Pages

Vigili Hari Raya Sto. Petrus dan Paulus

Sore Menjelang Hari Raya
Sto. Petrus dan Paulus

Pada waktu itu, para murid Yesus baru saja selesai sarapan. Yesus yang telah bangkit menampakan diri kepada mereka. Kata-Nya kepada Simon Petrus, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya, "Benar, Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!" Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepadanya, "Benar, Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!" Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedihlah hati Petrus, karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya, `Apakah engkau mengasihi Aku'. Maka ia berkata kepada-Nya, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu! Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!" Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, ketika masih muda, engkau sendiri mengikat pinggangmu dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki. Tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu, dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Hal ini dikatakan Yesus untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Yesus berkata kepada Petrus, "Ikutlah Aku!"


dari sumber:
Misa Hari Minggu dan Hari Raya

St. Paulus I

28 Juni

Paus Paulus I adalah Paus ke-93 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 757-767. Paulus lahir di Roma, dan merupakan saudara dari Paus Stefanus II. Paulus belajar di Istana Lateran, dan ditahbiskan sebagai seorang Diakon pada masa Kepausan St. Zacharius, dan kemudian ditahbiskan sebagai seorang Imam. Paulus juga berperan sebagai diplomat kepada bangsa Lombardia pada masa Kepausan Stefanus II. Setelah Paus Stefanus II meninggal dunia, Paulus dipilih oleh mayoritas suara untuk menggantikan saudaranya, tetapi ada sebagian kecil kelompok yang memilih Diakon Agung Theophylact. Paulus secara resmi diberkati sebagai Paus pada 29 Mei 757. Pada masa Kepausannya, ia bersahabat baik dengan Raja Franks, Pepin. Setelah Raja Lombardia, Desiderius, tidak memenuhi janjinya untuk menyerahkan kembali wilayah Negara Kepausan, Paus Paulus meminta bantuan Raja Pepin untuk merebut kembali wilayah-wilayah tersebut dari Raja Desiderius. Masalah lain muncul ketika Kaisar Konstantin mengajarkan ajaran sesat Ikonoklasme pada tahun 761. Paus Paulus memberikan penampungan bagi para pengungsi Yunani yang mengalami penganiayaan akibat ajaran sesat ini. Paus Paulus juga mendirikan gereja-gereja dan biara di Roma. Ia juga memindahkan relikui St. Petronilla, yang menurut tradisi adalah puteri dari St. Petrus ke sebuah kapel di Basilika St. Petrus. Diakhir masa Kepausannya, Paus Paulus harus menghadapi anti-paus Konstantin II. Pada 28 Juni 767, Paus Paulus I meninggal dunia di Basilika St. Paulus. Tiga bulan setelah kematiannya, tubuhnya dipindahkan ke Basilika St. Petrus.


dari sumber http://www.newadvent.org/http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/dan Buku Mengenal 265 Paus Dari St. Petrus Hingga Benediktus XVI

