Pages

St. Zephyrius

26 Agustus

Zephyrius adalah Paus ke-15 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 199-217. Zephyrius adalah seorang Romawi dan merupakan putera dari Habundius. Tidak diketahui kehidupannya sebelum menjadi Paus. Setelah kematian Paus St. Viktor, Zephyrius terpilih sebagai Paus pada tahun 199. St. Hippolitius mengatakan bahwa Paus Zephyrius bukanlah orang yang berpendidikan tinggi dan mengerti tentang teologi. Paus Zephyrinus memanggil St. Kallistus (Paus) dan mempercayakannya sebagai penasihat, mentahbiskannya sebagai diakon, dan sekaligus menempatkannya sebagai penjaga makam. Masa kepausannya juga diwarnai penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Septimus Severus. Seorang Uskup bernama Natalius memohon pengampunan di kaki Paus Zephyrius karena bersedia dibayar oleh Theodotus yang sudah diekskomunikasi oleh Paus St. Viktor, untuk menjadi pemimpin mereka. Dikisahkan Natalius mendapat hukuman siksa dari malaikat sebelum akhirnya bertobat. Ajaran sesat lain yang harus dihadapi Paus Zephyrius adalah Montanisme, Modalisme, dan Monarchianisme. Perselisihan mulai terjadi antara Paus Zephyrius dan St. Hippolitus mengenai bagaimana Paus menangani ajaran sesat Monarchianisme dan Modalisme. Paus Zephyrius juga membuat aturan mengenai tahbisan yang harus dilakukan secara terbuka dihadapan Umat beriman. Paus Zephyrius meninggal pada 20 Desember 217 di Roma, dan diyakini sebagai seorang martir. Ia dimakamkan di pemakaman St. Kallistus di Via Appia, Roma.


Minggu Biasa XXI

Tahun B

Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”


Minggu Biasa XX


Tahun B

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan!” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barang-siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku, dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, ia akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”


Vigili Hari Raya Sta. Perawan Maria Diangkat Ke Surga

Sore Menjelang Hari Raya
Sta. Perawan Maria Diangkat Ke Surga

Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berbicara kepada orang banyak, berserulah seorang wanita dari antara orang banyak itu, dan berkata kepada Yesus, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui Engkau!" Tetapi Yesus berkata, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan memeliharanya."


dari sumber:
Misa Hari Minggu dan Hari Raya

Sto. Antonio Primaldo

14 Agustus

Antonio Pezulla atau dikenal juga dengan nama Il Primaldo adalah seorang penjahit di Otranto, Italia. Ketika ia sudah berusia lanjut, pada tahun 1480 kota Otranto diserang oleh pasukan Turki yang berambisi merebut kota Roma. Setelah menyerbu selama limabelas hari, pasukan Turki yang dipimpin oleh Gedik Ahmed Pasha berhasil memasuki kota Otranto. Setelah membunuh Uskup Stefano Pendinelli, ia memerintahkan warga Otranto untuk menjadi memeluk Islam. Antonio tampil dan menyerukan bahwa ia tidak akan menghianati imannya kepada Kristus, dan hal ini diikuti oleh seluruh penduduk Otranto. Oleh karena ia bersama 800 penduduk Otranto lainnya, Antonio dihukum mati. Dikisahkan, Antonio menjadi orang pertama yang dihukum mati dengan dipenggal, tetapi hanya kepalanya saja yang jatuh, sementara tubuhnya tetap berdiri sampai para algojo mengeksekusi orang terakhir. Melihat hal ini, seorang algojo, Bersabei, bertobat dan dibunuh oleh teman-temannya. Antonio Primaldo meninggal dunia pada 13 Agustus 1480 di Otranto, Italia. Pada 14 Desember 1771 ia dan para martir Otranto dibeatifikasi oleh Paus Klement XIV, dan pada 12 Mei 2013 mereka dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://en.wikipedia.org/, dan http://www.zenit.org/

Minggu Biasa XIX

Tahun B

Sekali peristiwa, bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan, "Akulah roti yang telah turun dari surga." Kata mereka, "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata, "Aku telah turun dari surga?" Jawab Yesus kepada mereka, "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu, "Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."


