Pages

Minggu Adven I

Tahun B

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamana waktunya tiba. Ibaratnya seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing sesuai dengan tugasnya, dan memerintahkan supaya penunggu pintu berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamana tuan rumah itu pulang: Menjelang malam atau tengah malam, atau larut malam atau pagi-pagi buta. Hal ini Kukatakan supaya kalau ia tiba-tiba datang, jangan sampai kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu Kukatakan kepada semua orang: Berjaga-jagalah!"


St. Virgilius

27 November

Virgilius adalah seorang Benediktin yang lahir di Irlandia pada abad ke-8. Ia pergi ke Eropa pada tahun 743 dan ia diangkat menjadi abbot di biara St. Petrus di Salzburg, Austria. Ia kemudian juga diangkat sebagai Uskup Salzburg. Dalam hidupnya, ia dituduh mengajarkan kesesatan (heresy) oleh St. Bonifasius. Yang pertama adalah karena ajaran Virgilius mengenai validitas baptisan ketika imam salah mengucapkan formula pembaptisan. Dalam hal ini, Paus Zacharius memihak Virgilius. Yang kedua adalah pandangan Virgilius bahwa bumi itu bulat, ajaran yang mendapat banyak pertentangan, tetapi ia tidak pernah dipersalahkan atas ajaran ini. Selanjutnya, Virgilius mendirikan kemabali Katedral Salzburg, dan juga mengirimkan misionaris ke Carinthia, Austria. Virgilius meniggal pada tahun 784 di Salzburg. Ia dikanonisasi pada 10 Juni 1233 oleh Paus Gregorius IX.

dari sumber http://www.imankatolik.or.id/, http://www.catholic.org/, dan http://saints.sqpn.com/

St. Yakobus dari Persia

27 November

Yakobus Intercisus adalah bangsawan yang kaya raya di Persia. Ia juga memegang jabatan penting, dan menjadi kepercayaan Raja Yezdigerd I. Ketika Raja Yezdigerd I melancarkan penganiayaan terhadap umat Kristen, Yakobus berapostasi menghianati Tuhan untuk menyelamatkan dirinya dan harta kekayaannya. Setelah Raja Yezdigerd I wafat, Yakobus tetap melanjutkan apostasinya. Kemudian ia dinasehati oleh isteri dan ibunya, yang selalu setia kepada Tuhan. Setelah sadar, Yakobus meninggalkan semua jabatannya dan mengakui dirinya sebagai seorang Kristen dihadapan Raja Bahram. Raja yang murka memanggil para ahli dan menyusun rencana untuk menghukumnya. Atas tuduhan tidak mau menyembah dewa-dewa kafir, Yakobus dihukum mati dengan cara tubuhnya dipotong-potong. Dari hukuman inilah ia dikenal dengan Intercisus yang artinya dipotong dalam beberapa bagian. Setelah tubuhnya dipotong menjadi sekitar 28 bagian, Yakobus menerima mahkota kemartiran dengan cara dipenggal pada tahun 421.


dari sumber http://www.imankatolik.or.id/http://www.catholic.org/, dan http://saints.sqpn.com/