St. Josemaria Escriva

26 Juni

Josemaria Escriva de Balaguer lahir pada 9 Januari 1902 di Barbastro, Spanyol. Ia adalah putera Jose Escriva dan Maria Dolores Albas. Ia merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Tiga adik perempuannya, Maria Asuncion, Maria de los Dolores, dan Rosario meninggal dunia ketika mereka masih kecil dan hal ini menjadi pukulan hebat bagi Josemaria kecil. Josemaria merasa panggilannya menjadi imam dimulai ketika ia melihat seorang biarawan Karmelit Tak Berkasut berjalan ditengah malam bersalju di Logrono. Keyakinan akan panggilannya semakin kuat ketika Tuhan menjawab doanya dengan menghadirkan seorang adik laki-laki bernama Santiago. Setelah disarankan untuk menjadi seorang Karmelit, Josemaria memilih menjadi seorang imam diosesan dan masuk seminari di Logrono, dan kemudian pada tahun 1920 melanjutkan pendidikan di seminari di Saragossa. Pada tahun 1924, ayahnya meninggal beberapa hari sebelum Josemaria menerima tahbisan Diakonat. Josemaria ditahbiskan sebagai imam pada 28 Maret 1925, dan ditugaskan di Perdiguera. Pada 17 Maret 1927, Josemaria melanjutkan pendidikannya ke Madrid atas perintah Mgr. Rigoberto Domenech, Uskup Agung Saragossa. Setelah merasakan panggilan untuk berkarya dalam sebuah retreat, Josemaria memulai karyanya pada 2 Oktober 1928, yang kemudian hari dikenal dengan nama Opus Dei atau Karya Allah. Pada awalnya Josemaria memfokuskan anggota Opus Dei adalah para pria, tetapi pada 14 Februari 1930, Allah menyadarkannya bahwa karya Opus Dei juga diperuntukan bagi para wanita. Kemudian Josemaria mendirikan akademi DYA (Derecho y Arquitectura/Hukum dan Arsitektur), tetapi DYA juga merupakan mot Josemaria (Dios y Audacia/Allah dan Keberanian). Meskipun Opus Dei berkembang sampai ke Valencia, tetapi perang saudara di Spanyol membuat karya Josemaria sedikit terhambat. Ia harus mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi Sakramen Mahakudus, dan juga bersembunyi dari kejaran massa anti klerus. Merayakan Misa dengan pakaian biasa, mendengarkan penagkuan dosa di kebun binatang, berpura-pura menjadi orang sakit jiwa, merupakan beberapa usaha Josemaria untuk berkarya dan juga bersembunyi. Setelah keadaan semakin kacau, para anggota Opus Dei berusaha keras mengeluarkan Josemaria dari kota Madrid. Setelah penyusup melintasi Andorra, dan berkunjung ke Lourdes, Josemaria pergi ke Burgos, Spanyol, pada tahun 1937. Setelah perang saudara berakhir, Josemaria harus memulai kembali karyanya dari awal. Karya yang semakin sukses menimbulkan banyak orang tidak menyukainya dan menuduh Opus Dei dengan berbagai tuduhan, termasu freemasonary. Akhirnya pada 19 Maret 1941, Opus Dei mendapat penagkuan dari Mgr. Leopoldo Eijo y Garay. Pada tahun 1943, Josemaria mendirikan Serikat Imam Salib Suci dan satu tahun kemudian Imam-Imam Opus Dei ditahbiskan. Pada tahun 1946, Josemaria memutuskan untuk pindah ke Roma untuk mempercepat proses pengesahan Opus Dei. Pada 16 Juni 1950, Opus Dei secara resmi disahkan. Tempat Opus Dei berkarya di Roma dikunjungi banyak orang, termasuk Paus. Josemaria juga terlibat dalam Konsili Vatikan II pada tahun 1962-1965. Josemaria juga mempertaruhkan nama baiknya ketika ia mencoba mengklaim gelar kebangsawanan yang ada dalam keluarganya. Karya Opus Dei yang telah menyebar ke berbagai negara membuatnya sering melakukan kunjungan. Pada 26 Juni 1975, Josemaria Escriva meninggal dunia di kantornya, di Roma. Pada 17 Mei 1992, Ia dibeatifikasi oleh Paus St. Yohanes Paulus II, dan pada 5 Oktober 2002, ia dikanonisasi oleh Paus yang sama.


dari sumber http://saints.sqpn.com/http://www.josemariaescriva.info/http://www.vatican.va/http://www.opusdei.co.id/, dan Seirama Langkah Tuhan (Au Pas de Dieu), Francois Gondrand

B. Teresa Fantou

26 Juni

Teresa Fantou adalah seorang biarawati Putri Kasih St. Vinsensius de Paulo di Arras, Perancis. Bersama dengan B. Marie Madeleine Fontaine, B. Joan Gerard, dan B. Francoise Lanel, ia ditangkap pada masa Revolusi Perancis, tahun 1794, karena tidak mau bersumpah setia pada negara. Mereka diadili dan dihukum mati pada tahun dengan dipenggal menggunakan guillotin pada tahun yang sama di Cambrai, Perancis. Diceritakan mereka menyanyikan Ave Maris Stella pada saat menuju tempat eksekusi. Pada Juni 1920, keempatnya dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XV.


dari sumber http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.imankatolik.or.id/