dari sumber:
http://renunganpagi.blogspot.com/

St. Marianne Cope

9 Agustus

Marianne Anna Barbara Cope lahir pada 23 Januari 1838 di Heppenheim, Jerman, dengan nama Barbara Koop. Ia adalah puteri dari peternak bernama Peter Koob, dan Barbara Witzenbacher Koob. Tidak lama setelah kelahiran Barbara, keluarga Koop(Cope) pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1840. Keluarga Koob tinggal di Utica, New York, dan menjadi anggota Paroki St. Yosef dimana anak-anak mereka bersekolah di sekolah paroki. Barbara memperoleh panggilan hidup Religius sejak usia kecil. Panggilannya tertunda selama sembilan tahun karena ia harus membantu kehidupan keluarga. Sebagai anak tertua, ia harus bekerja di pabrik setelah ia menyelesaikan kelas delapan, karena ayanya sakit. Pada tahun 1862, Barbara memasuki tarekat Suster-Suter- St. Fransiskus di Syracus, New York. Ia mendapatkan nama Sr. Marianne. Ditahun berikutnya, ia mengucapkan kaul dan berkarya sebagai guru dan kepala sekolah di beberapa sekolah dasar di New York. Pada tahun 1870, ia memulai pelayanan baru sebagai administrator perawat di Rumah Sakit St. Yosef di Syracuse, New York. Pada tahun 1883, Muder Marriane yang telah menjadi Muder Provincial di Syracuse menerima surat dari seorang imam yang meminta bantuan untuk mengurus rumah sakit-rumah sakit di Hawaii. Bersama dengan enam biarawati St. Fransiskus lainnya, ia tiba di Honolulu pada November 1883. Tugas utama mereka adalah menangani rumah sakit di Oahu yang merawat para penderita lepra di seluruh kepulauan. Pada bulan November 1885, mereka mendirikan Rumah Kapi’olani didalam bangunan rumah sakit yang didirikan untuk merawat puteri-puteri para penderita lepra di rumah sakit Kaka’ako dan Kalawao. Pada tahun 1886, B. Damianus de Veuster didiagnosa menderita lepra, dan Muder Marianne sendiri yang memberikan perawatan kepadanya. Pada tahun 1887, pemerintah memutuskan untuk menutup rumah sakit Oahu. Muder Marianne kemudian pergi ke Kalaupapa beberapa bulan sebelum kematian B. Damianus, bersama dengan Sr. Leopoldina Burns dan Sr. Vincensia McCormick. Mereka meyakinkan B. Damianus bahwa mereka akan memberikan perawatan kepada pasien-pasien di Rumah anak laki-laki di Kalawao yang ia dirikan. Bersama dengan tiga biarawati, ia menjalankan Rumah Uskup untuk 103 anak perempuan dan Rumah untuk anak laki-laki. Muder Marianne meninggal di Hawii pada 9 Agustus 1018. Ia kembali ke Syracuse. Pada 14 Mei 2005, Muder Marianne Cope dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Jose Saraiva Martins, dan pada 21 Oktober 2012 ia dikanonisasi oleh Paus yang sama.


St. Bonifacia Rodriguez Castro

9 Agustus
Bonifasia Rodriguez Castro dari Salamanca, Spanyol, adalah anak dari pasangan Yohanes dan Maria Natalia, lahir pada tahun 1837. Ayahnya meninggal ketika ia berusia sekitar limabelas tahun, kemudian ia bekerja bersama ibunya sebagai pembuat kabel. Kemudian ia membuka toko di rumah mereka. Setiap Minggu, Bonifasia menggunakan ruang toko sebagai tempat pertemuan spiritual untuk para wanita muda yang ingin menghindari godaan akan hiburan tidak bermoral yang ada diman-mana. Dengan menempatkan diri dibawah perlindungan St. Maria dan St. Yusuf, Bonifasia dan teman-temannya memulai "Perkumpulan hati tak bernoda dan Santo Yusuf". Yang bertumbuh menjadi kongregasi religius baru, Para Pelayan St. Yusuf, yang mengabdikan kepada formasi spiritual dan perlindungan wanita pekerja pabrik. Tetapi hanya delapan tahun setelah mendirikan kongregasi, Suster Bonifasia diturunkan secara tidak adil sebagai suster kepala setelah beberapa suter melawannya. Ia menerima ijin keuskupan untuk memulai sebuah biara baru di Zamora, tetapi komunitas Salamanca menolak berekonsiliasi dengannya. Pada 8 Agustus 1905, Suster Bonifasia meninggal dunia. Kurang dari dua tahun kemudian, komunitas Salamanca dan Zamora bersatu kembali menjadi satu kongregasi yang ia selalu harapkkan dan doakan. Pada tanggal 9 November 2003, Paus St. Yohanes Paulus II membeatifikasi Bonifasia, dan pada 23 Oktober 2011, ia dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI.


