Pages

St. Zosimus

26 Desember

Paus Zosimus adalah Paus ke-41 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 417-418. Zosimus diyakini berasal dari Yunani. Ayahnya bernama Abram dan masih keturunan Yahudi. Tidak ada yang diketahui mengenai kehidupan Zosimus sebelum menjadi Paus. Ia terpilih sebagai Paus pada 18 Maret 417, menggantikan Paus St. Innocentius I. Pada masa Kepausannya, terjadi permasalahan antara para Uskup di daerah Galia, dimana masalah ini baru dapat diselesaikan pada masa Kepausan St. Leo. Ia juga mengutuk kembali Pelagius dan ajarannya, Pelagianisme, setelah sebelumnya sudah dikutuk oleh St. Innocentius I. Pada akhir masa Kepausannya, Paus Zosimus membuat kesalahan dalam membuat keputusan terkait masalah hukum kanonik Gereja. Paus Zosimus sendiri membuat aturan yang ditujukan kepada para Imam untuk menjauhi tempat minum. Paus Zosimus meninggal pada 27 Desember 418 dan dimakamkan di gereja St. Laurensius di Agro Verano. Ada yang mengatakan ia meninggal ketika hendak mengekskomunikasi sekelompok klerus yang bermasalah.


dari sumber http://www.catholic.org/http://saints.sqpn.com/, dan http://www.newadvent.org/

St. Dionisius

26 Desember

Paus Dionisius adalah Paus ke-25 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 259-268. Dionisius diyakini lahir di Yunani, walaupun tanggal kelahirannya tidak diketahui. Dionisius kemudian diketahui menjadi seorang imam Gereja Roma, pada masa Kepausan St. Stefanus I. Ia kemudian terpilih sebagai Paus pada 22 Juli 259. Pemilihannya sedikit tertunda karena adanya penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Valerian. Setelah terpilih sebagai Paus, tugas utamanya adalah membangun kembali Gereja setelah penganiayaan. Gereja memperoleh kembali gereja-gereja, pemakaman, properti lainnya. Paus Dionisius dikenal dengan pembelaannya terhadap dogma Trinitas dalam menghadapi ajaran sesat  Sabellianisme yang pada tahun 260 dikutuk Paus Dionisius melalui sinode Roma. Paus Dionisius juga diinformasikan mengenai diturunkannya Paulus dari Samosata, Uskup Antiokia dari takhta Keuskupannya karena ajarannya yang menyesatkan. Paus Dionisius juga mengirim uang yang banyak ke Cappadocia untuk pembangunan, dan membayar tebusan untuk para budak. setelah kota itu diserang oleh orang-orang Goth. Ia juga menjalin perdamaian dengan Kaisar Gallienus, setelah Kaisar menerbitkan edikta toleransi. Paus Dionisius meninggal pada 26 Desember 268 dan menjadi Paus pertama yang tidak didaftarkan sebagai seorang martir. Ia dimakamkan di pemakaman St. Kallistus.