B. Francoise Lanel

26 Juni

Francoise Lanel adalah seorang biarawati Putri Kasih St. Vinsensius de Paulo di Arras, Perancis. Bersama dengan B. Marie Madeleine Fontaine, B. Teresa Fantou, dan B. Joan Gerard, ia ditangkap pada masa Revolusi Perancis, tahun 1794, karena tidak mau bersumpah setia pada negara. Mereka diadili dan dihukum mati pada tahun dengan dipenggal menggunakan guillotin pada tahun yang sama di Cambrai, Perancis. Diceritakan mereka menyanyikan Ave Maris Stella pada saat menuju tempat eksekusi. Pada Juni 1920, keempatnya dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XV.


dari sumber http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.imankatolik.or.id/

B. Joan Gerard

26 Juni

Joan Gerard adalah seorang biarawati Putri Kasih St. Vinsensius de Paulo di Arras, Perancis. Bersama dengan B. Marie Madeleine Fontaine, B. Teresa Fantou, dan B. Francoise Lanel, ia ditangkap pada masa Revolusi Perancis, tahun 1794, karena tidak mau bersumpah setia pada negara. Mereka diadili dan dihukum mati pada tahun dengan dipenggal menggunakan guillotin pada tahun yang sama di Cambrai, Perancis. Diceritakan mereka menyanyikan Ave Maris Stella pada saat menuju tempat eksekusi. Pada Juni 1920, keempatnya dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XV.


dari sumber http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.imankatolik.or.id/

Sta. Maria Guadalupe Garcia Zavala

24 Juni

Anastasia Guadalupe Garcia Zavala lahir pada 27 April 1878 di Zapopan, Jalisco, Meksiko. Ia adalah puteri dari Fortino Garcia dan Refugio Zavala de Garcia. Ketika masih kecil, ia dikenal sebagai anak yang saleh dan sering mengunjungi Basilika Bunda Maria dari Zapopan, yang terletak disamping toko rohani milik ayahnya. Maria sempat ingin menikah dengan Gustavo Arreola, tetapi ia membatalkan rencana pernikahannya karena ia merasa Tuhan memanggilnya. Setelah berbicara dengan pembimbing rohaninya, Pastor Cipriano Iniguez, Anastasia diundang untuk membantu Pastor Cipriano dalam mendirikan sebuah kongregasi baru yang bertujuan membantu orang-orang sakit. Maria menerima ajakan itu dan pada 13 Oktober 1901, Kongregasi "Abdi Sta. Maria Margareta (Alacoque) dan Kaum Papa" berdiri dan ia mengubah namanya menjadi Maria. Maria bekerja sebagai perawat dan juga ditunjuk sebagai Muder Superior. Ia membimbing Kongregasinya mempraktekan hidup miskin bersama kaum papa, bahkan ia mengemis untuk mencari dana membantu orang-orang sakit yang ia rawat. Pada tahun 1911 sampai 1936, ketika terjadi penganiayaan terhadap umat Kristen di Meksiko, Muder Maria mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi para imam dan juga Uskup Agung Guadalajara di dalam rumah sakitnya. Ia juga tidak hanya membantu mereka yang teraniaya, tetapi juga mereka yang menganiaya, sehingga rumah sakitnya selalu dilindungi oleh semua orang. Muder Maria juga membawa Kongregasinya berkembang khususnya di Meksiko. Diakhir hidupnya, Muder Maria menderita sakit selama dua tahun. Maria Guadalupe Garcia Zavala meninggal dunia pada 24 Juni 1963 di Guadalajara, Jalisco, Meksiko. Pada 25 April 2004, ia dibeatifikasi oleh Paus Sto. Yohanes Paulus II, dan pada 12 Mei 2013 ia dikanonisasi oleh Paus Fransiskus.


dari sumber http://www.catholic.org/http://www.vatican.va/http://en.wikipedia.org/, dan http://saints.sqpn.com/