diterjemahkan bebas dari http://www.catholic.org

St. Vincent

7 Agustus

Vincent adalah salah satu dari tujuh Diakon Paus St. Sixtus II. Bersama dengan Paus St. Sixtus II, Vincent ditangkap saat merayakan Ekaristi dipemakaman Praetextatus. Pada 6 Agustus 258, Januarius dihukum mati dengan dipenggal bersama dengan Paus St. Sixtus II, St. Agapitus, St. Felicissimus, St. Januarius, St. Magnus, dan St. Stephen.


dari sumber http://www.newadvent.org/http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/http://www.catholicculture.org/, dan http://www.imankatolik.or.id/

St. Stephen

7 Agustus

Stephen adalah salah satu dari tujuh Diakon Paus St. Sixtus II. Bersama dengan Paus St. Sixtus II, Stephen ditangkap saat merayakan Ekaristi dipemakaman Praetextatus. Pada 6 Agustus 258, Januarius dihukum mati dengan dipenggal bersama dengan Paus St. Sixtus II, St. Agapitus, St. Felicissimus, St. Januarius, St. Magnus, dan St. Vincent.


dari sumber http://www.newadvent.org/http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/http://www.catholicculture.org/, dan http://www.imankatolik.or.id/

St. Magnus

7 Agustus

Magnus adalah salah satu dari tujuh Diakon Paus St. Sixtus II. Bersama dengan Paus St. Sixtus II, Magnus ditangkap saat merayakan Ekaristi dipemakaman Praetextatus. Pada 6 Agustus 258, Januarius dihukum mati dengan dipenggal bersama dengan Paus St. Sixtus II, St. Agapitus, St. Felicissimus, St. Januarius, St. Stephen, dan St. Vincent.


dari sumber http://www.newadvent.org/http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/http://www.catholicculture.org/, dan http://www.imankatolik.or.id/

St. Felicissimus dari Roma

7 Agustus

Felicissimus adalah salah satu dari tujuh Diakon Paus St. Sixtus II. Bersama dengan Paus St. Sixtus II, Felicissimus ditangkap saat merayakan Ekaristi dipemakaman Praetextatus. Pada 6 Agustus 258, Januarius dihukum mati dengan dipenggal bersama dengan Paus St. Sixtus II, St. Agapitus, St. Januarius, St. Magnus, St. Stephen, dan St. Vincent.


dari sumber http://www.newadvent.org/http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/http://www.catholicculture.org/, dan http://www.imankatolik.or.id/

St. Januarius

7 Agustus

Januarius adalah salah satu dari tujuh Diakon Paus St. Sixtus II. Bersama dengan Paus St. Sixtus II, Januarius ditangkap saat merayakan Ekaristi dipemakaman Praetextatus. Pada 6 Agustus 258, Januarius dihukum mati dengan dipenggal bersama dengan Paus St. Sixtus II, St. Agapitus, St. Felicissimus, St. Magnus, St. Stephen, dan St. Vincent.


dari sumber http://www.newadvent.org/http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/http://www.catholicculture.org/, dan http://www.imankatolik.or.id/

St. Agapitus dari Roma

7 Agustus

Agapitus adalah salah satu dari tujuh Diakon Paus St. Sixtus II. Bersama dengan Paus St. Sixtus II, Agapitus ditangkap saat merayakan Ekaristi dipemakaman Praetextatus. Pada 6 Agustus 258, Agapitus dihukum mati dengan dipenggal bersama dengan Paus St. Sixtus II, St. Felicissimus, St. Januarius, St. Magnus, St. Stephen, dan St. Vincent.


dari sumber http://www.newadvent.org/http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/http://www.catholicculture.org/, dan http://www.imankatolik.or.id/

