Pages

St. Alfred Agung

26 September

Alfred lahir pada tahun 849, putra kelima dari Raja Wessex. Selama perjalanan ke Roma pada 853, ia diterima sebagai anak baptis oleh Paus Leo IV. Dia adalah seorang sarjana besar, ia menerjemahkan karya klasik bagi umat-Nya, dan sejak awal sepertinya ditakdirkan untuk berkarya di Gereja. Sebaliknya, ia menjadi raja dan dipaksa untuk menghabiskan sebagian besar pemerintahannya dalam konflik dengan Denmark yang kemudian mengancam Inggris.


dari sumber http://www.catholic.org

St. Bean

26 September

Tidak ada yang diketahui mengeni St. Bean. Menurut beberapa sumber, ia diangkat sebagai Uskup oleh Paus Benediktus VIII, atas permintaan Malcolm Canmore, yang ingin mendirikan biara keuskupan di Mortlach. Jika benar, ini seharusnya terjadi antara tahun 1012 dan 1024, tetapi Tahta Keuskupan Mortlach secara umum terbentuk dimulai tahun 1063.


dari sumber http://www.catholic.org/

St. Lucianus dan Marcianus

Lucianus dan Marcianus dikenal sebagai tukang sihir yang bertobat menjadi Kristen. Di kemudian hari pada tahun 250 mereka dengan berani mengorbankan nyawanya di Nikomedia demi tegaknya iman Kristen yang telah mereka terima. Di dalam sebuah buku yang mengisahkan tentang kesengsaraan mereka diceritakan bahwa sebelum bertobat mereka mempelajari ilmu sihir hitam (black magic). Tetapi kemudian ternyatalah bahwa kekuatan sihir mereka tidak bisa menandingi kekuatan iman seorang gadis yang beragama Kristen. Mereka tak berdaya di hadapan gadis cilik itu.

Sejak saat itu mereka bertobat dan mulai mempelajari ajaran iman Kristen. Mereka membakar buku-buku sihirnya di kota Nikomedia dan kemudian dipermandikan. Harta milik mereka dibagikan kepada para fakir miskin, lalu keduanya mengasingkan diri ke tempat sunyi untuk berdoa dan bertapa agar semakin kuat dalam imannya. Dari tempat pertapaan itu mereka pergi ke Bithinia dan daerah-daerah sekitar untuk mewartakan Injil.

Sementara itu Raja Decius mengeluarkan keputusan untuk menangkap umat Kristen di daerah Bithinia. Lucianus dan Marcianus serta umatnya ditangkap dan dibawa ke hadapan Prokonsul Sabinus. Kepada Lucianus, Sabinus bertanya: "Dengan kekuasaan siapa kamu berani mengajarkan Kristus?" Dengan tenang Lucianus menjawab: "Setiap orang harus berusaha sungguh-sungguh untuk membebaskan saudara-saudaranya dari penyakit yang berbahaya." Atas jawaban yang berani itu prokonsul Sabinus memerintahkan penganiayaan atas Lucianus dan Marcianus bersama umatnya. Walaupun mereka disiksa secara ngeri namun mereka tetap tidak goyah pendiriannya. Marcianus dalam kesengsaraannya masih dengan lantang berkata: "Kami siap menderita demi Tuhan dan iman kami. Kami tidak akan mengkhianati Tuhan kami, supaya kami tidak disiksa olehNya di kemudian hari di dalam neraka." Mereka dengan gembira menanggung hukuman bakar hidup-hidup.