Vigili Hari Raya Kelahiran Sto. Yohanes Pembaptis

Sore Menjelang Hari Raya
Kelahiran Sto. Yohanes Pembaptis

Pada zaman Herodes, raja Yudea, hiduplah seorang imam yang bernama Zakharia dari kalangan imam Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya hidup benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet itu mandul, dan keduanya telah lanjut usia. Sekali peristiwa, waktu giliran kelompoknya, Zakharia melakukan tugas sebagai imam di hadapan Allah. Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. Pada saat pembakaran ukupan itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Maka, tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat kejadian itu, Zakharia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya, "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan; dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras; ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati para bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar. Dengan demikian ia menyiapkan suatu umat yang layak bagi Tuhan."


dari sumber:
Misa Hari Minggu dan Hari Raya

B. Innocentius V

22 Juni

Paus Innocentius V adalah Paus ke-185 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 1276. Pierre dari Tarentaise lahir pada tahun 1225 di Tarentaise, Burgundy, Perancis. Ketika berusia enambelas tahun, ia masuk Ordo Dominikan. Ia belajar teologi di Universitas Paris, dan memperoleh gelar Master pada tahun 1259. Ia juga dikenal dengan sebutan Doctor famosissimus atau Doktor yang sangat terkenal. Pierre sempat menjadi provinsial Dominikan di Perancis, dan bersama St. Thomas Aquinas, dan St. Albertus Magnus merumuskan aturan belajar bagi para Dominikan. Pierre menjadi Uskup Agung Lyons pada 1272, dan pada tahun 1273, ia menjadi Kardinal-Uskup Ostia. Pada tahun 1274, Pierre mengikuti Konsili Lyons II yang berusaha mendamaikan skisma antara Gereja Barat dan Gereja Timur. Pada tahun yang sama, Pierre memuji St. Bonaventura pada saat pemakamannya. Setelah kematian Paus B. Gregorius X, Pierre yang juga adalah penasehatnya terpilih sebagai Paus pada 21 Januari 1276 di Arezzo, dengan Innocentius V. Paus Innocentius adalah seorang Dominikan pertama yang menjadi Paus, dan tetap mempertahankan jubah putih Dominikan, yang sampai saat ini terus dipertahankan oleh para penerusnya. Dalam masa Kepausannya, Paus Innocentius mengusahakan perdamaian bagi Guelph dan Ghibellin di Italia, mengembalikan kedamaian antara Pisa dan Lucca, dan Paus Innocentius juga memediasi Rudolph dari Hapsburg dan Charles dari Anjou. Mendamaikan Gereja Barat dan Timur seturut hasil Konsili Lyons II merupakan keinginan Paus Innocentius. Paus Innocentius menuliskan karya-karya dalam bidang filsafat, teologi, dan hukum Gereja. Paus Innocentius meninggal pada 22 Juni 1276 di Roma, dan dimakamkan di Basilika Lateran. Pada tahun 1898, Paus Innocentius V, O.P., dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII.


dari sumber http://www.newadvent.org/http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/http://jdemirdjian.com/http://en.wikipedia.org/, dan Buku Mengenal 265 Paus Dari St. Petrus Hingga Benediktus XVI

