa pasukannya terperangkap di luar kota. Jeanne ditangkap pasukan Burgundy yang pada saat itu bersekutu dengan Inggris. Oleh John dari Luxemburg, Jeanne dijual kepada Inggris. Inggris yang telah dipermalukan Jeanne mencari cara untuk menghukum Jeanne, terutama dengan alasan sihir dan kesesatan. Dengan dipimpin oleh Pierre Cauchon, Uskup Beauvais, yang mendukung Inggris. Jeanne sering kali dijebak dalam setiap pernyataan yang ia kelaurkam, disamping juga karena kurangnya pengetahuan yang ia miliki. Jeanne juga mendapat perlakuan tidak seperti seorang tahanan wanita atau tahanan Gereja. Jeanne dinyatakan bersalah atas sihir dan kesesatan pada 29 Mei 1431. Sebelum dihukum mati, Jeanne masih diberi kesempatan mengaku dosa dan menerima Komuni. Jeanne d'Arc meninggal pada 30 Mei 1431 setelah dibakar hidup-hidup di Rouen, Perancis. Abunya dibuang di Seine. Pada tahun 1456, pengadilan terhadap Jeanne dilakukan kembali, kali ini dengan mendapatkan perhatian khusus dari Takhta Suci. Dalam pengadilan kali ini, terbukti Jeanne tidak bersalah dan namanya dibersihkan. Pada 11 April 1905, Jeanne d'Arc dibeatifikasi oleh Paus St. Pius X, dan pada 16 Mei 1920, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XV.


St. Felix I

30 Mei

Paus Felix I adalah Paus ke-26 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 269-274. Felis diyakini berasal dari Roma dan merupakan putera dari Konstantius. Tidak banyak yang diketahu mengenai kehidupan Felix sebelum menjadi Paus. Ia terpilih menjadi Paus menggantikan Paus St. Dionisius pada tahun 269. Tidak lama kemudian, laporan sinode Antiokia kepada Paus St. Dionisius tiba di Roma. Paus Felix menyetujui hasil sinode tentang penurunan Paulus dari Samosata dari jabatannya sebagai Uskup Antiokia, karena mengajarkan ajaran sesat mengenai Tritunggal. Paus Felix bahkan mengutuk ajaran sesat itu. Ketika Paulus dari Samosata menolak menyerahkan jabatannya kepada Domnus, Kaisar Aurelian meminta agar takhta Keuskupan diserahkan kepada Uskup yang bersatu penuh dengan Uskup Roma. Paus Felix juga mengajarkan untuk merayakan Misa di makam-makam para martir. Paus Felix juga diyakini mendirikan sebuah basilika. Paus Felix I meninggal pada tahun 274 dan dimakamkan di pemakaman St. Kallistus.