Pages

St. Adelaide

16 Desember

Adelaide dilahirkan pada tahun 931 di Burgandy. Ia adalah puteri dari Raja Rupert dari Burgandy yang saat ia berusia 2 tahun sudah merencanakan pernikahannya dengan Lothair dari Italia. Dalam usia enambelas tahun, Puteri Burgundi ini dinikahkan dengan Raja Lothair. Tiga tahun kemudian, suaminya meninggal dunia. Berengar dari Ivrea yang diyakini telah meracuni suaminya berusaha menjadikan Adelaide sebagai isteri puteranya. Adelaide tentu saja menolak. Dalam murkanya, sang penguasa memperlakukannya dengan kejam. Ia bahkan mengurung Adelaide dalam sebuah benteng di tengah sebuah danau. Adelaide diselamatkan ketika Raja Otto Agung dari Jerman menaklukkan penguasa ini. Meski Adelaide duapuluh tahun lebih muda darinya, Otto menikahi Puteri Adelaide yang cantik pada Hari Natal. Ketika raja membawa pulang ratunya yang baru, rakyat Jerman segera mencintainya. Adelaide seorang yang lemah lembut dan anggun lagi cantik jelita. Tuhan menganugerahkan lima anak kepada pasangan kerajaan ini. Mereka hidup bahagia selama duapuluh dua tahun. Ketika Otto mangkat, putera sulung Adelaide menjadi penguasa. Puteranya ini, Otto II, seorang yang baik, tetapi terlalu cepat bertindak tanpa pikir panjang. Ia dan isterinya, Teofanu melawan ibunya sendiri sehingga ibunya meninggalkan istana. Dalam kepedihan hatinya, Adelaide minta pertolongan seorang abbas, St Majolus. Abbas ini membuat Otto menyesali perbuatannya. Adelaide menemui puteranya di Italia dan raja memohon pengampunan dari bundanya. Adelaide berdoa bagi puteranya dengan membawa persembahan ke tempat ziarah St Martinus dari Tours. Di masa tuanya, Adelaide dipanggil untuk memimpin negara sementara cucunya, Otto III masih kanak-kanak. Ia membangun banyak biara dan berkarya demi mempertobatkan orang-orang Slavic. Sepanjang hidupnya, ratu yang kudus ini taat pada nasehat orang-orang kudus. Ia senantiasa siap sedia mengampuni mereka yang bersalah kepadanya. Adelaide wafat pada tanggal 16 Desember 999 di biara Seltz yang ia dirikan. Pada tahun 1097, ia dikanonisasi oleh Paus Urbanus II.


St. Teofanu

16 Desember

Teofanu adalah anak dari Konstanin dan Anna, yang masih kerabat beberapa kaisar. Orangtuanya sudah lama hidup tanpa anak, dan meminta pertolongan Bunda Allah untuk memberikan mereka sebuah keluarga. Tuhan memberikan mereka Teofanu. Setelah besar, Teofanu menikah dengan Leo, putera Kaisar Basil dari Makedonia. Leo dan Teofanu difitanah akan membunuh Kaisar Basil, sehingga mereka dipenjarakan selama tiga tahun. Kemudian suatu hari, Kaisar mengadakan pesta bersama para bangsawan. Pada saat itu, burung beo milik kaisar terus memanggil nama Leo dan membuat kebingungan. Akhirnya mereka meminta kaisar untuk membebaskan Leo dan Teofanu. Kaisar melakukannya dan setelah ia meninggal, Leo menjadi kaisar dan sering disebut kaisar yang bijak. Teofanu melihat ini semua adalah berkat dari Tuhan. Ia berpuasa dan berdoa, juga berdoa untuk keselamatan jiwanya. Ia mendirikan biara-biara dan gereja-gereja. Teofanu meninggal pada tahun 892 dihadapan teman-teman dekatnya. Dikisahkan setelah Teofanu meninggal, Kaisar Leo ingin mendirikan sebuah gereja yang didedikasikan kepadanya, tetapi pihak Patriark setempat tidak memperbolehkannnya. Oleh karena itu, Kaisar mendirikan gereja yang ia dirikan kepada "Semua Orang Kudus." Kaisar berharap jika Teofanu adalah seorang kudus, ia akan dimuliakan bersama dengan yang lainnya. Saat itulah pesta semua orang kudus diperkenalkan, dan dirayakan pada hari Minggu setekag Hari Raya Tritunggal Mahakudus, di Gereja Timur. Teofanu lebih dikenal sebagai seorang "santa" pada Gereja Orthodox Timur dan Katolik Ritus Timur.


St. Sturmius

16 Desember

Sturmius lahir pada tahun 715 di Bavaria. Ia dididik oleh St Wigbert di Biara Fritzlar di bawah bimbingan St Bonifasius. Kemudian ia menjadi seorang Imam dan menjadi misionaris di Westphalia selama tiga tahun. Kemudian ia menjadi seorang pertapa di Hersfeld, dimana ia mencoba mendirikan sebuah biara pada tahun 742, tetapi ia harus melarikan diri dari kejaran perampok Saxon. Ia lemudian mendirikan biara di Fulda pada tahun 744, dan menjadi abbot pertamanya. Ia juga merupakan orang Jerman pertaa yang menjadi seorang Benediktin dan menerapkan aturan Benediktin pada rumahnya. Ia kemudian terlibat pertengkarang dengan Uskup St. Lull dari Mainz terhadap yurisdiksi biaranya. Pada tahun 763, Sturmius di asingkan oleh Raja Pepin, tetapi hal ini mendapat perlawanan dari para biarawan, sehingga Raja Pepin memanggilnya kembali setelah dua tahun dalam pengasingan. Kisah lain mengatakan ia ikut berperang besama B. Karolus Agung. Sturmius meninggal pada tahun 779 di Fulda. Sturmius dikanonisasi pada tahun 1139 oleh Paus Innocentius II.