St. Silverius

20 Juni

Paus Silverius adalah Paus ke-58 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 536-537. Silverius lahir sekitar tahun 480 di Frosinone. Ia adalah putera dari Paus St. Hormisdas, dan diyakini juga sempat menikah dengan seorang bernama Antonia, sebelum menerima jabatan Gereja. Silverius adalah seorang subdiakon pada masa Kepausan St. Agapitus I. Setelah kematian Paus St. Agapitus, Raja Theodahad menominasikan Silverius untuk dipilih sebagai Paus. Hal ini sedikit mengejutkan, karena Silverius pada saat itu hanyalah seorang subdiakon. Banyak klerus pada saat itu yang menentang hal ini, tetapi setelah Silverius menerima tahbisan uskup, maka semua dapat menerima terpilihnya Silverius sebagai Paus pada 8 Juni 536. Ada juga yang mengatakan bahwa Silverius membayar uang untuk mengamankan posisinya. Sementara itu, di Byzantium, Ratu Theodora membuat kesepakatan dengan Vigilius (Paus Vigilius) untuk mendukungnya menjadi Paus dan Vigilius harus mengembalikan posisi Anthemius sebagai Patriark Konstantinopel. Terpilihnya Paus Silverius membuat Ratu Theodora memikirkan cara lain. Secara halus Ratu Theodora membujuk Paus Silverius agar mengangkat kembali Anthemius, tetapi Paus Silverius dengan tegas menolak permintaan Ratu Theodora. Melalui Jendral Belisarius yang baru saja menguasai kota Roma dari bangsa Ostrogothic, Paus Silverius ditangkap dan jubahnya dicopot hingga Paus Silverius hanya mengenakan pakaian biarawan dan diasingkan. Paus Silverius mendapat tuduhan berkhianat pada Maret 537. Sementara itu Vigilius dipilih dan diberkati sebagai Paus pada 29 Maret 537. Karena Paus Silverius masih hidup, maka tidak semua orang dapat menerima Vigilius sebagai Paus. Paus Silverius diasingkan di Patara, Lycia. Setelah terbukti tidak bersalah, Kaisar Yustinus mengizinkannya kembali ke Italia, tetapi Paus Silverius kemudian dibawa ke Palmarola, Ponza, Italia. Paus Silverius meninggal pada sekitar November 537 karena perlakuan yang kasar dan kelaparan di Palmarola, Ponza, Italia, tetapi ada juga yang mengatakan Paus dibunuh.


Minggu Biasa XI

Tahun B

Sekali peristiwa Yesus mengajar di hadapan orang banyak, katanya, “Beginilah hal Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Yesus berkata lagi, “Dengan apa hendaknya kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.


Hati Yesus Yang Mahakudus

Tahun B

Hari Yesus wafat adalah hari persiapan Paskah. Supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib, sebab Sabat itu adalah hari yang besar maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang yang disalibkan itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit, lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus, dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Tetapi salah seorang dari prajurit itu menikam lambung Yesus dengan tombak, dan segera mengalirlah darah serta air keluar. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberi kesaksian ini, dan kesaksiannya benar! Dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci, “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan” dan nas lain yang mengatakan, “Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.”


dari sumber:
http://renunganpagi.blogspot.com/

St. Leo III

12 Juni

Paus Leo III adalah Paus ke-96 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 795-816. Leo lahir sekitar tahun 750 di Roma. Ia adalah putera dari Atyuppius dan Elisabeth. Leo diketahui menjadi seorang imam dan ia kemudian bertugas sebagai bendahara Kepausan. Leo diangkat sebagai Kardinal-Imam St. Susanna. Setelah kematian Paus Adrianus I, para kardinal memilih Leo sebagai Paus pada 26 Desember 795. Hal pertama yang dilakukan Paus Leo adalah memberitahukan pemilihannya dan mengirimkan kunci pengakuan St. Petrus, serta standard kota Roma kepada B. Karolus Agung sebagai tanda penunjukannya sebagai pelindung Takhta Suci. B. Karolus Agung membalasnya dengan memberikan ucapan selamat serta sejumlah uang yang digunakan Paus Leo untuk membangun gereja dan lembaga sosial. Paus Leo tidak disukai oleh kerabat Paus Adrianus I, Paschalis dan Campulus, yang membuat rencana jahat kepada Paus Leo. Pada 25 April 799, ketika melakukan prosesi Litani Agung, Paus Leo diserang dan dilukai pada mata dan lidahnya, sehingga ia akan dianggap tidak mampu menjalankan tugas sebagai Paus. Paus Leo dibawa pada sebuah biara, dan luka-lukanya sembuh secara ajaib. Paus Leo pergi menemui B. Karolus Agung di Paderborn, Jerman, untuk meminta perlindungan, tetapi musuh-musuhnya mengirimkan surat kepada B. Karolus Agung berisikan tuduhan-tuduhan terhadap Paus Leo. Pada tahun 800, B. Karolus Agung mengawal Paus Leo kembali ke Roma dimana Paus Leo disambut dengan kegembiraan oleh umatnya. B. Karolus Agung kemudian mengadakan penyelidikan dan hasilnya para musuh Paus Leo tidak dapat membuktikan setiap tudahan yang di tuduhkan. Sebaliknya, penyelidikan ini menunjukan kejahatan yang mereka lakukan, sehingga mereka ditangkap dan ditahan. Paus Leo kemudian memahkotai B. Karolus Agung sebagai Kaisar Kekaisaran Suci Romawi, pada sebuah Misa setelah Bacaan Injil. Hubungan Paus Leo dengan B. Karolus Agung semakin baik, Paus bahkan pergi menemui B. Karolus Agung untuk membantu menyelesaikan masalah pembagian wilayah bagi para putera Kaisar. Paus Leo melawan ajaran sesat Adopsianisme yang disebarkan oleh Felix dari Urgel yang dikutuk dalam sinode Romawi. Paus Leo juga melakukan berbagai kebijakan terkait berbagai masalah Gereja di Inggris, seperti penunjukan seorang awam sebagai kepala biara dan penaklukkan Takhta Kent. Paus Leo mengembalikan wilayah Keuskupan Agung Litchfield menjadi dibawah Keuskupan Agung Canterbury. Paus Leo pada tahun 810 menyetujui doktrin Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putera (Filioque), tetapi meminta agar perubahan ini tidak dilakukan dalam liturgi demi menjaga hubungan baik dengan Gereja Timur. Paus Leo juga membantu terbentuknya perdamaian antara Kekaisaran Romawi Barat dan Timur. Setelah kematian B. Karolus Agung, banyak musuh-musuh Paus Leo yang kembali muncul dan mencoba melakukan konspirasi, sebelum akhirnya ditangkap dan dihukum. Paus Leo III meninggal dunia pada 12 Juni 816. Pada tahun 1673, ia dikanonisasi oleh Paus Klement X.