St. Hormisdas

6 Agustus

Paus Hormisdas adalah Paus ke-52 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 514-523. Hormisdas berasal dari keluarga kaya dan terpandang di Frosione, Italia. Ia menikah dan dikaruniai seorang putera bernama St. Silverius (Paus Silverius). Setelah istrinya meninggal, Hormisdas ditahbiskan sebagai seorang diakon, pada masa Kepausan Paus St. Symmachus. Setelah kematian Paus St. Symmachus, Hormisdas dipilih sebagai penggantinya, pada 20 Juli 514. Paus Hormisdas menerima kembali mereka yang melakukan Skisma Laurentian pada masa Paus St. Symmachus. Selain itu, skisma Acacian di Timur menjadi perhatian utamanya. Kaisar Anastasius yang mendukung Monophysitisme terpaksa menggadakan sinode di Heraclea, karena kalah dalam pemberontakan yang dipimpin oleh Vitalian. Paus Hormisdas diundang untuk supaya hubungan Gereja Timur dan Barat dapat kembali terjalin. Paus mengirimkan Uskup Ennodius dari Pavia dan Fortunatus dari Catina, Imam Venantius, dan Diakon Vitalis. Paus Hormisdas mengirimkan juga formula penyataan iman (regula fidei) kepada para Uskup-Uskup Timur. Formula ini dikenal dengan Formula Hormisdae. Pertemuan pertama berakhir dengan kegagalan, begitu juga dengan pertemuan kedua. Kaisar Anastasius kemudian membatalkan negosiasi, karena berhasil mengatasi pemberontakan Vitalian. Tidak lama kemudian, Kaisar Anastasius dan Timotheus, Patriark Konstantinopel meninggal dunia. Kaisar digantikan oleh Justinus I dan Patriark Konstantinopel digantikan oleh Yohanes. Patriark Yohanes mengutuk monophysitisme dan mengakui hasil Konsili Kalsedon. Patriark Yohanes juga menerima Formula Hormisdas dan Gereja Timur kembali bersatu dengan Roma. Paus Hormisdas kemudian harus mengahadapi tuntutan terhadap sebuah ajaran mengenai pribadi Tritunggal yang disalibkan untuk dijadikan sebuah dogma. Paus Hormisdas menolaknya, karena dapat menimbulkan pengertian yang berbeda-beda. Masalah lain yang dihdapi Paus Hormisdas adalah pengaduan Uskup-Uskup Afrika terkain tulisan Uskup Riez, yang mengandung Semipelagianisme. Paus Hormisdar meminta supaya mengikuti bagian-bagian yang sesuai denga iman, dan membuang yang bertentangan dengan iman Katolik. Paus Hormisdas menerima banyak hadiah, dari Kaisar Justinus dan Raja Theodoric. Ia juga menyurati para Uskup Galia dan Spanyol terkait masalah Gereja. Paus Hormisdas membuat terjemahan bahasa Latin, Kanon Gereja Yunani. Paus Hormisdas meninggal pada 6 Agustus 523.