dari sumber http://en.wikipedia.org/http://www.catholic.org/http://www.newadvent.org/http://www.britannica.com/http://www.nndb.com/, dan http://saints.sqpn.com/

Tubuh dan Darah Kristus

Tahun B

Pada hari pertama Hari Raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid berkata kepada Yesus, “Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Lalu Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, “Pergilah ke kota! Di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia, dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Guru berpesan, ‘Di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!’” Maka berangkatlah kedua murid itu. Setibanya di kota, mereka dapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, membagi-bagi roti itu lalu memberikannya kepada para murid, seraya berkata “Ambillah, inilah Tubuh-Ku!” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur, lalu memberikannya kepada para murid, dan mereka semua minum dari cawan itu. Dan Yesus berkata kepada mereka, “Inilah Darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak lagi akan minum hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya yang baru, yaitu dalam Kerajaan Allah.” Sesudah menyanyikan lagu pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.


Tritunggal Mahakudus

Tahun B

Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, kesebelas murid berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."


St. Eugenius I

2 Juni

Paus Eugenius I adalah Paus ke-75 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 654-657. Eugenius berasal dari Roma dan merupakan putera dari Rufianus. Sejak uda ia sudah menjadi seorang imam, dan ketika Paus St. Martinus I diasingkan, Eugenius terpilih menggantikannya pada 10 Agustus 654, dalam sebuah pemilihan yang dipaksakan oleh Kaisar. Paus St. Martinus I dikabarkan mengakui pemilihan Eugenius sebagai Paus. Eugenius kemudian mengirimkan surat kepada Kaisar yang melaporkan pemilihan dirinya sebagai Paus. Setelah itu Paus Eugenius menerima St. Wilfrid. Tidak lama kemudian, utusan Kaisar tiba dan mengirimkan pesan kepada Paus Eugenius untuk mengakui Petrus sebagai Patriark Konstantinopel yang baru, dan juga memberikan sedikit toleransi terhadap ajaran sesat Monotelitisme. Paus Eugenius menolak permintaan Kaisar, sehiingga Kaisar marah dan mengancam akan memanggang Paus Eugenius hidup-hidup. Hal ini tidak terjadi, karena Kaisar Konstans kalah dalam pertempuran melawan bangsa Muslim di Rhodes dan Phoenix. Paus Eugenius dikenal juga karena kelemahlembutannya dan murah hati kepada orang miskin. Paus Eugenius I meninggal pada 2 Juni 657, dan dimakamkan di Basilika St. Petrus.