Bto. Paulus VI

1963-1978

Paus Paulus VI adalah Paus ke-262 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 1963-1978. Giovanni Battista Enrico Antonio Maria Montini lahir pada 26 September 1867 di Concesio, Lombardi, Italia. Ia adalah putera  seorang pengacara dari keluarga kaya kelas atas yang juga promotor kegiatan-kegiatan sosial. Giovanni adalah seorang yang lemah, tetapi cerdas. Ia memulai pedidikannya dari para Yesuit di dekat rumahnya di Brescia. Pada tahun 1916 ia masuk seminari dan diizinkan untuk tetap tinggal dirumahnya karena kesehatannya. Giovanni ditahbiskan pada tahun 1920 dan dikirim ke Roma untuk belajar di Universitas Gregorian dan Universitas Roma. Pada tahun 1922 ia dipindahkan ke Accademia dei Nobili Ecclesiastici untuk belajar diplomasi, meneruskan pelajaran Hukum Gereja. Pada 1923, ia dikirim ke Warsawa sebagai atase nunsiature, tetapi ia ditarik kembali ke Roma pada tahun 1924, karena alasan kesehatan, dan ditempatkan di kantor Sekretaris Negara selama hampir tigapuluh tahun. Selama itu juga, Giovanni mengajar di Accademia dei Nobili Ecclesiastici dan menjadi imam bagi Federasi Mahasiswa Universitas Katolik Italia (F.U.C.I.). Pada tahun 1937, ia menjadi wakil Kardinal Pacelli untuk masalah umum. Pada tahun 1939, Kardinal Pacelli terpilih sebagai Paus Pius XII, dan pada tahun 1952 Paus Pius XII menyatakan keinginannya untuk mengangkat Giovanni menjadi seorang Kardinal dalam konsistori rahasia. Pada tahun 1954, Giovani Battista Montini ditahbiskan sebagai Uskup Agung Milan dan baru pada tahun 1958, ia diangkat sebagai Kardinal oleh Paus Sto. Yohanes XXIII. Sebagai Uskup Agung Milan, Mgr. Montini merevitalisasi seluruh Keuskupannya, berkotbah mengenai pesan sosial dari Injil, berkarya untuk dapat menarik kembali umat dari kelas buruh, mempromosikan pendidikan Katolik pada setiap tingkatan, dan mendukung pers Katolik. Setelah kematian Paus Sto. Yohanes XXIII, pada 21 Juni 1963, Kardinal Montini terpilih untuk menggantikan Paus Sto. Yohanes XXIII sebagai Paus dengan nama Paulus VI. Tugas utamanya adalah melanjutkan Konsili Vatikan II yang masih berlangsung. Paus Paulus VI merumuskan sendiri masalah hidup selibat dan kelahiran dalam ensiklik Sacerdotalis Caelibatus dan Humanae Vitae, yang sampai dengan akhir masa Kepausannya mengundang perdebatan. Paus Paulus VI adalah Paus pertama yang mengunjungi lima benua. Paus Paulus VI meninggal pada 6 Agustus 1978, tepat pada Pesta Transfigurasi di Castel Gandolfo. Pada 19 Oktober 2014, ia dibeatifikasi oleh Paus Fransiskus.


Minggu Biasa XVIII

Tahun B

Di seberang Danau Galilea, ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga." Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia." Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.


St. Stefanus I

2 Agustus

Paus Stefanus I adalah Paus ke-23 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 254-257. Stefanus berasal dari Romawi dan merupakan putera dari Jovius. Stefanus adalah seorang Diakon Agung pada masa Kepausan St. Lucius I. Sebelum meninggal sebagai martir, Paus St. Lucius I meminta Stefanus menggantikannya memimpin Gereja. Setelah kematian Paus St. Lucius, Stefanus terpilih sebagai Paus pada 12 Mei 254. Paus Stefanus dihadapi pemahaman dari Uskup-Uskup Asia-Afrika, diantaranya adalah St. Siprianus dari Kartago, yang mengatakan bahwa baptisan yang dilakukan oleh orang yang terpengaruh ajaran sesat tidak sah, dan harus dilakukan pembaptisan kembali. Paus Stefanus tidak sependapat dan mengajarkan bahwa baptisan mereka tetap sah. Masalah lain terjadi terkait dua Uskup Spanyol, Martial dan Basildes, yang diturunkan dari jabatan mereka oleh sinode setempat karena mengingkari iman . Keduanya megajukan banding kepada Paus dan berhasil mengelabui Paus Stefanus, sehingga mengembalikan posisi mereka. Hal ini ditentang oleh para Uskup Afrika yang memberikan dukungan kepada para penerus mereka dan juga mengingatkan Paus Stefanus terhadap masalah yang terjadi. Masalah lain terjadi di Perancis, dimana permintaan Faustinus, Uskup Lyon untuk memberhentikan Marcian, Uskup Arles, karena terpengaruh Novatianisme tidak terlalu ditanggapi. St. Siprianus kemudian mengingatkan Paus Stefanus, sebelum akhirnya Paus Stefanus menurunkan Marcian dari jabatannya sebagai Uskup Arles. Pada masa Kepausan Stefanus juga, di buat aturan mengenai pakaian Liturgis yang digunakan imam ketika memimpin sebuah Misa, sehingga imam tidak menggunakan pakaian biasa saja, dan pakaian Liturgis ini tidak boleh digunakan seorang imam dalam kehidupan sehari-hari atau oleh seorang umat awam. Paus juga mengirimkan materi kepada umat di Syria dan Arabia. Paus Stefanus I meninggal pada 2 Agustus 257 sebagai seorang martir. Ia dimakamkan dipemakaman St. Kallistus sebelum akhirnya dipindahkan oleh Paus St. Paulus I menuju biara St. Stefanus.